460-Article Text-2370-1-10-20190531 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

JURNAL BUANA

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL – UNP


E-ISSN : 2615 – 2630 VOL-3 NO-3 2019

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT DI KABUPATEN


SIAK DALAM PERSPEKTIF KERUANGAN
TAHUN 2007-2016

Yulia Lestari¹, Sri Mariya²


Program Studi Geografi
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
Email: [email protected]

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten
Siak pada tahun 2007-2016 dengan mengkaitkan pertumbuhan ekonomi dalam perspektif keruangan
di Kabupaten Siak. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaen Siak pada tahun 2007-2016
setiap tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan, pada tahun 2009 ke 2010 pertumbuhan
ekonomi mengalami peningkatan sebesar 61,54% yang dikategorikan cepat. Berdasarkan analisis
Locations Qoutient (LQ) Kabupaten Siak di 14 kecamatan dari PDRB sektor pertanian meliputi
subsektor perkebunan dan subsektor tanaman pangan. Hasil LQ tersebut yang menjadi sektor basis
dari subsektor perkebunan adalah tanaman kelapa sawit dan untuk subsektor tanaman pangan yang
menjadi sektor basis adalah tanaman ubi kayu. Sehingga dari hasil LQ tersebut dapat dilihat jenis
perubahan penggunaan lahan perkebunan, dimana pada tahun 2007 ke tahun 2016 menjadi sebanyak
157.374 Ha. Sedangkan untuk penggunaan lahan sawah pada tahun yang sama mengalami perubahan
penggunaan lahan menjadi perkebunan sebanyak 929 Ha.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Sektor Basis
dan Non Basis

ABSTRACT
The purpose this research to analyze the economic growth of the community in Siak Regency from
2007-2016 by linking economic growth in the spatial perspective in Siak Regency. This type of
research uses descriptive quantitative methods. The results of research show that the economic
growth of the people in Siak Regency in 2007-2016 each year experienced an increase and a
decrease, in 2009 to 2010 economic growth had increased by 61,54% which was categorized as fast.
Based on the analysis of the Siak Regency Locations Qoutient (LQ) in 14 sub-districts of the
agricultural sector GRDP, it includes the plantation subsector and the food subsector. The LQ results
which are the base sector of the plantation subsector are oil palm plants and for the food subsector
which is the base sector, cassava plants. So that from the analysis of the results of the LQ it can be
seen the type of changes in platation land use, which in 2007 to 2016 were 157.374 ha. whereas for
the land use for rice fields in thesame year, the were 929 ha of land use changed to platations.

Keywords: Economic Growth, GDP , Base and Non-Base Sectors


508

PENDAHULUAN yang panjang dan memberikan


Aspek spasial atau keruangan penjelasan mengenai bagaimana
menjadi penciri geografi sebagai faktor tersebut saling berinteraksi
salah satu ilmu yang diwujudkan satu dengan yang lainnya, sehingga
dalam ekonomi wilayah. Hal ini terjadilah proses pertumbuhan
mengakibatkan transformasi sektoral tersebut. Maka dapat dikatakan teori
dengan transformasi spasialnya. pertumbuhan ekonomi merupakan
Transformasi spasial ini dapat dilihat suatu ciri yang menjadi penentu
dari (konversi lahan), ciri-ciri bagaimana proses pertumbuhan
kekotaan (kepadatan, kemudian tersebut terjadi (Boediono, 1992).
kawasan terbangun, fasilitas, Pendekatan keruangan
proporsi pekerjaan non pertanian), merupakan aspek yang sangat
dan sistem kota-kota, dimana akan penting dalam penelitian ini, dimana
terlihat perubahan dari kota kecil aspek ini mengkaji serta
kemenengah selanjutnya yang diikuti menganalisis karakteristik
kota besar ke metropolitan dan ke pertumbuhan ekonomi wilayah,
megaurban. khusus nya dalam ruang Kabupaten
Perencanaan pembangunan Siak. Sehingga faktor-faktor
ekonomi disetiap daerah bisa dilihat geografis bisa mempengaruhi
dari setiap aspek dari unit distribusi keruangan untuk
ekonominya (economic entity) perkembangan ekonomi wilayah
dimana didalamnya terkandung tersebut, oleh karena itu secara
unsur-unsur yang saling berinteraksi spasial bisa dilakukan analisis yang
satu dengan yang lainnya, oleh sebab lebih mendalam sehingga diikuti
itu pertumbuhan dan pembangunan dengan perbandingan antara faktor-
ekonomi merupakan dua aspek yang faktor ekonomi wilayah agar menjadi
saling berkaitan dan tidak bisa basis dalam kegiatan perekonomian.
dipisahkan. Pembangunan disuatu Kabupaten Siak memiliki
daerah bisa dijadikan tolak ukur luas wilayah 8.556,09 km² dengan
untuk menentukan usaha jumlah penduduk sebanyak 453.052
pembangunan yang berkelanjutan ribu jiwa. Di daerah ini memiliki
dengan tidak memusnahkan sumber otonomi daerah yang memberikan
daya aslinya, dimana teori dan model kesempatan kepada pemerintah
pertumbuhan yang telah didapatkan daerah, baik provinsi ataupun
dijadikan sebagai panduan dasar kabupaten/kota agar dapat
negara. Teori pertumbuhan ekonomi mengembangkan potensi daerah
ini diartikan sebagai salah satu yang dimiliki wilayahnya. Dapat
penjelasan dari faktor-faktor untuk dikatakan, daerah diperbolehkan
dijadikan sebagai ketentuan kenaikan untuk mengelola keuangannya
output perkapita dalam kurun waktu sendiri sekaligus dapat menentukan

Jurnal Buana – Volume-3 No-3 2019 E-ISSN : 2615-2630


509

tujuan pembangunan yang akan sendiri maupun daerah lain,


dilakukan untuk terciptanya sedangkan aktivitas sektor non basis
kemakmuran penduduk di wilayah merupakan suatu kegiatan ekonomi
tersebut dengan mempertimbangkan yang hanya mampu melayani pasar
potensi, sumber daya dan faktor- daerahnya sendiri.
faktor lain yang dimiliki, baik faktor Dengan demikian penelitian
pendukung ataupun faktor terhadap struktur ekonomi potensi
penghambat. Kebijakan otonomi diwilayah Kabupaten Siak akan
tersebut dimaksud dapat mengetahui pergeseran-pergeseran
mengarahkan pemerintah daerah pada sektor-sektor ekonomi di
untuk dapat menciptakan Kabupaten Siak, serta dapat
pertumbuhan ekonomi pemerataan mengetahui sektor-sektor potensial
pendapatan antar wilayah. Seperti didaerah tersebut, sehingga
yang dikatakan Sadono Sukirno pemerintah daerah dapat
(1996:33) pertumbuhan ekonomi merencanakan pembangunan kepada
adalah suatu proses perubahan seluruh sektor-sektor yang menjadi
kenaikan output perkapita yang sektor potensial maupun tidak
secara terus menerus dalam jangka potensial dalam struktur
waktu yang panjang. Sehingga perekonomian di Kabupaten Siak.
pertumbuhan ekonomi tersebut Untuk sektor yang potensial
merupakan salah satu yang menjadi diharapkan dapat meningkatkan
indikator keberhasilan dalam sektor-sektor yang lainnya agar lebih
pembangunan. Dengan demikian berkembang lagi, sehingga
dapat dikatakan semakin tinggi pergeseran sektoral terhadap
pertumbuhan ekonomi maka semakin perekonomian Kabupaten Siak dapat
tinggi pula kesejahteraan masyarakat. berjalan bersamaan meskipun dengan
Menurut Arsyad (1999:116) tingkat perkembangan yang berbeda-
teori basis ekonomi adalah suatu beda. Penelitian ini bertujuan untuk
faktor penentu utama dalam menganalisis pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi disuatu masyarakat di Kabupaten Siak pada
daerah yang secara langsung tahun 2007-2016 dengan
berhubungan antara kegiatan mengkaitkan pertumbuhan ekonomi
permintaan akan barang dan jasa dari dalam perspektif keruangan di
luar daerah. Teori basis ekonomi ini Kabupaten Siak.
pada dasarnya dapat membedakan
antara aktivitas sektor basis dengan METODE PENELITIAN
aktivitas sektor non basis. Metode yang digunakan
Aktivitas sektor basis merupakan dalam penelitian ini adalah metode
suatu kegiatan yang mampu deskriptif kuantitatif. Sumber data
memenuhi kebutuhan daerahnya yang digunakan oleh peneliti adalah

Jurnal Buana – Volume-3 No-3 2019 E-ISSN : 2615-2630


510

data sekunder. Data sekunder yang non basis dalam perekonomian


digunakan adalah data PDRB Kabupaten Siak.
(Produk Domestik Regional Bruto) 1. Teori Pertumbuhan
berdasarkan harga konstan tahun Teori pertumbuhan ekonomi
2000 menurut lapangan usaha di adalah suatu penjelasan mengenai
Kabupaten Siak yang diperoleh dari faktor-faktor apa yang menentukan
BPS dan instansi yang terkait. kenaikan output perkapita dalam
Metode analisis data yang digunakan jangka waktu yang panjang dan
dalam penelitian ini yaitu teori menjelaskan bagaimana faktor-faktor
pertumbuhan ekonomi dan analisis tersebut berinteraksi satu sama
Location Quotient (LQ). Dimana lainnya. Sehingga terjadilah proses
teori pertumbuhan ekonomi ini pertumbuhan. Jadi teori pertumbuhan
digunakan untuk membandingkan ekonomi tidak lain yaitu suatu aspek
PDRB pada tahun tertentu dengan yang logis bagaimana proses
PDRB tahun sebelumnya, dari hasil pertumbuhan itu terjadi (Boediono,
tersebut makan dapat dilihat 1992). Pertumbuhan ekonomi dapat
pertumbuhan ekonomi melalui sektor diketahui dengan membandingkan
yang ada di Kabupaten Siak. PDRB pada satu tahun tertentu
Sedangkan metode LQ ini digunakan (PDRBt) dengan PDRB tahun
untuk menentukan sektor basis dan sebelumnya (PDRBt-1):
( ) PDRBt-1 : PDRB
kabupaten/kota i dan t-1 (PDRB satu
tahun sebelumnya)
Dimana : Kategori pertumbuhan PDRB, yaitu :
Yit : Pertumbuhan >7% : pertumbuhan yang cepat
ekonomi kabupaten/kota I, tahun 5-7% : pertumbuhan yang sedang
PDRBt : PDRB <5 : pertumbuhan yang lambat
kabupaten/kota i dan t (PDRB tahun
tertentu)

2. Analisis Location Quotient sektor basis dan sektor non basis


(LQ) (Kuncoro, 2004).
Metode ini digunakan untuk
LQ
membandingkan besarnya suatu
peranan sektor di suatu daerah Dimana :
dengan besarnya peranan sektor di LQ : Index Location Quotient
tingkat atau di tingkat regional. Si : PDRB sektor i di kecamatan
Metode ini digunakan untuk S : PDRB total kecamatan
mengetahui potensi internal yang Ni : PDRB sektor i di kabupaten
dimiliki oleh suatu daerah yaitu N : PDRB total kabupaten

Jurnal Buana – Volume-3 No-3 2019 E-ISSN : 2615-2630


511

landsat dengan langkah awal citra


Berdasarkan formulasi dalam satelit dikoreksi geometri dan
persamaan di atas, maka ada tiga dilakukan pemotongan citra
kemungkinan nilai LQ tersebut, kemudian dilakukan klasifikasi citra
maka ada tiga kemungkinan nilai LQ tersebut sehingga dihasilkan
yang dapat diperoleh, yaitu : klasifikasi penggunaan lahan. Untuk
Nilai LQ = 1 ini berarti dapat interpretasi citra landsat ini
disimpulkan bahwa sektor basis dan dilakukan melalui pendekatan
potensi untuk dikembangkan sebagai klasifikasi terbimbing (supervised
penggerak perekonomian Kabupaten classification) menggunakan e-
Siak. cognitionrule set mode dengan
Nilai > 1 = ini berarti dapat fragmentasi multiresolusi dan
disimpulkan bahwa sektor basis dan perbedaan spectral.
potensi untuk dikembangkan sebagai
penggerak perekonomian Kabupaten PEMBAHASAN DAN HASIL
Siak. Kabupaten Siak yang
Nilai < 1 = ini berarti dapat merupakan salah satu bagian dari dua
disimpulkan bahwa sektor tersebut belas kabupaten/kota di Provinsi
bukan merupakan sektor basis dan Riau. Secara geografis Kabupaten
kurang potensial untuk Siak terletak pada koordinat
' " ' "
dikembangkan sebagai penggerak 10°16 30 - 0°20 49 Lintang Selatan
perekonomian Kabupaten Siak. dan 100°54'21" - 102°10'59" Bujur
Kemudian setelah hasil Timur. Wilayah administrasi
pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Siak terdiri atas 14
Kabupaten Siak diperoleh dengan kecamatan, 9 kelurahan dan 122
melihat data PDRB tahun berapa desa. Dimana Kabupaten Siak
yang mengalami peningkatan dan mempunyai luas 8.556,09 km².
penurunan, setelah hasil dari metode Pertumbuhan Ekonomi
LQ diketahui dari subsektor Mayarakat Kabupaten Siak
perkebunan dan subsektor tanaman Pertumbuhan ekonomi
pangan tersebut dicocokkan dengan masyarakat di Kabupaten Siak pada
penggunaan lahan di Kabupaten Siak tahun 2007-2016 dengan
tahun 2007 dan tahun 2016 dengan menggunakan sumber data PDRB
menggunakan metode analisis yang tahun 2007-2017 (Siak dalam angka
digunakan dalam melihat 2007-2017) dimana berdasarkan
penggunaan lahan yaitu dengan cara hasil penelitian pada setiap tahun nya
interpretasi citra landsat LDCM pertumbuhan ekonomi pada rentang
OLI/TIRS. Untuk dapat memperoleh waktu (time series) selama 10 tahun
informasi penggunaan lahan mengalami kenaikan dan penurunan.
dilakukan interpretasi citra satelit Boediono (1992) menjelaskan bahwa

Jurnal Buana – Volume-3 No-3 2019 E-ISSN : 2615-2630


512

pertumbuhan ekonomi di suatu kategori, yaitu > 7% di kategorikan


wilayah dapat diketahui dengan pertumbuhan cepat, 5-7%
membandingkan PDRB pada satu dikategorikan pertumbuhan sedang
tahun tertentu dengan PDRB tahun dan untuk <5% di kategorikan
sebelumnya, dimana kategori pertumbuhan lambat. Seperti yang
pertumbuhan ekonominya ada 3 telihat ditabel bawah ini:
Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi (%)
Tahun Pertumbuhan (%) Kategori

2007 26,86 Cepat


2008 27,79 Cepat
2009 15,76 Cepat
2010 61,54 Cepat
2011 2,47 Lambat
2012 3,18 Lambat
2013 5,11 Sedang
2014 4,25 Lambat
2015 2,54 Lambat
2016 2,23 Lambat
Sumber: Pengelohan data sekunder Kabupaten Siak 2007-2016
Berdasarkan tabel di atas tahun 2007-2016 dapat digambarkan
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Siak melalui grafik dibawah ini:

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Siak


Tahun 2007-2016
Laju Pertumbuhan

61,54

26,86 27,79

15,76

2,47 3,18 5,11 4,25 2,54 2,23


2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 1. Hasil Grafik dari Pertumbuhan Ekonomi 2007-2016

Jurnal Buana – Volume-3 No-3 2019 E-ISSN : 2615-2630


513

Sumber: Olahan Data Sekunder, 2019


Berdasarkan tabel hasil pertumbuhan ekonominya 5,11%
perhitungan PDRB dan grafik diatas yang dikategorikan sedang,
menunjukkan bahwa pada tahun kemudian untuk tahun 2014, 2015,
2007 perekonomian Kabupaten Siak dan 2016 mengalami penurunan yang
memiliki pertumbuhan ekonominya dimana tiga tahun berturut-turut ini
26,86% yang dikategorikan cepat, perekonomian dikategorikan lambat.
dan selanjutnya untuk 2008 Analisis Location Quotient (LQ)
mengalami peningkatan dari tahun Kabupaten Siak
2007 yaitu sebanyak 27,79% yang Berdasarkan hasil LQ yang
dikategorikan cepat. Sementara pada dikemukan oleh (Kuncuro, 2004)
tahun 2009 perekonomian Kabupaten sektor basis dan non basis di
Siak mengalami penurunan dari Kabupaten Siak pada setiap tahunnya
tahun 2008 dimana dari tahun 2007-2016 terhadap 14
perekonomiaannya 15,76% yang kecamatan mengalami perubahan
dikategori cepat. Dan pada tahun baik dari subsektor perkebunan
2010 perekonomian masyarakat maupun subsektor tanaman pangan.
Kabupaten Siak mengalami Dari 14 kecamatan di Kabupaten
peningkatan yang fluaktif menjadi Siak, Hasil analisis rekap LQ dapat
61,54% yang dikategorikan cepat dilihat pada tabel berikut ini:
dikarenakan pada tahun ini sektor
industri pengelolaan menyumbang
PDRB terbesar Kabupaten Siak
yakni 56,30% atau sebesar 12,44
triliun.
Selanjutnya untuk tahun 2011
dan 2012 pertumbuhan ekonomi
kembali menurun dengan
pertumbuhannya 2,47% dan 3,18%
yang dikategori lambat. Dan pada
tahun 2013 perekonomian Kabupaten
Siak mengalami kestabilan yang
Tabel 2. Hasil LQ dari 14 Kecamatan di Kabupaten Siak Tahun 2007-2016
No Kecamatan Sektor Basis
Subsektor Perkebunan Subsektor Tanaman Pangan
1 Bungaraya Karet Padi Sawah
2 Dayun Kelapa Sawit Kacang Tanah
3 Kandis Kelapa Sawit Kacang Tanah
4 Kerinci Kanan Kelapa Sawit Ubi Jalar
5 Koto Gasib Kelapa Sawit Cabai
6 Lubuk Dalam Kelapa Sawit Kacang Tanah
7 Mempura Karet Ubi Kayu
8 Minas Kelapa Sawit Jagung
9 Pusako Kopi Ubi Kayu
10 Sabak Auh Karet Padi Sawah

Jurnal Buana – Volume-3 No-3 2019 E-ISSN : 2615-2630


514

11 Siak Karet Ubi Kayu


12 Sungai Apit Kelapa Ubi Kayu
13 Sungai Mandau Kelapa Sawit Ubi Jalar
14 Tualang Kelapa Sawit Ubi Kayu
Sumber : Pengelolaan Data Sekunder 14 Kecamatan di Kabupaten Siak tahun 2007-2016
Dimana dari tabel di atas Sehingga dari hasil LQ tersebut
dapat disimpulkan bahwa yang maka dapat dilihat jenis penggunaan
menjadi sektor basis untuk subsektor lahan yang ada di Kabupaten Siak.
perkebunan adalah tanaman kelapa Dengan melihat perbandingan
sawit, kemudian untuk subsektor perubahan land use (konversi lahan)
tanaman pangan yang menjadi sektor nya pada tahun 2007 dan 2016,
basis adalah tanaman ubi kayu. perbandingan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Penggunaan lahan tahun 2007 dan 2016 di Kabupaten Siak
No Penggunaan lahan Tahun/Ha Perubahan
2007 2016 (%)
1 Hutan 184.088 Ha 36.263 Ha 5,07
2 Lahan terbuka 70.051 Ha 3.253 Ha 21,53
3 Semak belukar 11.194 Ha 6.241 Ha 1,79
4 Kebun campuran 630.999 Ha 788.373 Ha 7,99
5 Tubuh air 11.002 Ha 9.817 Ha 1,12
6 Permukiman 5.251 Ha 9.431 Ha 0,55
7 Sawah 5.887 Ha 4.958 Ha 1,18
8 Ladang - 1.692 Ha 0,54
Sumber: Analisis GIS, 2019
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada sama mengalami perubahan penggunaan
tahun 2007 ke tahun 2016 menjadi lahan menjadi perkebunan sebanyak 929
sebanyak 157.374 Ha. Sedangkan untuk Ha.
penggunaan lahan sawah pada tahun yang

Jurnal Buana – Volume-3 No-3 2019 E-ISSN : 2615-2630


515

Gambar 2. Peta Penggunaan Lahan 2007 di Kabupaten Siak

Gambar 3. Peta Penggunaan Lahan 2016 di Kabupaten Siak


KESIMPULAN perekonomiannya mengalami
Hasil penelitian menunjukkan kenaikan dan penurunan, dan pada
pertumbuhan ekonomi Kabupaten tahun 2010 mengalami kenaikan
Siak yang membandingkan PDRB yang sangat fluaktif dimana
pada tahun tertentu dengan PDRB kenaikannya menjadi 61,54% yang
tahun sebelumnya, dan dikategorikan cepat. Hal ini

Jurnal Buana – Volume-3 No-3 2019 E-ISSN : 2615-2630


516

dikarenakan pada tahun 2010 sektor yang sama mengalami perubahan


industri pengelolaan menjadi penggunaan lahan menjadi
penyumbang PDRB terbesar yaitu perkebunan sebanyak 929 Ha.
50,30%. Berdasarkan analisis LQ
sektor-sektor pada tahun 2007-2016 DAFTAR PUSTAKA
mengalami perubahan sektor basis Arsyad. 1999. Pengantar
setiap tahunnya, baik dari subsektor Perencanaan dan Pembangunan
perkebunan maupun tanaman Ekonomi Daerah. BPFE.
pangan, namun yang menjadi sektor Yogyakarta
basis dari 14 Kecamatan di Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan
Kabupaten Siak dari subsektor Ekonomi. Yogyakarta, BPFE
perkebunan adalah Kelapa Sawit, UGM
dan untuk subsektor tanaman pangan Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi
adalah ubi kayu. Sehingga dari hasil dan Pembangunan
LQ tersebut dapat dilihat jenis Daerah. Jakarta:Penerbit
perubahan penggunaan lahan Erlangga.
perkebunan,dimana pada tahun 2007 Sukirno, S. (1996). Pengantar Teori
ke tahun 2016 menjadi sebanyak Makroekonomi.Jakarta:Raja
157.374 Ha. Sedangkan untuk Grafindo Persad
penggunaan lahan sawah pada tahun

Jurnal Buana – Volume-3 No-3 2019 E-ISSN : 2615-2630

Anda mungkin juga menyukai