Pengantar Manajemen F.F

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN

PERUSAHAAN

Disusun oleh :
Nama : Florensia Frenxival (2301120501)
Mata Kuliah : Pengantar Manajemen
Dosen Pembimbing : Syahyuni,SE,MM

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan ilmu manajemen adalah ilmu dan seni mengatur


proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
2.1 Rumusan Masalah
A. Pengertian universal process approach
B. Operasional approach
C. Behavioral approach
D. System approach
E. Contingency approach
F. Lingkungan eksternal perusahaan
G. Lingkungan internal perusahaan
H. Tujuan analisis lingkungan perusahaan
I. Alat analisis untuk memahami perkembangan lingkungan luar
perusahaan
J. Alat analisis untuk memahami perkembangan lingkungan internal
perusahaan

3.1 Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian perkembangan ilmu manajemen
2. Mengetahui apa pengertian lingkungan perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Universal process approach
Pendekatan proses universal merupakan pendekatan yang paling
tua dan paling popular didalam pemikiran manajemen. Proses
manajemen secara universal dapat disederhanakan menjadi
sekumpulan fungsi Dan prinsip yang saling berhubungan.
Kelima fungsi tersebut adalah planning, organizing,
commanding , coordinating dan controlling.
Untuk menjalankan kelima fungsi tersebut, manajer
membutuhkan sejumlah prinsip dalam pengelolaan organisasi
yang dinyatakan oleh fayol sebagai 14 prinsip manajemen,yaitu:

1. Division of works (pembagian kerja). Untuk mencapai tujuan


organisasi, pekerjaan harus dibagi kepada pekerja sehingga
pembagian itu akan meningkatkan keahlian pekerja karena
adanya proses spesialisasi kerja.
2. Authority ( wewenang), yaitu hak untuk memerintah
bawahan. Hak tersebut diberikan secara bersamaan dengan
tanggung jawab yang dimiliki seorang manajer terhadap
pencapaian hasil kerja bagian yang dipimpinnya.
3. Discipline ( disiplin), yaitu sikap patuh terhadap aturan
organisasi yang harus dimiliki oleh manajer maupun
karyawan.
4. Unity of command (kesatuan perintah). Dalam hal ini setiap
karyawan harus menerima perintah hanya dari satu atasan
agar karyawan terhindar dari kebingungan didalam
melaksanakan tugas.
5. Unity of direction (kesataian Arah). Usaha yang harus
dilakukan oleh manajer maupun karyawan didalam organisasi
harus dikoordinasikan dan difokuskan kepada suatu arah atau
tujuan yang sama.
6. Subordination of individual interest to the general interest
( meletakkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi).
Dalam hal ini setiap karyawan maupun manajer harus
meletakkan kepentingan organisasi diatas kepentingan pribadi
sehingga tidak terjadi perbedaan kepentingan (conflict of
interest) yang akan menghambat pencapaian tujuan
organisasi.
7. Remuneration (penggajian). Setiap karyawan harus dibayar
secara wajar sesuai dengan kontribusi yang Meraka berikan
bagi organisasi.
8. Centralization ( pemusatan wewenang). Agar pemberian
perintah dapat berjalan dengan efektif, dibutuhkan pemusatan
wewenang.
9. Scalar chain ( rantai skalar) rantai skalar menunjukkan rantai
komando yang tergambar didalam struktur organisasi formal.
10. Order (keteraturan). Menunjukkan penataan orang dan
meterial secara teratur di tempat kerja.
11. Equity (keadilan). Manajer harus memperlakukan
karyawan dengan adil untuk memperoleh loyalitas dan
kesungguhan kerja karyawan.
12. Stability and tenure of personel (stabilitas tenaga kerja)
dalam hal ini perusahaan harus berupaya mempertahankan
karyawan terutama yang memiliki kinerja baik.
13. Initiative (inisiatif) manajer harus merangsang karyawan
untuk memikirkan rencana dan melaksanakan rencana
tersebut karena karyawan akan memiliki kepuasaan lebih
besar bila mereka bisa melaksanakan apa yang mereka
rencanakan.
14. Esprit de corps (menghormati korps) merupakan suatu
kondisi dimana manajer dan karyawan menghormati
organisasi tempat dimana dia bekerja diantaranya dengan
menjaga nama baik organisasi.
2. Operational Approach
Pendekatan operasional berawal dari didalam industri
manufaktur dan berkaitan dengan kegiatan manajemen
perusahaan yang berorientasi kepada kegiatan produksi. Taylor
memulai gerakan scientific management dalam empat bidang
kajian,yaitu:

 Standardisasi (standardization) proses pembuatan standar


dilakukan melalui suatu observasi yang cermat.
 Studi waktu dan tugas (time and task study). Untuk
meningkatkan efisiensinsi kerja.
 Seleksi sistematis dan pelatihan (systematic selection and
training) hasil penelitian yang dilakukan Taylor
menunjukkan bahwa melalui seleksi karyawan yang tepat
guna mengerjakan pekerjaan tertentu dan memberikan
kepada mereka pelatihan yang dibutuhkan dapat
meningkatkan produktivitas kerja secara signifikan.
 Pembayaran insentif ( pay incentives) berdasarkan hasil
pengamatannya, Taylor menyimpulkan bahwa sistem
pemberian upah tradisional yang memberikan upah dengan
besaran tetap untuk setiap unit yang dihasilkan, tidak dapat
memotivasi karyawan untuk mencapai produktivitas yang
lebih tinggi.

3. Behavioral approach
Fenomena ini merupakan pendorong bagi munculnya
pendekatan perilaku(behavioral approach) yang mengakui
pentingnya pola perilaku manusia didalam merumuskan gaya
manajerial yang memadai.
 Tokoh penting yang dianggap memberikan kontribusi
paling besar bagi berkembangnya pendekatan perilaku
adalah Elton Mayo.
 Tokoh kedua yang memberi sumbangan bagi
Perkembangan pendekatan perilaku adalah Mary Parker
follett.
 Tokoh ketiga yang memberikan kontribusi besar dalam
mengembangkan pendekatan perilaku adalah Douglas
McGregor.

4. System approach
Manajemen sebagai disiplin ilmu merupakan ilmu yang relatif
masih muda. Salah satu konsep yang dipinjam dari ilmu yang
lebih mapan ke dalam teori manajemen adalah konsep sistem ini
dimana konsep ini berasal dari ilmu fisika. Dalam teori fisika,
sistem merupakan kumpulan dari berbagai bagian yang berjalan
secara independen tetapi saling berhubungan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.

5. Contingency approach
Pendekatan ini merupakan suatu upaya untuk menentukan
praktik dan teknik manajerial yang paling sesuai dengan situasi
tertentu berdasarkan hasil penelitian. Pendekatan kontingensi
memiliki arti tersendiri dalam kajian ilmu manajemen dan
memperoleh dukungan bukti – bukti empiris yang kuat.

 Lingkungan eksternal perusahaan


Lingkungan eksternal perusahaan ( external business
environment) adalah berbagai faktor yang memiliki kekuatan
(forces) dan dapat mempengaruhi perusahaan. Lingkungan
umum terdiri dari berbagai faktor yang relatif tidak Dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Grant menyebutkan bahwa
lingkungan umum perusahaan terdiri atas berbagai faktor seperti
nilai – nilai sosial , taraf pendidikan, politik,hukum, demografi,
lingkungan, sumber daya alam dan teknologi.
 Lingkungan internal perusahaan
Selain dipengaruhi oleh lingkungan eksternal, perusahaan juga
sangat dipengaruhi oleh lingkungan internalnya. Berbagai faktor
yang terdapat dalam lingkungan internal perusahaan mencakup
resources dan capabilities. Resources (sumber daya) merupakan
sekumpulan aset, baik dalam bentuk aset berwujud ( misalnya
fasilitas pabrik yang dimiliki perusahaan, produk yang
dihasilkan oleh perusahaan, persediaan bahan baku yang
dimiliki oleh perusahaan dan sebagainya) maupun dalam bentuk
aset tidak berwujud ( misalnya citra merek perusahaan, atau
reputasi perusahaan) yang berada didalam kendali perusahaan
serta akan membantu perusahaan dalam melakukan
implementasi strategi untuk memperoleh keunggulan bersaing.

 Tujuan analisis lingkungan perusahaan


Tujuan yang ingin diperoleh melalui pelaksanaan kegiatan
analisis lingkungan eksternal adalah mengidentifikasi adanya
berbagai peluang (opportunities) dan ancaman (thrests). Peluang
dan ancaman merupakan Bagain dari Analisis SWOT
( strengths,weaknesses, opportunities and threats).
Yang dimaksud ancaman (threats) adalah berbagai kondisi
didalam lingkungan eksternal perusahaan yang dapat
menghambat pencapaian tujuan perusahaan untuk memperoleh
keunggulan bersaing.
Peluang (apportunities) adalah berbagai kondisi di lingkungan
eksternal perusahaan yang apabila dimanfaatkan akan
membantu perusahaan mencapai keunggulan bersaing.
Kekuatan (strengths) dan kelemahan ( weaknesses) yang ada
pada sumber daya dan kapabilitas perusahaan.
 Alat analisis untuk memahami perkembangan lingkungan luar
perusahaan
Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman adalah analisis struktur
industri atau lebih dikenal dengan model five forces dari
Michael porter.
Perusahaan dapat mengidentifikasi adanya peluang maupun
ancaman yang berasal dari lingkungan tugas (task environment).
Kelima kekuatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Entry barriers hambatan masuk merupakan berbagai faktor
yang akan menghambat pendatang baru (potential new
entrants) memasuki suatu industri.
2. Determinants of supplier power pemasok memiliki posisi
tawar – menawar (bargaining position) yang berbeda –
beda terhadap perusahaan.
3. Rivalry determinants didalam industri sendiri, terjadi
persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya.
4. Determinants of substituiton threat persaingan terhadap
produk yang dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal
dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama
sehingga menimbulkan persaingan langsung (direct
competition).
5. Determinants of buyer power pembeli memiliki posisi
penting terhadap keberlangsungan hidup perusahaan
karena sales revenue yang diperoleh perusahaan berasal
dari penjualan produk Perusahaan kepada buyer.
 Alat analisis untuk memahami perkembangan lingkungan
internal perusahaan
Perusahaan juga harus melakukan analisis terhadap lingkungan
internal perusahaan untuk dapat mengidentifikasi berbagai
kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh sumber daya dan
kapabilitas yang dimiliki perusahaan adalah dengan melakukan
value chain analysis (rantai rantai nilai)
analisis rantai nilai bertujuan melakukan analisis terhadap
kemampuan sumber daya internal organisasi yang terdiri dari
berbagai fungsi organisasi seperti fungsi marketing, keuangan,
produksi,riset dan pengembangan serta fungsi lainnya yang ada
didalam perusahaan dimana keseluruhan kemampuan fungsi
perusahaan tersebut bermuara kepada kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan margin.

Dalam kaitan ini, analisis rantai nilai korporasi dilakukan


melalui tiga tahapan sebagai berikut:
1. Memeriksa rantai nilai dari masing masing lini produk
yang menyangkut berbagai aktivitas yang berkaitan
produksi masing – masing produk atau jasa.
2. Memeriksa keterkaitan (linkages) rantai nilai didalam
masing masing lini produk yang berbeda.
3. Memeriksa kemungkinan terjadinya sinergi diantara nilai
untuk berbagai kini produk yang berbeda.

Perusahaan yang melakukan analisis rantai nilai akan dapat


mengidentifikasi dibagian aktivitas manakah (apakah
primary,activities atau supported activities) perusahaan masih dapat
melakukan perbaikan struktur biaya sehingga akan memengaruhi
margin perusahaan.

BAB III
KESIMPULAN

Manajemen ini membuka mata para peneliti untuk sampai pada suatu
peningkatan produktivitas karyawan bukan hanya semata mata
diakibatkan oleh lingkungan fisik saja melainkan dipengaruhi pula
oleh faktor manusia.

Anda mungkin juga menyukai