Kelompok 10 - Akuntansi Multinasional Untuk Transaksi Mata Uang Asing Dan Instrumen Keuangan PDF
Kelompok 10 - Akuntansi Multinasional Untuk Transaksi Mata Uang Asing Dan Instrumen Keuangan PDF
Kelompok 10 - Akuntansi Multinasional Untuk Transaksi Mata Uang Asing Dan Instrumen Keuangan PDF
Perlakuan Akuntansi Multinasional Untuk Transaksi Mata Uang Asing dan Instrumen
Keuangan
Disusun oleh:
Kelompok 10
Dosen Pengampu:
Ni Gusti Putu Wirawati, S.E., M.Si.
A. PERMASALAHAN AKUNTANSI
Akuntan harus dapat mencatat dan mealaporkan transaksi yang melibatkan pertukaran
dolar AS dan mata uang asing. Transaksi mata uang asing (foreign currency transaction)
perusahaan Indonesia meliputi penjualan, pembelian, dan transaksi lain yang
menimbulkan perpindahan mata uang asing atau pencatatan piutang atau utang yang
didenominasikan - yaitu yang nilainya akan dilunasi - dalam suatu mata uang asing. Oleh
karena laporan keuangan dari hampir semua perusahaan Indonesia menggunakan rupiah
sebagai mata uang pelaporan, maka transaksi dalam mata uang lain harus disajikan
kembali dalam (setara) rupiah sebelum dicatat di pembukuan dan dimasukan dalam
laporan keuangan perusahaan. Proses penyajian kembali transaksi mata uang asing dalam
(setara) nilai rupiah disebut sebagai penjabaran atau translasi (translation).
Selain itu, banyak perusahaan besar di Indonesia yang mempunyai operasi
multinasional, seperti adanya anak perusahaan atau cabang di luar negeri. Sebagai contoh,
produsen mie instan Indonesia mempunyai anak perusahaan di Kanada, Meksiko,
Spanyol dan Nigeria. Anak perusahaan tersebut menyusun laporan keuangan dalam mata
uang negara mereka; sebagai contoh, anak perusahaan di Meksiko melaporkan operasinya
dalam peso. Nilai mata uang asing dalam laporan keuangan anak perusahaan ini harus
ditranslasikan atau dijabarkan, yaitu disajikan kembali dalam (setara) rupiah, sebelum
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan induk perusahaan yang menggunakan rupiah
sebagai satuan mata uang pelaporan.
Kurs langsung paling sering digunakan dalam akuntansi untuk operasi dan
transaksi asing sebab akun-akun dalam mata uang asing harus ditranslasikan
dalam nilai setara rupiah. Sebagai contoh, jika dengan Rp9.200 dapat diperoleh 1
dolar AS, kurs langsung dari rupiah terhadap dolar AS adalah sebesar Rp9.200,
seperti ditunjukkan sebagai berikut:
𝑅𝑝9.200
𝐷𝐸𝑅 = = 𝑅𝑝9.200
1
Oleh karena itu, kurs tidak langsung sebesar $0,0001087 = Rp1 menunjukkan
banyaknya unit mata uang asing yang dapat diperoleh dengan 1 rupiah.
• Perubahan kurs
Menguatnya rupiah-penuruanan kurs langsung
Menguatnya nilai rupiah berarti:
1. Lebih sedikit mata uang rupiah diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing
2. Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing
Jurnalnya:
Unit mata uang asing (€) 71.000.000
Kas 71.000.000
Pada tanggal 1 Juli 2012, kurs sebesar Rp14.100 menjadi setara dengan €1. Kurs
langsung mengalami penurunan mencerminkan rupiah menguat. Dengan memiliki euro
selama euro tersebut melemah, maka perusahaan mengalami kerugian transaksi mata
uang asing sebagai berikut:
Nilai setara euro dari €5.000 pada tanggal 1 Januari = €5.000 x Rp14.200 = Rp71.000.000
Nilai setara euro dari € 5.000 pada tanggal 1 Juli = €5.000 x Rp14.100 = Rp70.500.000
Kerugian transaksi mata uang asing = Rp 500.000
Jurnalnya:
Kerugian transaksi mata uang asing 500.000
Unit mata uang asing (€) 500.000
Akuntansi untuk derevatif dan aktivitas lindung nilai (hedging) berpedoman pada dua
standar. PSAK 50, “Instrument Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK 55,
“Instrument Keuangan: Pengakuna dan Pengukuran”, mendefinisikan derivatif dan
menetapkan aturan umum dalam pengakuan derivatif baik sebagai asset atau kewajiban
dalam neraca dan mengukur instrument keuangan tersebut pada nilai wajar.
Instrument keuangan (financial instrument) adalah kontrak yang akan
meningkatkan nilai asset dari suatu entitas dan instrument utang dan ekuitas pada ekuitas
lain. Contohnya antara lain bukti pemilikan, wesel bayar, wesel tagih, serta berbagai jenis
kontrak keuangan lainnya.
Derivatif (derivative) adalah suatu instrument keuangan yang:
Memeliki satu atau lebih variabel pokok yang mendasari dan (underlying) dan
satu atau lebih jumlah nasional (national amount)
Tidak memerlukan investasi awal bersih atau kalaupun memerlukan investasi,
maka nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh
jenis perjanjian lain yang diperkirakan akan menghsilkan efek yang sama terhadap
perubahan dalam faktor-faktor pasar.
Persyaratan perjanjian mengharuskan adanya settlement (pelunasan) pada tanggal
tertentu di masa yang akan datang.
Definisi spesifik dari deratif adalah suatu instrument keuangan atau kontrak yang
mempunyai semua kriteria berikut:
1. Instrument keuangan yang mengandung satu atau lebih variabel pokok yang
mendasari (underlying) dan satu atau lebih jumlah nasional (national amount), yang
menentukan persyaratan instrument keuangan tersebut.
a) Variabel pokok yang mendasari (underlying) adalah variabel keuangan yang
atau variabel fisik yang mempunyai perubahan yang dapat di pantau atau yang
dapat diverivikasi secara objektif. Kurs mata uang, harga komoditas, indeks atau
tingkat harga, jumlah hari-hari yang hangat dalam musim dingin, atau variabel
lain yang mencakup peristiwa yang terjadi maupun yang tidak terjadi, seperti
pembayaran yang dijadwalkan dalam jumlah suatu kontrak adalah contoh dari
variabel pokok yang mendasari.
b) Jumlah nosional (notional amount) adalah banyaknya unit mata uang, saham,
ukuran, kapasitas, berat, atau unit lain yang ditetapkan dalam instrument
keuangan.
2. Instrument keuangan atau kontarak lain tidak memerlukan investasi bersih awal atau
jika pun ada, maka investasi bersih awal tersebut lebih kecil dari pada yang
diperlukan untuk jenis kontrak yang diharapkan mempunyai tanggapan yang serupa
pada perubahan faktor pasar.
3. Persyaratan kontrak: (a) Memerlukan atau membolehkan suatu penyelesaiaan bersih
(net settlement), (b) Menyediakan penyerahan asset yang menempatkan penerima
dalam pososisi ekonomi yang secara substansial tidak berbeda dengan penyelesaian
bersih, (c) Kontrak yang siap untuk diselsaikan oleh pasar atau mekanisme lain di luar
kontrak.
Derivatif yang memenuhi persyaratan untuk lindung nilai dan digunakan oleh
manajemen perusahaan untuk memenuhi tujuan tersebut diatur dalam PSAK 55,
sebagai berikut:
1. Lindung nilai atas nilai wajar (fair value hedges) digunakan untuk melindungi
risiko perubahan nilai wajar dari kewajiban atau asset atau komitmen (firm
commitment) yang belum diakui untuk membeli menjual asset pada harga tetap
atau porsi tertentu seperti asset, kewajiban, atau komitmen yang dapat dikaitkan
dengan risiko tertentu dan dapat menyebabkan timbulnya keuntungan atau
kerugian.
2. Lindung nilai arus kas (cash flow hedhes) digunakan untuk melindungi risiko
perubahan arus kas yang antisipasi, yang masuk atau keluar dari perusahaan,
untuk asset dan kewajiban yang diakui (seperti pembayaran bunga masa depan
atas utang bunga dengan tingkat bunga variabel) atau transaksi yang diperkirakan
sangat pasti terjadi dan dapat mempengaruhi laba rugi.
3. Lindung nilai dari investasi bersih operasi dari luar negeri. Derivatif yang
tunjuk sebagai lindung nilai untuk jenis resiko mata uang asing ini mempunyai
keuntungan atau kerugian yang dilaporkan untuk jenis resiko mata uang asing ini
mempunyai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dalam pendapatan
komprehensif lainnya sebagai bagian dari penyesuaian translasi kumulatif.
• Kontrak Pertukaran Masa Depan
Perusahaan yang beroperasi di mancanegara sering kali menggunakan kontrak
masa depan (forward exchange contract) dengan pedagang mata uang asing untuk
menukarkan berbagai mata uang pada kurs dan tanggal tertentu dimasa depan.
Kontrak pertukaran masa depan ini diperoleh dari pedagang mata uang asing.
Biasanya, kontrak ini ditulis untuk salah satu mata uang internasional utama. Kontrak
umumnya tersedia untuk jangka waktu berapa pun hingga 12 bulan kedepan, namun
kebanyakan lebih singkat,antara 30 sampai 180 hari. Kontrak pertukaran masa depan
ini dapat berupa perolehan mata uang asing atau penyerahan mata uang asing pada
tanggal tertentu dimasa depan atau yang disebut dengan tangggal kedaluarsa
(expiration date). Kurs pertukaran kontrak tersebut berbeda dengan kurs tunai karena
berbagai faktor ekonomi yang terlibat dalam penentuan kurs masa depan vs kurs tunai
pertukaran. Untuk transaksi lindung nilai, jika kurs masa depan lebih tinggi dari pada
kurs tunai, maka selisih antara kurs ini disebut premi atas kontrak pertukaran masa
depan (premium on the forward exchange contract); ini berarti mata uang asing dijual
pada harga lebih tinggi (harga premium) dibandingkan dengan pasar masa depan
(forward market). Jika kurs masa depan lebih rendah dari pada kurs tunai, maka
selisihnya disebut dengan diskon atas kontrak pertukaran masa depan (discount on the
forward exchange contract); ini berarti mata uang asing dijual pada harga yang lebih
rendah (harga diskon) dibandingkan dengan pasar masa depan.
PSAK 55 menetapkan aturan dasar untuk akuntansi atas kontrak pertukaran masa
depan. Perubahan nilai wajar harus diakui, namun akuntansi khusus untuk perubahan
tersebut tergantung pada tujuan dari lindung nilai. Untuk kontrak pertukaran masa
depan, aturan dasarnya adalah menggunakan kurs masa depan untuk mencatat kontrak
masa depan.
Kasus 1. Mengelola Posisi Asset atau Kewajiban Bersih yang Terkena Eksposur
Mata Uang Asing: Bukan Instrument Lindung Nilai
Penggunaan yang paling umum dari kontrak pertukaran mata uang asing adalah
untuk mengelola posisi mata uang asing,baik posisi asset bersih yang terkena
eksposur maupun kewajiban bersih. Kontrak pertukaran mata uang asing akan
menyeimbangkan antara kewajiban dalam suatu mata uang asing dengan piutang
dalam mata uang asing yang sama,sehingga akan menghapuskan risiko fluktuasi mata
uang asing.
PSAK 55 menjelaskan aturan umum bahwa kurs yang relevan untuk menilai
kontrak pertukaran mata uang asing adalah kontrak masa depan pada tiap tanggal
penilaian. PSAK 10 menjelaskan bahwa piutang usaha atau utang usaha yang
dideniminasi dalam mata uang asing dinilai menggunakan kurs tunai pada tanggal
penilaian. Kontrak pertukaran harus disesuaikan atas perubahan nilai wajarnya.
Karena dua kurs yang digunakan berbeda-kurs tunai dan kurs masa depan-umumnya
akan timbul perbedaan antara jumlah keuntungan atau kerugian. Perbedaan ini tidak
terlalu besar namun akan menimbulkan sedikit sedikit volatilitas dalam arus laba.
Nilai waktu (time value) dari arus kas masa depan dari kontrak pertukaran
PSAK 55 mengharuskan pengakuan factor bunga jika bunga yang dikenakan
signifikan. Oleh karenanya, jika bunga signifikan, maka perusahaan harus
menggunakan nilai sekarang, maka perusahaan secara eksplisit mengakui nilai waktu
dari uang.
Ayat jurnal berikut adalah ayat jurnal untuk mencatat kejadian-kejadian dalam
ilustrasi tersebut.
1 Oktober 20X1
(5) Persediaan 160.000.00
Utang usaha (¥) 160.000.000
Diperoleh dari membeli persediaan secara kredit: Rp 160.000.000 = ¥2.000.000 x
Rp80 kurs tunai 1 Oktober.
Ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk tanggal 31 Desember 20X1, akhir
tahun fiskal PT induk adalah:
(7) piutang mata uang asing dari broker (¥) 4.000.000
Keuntungan transaksi mata uang asing 4.000.000
Diperoleh dari menyesuaiankan piutang yang didominasi dalam yen menjadi nilai
setara dolar AS
Kasus 2: Lindung Nilai Komitmen Mata Uang Asing Belum Diakui: Lindung Nilai
atas Nilai Wajar Mata Uang Asing
Perusahaan dapat mengalami risiko mata uang asing sebelum terjadinya transaksi
pembelian atau penjualan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapt menandatangani
pembelian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli barang dari entitas asing dari
masa depan yang akan dibayar dalam mata uang asing. Dengan menyetujui harga beli
pada saat ini untuk pembelian masa depan,perusahaan telah terikat dengan komitmen
mata uang asing yang dapat diidentifikasi walaupun pembelian belum terjadi; yaitu,
kontrak pembelian masih executor (belum diakui). Perusahaan belum mempunyai
risiko perubahan kurs sebelum tanggal transaksi (tanggal penyerahan barang).
1 Agustus 20X1
Piutang mata uang asing ke broker (¥) 166.000.000
Utang rupiah ke broker 166.000.000
Diperoleh dari menandatangani kontrak masa depan untuk menerima 2.000.000 yen
dalam 240 hari: Rp 166.000.000 = ¥2.000.000 X Rp83 kurs masa depan 240 hari
pada tanggal 1 Agustus 20X1
Pada tanggal 1 Oktober 20X4, kontrak masa depan dinilai kembali sesuai dengan nilai
wajarnya berdasarkan PSAK 55. Utang usaha dalam yen dicatat pada saat penerimaan
persediaan.
1 Oktober 20X1
Piutang mata uang asing dari broker (¥) 4.000.000
Keuntungan transaksi mata uang asing 4.000.000
Diperoleh dari menyesuaikan kontrak masa depan dengan nilai wajarnya,
menggunakan kurs masa depan pada tanggal tersebut, dan mengakui keuntungan:
Rp170.000.000 = ¥2.000.000 X Rp85 kurs masa depan 180 hari pada tanggal 1 Okt
-166.000.000 = ¥2.000.000 X Rp83 kurs masa depan 240 hari pada tanggal 1 Agt
Rp 4.000.000 = ¥2.000.000 X (Rp85 – Rp 83)
Akun komitmen adalah akun temporer selama angka waktu komitmen yang
belum diakui. jika akun tersebut mempunyai saldo debit, maka akan ditampilkan
dalam bagian asset di neraca; jika mempunyai saldo kredit, sebagaimana dalam
contoh ini, maka akan ditampilkan dalam bagian kewajiban di neraca:
Asset Kewajiban
Kontrak masa dapan pada 4.000.000 Komitmen 4.000.000
ilai wajar
Persediaan 156.000.000
Komitmen 4.000.000
Utang usaha (¥) 160.000.000
Mencatat utang usaha menggunakan kurs tunai dan mencatat pembelian persediaan:
Rp160.000.000 = ¥2.000.000 X Rp80 kurs tunai tanggal 1 Oktober
Kasus 3: Lindung Nilai Transaksi Mata Uang Asing Diperkirakan: Lindung
Nilai Arus Kas Mata Uang Asing
Perbedaan perlakuan akuntansi untuk lindung nilai transaksi diperkirakan sebagai
lindung nilai arus kas dengan lindung nilai komitmen mata uang asing yang dapat di
identifikasi sebagai lindung nilai atas nilai wajar. Transaksi yang diperkirakan adalah
terjadi sesuai dengan yang diperkirakan,tetapi lindung nilai atas transaksi yang
diperkirakan diperlakukan sebagai lindung nilai arus kas dengan bagian efektif dari
perubahan nilai wajarnya diakui dalam pendapatan komprehensif. Jenis lindung nilai
ini adalah lindung nilai terhadap perubahan dalam arus kas yang mungkin terjadi
dimasa depan yang akan timbul dari perubahan dalam kurs mata uang asing.
Transaksi yang diperkirankan dapat menjadi komitmen jika pihak pihak terlibat
membuat perjanjian yang mengikat.
Baker, Richard E, dkk. 2011. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat.