Makalah Aliran-Aliran Tasauf

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ALIRAN-ALIRAN TASAUF

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ahklah Tasauf


Dosen Pembimbing : Muhammad Wayudi, M.Pd.I

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

TRISNA ADITYA WARDANA


DWI ISYA SEPTIANI
PANI SETIA ANGGUN
AYU LIA WARDANA
SRI REZKY

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PANCA BUDI


TAHUN AJARAN (2022)
PERDAGANGAN , BANDAR, KABUPATEN SIMALUNGUN,
SUMATERA UTARA 21184
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur (alhamdulillah wa syukur lillah) dipersembahkan ke hadirat

Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dan

telah rampung.

Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga dan shabatnya, dengan harapan semoga umatnya dapat mengikuti akhlak dan

budi pekerti yang mulia.

Makalah ini berjudul “ALIRAN-ALIRAN TASAUF” dan disusun dalam

rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indosesia.

Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan dan masih

jauh dari kata sempurna dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang bersifat membangun.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan

kepada pembaca guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang materi yang kami

sampaikan dalam makalah ini.

Perdagangan, 31 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

PENDAHULUAN ............................................................................. 1

a. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

b. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

PENGERTIAN TASAUF .................................................................... 3

PEMBAGIAN ALIRAN TASAUF ..................................................... 3

a. Tasauf faslafi .................................................................................. 3

b. Tasauf akhlaki ............................................................................... 5

c. Tasauf amali ................................................................................... 6

PENUTUP ............................................................................................ 9

a. Kesimpulan .................................................................................... 9

b. Saran ............................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... iv

iii
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di dalam al-Qur’an terdapat ayat yang Qathi’ (pasti, yang tidak mungkin lagi

dimasuki oleh daya nalar manusia, seperti kewajiban melakukan shalat, wajib puasa,

zakat dan haji. Kemudian ada lagi ayat-ayat yang zhanni (dugaan,memungkinkan

beberapa pengertian dan penafsiran). Dari ayat-ayat yang bersifat zhanni ini timbul

berbagai macam pendapat dan aliran dalam Islam.

Aliaran –aliran dalam Islam secara garis besarnya adalah tasawuf, politik, hukum,

filsafat dan teologi. Masing-masing dari pembagian aliran-aliran yang telah kami se-

butkan di atas. Mereka terbagi-terbagi lagi menjadi beberapa bagian.

Ajaran Tasawuf atau mistik Islam pada dasarnya merupakan al-tajribah spiritual

yang bersifat pribadi. Meskipun demikian, al-tajribah ulama yang satu dengan yang

lainnya memiliki kesamaan-kesamaan disamping perbedaan-perbedaan yang tidak

dapat diabaikan. Oleh karena itu, dalam Tasawuf terdapat petunjuk yang bersifat

umum tentang maqamat dan ahwal.

Pada dasarnya Tasawuf merupakan ajaran yang membicarakan kedekatan antara sufi

(manusia) dengan Allah. Dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang

menunjukkan kedekatan manusia dengan Allah; antara lain bahwa Allah itu dekat

dengan manusia (Q.S Al-Baqarah: 186) dan Allah lebih dekat kepada manusia

dibandingkan urat nadi manusia itu sendiri (Q.S Qaf: 16).

1
B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa rumusan masalah adalah sebagai

berikut :

1. Apa Pengertian Tasauf ?

2. Apa saja pembagian aliran tasawuf ?

3. Bagaimana tipologi aliran tasawuf

2
PEMBAHASAN MATERI

A. PENGERTIAN TASAUF

Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari tentang kebaikan dan keburukan

jiwa, bagaimana kita kembali ke dalam kebaikan, dan bagaimana cara menuju Allah.

Tasawuf yang berasal dari kata shafa yang berarti bersih dalam perkembangannya

memiliki beberapa fase, dimulai dari pembentukan, pengembangan, konsolidasi,

falsafi, hingga pemurnian.

Tasawuf atau yang dikenal juga sebagai sufisme merupakan suatu ajaran

tentang bagaimana menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir

dan batin untuk dapat memperoleh kebahagian abadi. 1

B. PEMBAGIAN ALIRAN TASAUF

Ada tiga pembagian Tasawuf yaitu, Tasawuf Falsafi, Tasawuf Akhlaqi dan Tasawuf

Amali.

A. Tasawuf Falsafi

Tasawuf Falsafi, disebut pula dengan tasawuf nazhari, merupakan tasawuf yang

ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional sebagai

pengasasnya. Tasawuf falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam

pengungkapannya. Perpaduan antara tasawuf dan filsafat telah membuat ajaran-

ajaran tasawuf filosofis bercampur dengan sejumlah ajaran filsafat di luar islam,

seperti Yunani, Persia, India dan agama Nashrani.


1
NI'AM, H. SYAMSUN. Tasawuf Studies: Pengantar Belajar Tasawuf. Ar-Ruzz Media, 2014.

3
Tasawuf Falsafi merupakan tasawuf yang didasarkan kepada gabungan teori-teori

tasawuf dan filsafat atau yang bermakna mistik metafisis, karakter umum dari

tasawuf ini sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Al-Taftazani bahwa tasawuf

seperti ini: tidak dapat dikategorikan sebagai tasawuf dalam arti sesungguhnya,

karena teori-teorinya selalu dikemukakan dalam bahasa filsafat, juga tidak dapat

dikatakan sebagai filsafat dalam artian yang sebenarnya karena teori-teorinya juga

didasarkan pada rasa.

Adapun ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya yang samar-samar akibat

banyaknya istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang memahami

ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak dapat di pandang sebagai filsafat

karena ajaran dan metodenya didasarkan pada ras (dzauq), tetapi tidak dapat pula

dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertiannya yang murni, karena ajarannya

sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih berorientasi pada panteisme. Ada

beberapa aliran-aliran yang berkembang dalam Tasawuf Falsafi, yaitu;

a. Al-Fana’ dan Baqâ’

Fana secara harfiah berarti hilang, hancur, meninggal, dan baqa berarti terus

hidup, selamanya. Dalam kaitan ini digunakan dengan preposisi al-fana ‘an al-

nafs maksudnya kosong dari segala sesuatu, melupakan atau tidak menyadari

sesuatu, dan baqa bi al-nafs, sebaliknya berarti diisi dengan sesuatu, hidup

bersama sesuatu, konsep ini ditimbulkan oleh Abu Yazid al-Bustami.

b. Al-Ittihâd adalah kesatuan wujud, maksudnya dirinya merasa bersatu dengan

Tuhan yang dicintai dan mencintai menjadi satu.

c. Al-Hulûl ialah faham bahwa mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu,

yaitu manusia yang dapat melenyapkan sifat-sifat kemanusiaannya melalui fana,

4
faham ini pertama kali dimunculkan oleh Husein Ibnu Mansur al-Hallaj.

d. Wahdatul Wujûd adalah faham bahwa wujud segala yang ada ini tergantung

dengan wujud Tuhan, karenanya yang mempunyai wujud hakiki hanyalah Tuhan

sedangkan yang lain tidak punya wujud, hanya satu wujud yaitu wujud Allah.

e. Al-Isyrâq yakni faham bahwa sumber segala sesuatu Yang Ada adalah cahaya

yang mutlak atau Nûr al-Qâhir. Faham ini juga menyatakan bahwa alam ini

diciptakan melalui penyinaran atau illuminasi.

B. Tasawuf Akhlaqi

Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku, akhlaq

atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq. Dengan metode-metode tertentu yang telah

dir umuskan, tasawuf seperti ini berupaya untuk menghindari akhlaq mazmunah dan

mewujudkan akhlaq mahmudah. Tasawuf seperti ini dikembangkan oleh ulama‟

lama sufi.

Dalam pandangan kaum sufi, manusia cenderung mengikuti hawa nafsu. Ia cender-

ung ingin menguasai dunia atau berusaha agar berkuasa di dunia. Menurut Al-Gazali,

cara hidup seperti ini akan membawa manusia ke jurang kehancuran moral. Kenik-

matan hidup di dunia telah menjadi tujuan umat pada umumnya. Pandangan hidup

seperti ini menyebabkan manusia lupa akan wujudnya sebagai hamba Allah yang ha-

rus berjalan di atas aturan-aturan-Nya.

Untuk memperbaiki keadaan mental yang tidak baik tersebut, seseorang yang ingin

memasuki kehidupan tasawuf harus melalui beberapa tahapan yang cukup berat.

Tujuannya adalah untuk menguasai hawa nafsu, menekan hawa nafsu sampai ketitik

5
terendah wuf akhladan bila mungkin mematikan hawa nafsu itu sama sekali. Dalam

tasawuf akhlaki terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui. Tahapan tersebut terdiri

atas tiga tingkatan yaitu takhalli, tahalli, dan tajalli.2

C. Tasawuf Amali

Tasawuf amali merupakan kelanjutan dari tasawuf akhlaki. Jika tasawuf akhlaki

berfokus pada pensucian jiwa, tasawuf amali lebih menekankan terhadap cara-cara

mendekatkan diri kepada Allah SWT, baik melalui amalan lahiriah maupun batiniah.

Hasrat untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah tujuan pokok dari Sufi dan

keinginan yang manusiawi, akan tetapi tidak semua orang bisa melakukannya, tidak

tahu jalan yang ditempuh, dan tidak mengetahui bagaimana caranya untuk

mendekatkan dirinya. Maka dibutuhkan orang yang dapat membantu dan memberi

petunjuk ke arah tercapainya tujuan tersebut, yang disebut dengan guru. Dilihat dari

tingkatan dalam komunitas ini terdapat beberapa istilah penting yang harus diketahui,

yaitu sebagai berikut:

1) Murid, adalah orang yang mencari pengetahuan dan bimbingan dalam

melaksanakan ibadahnya dengan memusatkan segala perhatian dan usahanya ke arah

itu, melepas segala kemauannya dengan menggantungkan diri dan nasibnya kepada

iradah Allah. Dalam dunia tasawuf, murid itu digolongkan menjadi tiga kelas yaitu:

a) Mubtadi atau pemula, yatu mereka yang baru mempelajari Syari’at.Jiwanya

masih terikat pada kehidupan duniawi, kelas ini berlatih melakukaan amalan-

amalan zhahir secara tetap dengan cara dan dalam waktu tertentu.

b) Mutawassith atau tingkat menengah, yaitu mereka yang sudah mempunyai


2
MAARIF, Muhammad Anas. Tasawuf Falsafi Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam.
Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam, 2018, 3.1

6
pengetahuan yang cukup tentang Syari’at dan sudah mulai memasuki

pengetahuan dan amalan yang bersifat bâthiniyah. Tahap ini adalah tahap belajar

dan berlatih mensucikan bathin agar tercapai akhlak yang baik.

c) Muntahi adalah tingkat teratas, yaitu mereka yang telah matang ilmu Syari’at,

sudah menjalani Thârikat dan mendalami ilmu bâthiniyah, sudah bebas dari

perbuatan maksiat sehingga jiwanya bersih. Orang di tingkatan ini disebut ‘ârif.

2) Syekh, adalah seorang pemimpin kelompok kerohanian, pengawas murid dalam

segala kehidupannya, petunjuk jalan dan sewaktu-waktu dianggap sebagai

perantara antara seorang murid dengan Tuhannya.

3) Wali dan Quthub adalah seorang yang telah sampai ke puncak kesucian bathin,

memperoleh ilmu laduni yang tinggi sehingga tersingkap tabir rahasia-rahasia.

Apabila dilihat dari sudut amalan serta jenis ilmu yang dipelajari, maka terdapat

beberapa istilah yang khas dalam dunia tasawuf, yaitu ilmu lahir dan ilmu bathin.

Bahkan untuk memahami dan mengamalkan suatu amalam juga harus melalui aspek

lahir dan aspek bathin. Kedua aspek itu terkandung dalam ilmu, yang mereka bagi

kepada empat kelompok, yaitu;

1) Syari’at, diartikan sebagai amalan-amalan lahir yang difardlukan dalam agama,

atau mengikuti agama Tuhan dan mengerjakan perintahnya dan menjauhi

larangannya.

2) Tarikat yakni mengamalkan agama dengan apik, teliti dan sungguh serta

melatih diri dengan mengerjakan ibadah yang payah-payah dengan penuh

kesabaran dan melapangkan hati dari kebimbangan untuk ibadah kepada

Tuhan.

7
3) Hakikat adalah sampainya maksud dan memandang Allah dengan terbukanya

hijab dan ini jalan terakhir tujuan seseorang yang Thârikat (sâlik) yaitu

mengenal Allah dengan terbukanya hijab dirinya hingga ia memandang Allah

dengan mata hatinya.

4) Ma’rifat adalah terhimpunnya tiga perkara di atas dengan pengenalan yang

sebenarnya dengan Allah, melalui hati sanubari, pengetahuan itu sedemikian

lengkap dan jelas sehingga jiwanya merasa satu dengan yang diketahuinya.

Adapun terkait jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah, ada beberapa

terma yang perlu diketahui, yaitu

1) Maqâmât Untuk mencapai tujuan tasawuf seorang mubtadi harus

menempuh jalan yang panjang dan berat, melakukaan bermacam usaha

dan amal baik yang bersifat zahir maupun batin, dengan tahapan-tahapan

tertentu yang disebut dengan istilah maqâm, dan semua itu dilalui dengan

mujahadah, dan selalu sibuk dengan berbagai riyâdhah. Adapun tahap-

tahap yang akan dilalui, sebagian sufi berbeda pendapat diantaranya, ialah;

al-taubah, al-zuhud, alwara’,al-faqr, al-shabr, al-tawakkal, dan al-ridhâ.

2) Al-Ahwâl adalah situasi kejiwaan yang diperoleh seseorang sebagai kurnia

Allah, bukan dari hasil usahanya. Datangnya kondisi mental tersebut tidak

menentu, terkadang datang dan pergi berlangsung sangat cepat,

sebagaimana dengan maqâm dalam jumlah dan formasi yang berbeda.3

3
https://www.semanticscholar.org/paper/ALIRAN-ALIRAN-DALAM-TASAWUF-Andariati/
Diakses 20221031 pukul 15.10

8
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tasawuf merupakan suatu ajaran tentang bagaimana menyucikan jiwa,

menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan batin untuk dapat

memperoleh kebahagian abadi.

Ada tiga pembagian Tasawuf yaitu, Tasawuf Falsafi, Tasawuf Akhlaqi dan Tasawuf

Amali.

a. Tasawuf Falsafi

Ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya yang samar-samar akibat banyaknya

istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang memahami ajaran tasawuf

jenis ini.

b. Tasawuf Akhlaqi

Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku, akhlaq

atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq.

c. Tasawuf amali

Tasawuf amali merupakan kelanjutan dari tasawuf akhlaki. Jika tasawuf akhlaki

berfokus pada pensucian jiwa, tasawuf amali lebih menekankan terhadap cara-cara

mendekatkan diri kepada Allah SWT, baik melalui amalan lahiriah maupun batiniah.

B. SARAN

Dalam penyusunan makalah ini maupun dalam penyajiannya kami selaku manusia

biasa menyadari adanya beberapa kesalahan oleh karena itu kami mnegharapkan

kritik maupun saran yang bersifat membantu dan membangun agar kami tidak

melakukankesalahan yang sama dalam penyusunan makalah yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

 NI'AM, H. SYAMSUN. Tasawuf Studies: Pengantar Belajar Tasawuf. Ar-Ruzz Media,

2014.

 MAARIF, Muhammad Anas. Tasawuf Falsafi Dan Implikasinya Dalam Pendidikan

Islam. Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam, 2018, 3.1.

 https://www.semanticscholar.org/paper/ALIRAN-ALIRAN-DALAM-TASAWUF-

Andariati/

iv

Anda mungkin juga menyukai