Makalah Kinerja Guru Masa Depan
Makalah Kinerja Guru Masa Depan
Makalah Kinerja Guru Masa Depan
Disusun
Oleh :
ANJU SAHARA
NIM: 21111012
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, hidayah,
dankarunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KINERJA
GURU MASA DEPAN.” Makalah ini disusun dengan sebenar-benarnya sehingga
menjadi karya tulis yang dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. Adapun kami selaku
pelaksana tugas ini mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat
dalam pembuatannya.
Adapunkami harapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membacanya.Kami sadari didalam pembuatannya masih terdapat kekurangan, kami
mohonmaaf atas segala kekurangan itu dan mohon kritik serta saran yang membangun
bagikami selaku penyusun makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Kinerja Guru....................................................................................3
B. Indikator-Indikator Kinerja Guru........................................................................3
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru.............................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja guru merupakan elemen penting dalam pendidikan, selain itu juga
merupakan penentu tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Kinerja guru dilakukan
oleh guru dalam melaksanakan tugas seorang guru sebagai pendidik. Kualitas
kinerja guru sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan dikarenakan guru
merupakan sosok yang paling sering berinteraksi secara langsung dengan siswa
pada saat proses pembelajaran.
Guru merupakan komponen penting dalam dunia pendidikan, oleh
karenanya perhatian yang lebih perlu diberikan agar dapat menciptakan guru yang
berkualitas sehingga hal tersebut dapat menunjang kinerja guru. Guru juga
memegang peran penting dalam dunia pendidikan khususnya dalam bidang formal
disekolah,guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam hal
proses belajar mengajar yang biasa dilaksanakan di sekolah. Keberhasilan kinerja
yang ditunjukan guru dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu
lingkungan sekitar khususnya dalam hal ini pihak sekolah semisal kepala sekolah
yang mampu memotivasi serta memberdayakan guru agar tercipta kinerja yang
baik serta mampu berperan sebagai guru yang professional disamping guru itu
sendiri yang mampu meningkatkan kualitas kerjanya sendiri.
Guru juga memiliki peran yang bertujuan untuk membangun bangsa lewat
dunia pendidikan,oleh karenanya perlu adanya guru yang berkualitas dan
mempunyai kompetensi yang baik didalamnya. Pada perkembangannya banyak
ditemukan guru yang kurang bertanggung jawab sehingga seringkali
menimbulkan masalah baik bagi dirinya sendiri ataupun masyarakat. Hal tersebut
berdampak pada mutu pendidikan yang bisa dikatakan rendah. Dikarenakan
subjek dari pendidikan yaitu guru dan murid belum mempunyai wawasan
intelektual yang tinggi. Seorang murid akan mempunyai kualitas intelektual yang
rendah apabila guru sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar juga
mempunyai kualitas intelektual yang rendah pula.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kinerja Guru
2. Apa saja Indikator-Indikator Kinerja Guru
3. Apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian Kinerja Guru
2. Untuk mengetahui Apa saja Indikator-Indikator Kinerja Guru
3. Untuk mengetahui Apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Guru
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pengalaman, kemampuan, kecakapan-kecakapan antar pribadi serta kecakapan
tehknik. Upaya tersebut diungkap sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan
untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Sedangkan kondisi eksternal adalah
tingkat sejauh mana kondisi eksternal mendukung produktivitas kerja.
Kinerja dapat dilihat dari beberapa kriteria, menurut Castetter (dalam
Mulyasa, 2003) mengemukakan ada empat kriteria kinerja yaitu: (1). Karakteristik
individu, (2). Proses, (3). Hasil dan (4) Kombinasi antara karakter individu, proses
dan hasil.
Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan
dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang
tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus
dilakukan. Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan
berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan
menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat
perkembangan moral kerja guru. Menurut Pidarta (1999) bahwa moral kerja
positif ialah suasana bekerja yang gembira, bekerja bukan dirasakan sebagai
sesuatu yang dipaksakan melainkan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Moral
kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu yang memiliki
nilai keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan cara
memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya. Hal ini
dipertegas oleh Munandar (1992) yang mengatakan bahwa kemampuan bersama-
sama dengan bakat merupakan salah satu faktor yang menentukan prestasi
individu, sedangkan prestasi ditentukan oleh banyak faktor diantaranya
kecerdasan.
Kemampuan terdiri dari berbagai macam, namun secara konkrit dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan
seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama dalam penguasaan
sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang sesuai dengan kurikulum,
cara dan metode dalam menyampaikannya dan cara berkomunikasi maupun
tehknik mengevaluasinya.
4
b. Kemampuan fisik adalah kapabilitas fisik yang dimiliki seseorang
terutama dalam mengerjakan tugas dan kewajibannya. (Daryanto, 2001).
Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan individu
terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan bathin kepada seseorang sehingga
pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik. Untuk mengetahui keberhasilan
kinerja perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja dengan berpedoman pada
parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara efektif dan efisien
seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu, dana yang dipakai serta
bahan yang tidak terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku dilakukan
dengan cara membandingkan dan mengukur perilaku seseorang dengan teman
sekerja atau mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan perintah atau
tugas yang diberikan, cara mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang
lain. Hal ini diperkuat oleh pendapat As’ad (1995) dan Robbins (1996) yang
menyatakan bahwa dalam melakukan evaluasi kinerja seseorang dapat dilakukan
dengan menggunakan tiga macam kriteria yaitu: (1). Hasil tugas, (2). Perilaku dan
(3). Ciri individu. Evaluasi hasil tugas adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan
kerja individu dengan beberapa kriteria (indikator) yang dapat diukur. Evaluasi
perilaku dapat dilakukan dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan
kerja yang lain dan evaluasi ciri individu adalah mengamati karaktistik individu
dalam berprilaku maupun berkerja, cara berkomunikasi dengan orang lain
sehingga dapat dikategorikan cirinya dengan ciri orang lain. Evaluasi atau
Penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed back sekaligus sebagai follow up
bagi perbaikan kinerja selanjutnya.
Menilai kualitas kinerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang
meliputi : (1). Unjuk kerja, (2). Penguasaan Materi, (3). Penguasaan profesional
keguruan dan pendidikan, (4). Penguasaan cara-cara penyesuaian diri, (5).
Kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik (Sulistyorini, 2001).
Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena
guru mengemban tugas profesional artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan
dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Guru
memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan yaitu: (1).
5
Guru sebagai pengajar, (2). Guru sebagai pembimbing dan (3). Guru sebagai
administrator kelas. (Danim S, 2002).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan indikator kinerja guru antara lain:
a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.
b. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa
c. Penguasaan metode dan strategi mengajar
d. Pemberian tugas-tugas kepada siswa
e. Kemampuan mengelola kelas
f. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
6
baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru,
ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi dari guru dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai pendidik. Hal tersebut dipertegas oleh Drosat (1998)
bahwa salah satu dasar pembentukan kepribadian adalah sukses yang merupakan
sebuah hasil dari kepribadian, dari citra umum, dari sikap, dari keterampilan
karena ini semua melumasi proses interaksi-interaksi manusia
2. Pengembangan Profesi
Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan
guna mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan terhadap profesi guru.
Pengembangan profesionalisme guru menekankan kepada penguasaan ilmu
pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister
(1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar memiliki
pengetahuan, teknologi dan manajemen tetapi memiliki keterampilan tinggi,
memiliki tingkah laku yang dipersyaratkan.
Pengembangan profesional guru harus memenuhi standar sebagaimana
yang dikemukakan Stiles dan Horsley (1998) bahwa ada empat standar
pengembangan profesi guru yaitu:
a. Standar pengembangan profesi A adalah pengembangan profesi untuk para
guru sains memerlukan pembelajaran isi sains yang diperlukan melalui
perspektif-perspektif dan metode-metode inquiri.;
b. Standar pengembangan profesi B adalah pengembangan profesi untuk
guru sains memerlukan pengintegrasian pengetahuan sains, pembelajaran,
pendidikan, dan siswa, juga menerapkan pengetahuan tersebut ke
pengajaran sains;
c. Standar pengembangan profesi C adalah pengembangan profesi untuk para
guru sains memerlukan pembentukan pemahaman dan kemampuan untuk
pembelajaran sepanjang masa.;
d. Standar pengembangan profesi D adalah program-program profesi untuk
guru sains harus koheren (berkaitan) dan terpadu.
7
3. Kemampuan Mengajar
Kemampuan mengajar guru sebenarnya merupakan pencerminan
penguasan guru atas kompetensinya. Imron (1995) mengemukakan 10
Kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh guru yaitu :
a. Menguasai bahan,
b. Menguasai Landasan kependidikan,
c. Menyusun program pengajaran,
d. Melaksanakan Program Pengajaran,
e. Menilai proses dan hasil belajar,
f. Menyelenggarakan proses bimbingan dan penyuluhan,
g. Menyelenggarakan administrasi sekolah,
h. Mengembangkan kepribadian,
i. Berinterkasi dengan sejawat dan masyarakat,
j. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar.
Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi
keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa
kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan
inovasi atau kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya
memberikan rasa bosan bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan
fungsi masing-masing.
4. Antar Hubungan dan Komunikasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari dirumah tangga, di
tempat kerja, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak
ada manusia yang tidak akan terlibat komunikasi.
5. Hubungan dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi
antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat
tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan
kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.
Hubungan sekolah dengan masyarakat ini sebagai usaha kooperatif untuk menjaga
dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling
8
pengertian antara sekolah, personalia sekolah dengan masyarakat. Hal ini
dipertegas Mulyasa (2003) bahwa Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat
dapat ditinjau dari dua dimensi yaitu kepentingan sekolah dan kebutuhan
masyarakat.
Tujuan hubungan masyarakat berdasarkan dimensi kepentingan sekolah
antara lain :
a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah,
b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah,
c. Memperlancar kegiatan belajar mengajar,
d. Memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat dalam rangka
pengembangan dan pelaksanaan program-program sekolah.
6. Kedisiplinan
Tujuan disiplin menurut Arikunto, S. (1993) yaitu agar kegiatan sekolah
dapat berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, tentram dan setiap guru
beserta karyawan dalam organisasi sekolah merasa puas karena terpenuhi
kebutuhannya. Sedangkan Depdikbud (1992) menyatakan tujuan disiplin dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
a. Tujuan Umum adalah agar terlaksananya kurikulum secara baik
yang menunjang peningkatan mutu pendidikan
b. Tujuan khusus yaitu :
1) Agar Kepala Sekolah dapat menciptakan suasana kerja yang
menggairahkan bagi seluruh peserta warga sekolah,
2) Agar guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar seoptimal
mungkin dengan semua sumber yang ada disekolah dan diluar
sekolah
3) Agar tercipta kerjasama yang erat antara sekolah dengan orang
tua dan sekolah dengan masyarakat untuk mengemban tugas
pendidikan.
Kedisiplinan sangat perlu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing siswa. Disiplin yang tinggi akan
mampu membangun kinerja yang profesional sebab pemahaman disiplin yang
baik guru mampu mencermati aturan-aturan dan langkah strategis dalam
9
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Kemampuan guru dalam
memahami aturan dan melaksanakan aturan yang tepat, baik dalam hubungan
dengan personalia lain di sekolah maupun dalam proses belajar mengajar di kelas
sangat membantu upaya membelajarkan siswa ke arah yang lebih baik.
Kedisiplinan bagi para guru merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
7. Kesejahteraan
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja
guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahteranya seseorang
makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya. Mulyasa (2002)
menegaskan bahwa terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia, akan
menimbulkan kepuasan dalam melaksanakan apapun tugasnya.
Menurut Supriadi (1999) bahwa tingkat kesejahteraan guru di Indonesia
sangat memprihatinkan, hanya setara dengan kondisi guru di negara miskin di
Afrika. Rendahnya tingkat kesejahteraan tersebut akan semakin tampak bila
dibandingkan dengan kondisi guru di negara lain. Di negara maju, gaji guru
umumnya lebih tinggi dari pegawai yang lain, sementara di Indonesia justru
sebaliknya.
8. Iklim Kerja
Iklim sekolah memegang peran penting sebab iklim itu menunjukkan
suasana kehidupan pergaulan dan pergaulan di sekolah itu. Iklim itu
mengambarkan kebudayaan, tradisi-tradisi, dan cara bertindak personalia yang
ada di sekolah itu, khususnya kalangan guru-guru. Iklim ialah keseluruhan sikap
guru-guru di sekolah terutama yang berhubungan dengan kesehatan dan kepuasan
mereka (Pidarta, 1999).
Jadi Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor pribadi,
sosial dan budaya yang mempengaruhi sikap individu dan kelompok dalam
lingkungan sekolah yang tercermin dari suasana hubungan kerjasama yang
harmonis dan kondusif antara Kepala Sekolah dengan guru, antara guru dengan
guru yang lain, antara guru dengan pegawai sekolah dan keseluruhan komponen
itu harus menciptakan hubungan dengan peserta didik sehingga tujuan pendidikan
dan pengajaran tercapai.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai
tujuan dan standar yang telah ditetapkan (Sulistyorini, 2001). Sedangkan Ahli lain
berpendapat bahwa Kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan
tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: Kejelasan tugas atau
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; Kejelasan hasil yang diharapkan dari
suatu pekerjaan atau fungsi; Kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesikan
suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud
11
DAFTAR PUSTAKA
Davis, K. & Newstrom, J.W,. 1996. Perilaku dalam Organisasi, Edisi ketujuh.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Denny Suwarja, 2003. KBK, tantangan profesionalitas guru. 19 Juli 2003. Artikel.
Homepage Pendidikan Network
Nur Syam, 2005. Pendidikan di era Globalisasi “Tantangan dan Strategi”. Orasi
Ilmiah dalam wisuda Perdana STAI Al-Amin Dompu.
Oemar Hamalik, 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar baru
Algensindo.
12