OMB Kelompok 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Tugas Organisasi Manajemen Bisnis

Kelompok 3
Anggota:

1. Bagas Prasetyo 14030118130120


2. Angi 14030118140049
3. Anisa Tusyaidah 14030118130151
4. Virda Apriliasya 14030118120024
5. Andrea Putri Nurifa 14030119130103
6. Zuhar Suroiya 14030118120036
7. Aditya Putra 14030118140065
8. Hardiachman Yoga 14030118120015
9. Safira Nadhila 14030118140050
10. Reza Eka 14030118130140
11. Devi Kusuma 14030118120033
12. Shabrina Wafa Veda 14030118130122
13. Evita Nurul Amil 14030118140055
14. Atifa Alif Febryanti 14030118110003

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
1. Pengertian Manajemen
Manajemen secara bahasa atau etimologi berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu
menagement. Kata ini memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur, inilah yang
mendasari bahwa manajemen ialah sebuah seni. Seni yang berarti dekat dengan
keindahan. Suatu keindahan manajemen yang teratur, rapi dan terstruktur.
Definisi manajemen menurut para ahli, menurut G.R. Tarry, manajemen adalah suatu
proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu
pekerjaan melalui orang lain. Menurut Henry Fayol Manajemen ialah proses tertentu
yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber
daya manusia dan menggandakan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.
2. Kedudukan Manajemen dalam ilmu
Manajemen sebagai ilmu (science) yang obyektif-rasional, bisa dipelajari oleh
siapapun.Bahkan para ilmuwan dengan sangat fasih menguraikan teori-teori manajemen
yang dikembangkannya. Tetapi apakah mereka mampu menerapkan dalam lingkup
organisasi terkecil, minimal di lingkungan kerjanya, itu soal lain. Teori-teori manajemen
hanya memberi sejumlah peluang, atau kemungkinan-kemungkinan, tanpa ada kepastian
keberhasilan.Teori manajemen hanya dapat membimbing kepada prestasi dan hasil yang
lebih baik.Sebagai ilmu, manajemen dengan sangat sistematis merupakan suatu uraian
menyeluruh mengenai konsep-konsep dan langkah-langkah praktis yang siap
implimentasi. 
Manajemen sebagai ilmu karena manajemen bisa dipelajari seperti halnya ilmu
pengetahuan.Seni karena keragaman.Manajemen sebagai profesi karena manajemen biasa
digunakan sebagai batu pijak dan karir.
Ilmu (science), harus memiliki kerangka dasar keilmuan yang kokoh kuat: Badan
pengetahuan secara sistematis diciptakan melalui metode ilmiah : Mengobservasi
kejadian, menjelaskan dan memformulasi peristiwa, mengemukakan pernyataan
berdasarkan penjelasan untuk meramalkan apa yang akan terjadi dan membuktikan
ramalan berdasarkan penelitian yang sistematis dan terkendali.
3. Teori Manajemen
Teori manajemen berfungsi untuk menyediakan kerangka kerja organisasi dalam
membangun tim kerja. Dengan teori manajemen maka para pemimpin mampu
menggunakan untuk menggunakan secara efektif banyak proses sistemik dan aspek
motivasi dari struktur dan fungsi organisasi.
Dalam praktiknya, penerapan teori manajemen dapat dilihat ketika para pemimpin
organisasi memotivasi karyawan mereka untuk memberikan kontribusi yang terbaik bagi
pencapaian tujuan organisasi. Misalnya, ketika para pemimpin organisasi mulai
melakukan koordinasi dan pengawasan, maka pada saat itulah teori manajemen bekerja.
Di bawah ini 5 manfaat mempraktikkan teori manajemen di lingkungan kerja.
Produktivitas Meningkat
Teori manajemen membantu organisasi untuk memaksimalkan produksi dengan
memaksimalkan sumberdaya yang mereka miliki. Perusahaan senantiasa berupaya untuk
mengembangkan potensi individu karyawan guna mencapai efektivitas, efisiensi dan
peningkatan produktivitas.
Pengambilan Keputusan yang Disederhanakan
Teori manajemen membantu para pemimpin organisasi untuk menyusun strategi dalam
mempercepat proses pengambilan keputusan yang mendukung efektivitas dari setiap
keputusan yang mereka buat.
Meningkatkan Kolaborasi
Para pemimpin organisasi dapat memanfaatkan teori organisasi untuk meningkatkan
partisipasi staf atau karyawan melalui kerja tim dan kolaborasi.
Meningkatkan Objektivitas
Teori manajemen membantu para manajer dalam mengambil keputusan secara obyektif
karena semua keputusan yang diambil  oleh mereka didasarkan pada data dan fakta, dan
bukan sekadar perkiraan atau sekadar berbasis pada perasaan.
Terdapat tujuh teori manajemen yang cukup umum dikenal, yaitu sebagai berikut:
1. Teori Manajemen Ilmiah
Dikembangkan oleh Frederick Taylor, dia adalah salah satu orang pertama yang
mempelajari kinerja kerja secara ilmiah. Prinsip Taylor merekomendasikan bahwa
metode ilmiah harus digunakan untuk melakukan tugas di tempat kerja, sebagai
lawan dari pemimpin yang mengandalkan penilaian mereka pribadi terhadap anggota
tim.
Taylor memulai proses penerapan manajemen ilmiah di sebuah perusahaan otomotif
Ford di Amerika Serikat. Henry Ford, sang pemilik perusahaan menyewa jasa
konsultan Taylor untuk memperbaiki manajemen di perusahaannya sehingga dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan Ford pada waktu itu. Dan terbukti pada tahun
1908 metode Assembly Line diperkenalkan dalam proses produksi Mobil Ford.
Dengan konsep ini maka proses produksi yang dulunya hanya dapat memproduksi 1
unit mobil untuk satu model mobil diganti dengan produksi skala massal. Ini
dimungkinkan karena pada proses perakitan bagian mobil dibagi menjadi tiap bagian
dan tiap bagian bertanggung jawab menyelesaikan tugas tertentu dengan input dan
output yang telah ditentukan.
2. Prinsip Teori Manajemen Administrasi
Henry Fayol adalah seorang sarjana teknik dari Perancis dan Direktur sebuah
perusahaan pertambangan
Berikut 14 Fungsi Administrasi Henry Fayol: 

1. Inisiatif
2. Equity/Keadilan
3. Rentang Kendali
4. Bentuk penghargaan atas kinerja yang telah dihasilkan karyawan
5. Kesatuan perintah.
6. Saling menghargai dan patuh atas semua peraturan
7. Pembagian kerja
8. Otoritas dan tanggung jawab
9. Kesatuan komando atau perintah
10. Keseimbangan antara kepentingan individu & organisasi
11. Manajemen teratas sebagai otoritas tertinggi
12. Tatanan
13. Stabilitas masa kerja
14. Espirit de corps (kerja sama tim)

3. Teori Manajemen Birokrasi


Max Weber (1864 -1920) dari Jerman  memperkenalkan Birokrasi Legal Rasional
teori manajemen birokrasi yang dikenal dengan  Birokrasi Legal Rasional.
Berikut adalah kriteria ideal Birokrasi menurut Max Weber.

1. Adanya ketentuan tegas dan resmi mengenai kewenangan yang didasarkan pada
peraturan-peraturan umum, yaitu ketentuan-ketentuan hukum dan administrasi.
2. Prinsip pertingkatan (hierarki) dan derajat wewenang, merupakan sistem tegas
hubungan atasan dan bawahan dimana terdapat pengawasan di dalamnya.
3. Ketatalaksanaan suatu birokrasi yang modern didasarkan pada dokumen-dokumen
tertulis, disusun dan dipelihara aslinya ataupun salinannya.
4. Pelaksanaan birokrasi dalam bidang-bidang tertentu memerlukan latihan dan keahlian
khusus.
5. Bila birokrasi telah berkembang dengan penuh, maka kegiatan-kegiatannya meminta
kemampuan bekerja yang maksimal dari pelaksana-pelaksananya, terlepas dari
kenyataan bahwa waktu bekerja pada organisasi tersebut secara tegas dibatasi.

4. Teori Hubungan Manusia


Teori ini dikembangkan oleh Elton Mayo, yang melakukan eksperimen yang
dirancang untuk meningkatkan produktivitas yang meletakkan dasar bagi gerakan
hubungan manusia.
5. Teori Manajemen Sistem
Manajemen sistem menawarkan pendekatan alternatif untuk perencanaan dan
manajemen organisasi. Teori manajemen sistem mengusulkan bahwa bisnis, seperti
tubuh manusia, terdiri dari banyak komponen yang bekerja secara harmonis sehingga
sistem yang lebih besar dapat berfungsi secara optimal. Menurut teori tersebut,
keberhasilan suatu organisasi bergantung pada beberapa elemen kunci: sinergi,
interdependensi, dan keterkaitan antara berbagai subsistem.
Karyawan adalah salah satu komponen terpenting dari sebuah perusahaan. Elemen
lain yang penting untuk kesuksesan bisnis adalah departemen, kelompok kerja, dan
unit bisnis. Dalam praktiknya, manajer dituntut untuk mengevaluasi pola dan kejadian
di perusahaannya untuk menentukan pendekatan manajemen terbaik. Dengan cara ini,
mereka dapat berkolaborasi dalam program yang berbeda sehingga mereka dapat
bekerja secara kolektif daripada sebagai unit yang terisolasi.
6. Teori Manajemen Kontingensi
Teori kontingensi mengidentifikasi tiga variabel yang mungkin memengaruhi yaitu:
struktur dan ukuran organisasi, teknologi yang digunakan, dan gaya
kepemimpinan.
7. Teori X dan Y
Jika, para manajer menggunakan Teori X, maka para manajer berasumsi bahwa para
pekerja itu selalu malas dan tidak memberikan seluruh kapasitas dan kapabilitasnya
pada pakerjaan mereka, sehingga mereka harus selalu dikendalikan. Individu anggota
organisasi dengan kecenderungan ini, umumnya lebih suka untuk dikontrol dan tidak
mau menerima tanggung jawab.
Sebaliknya pada Teori Y, para manajer berasumsi bahwa para pekerja itu menikmati
pekerjaan mereka, dan itu sebabnya mereka mampu mengendalikan dirinya sehingga
tidak perlu ada pengawasan khusus. Rata-rata SDM di dalam tipe organisasi ini
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang kreatif, lincah dan inovatif
sehingga mampu menghasilkan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi.
4. Perkembangan Manajemen
Menurut Kotler (1992), perkembangan manajemen memiliki beberapa generasi diantaranya:
1) Generasi I (Jungle management)
 Pekerjaan kebanyakan dikerjakan sendiri
 Tidak ada catatan tertulis mengenai kegiatan apa yang dikerjakan, namun hanya
tercatat dalam ingatan orang-orang yang melakukannya
 Pekerjaan dianggap dikerjakan secara naluriah, artinya mengalir bersama-sama
orang yang berada dalam organisasi tersebut
 Berprinsip “doing things by ourself”

2) Generasi II (Management by direction)


 Ilmu manajemen sudah mulai kokoh, dengan tokoh Frederick Winslow Taylor
sebagai pelopornya (bapak manajemen ilmiah)
 Menggunakan wewenang untuk mengarahkan anggota mencapai tujuan, namun
terkadang melalui paksaan
 Belum memperhitungkan kepuasan anggota maupun pelanggan
 Mulai berkembangnya teori-teori kepemimpinan
 Prinsip “doing things through by the other people”

3) Generasi III (Management by targetting/management by objective)


 Anggota organisasi diberi kebebasan untuk berinovasi dan berkreasi
 Kebebasan diimbangi dengan pemenuhan target pekerjaan yang telah ditetapkan
 Peter F. Drucker merupakan tokoh yang mempelopori nilai produktivitas

4) Generasi IV (Value creative management)


 Memadukan antara kualitas, pendekatan ilmiah, serta kerjasama tim yang disebut
joiner triangle
 Fokus pada kualitas produk yang dihasilkan dengan tujuan kepuasan pelanggan
disertai kepuasan dari para anggota organisasi
 Pencapaian kualitas dilakukan melalui berbagai pendekatan ilmiah seperti
penelitian, sementara pengambilan keputusan berdasarkan data
 Berlandaskan rasa percaya pada setiap orang, memperlakukan manusia
berdasarkan harga dirinya, dan pendekatan win-win approach

5) Generasi V (Knowledge and human networking management)


 Tokoh yang terkenal adalah Charles M. Savage melalui bukunya yaitu Fifth
Generation Management, Integrating Enterprises Through Human Networking
tahun 1990
 Ciri utamanya adalah bagaimana mengintegrasikan perusahaan melalui
jaringan/hubungan manusia
 Unsur manusia dihargai sangat tinggi sebagai individu yang memiliki keahlian
tertentu
 Anggota organisasi bukan hanya sekedar alat produksi
5. Prinsip-Prinsip Manajemen
1. Devision of work (pembagian pekerjaan)
Spesialisasi di segala bidang untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penggunaan
pegawai.
2. Authority and responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
3. Dicipline (disiplin)
Suasana tertib dan teratur, tunduk, patuh dan taat pada norma, peraturan, dan ketentuan
dengan ikhlas dan sedang hati tanpa paksaan
4. Unity of command (kesatuan perintah)
Perintah, laporan dan pertanggungjawaban kepada seorang pimpinan.
5. Unity of direction (kesatuan arah)
Seorang kepala dan satu rencana
6. Subordination of individual interst to general interst (kepentingan umum di atas
kepentingan individu)
Kepentingan umum ditempatkan di atas segala kepentingan.
7. Remuneration of personnel (gaji/upah/penghasilan)
Sistem dan metode harus adil dan memberikan kepuasan maksimal.
1.Centralization (sentralisasi)
Disentralisasikan atau didesentralisasikan kepada unit-unit tergantung situasi dan
kondisi – yang memberikan hasil yang lebih baik.
2. Scalar chain (jenjang hirarki)
Tingkatan wewenang dan tanggung jawab (tertinggi – terendah) tidak boleh
menyimpang (dapat dipersingkat)
3. Order (ketertiban)
Material dan sosial (tempat tepat bagi sesuatu dan seseorang)
1. Equity (keadilan)
Sikap pemimpin yang baik, ramah dan adil, simpati, kesetiaan dan ketaatan bawahan.
2. Stability of turn over of personnel (stabilitas jabatan pegawai)
Kepastian, kestabilan dalam bekerja
3. Initiative (prakarsa)
Kesempatan berprakarsa – indikasi adanya kepuasan
4. Spirit de corps (Kesetiakawanan)
Team work dan komunikasi yang baik.
6. Unsur-Unsur Manajemen
- Man (Manusia)
Manajemen timbul karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Man disini merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Manusia yang
merancang tujuan, menetapkan tujuan dan manusia juga yang akan menjalankan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Manusia memiliki peranan penting dalam sebuah organisasi yang menjalankan fungsi
manajemen dalam operasional suatu organisasi yang menentukan tujuan dan dia pula yang
menjadi pelaku dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan.
- Money (Uang)
Uang merupakan sarana manajemen yang harus digunakan sedemikian rupa agar tujuan yang
diinginkan tercapai. Ketidaklancaran kegiatan atau proses manajemen sering dipengaruhi
oleh pengelolaan keuangan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai, seperti pembelian alat-alat, pembelian
bahan baku, pembayaran gaji dan lain sebagainya.
- Methods (Metode)
Metode adalah teknik yang dipakai untuk mempermudah jalannya pekerjaan manajer dalam
mewujudkan rencana operasional. Tercapai atau tidaknya tujuan sangat tergantung kepada
cara melaksanakannya, dengan cara kerja yang baik akan memperlancar dan mempermudah
jalannya pekerjaan.
- Materials (Barang/Perlengkapan)
Material adalah bahan-bahan baku yang dibutuhkan. Biasanya terdiri dari bahan setengah
jadi dan bahan jadi dalam operasi awal guna menghasilkan barang atau jasa.
Unsur manajemen ini sangat penting karena manusia tidak dapat melaksanakan kegiatannya
tanpa adanya barang atau alat perlengkapan. Tanpa bahan baku aktivitas produksi tidak akan
mencapai hasil yang dikehendaki.
- Machines (Mesin)
Mesin adalah alat peralatan termasuk teknologi yang digunakan untuk membantu dalam
operasi untuk menghasilkan barang dan jasa. Mesin digunakan untuk memberi kemudahan
dalam setiap kegiatan usaha atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efisiensi kerja.
- Market (Pasar)
Market merupakan pasar yang hendak dimasuki hasil produksi baik barang atau jasa untuk
menghasilkan uang dengan produksi suatu hasil lembaga/perusahaan dapat dipasarkan. Pasar
diperlukan untuk menyebarluaskan hasil-hasil produksi agar sampai ketangan konsumen.
7. Fungsi Manajemen
Menurut Yayat M. Herujito (2001), manajemen adalah pengelolaan tugas untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditentukan yang dilaksanakan dengan menggerakkan orang
untuk bekerja. Organisasi perlu menerapkan fungsi-fungsi manajemen agar orang-orang
dalam organisasi tetap bekerja sesuai dengan bidang dan tujuan perusahaan tetap berjalan
sebagaimana mestinya. Fungsi manajemen merupakan elemen fundamental yang melekat
dalam suatu proses manajemen yang selalu ada dan digunakan oleh manajer sebagai
acuan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan. Menurut Manulang, fungsi
manajemen adalah seperangkat langkah-langkah dalam suatu kegiatan atau tugas sampai
tercapainya tujuan dari kegiatan atau tugas tersebut.
Fungsi manajemen adalah serangkaian subbagian tubuh yang dikelola untuk menjalankan
fungsi guna mencapai tujuan suatu organisasi (G. R. Terry, 1986: 163). Roni Angger
Aditama (2020) mengatakan bahwa fungsi manajemen bisa disebut ilmu manajemen.
Sektor ini mencakup tugas-tugas yang dilakukan di bidang manajemen. Ricky W. Griffin
mendefinisikan fungsi manajemen sebagai bagian dari proses perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, dan pengendalian sumber daya sehingga organisasi dapat
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Fungsi manajemen terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian atau pengawasan.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen adalah himpunan
bagian-bagian manajemen yang harus diterapkan untuk mencapai tujuan dan visi misi
perusahaan. Bagian-bagian tersebut dikenal sebagai POAC, yaitu planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling
(pengawasan).
8. Planning
1. Pengertian
George R. Terry
Planning is the selecting and relating of fack and the making and using of assumption
regarding the future in the visualization and formulation of proposed activities believed
necessary to achieve desired results (perencanaan adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha
menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat
perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan
datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki).
2. Unsur-unsur Perencanaan
a. Rasional (dibuat dengan pemikiran yang rasional; tidak secara khayalan/angan-
angan; harus dapat dilaksanakan);
b. Estimasi (dibuat berdasarkan analisa fakta dan perkiraan yang
mendekati/estimate; untuk pelaksanaan yang akan segera dikerjakan);
c. Preparasi (dibuat sebagai persiapan/pre-parasi; pedoman/patokan tindakan yang
akan dilakukan/bukan untuk yang telah lalu);
d. Operasional (dibuat untuk dilaksanakan; untuk keperluan tindakan-tindakan
kemudian dan seterusnya; bukan yang telah lalu).
3. Sifat Perencanaan
a. Faktual (dibuat berdasarkan fakta/data; memperkirakan kejadian yang akan
datang dalam tindakan pelaksanaan kelak);
b. Rasional (masuk akal, ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan, bukan angan-
angan),
c. Fleksibel (dapat mengikuti perkembangan kemajuan masyarakat, perubahan
situasi dan kondisi; dapat diubah /disempurnakan sesuai keadaan/tidak merubah
tujuan),
d. Kontiniu/berkesinambungan (dipersiapkan untuk tindakan yang terus menerus
dan berkelanjutan; tidak untuk sekali tetapi untuk selamanya),
e. Dialektis (memperkirakan peningkatan dan perbaikan untuk kesempurnaan masa
yang akan datang).
4. Fungsi Perencanaan
a. Interpretasi (dapat menjelasan, menguraikan dan menjabarkan kebijakan umum
(general policy) dari bentuk kerjasama (manajemen);
b. Forcasting (dapat memperhitungkan keadaan dan situasi dimasa yang akan
datang);
c. Koordinasi (sebagai alat koordinasi seluruh kegiatan manajemen);
d. Ekonomis (mengandung prinsif ekonomis/hemat, agar kegiatan manajemen
efisien);
e. Pedoman (jadi pedoman, patokan atau pegangan pelaksanaan perencanaan
dimaksud);
f. Kepastian (menetapkan dimuka hal-hal yang akan dikerjakan kemudian secara
pasti – tidak coba-coba);
g. Preventive control (alat pengontrol dan penilaian agar terhindar dari
penyelewengan dan pemborosan, baik waktu, tenaga, biaya maupun fasilitas
manajemen).
5. Prinsip/Asas Perencanaan
a. Contributeir (membantu tercapainya tujuan manajemen);
b. Primary activity (kegiatan pertama dari seluruh kegiatan manajemen);
c. Pervasivitas (mencakupi seluruh kegiatan manajemen, menyeluruh dalam setiap
level);
d. Alternative (adanya alternatif/pilihan – bahan, waktu, tenaga, biaya, dsb);
e. Efficiency (nilai efisiensi – penghematan dan kerapian);
f. Limiting factor (factor yang urgen, terang, jelas, tegas dan tidak bertele-tele);
g. Fleksibilitas (mudah disempurnakan, diperbaiki – disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang berubah-ubah);
h. Strategis (punya siasat/strategi agar diterima atasan, masyarakat maupun anggota
untuk dilaksanakan);
6. Macam Perencanaan
a. Penggunaan
 single use plans (sekali pakai)
 repeats plan/standing plan (berulang/tetap).
b. Proses
 policy planning
 program planning
 operasional planning
c. Jangka Waktu
 long range planning (5 - 25 th),
 intermediate planning (1 – 5 th),
 short range planning (≼ 1 th)
d. Wilayah/tempat Pelaksanaan
 Rural planning
 city planning
 regional planning
 national planning
e. Materi/objek
 personnel planning,
 financial planning,
 industrial planning,
 educational planning,
 sosio economic planning,
f. Segi umum dan khusus
 general plans (rencana umum)
 special plans (rencana khusus)
 over all planning (perencanaan pola kerja umum)
 network planning (perencanaan jaringan kerja)
7. Sumber Perencanaan
a. Kebijakan pucuk pimpinan;
b. Hasil pengawasan;
c. Kebutuhan masa depan;
d. Penemuan-penemuan baru;
e. Prakarsa dari dalam;
f. Prakarsa dari luar.
8. Pembuat Perencanaan
a. Perorangan (tenaga staf);
b. Unit staff (bagian perencanaan);
c. Panitia (badan perencanaan);
d. Kontraktkor (konsultan).
9. Tindakan/langkah-langkah Pokok Perencanaan
a. Menentukan masalah, tugas, tujuan dan kebutuhan secara jelas;
b. Mencari informasi secara lengkap yang berhubungan dengan berbagai kegiatan;
c. Mengobservasi, meneliti, menganalisis dan mengklasifikasi informasi yang sudah
terkumpul;
d. Melaksanakan metode perencanaan yang telah dibuat dengan menetapkan
pelaksanaan rencana (memilih rencana yang diajukan/memantapkan perencanaan
dan mempertimbangkan hambatan-hambatan dengan berbagai kegiatan;
e. Menetapkan planning alternatif;
f. Memilih dan memeriksa rencana yang diajukan;
g. Membuat sintesis (metode/alternatif penyelesaian);
h. Mengatur urutan dan waktu rencana secara terperinci;
i. Mengadakan evaluasi (penilaian).
10. Perencanaan Yang Baik
a. Mengetahui sifat/ciri/prinsip rencana yang baik, sbb:
 Mempermudah tercapainya tujuan,
 Dibuat oleh orang yang memahami tujuan organisasi,
 Dibuat oleh orang yang mendalami teknik perencanaan,
 Disertai perincian yang teliti,
 Tidak boleh lepas dari pemikiran pelaksanaan,
 Bersifat sederhana,
 Luwes,
 Dalam perencanaan terdapat tempat pengambilan resiko,
 Bersifat praktis/pragmatis,
 Merupakan forcasting.
b. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus
dijawab, sbb:
 What (apa) = tujuan (tindakan apa yang perlu dilakukan)
 When (kapan) = waktu (kapan hal tersebut perlu dilakukan)
 How (bagaimana) = cara mengerjakannya (bagaimana cara melakukan
pekerjaan tersebut)
 Who (siapa) = tenaga kerja (siapa yang melakukan pekerjaan tersebut)
 Where (dimana) = tempat (dimana pekerjaan itu harus dilakukan)
 Why (mengapa) = keperluannya (mengapa pekerjaan itu harus dilakukan).
c. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan
dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah (scientific techniques of problem
solving), melalui langkah:
 Mengetahui sifat hakikat masalah yang dihadapi (know the nature of the
problem).
 Mengumpulkan data (collect data),
 Menganalisa data-data (analisis of the data),
 Menentukan beberapa alternatif (determination of several alternatives),
 Memilih cara yang terbaik (selection of the seeminingly best way from
among alternatives),
 Pelaksanaan (execution)
 Penilaian hasil (evaluation of results)
9. Organizing
A. Pengertian Organisasi
o Etimologi
To organize – to organ – organon (Anglo sexon Greak/Yunani); organum (latin) =
alat, bagian, anggota/badan; to organize = menyusun bagian-bagian yang terpisah-pisah
menjadi suatu kesatuan sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam
mencapai tujuan.
Organizing dari kata organism artinya menciptakan suatu struktur dengan bagian-
bagian yang diintegrasikan sehingga mampunyuai hubungan saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya (organisasi = hasil dari pengorganisasian; pengorganisasian =
penyusunan tugas kerja dan tanggung jawab; mengorganisasi = menghimpun beberapa
orang untuk bersama-sama melakukan pekerjaan guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

o James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Chester I. Barnard
Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih.

o George. R. Terry
Organisasi adalah mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan
antara kelompok kerja dan menetapkan wewenang relatif serta tanggung jawab masing-
masing individu yang bertanggung jawab untuk setiap komponen kerja dan menyediakan
lingkungan kerja yang tepat dan sesuai

o William H. Newman
Mengorganisasi adalah menggolong-golongkan kegiatan-kegiatan yang perlu untuk
melaksanakan rencana-rencana dalam kesatuan-kesatuan administrasi dan menentukan
hubungan-hubungan antara pemimpin-pemimpin dan pegawai-pegawai dalam kesatuan-
kesatuan kerja.
o Staf dosen balai pembinaan administrasi UGM
Organisasi adalah suatu sistem usaha kerja sama dari pada sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama.

o Prof. Dr. Sondang Siagian


Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk sesuatu tujuan bersama dan terikat secara formal dalam persekutuan
mana selalu terdapat hubungan antara: seorang/sekelompok orang yang disebut pimpinan
dan seorang/sekelompok orang lain yang disebut bawahan.
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat,
tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan.
B. Hakekat Organisasi
Sebagai alat manajemen, organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu:
1. Organisasi sebagai wadah (relatif statis),
Tempat dimana kegiatan-kegiatan manajemen dilaksanakan.
2. Organisasi sebagai proses (dinamis).
Interaction antara orang-orang di dalam organisasi (formal dan informal).

C. Unsur Organisasi
1. Kelompok orang,
2. Kerjasama,
3. Tujuan bersama

D. Fungsi Organisasi
1. Mengatur kerja dan kerjasama yang sebaik-baiknya,
2. Mencegah keterlambatan dan kesulitan kerja,
3. Mencegah kesimpangsiruran kerja,
4. Menentukan pedoman-pedoman kerja.

E. Prinsip Organisasi
Ada dua belas prinsip organisasi, sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan (the objective) dengan jelas, dimengerti, dipahami, diterima, dijiwai
setiap orang dalam melaksanakan tugas (agar terjadi penghematan tenaga, material,
biaya dan waktu). Peran tujuan:
a. pedoman ke arah mana organisasi itu akan dibawa,
b. Landasan bagi organisasi yang bersangkutan,
menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan,
c. menentukan program, prosedur, KISS ME (Koordinasi, Integrasi, Simplikasi,
Sinkronisasi, dan Mekanisasi).
2. Kesatuan arah (unity of direction),
3. Kesatuan perintah (Unity of commend)
4. Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang atau pelimpahan
wewenang (delegation of authority). Ada tiga jenis:
a. pelimpahan wewenang ke bawah (dari pejabat yang lebih tinggi ke pejabat yang
lebih rendah),
b. pelimpahan wewenang horizontal (penyerahan kekuasaan antara pejabat yang
sederajat),
c. pelimpahan wewenang ke atas (penyerahan dari pejabat bawahan kepada pejabat
atasannya).
5. Pembagian tugas (distribution of work), pembagian kerja (homogenetise assignment),
departementasi (devisionisasi). Dasar pembagian kerja:
a. wilayah/territorial (propinsi, kabupaten, kecamatan, kodam, kodim dsb),
b. jenis produksi (mobil sedan, truk, jip, dsb),
c. langganan yang dilayani (penyakit dalam, kulit, paru-paru, mata, THT, perusahaan
pemerintah, swasta, perorangan, dsb).
d. fungsi/rangkaian kerja (bagian pembelian, personalia, tata usaha, pemasaran,
perundangan, tenun pemintalan, perajutan, pencelupan, dll),
e. Waktu (kelompok pagi, siang, dan malam),
f. Jasa yang diberikan (asuransi jiwa, kebakaran, dll),
g. Alat perlengkapan yang digunakan (STM mesin, listrik, sipil, perkapalan).

o Pedoman pembagian kerja, sbb:


 jumlah unit organisasi (semaksimal mungkin sesuai kebutuhan),
 organisasi mempunyai fungsi bulat dan berkaitan satu sama lain,
 pembentukan unit baru hanya dilakukan bila unit yang ada tidak tepat lagi
menampung kegiatan yang sangat berbeda,
 secara garis besar dalam suatu organisasi dibedakan sesuai dengan aktivitas
yang dilakukannya. Ada 6 (enam) macam sifat organisasi:
a. unit penetapan kebijakan (melakukan aktivitas penetapan kebijaksanaan
umum bagi seluruh organisasi),
b. unit pimpinan (melakukan aktivitas penerapan kebijakan umum bagi
berbagai kegiatan organisasi),
c. unit operasi (melakukan aktivitas pokok organisasi),
d. unit penunjang / service unit (melakukan aktivitas yang membantu
memperlancar unit operasi dalam melakukan kegiatannya),
e. unit pengawas (melakukan aktivitas pemeriksaan dan pengawasan kegiatan
unit-unit operasi),
f. unit konsultasi (melakukan aktivitas memberikan bantuan keahlian kepada
pimpinan).
 Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin,
 Pola dasar organisasi harus relatif permanan,
 Adanya jaminan jabatan (security of tenure),
 Balas jasa yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal dengan jasa yang
diberikan,
 Penampatan orang yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right
place on the right time),
 Batas kemampuan pengawasan (spand of control), atau jenjang bertangga
(hierarchie). Tergantung beberapa faktor:
a. Subjektif (kecakapan dan keahlian, pengalaman, kesehatan, umur, bakat,
kepemimpinan seseorang, kepribadian, kedudukan sosial, dan lain-lain),
b. Objektif (factor di luar diri seseorang, faktor lingkungan: jenis pekerjaan,
waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, kestabilan organisasi, jarak antara
pengawas dan bawahan, banyak sedikitnya pekerjaan pada bawahan atau
atasan).

F. Bentuk Organisasi
1. Lini/garis (line organization)
Suatu bentuk organisasi dimana kepala eksekutif (chief executive) dipandang sebagai
sumber wewenang tunggal, segala keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada
satu tangan.

 Sifat/ciri-ciri Organisasi Lini/garis


o Organisasi kecil,
o Jumlah pegawai sedikit,
o Pemilik biasanya menjadi pemimpin tertinggi dalam organisasi,
o Hubungan kerja bersifat langsung (face to face relationship),
o Spesialisasi yang dibutuhkan rendah,
o Anggota organisasi saling kenal mengenal,
o Tujuan sederhana,
o Alat-alat sederhana,
o Struktur organisasi sederhana,
o Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam,
o Pimpinan organisasi seorang tunggal,
o Garis komando ke bawah kuat.

 Kelebihan Organisasi Lini/garis


o Proses pengambilan keputusan cepat,
o Rasa solidaritas anggota organisasi,
o Dapat menjamin disiplin yang kuat/tinggi,
o Asas kesatuan komando (unity of commad), tampak menonjol,
o Koordinasi relatif mudah dilaksanakan,
o Pengawasan secara ketat terhadap kegiatan para pegawai/bawahan dapat
dilaksanakan dengan mudah.

 Kelemahan Organisasi Lini/garis


o Tujuan organisasi didasarkan atas tujuan pribadi,
o Kecenderungan pimpinan organisasi bertindak dictator,
o Organisasi tergantung pada seseorang,
o Kesempatan pengembangan spesialisasi terbatas,
o Perluasan organisasi berarti penambahan beban dan tanggung jawab kepala
dengan mudah melampau spand of control,
Anggota organisasi terutama bawahan tidak punya kesempatan berkembang.

Gambar 1. Organisasi Lini/garis


2. Organisasi staf (staff organisazition)
Adalah suatu organisasi yang mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan
mempunyai fungsi memberikan bantuan, baik berupa pemikiran maupun bantuan yang
lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan (tidak
mempunyai garis komando ke bawah/ke daerah-daerah)
Gambar 2. Organisasai Staff
# Kelebihan
o Adanya pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf, dan
o pelaksana
o Fleksibel dapat diterapkan di semua organisasi
o Pengambilan keputusan relatif mudah karena ada bantuan pemikiran
dari staf
o Potensi karyawan dapat dikembangkan, karena bekerja sesuai keahlian dan
keterampilannya
# Kelemahan
- Dapat terjadi perbedaan pandangan dalam kelompok pelaksana untuk
membedakan perintah dan bantuan nasehat
- Solidaritas para karyawan berkurang karena tidak saling kenal

3. Organisasi lini/garis dan staf (line and staff organization)


Suatu bentuk organisasi dimana pimpinan dibantu oleh staf dan ada kesatuan
komando serta memiliki garis komando dari tingkat yang paling atas hingga tingkat
yang paling bawah atau dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Staf mempunyai
wewenang fungsional, memberikan bantuan/advis/petunjuk, baik berupa pemikiran,
tenaga kerja, keuangan, material maupun fasilitas-fasilitas, sarana dan prasarana yang
sanggup serta mampu mendukung pelaksanaan tugas pokok organisasi
(kepala/pimpinan mempunyai wewenang komando).

 Ciri-ciri organisasi lini/garis dan staf


o Tidak terlalu menekankan pada hirarki structural,
o Lebih banyak didasarkan kepada sifat dan macam fungsi yang perlu dijalankan.
Gambar 3. Organisasi lini dan staff

 Kelebihan organisasi lini/garis dan staf


o Spesialisasi dipergunakan maksimal,
o Solidaritas orang yang menjalankan fungsi yang sama tinggi,
o Moral serta disiplin orang yang menjalankan fungsi yang sama tinggi (tanggung
jawab atas fungsinya terjamin),
o Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah dijalankan,
o Bidang pekerjaan khusus diduduki oleh seorang ahli yang memungkinkan bekerja
atas dasar keahlian dan kecintaan akan tugasnya.

 Kelemahan organisasi lini/garis dan staf


o Orang terlalu menspesialisasikan diri, sukar mengadakan tour of duty dan tour of
area (dapat menimbulkan dispersonalisasi),
o Orang yang bergerak dalam satu fungsi tertentu terlalu mementingkan fungsinya,
koordinasi menyeluruh sulit dijalankan (koordinasi sulit dilaksanakan),
o Keahlian memimpin kurang dapat dijamin,
Asas kesatuan komando (unity of command) sulit dilaksanakan

4. Organisasi tipe panitia (committee type of organization)


Adalah suatu bentuk organisasi dimana pimpinan berbentuk kolektif terdiri atas
beberapa orang, segala keputusan diambil dalam suatu kourum dan menjadi tanggung
jawab bersama.
 Ciri-ciri organisasi tipe panitia
o Pemimpin dan pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat
panitia,
o Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok orang,
o Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang
sama,
o Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas yang harus dilakukan dalam bentuk
task force.

 Kelebihan organisasi tipe panitia


o Keputusan tepat (kolektif),
o Tindakan diktatoris sangat kecil,
o Usaha kooperatif mudah dibina,
o Adanya pertimbangan kelompok dengan jalan perundingan/musyawarah,
o Adanya informasi,
o Adanya konsolidasi wewenang.

 Kelemahan organisasi tipe panitia


o Proses pengambilan keputusan berjalan lambat,
o Tidak ada yang dapat diminta pertanggung jawaban lebih,
o Perintah datang dari beberapa orang,
o Daya kreasi tidak menonjol, pelaksanaan kolektifitas,
o Banyak makan waktu dan biaya,
o Adanya tendensi ingkar mengingkari tanggung jawab,
o Menimbulkan tirani minoritas.

G. Bentuk Lain Organisasi


(menurut The Liang Gie)

 Jumlah orang yang memegang pimpinan,


1. Bentuk tunggal (dipimpin oleh satu orang);
2. Bentuk komisi (dipimpin oleh lebih dari satu orang);
 Lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, serta hubungan kerja pada kesatuan
dalam organisasi,
1. Bentuk lurus,
2. Bentuk fungsional,
3. Bentuk lurus dan fungsional.
10. Actuating
A. Pengertian Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha-usaha organisasi.
Menurut George R. Terry, mendefinisikan actuating sebagai menempatkan semua
anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi. Sedangkan menurut Prof.
Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo, actuating merupakan pengaktifan orang-orang sesuai
dengan rencana dan pola organisasi yang telah ditetapkan.
Jadi, actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan
sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif.
B. Teknik Actuating
Dalam menerapkan salah satu fungsi manajemen yaitu Actuating, ada beberapa
teknik yang dapat dilakukan. Teknik-teknik tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Menjelaskan tujuan yang akan dituju kepada setiap orang yang ada dalam
organisasi.
2. Mengusahakan agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima dengan
baik tujuan tersebut.
3. Menjelaskan filsafat yang dianut pimpinan organisasi dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan organisasi.
4. Menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan
organisasi dalam usaha pencapaian tujuan.
5. Mengusahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi.
6. Menjelaskan peranan yang harus dijalankan oleh setiap orang sesuai apa yang
diharapkan oleh pimpinan organisasi.
7. Menekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan.
8. Memperlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
9. Memberikan penghargaan serta pujian kepada pegawai yang cakap, dan teguran
serta bimbingan kepada pegawai yang kurang cakap dalam bekerja.
10. Meyakinkan setiap orang bahwa bekerja dengan baik dalam organisasi maka
tujuan pribadi dari masing-masing orang tersebut juga akan tercapai semaksimal
mungkin.
C. Fungsi Actuating
Salah satu fungsi manajemen yaitu Actuating ini perlu dilakukan karena memiliki
beberapa fungsi yang dapat membantu dalam melaksanakan manajemen dari sebuah
organisasi atau perusahaan. Beberapa fungsi dari Actuating adalah sebagai berikut.
1. Komunikasi
Beberapa bentuk komunikasi tersebut diantaranya berbicara dengan
bawahan, memberi penjelasan dan penerangan, memberikan isyarat, meminta
keterangan, mengadakan pertemuan atau rapat, memberikan wejangan dan lain
sebagainya.
2. Human Relation
Bentuk dari human relation ini seperti memperhatikan nasib bawahan dan
memberikan keseimbangan antara kepentingan pribadi pegawai, mengembangkan
kegembiraan dan semangat kerja yang sebaik-baiknya serta kepentingan umum
organisasi.
3. Leadership
Menunjukkan dan membuat bawahan merasa bahwa mereka dilindungi dan
dibimbing, serta mereka mempunyai seorang pemimpin dan penerangan dalam
menghadapi kesulitan dan masalah pekerjaan.
4. Pengembangan eksekutif
Memberikan peluang kepada bawahan agar dapat mengambil keputusan
sendiri secara tepat dalam melaksanakan pekerjaannya, serta agar bawahan dapat
terbuka, disiplin, meningkatkan mutu kerja dan lain sebagainya.
5. Mengembangkan rasa tanggung jawab
Mengembangkan sikap pada bawahan untuk tidak menerima apabila tidak
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Pemberian komando
Memberi perintah, instruksi, direktif, meminta laporan dan
pertanggungjawaban, serta memberi teguran dan pujian.
7. Mengadakan pengamatan
Melakukan pengamatan mengenai pekerjaan dan aktivitas dari bawahan
secara langsung.
8. Pemeliharaan moral dan disiplin
Mendidik serta memberi contoh kepada bawahan tentang apa yang baik dan
patut dilaksanakan, menjaga ketertiban, kesopanan dan kerukunan.
11. Controlling
Pengawasan adalah kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan
untuk menentukan apakah pelaksanaannya sudah dikerjakan sesuai dengan
perencanaan, sudah sejauh mana kemajuan yang dicapai dan perencanaan yang
belum mencapai kemajuan serta melakukan koreksi bagi pelaksananan yang
belum terselesaikan sesuai rencana.

 Menurut Sujamto dalam buku Asas-asas Manajemen (1999:110): “Pengawasan


adalah sebagai usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang
sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan”.
 Menurut Earl P. Strong dalam buku Dasar-dasar Manajemen (2009:189):
“Pengawasan adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan,
agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana”.
 Menurut Harold Koontz dalam buku Dasar-dasar Manajemen (2009:189):
“Pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja
bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggara”.
 Menurut H. Ibrahim Lubis dalam buku Asas-asas Manajemen (1999:111):
“Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang
dikehendaki”.
 Menurut Drs. Chabi Soleh, MM dalam buku Asas-Asas Manajemen (1999:109):
“Pengawasan adalah suatu pengamatan yang pada umumnya dilakukan secara
menyeluruh yang dilakukan secara sadar dengan membandingkan antara yang
seharusnya dan yang dilaksanakan”.

Tujuan Controlling:
Apabila sudah memahami fungsi controlling, sudut pandang ahli, dan konsep
pelaksanaannya, maka tujuan controlling perlu digaris bawahi. Agar pemahaman
tentang controlling atau pengawasan lebih mendalam dan mudah diingat.
Berikut tujuan controlling atau pengawasan:

1. Tujuan controlling adalah memberi jaminan ketetapan dalam proses


pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana yang sudah dibuat, bisa
didasarkan atas kebijaksanaan dan perintah.

2. Tujuan controlling adalah melakukan koordinasi atas proses pelaksanaan


pengawasan yang sudah ditetapkan untuk dikerjakan.

3. Tujuan controlling adalah melakukan tidak pencegahan perilaku


pemborosan dan penyelewengan saat menjalankan suatu kebijakan atau
perintah.

4. Tujuan controlling adalah memberikan menjamin terwujudnya kepuasan


masyarakat terhadap produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan.

5. Tujuan controlling adalah membangun serta melakukan pembinaan


terhadap kepercayaan masyarakat kepada pemimpin organisasi, dalam hal
ini bisa diartikan pemerintah.

Tipe-Tipe Pengawasan
Ada tiga tipe dasar pengawasan:
1. Pengawasan pendahuluan (feedforward control) atau sering disebut steering
controls, dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah dari standar atau
tujuan dan memungkin koreksi dibuat sebelum suatu tahapan kegiatan tertentu
diselesaikan. Jadi pendekatan pengawasan ini mendeteksi masalah-masalah dan
mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
2. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent
control), atau sering disebut screening control. Pengawasan ini dilakukn selama
suatu kegiatan berlangsung. Tipe ini merupakan proses di mana aspek tertentu
dari suatu prosedur atau syarat harus disetujui dulu sebelum kegiatan-kegiatan
bisa dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan “double check” yang lebih
menjamin ketepatan pelaksanaan.
3. Pengawasan umpan balik (feedback control) dikenal juga dengan istilah past-
action controls, yaitu mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah
diselesaikan. Sehinga pengawasan ini bersifat historis karena pengukuran
dilakukan setelah kegiatan terjadi.
Dalam menjalankan proses pengawasan tersebut terdapat beberapa tahapan yang
harus dilaksanakan karena hal ini akan menentukan hasil dari pengawasan tersebut.
Adapun tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan setidak ada lima tahap, yaitu;
1) penetapan standar penlaksanaan, pengawasan,
2) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan pengawasan,
3) pengukuran pelaksanaan kegiatan pengawasan,
4) pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisis penyimpangan dan
5) pengambilan tindakan koreksi apabila diperlukan. Kemudian setelah
dilakukan analisis dan koreksi, maka dilakukanlah kegiatan pengambilan
tindakan untuk pengambilan langkah atas hasil analisis dan koreksi.

12. Study Case

Planning

Nilai IPK saya di semester 3 ini harus diatas 3,25. Harus lebih bagus lagi daripada semester
yang sebelumnya, maka dari itu kita harus lebih rajin lagi belajar supaya IPK kita bisa lebih
naik daripada yang sebelumnya

 Organizing
o Mengikuti seminar-seminar yang diadakan leh universitas gunadarma atau bisa
juga daftar seminar dikampus yang lainnya
o Mengadakan kelompok belajar
o Mengikuti ujian utama bila diperlukan
 Actuating
Melaksanakan adalah mengerjakan sesuatu yang lebih bermanfaat pelaksanaannya
seperti lebih bermanfaat. Pelaksanaannya seperti lebih giat lagi mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh dosen. Selain itu bisa jga dengan rajin masuk kelas dan
mencatat materi yang diberikan oleh dosen tersebut.
 Controling
Memeriksa kembali apakah tugas yang kita kerjakan sudah benar atau belum.
Tujuannya adalah agar nlai yang kita inginkan mendapatkan nilai A

Anda mungkin juga menyukai