PP - Tpa Ii-Akta Kredit Peb 2023
PP - Tpa Ii-Akta Kredit Peb 2023
PP - Tpa Ii-Akta Kredit Peb 2023
DEBITUR/ KREDITUR/
NASABAH BANK
Pengikatan Jaminan.
dilakukan oleh pihak Bank agar Bank mendapat TUJUAN JAMINAN
kepastian bahwa kredit yang diberikan kepada untuk menjamin bahwa utang
nasabahnya dapat dipergunakan sesuai dengan debitur akan dibayar lunas.
kebutuhan dan dapat kembali dengan aman.
POKOK TAMBAHAN
PERJANJIAN KREDIT JAMINAN
Karena tidak adanya pengikatan secara khusus dan meliputi seluruh harta
kekayaan debitur, jaminan kredit yang timbul karena undang-undang ini juga
menjadi jaminan bagi semua orang yang mengutangkan kepadanya
Jadi, terhadap harta kekayaan debitur dilakukan penjualan. Hasil dari pada
penjualan tersebut dibagi-bagi menurut keseimbangan (proporsional) sesuai
besar-kecilnya piutang masing-masing, kecuali ada alasan-alasan yang sah
kreditor tertentu untuk didahulukan pelunasan piutangnya (Pasal 1132
KUHPerdata).
Kedudukan para kreditor satu sama lainnya terhadap harta kekayaan
seseorang debitur yang demikian itu lazim disebut concurrent atau saling
bersaing.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
(3) Perjanjian Tanggung- Pasal 1280 KUH Perdata, bahwa terjadi sesuatu perikatan tanggung menanggung dipihaknya
Menanggung orang-orang yang berutang manakala mereka semuanya diwajibkan melakukan hal yang
sama, sedemikian bahwa salah satu dapat dituntut untuk seluruhnya, dan pemenuhan oleh
salah satu membebaskan orang-orang berutang yang lainnya terhadap si berpiutang.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
(3) Perjanjian Tanggung- Pasal 1844 KUH Perdata bahwa jika beberapa orang telah
Menanggung
mengikatkan diri sebagai penanggung untuk seorang
berpiutang yang sama, maka si penanggung yang telah
melunasi utangnya, begitu pula apabila si berutang telah
dinyatakan pailit, mempunyai hak untuk menuntut kembali
dari para penanggung lainnya masing-masing untuk
bagiannya.
1. GADAI GADAI adalah hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang
bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas
namanya untuk menjamin suatu hutang.
Obyek gadai adalah semua benda bergerak dan pada dasarnya bisa
digadaikan baik benda bergerak berwujud maupun benda bergerak
yang tidak berwujud yang berupa berbagai hak untuk mendapatkan
berbagai hutang yakni berwujud surat-surat piutang kepada
pembawa (aan toonder) atas tunjuk (aan order) dan atas nama (op
naam) serta hak paten.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
1. GADAI
Hak pemegang gadai selama gadai berlangsung :
1. Pemegang gadai berhak untuk menjual benda yang di gadaikan atas kekuasaan sendiri
(eigenmachti geverkoop).
Hasil penjualan diambil sebagian untuk pelunasan hutang debitur dan sisanya di kembalikan
kepada debitur. Penjualan barang tersebut harus di lakukan di muka umum menurut kebiasaan-
kebiasaan setempat dan berdasarkan syarat-syarat yang lazim berlaku.
2. Pemegang gadai berhak untuk mendapatkan ganti rugi berupa biaya-biaya yang telah dilakukan
untuk menyelamatkan benda gadai.
3. Pemegang gadai mempunyai hak untuk menahan benda gadai (hak retensi) sampai ada
pelunasan hutang dari debitur (jumlah hutang dan bunga).
4. Pemegang gadai mempunyai prefensi (hak untuk di dahulukan) dari kreditur-kreditur yang lain.
5. Hak untuk menjual benda gadai dengan perantara hakim jika debitur menuntut di muka hukum
supaya barang gadai di jual menurut cara yang di tentukan oleh hakim untuk melunasi hutang
dan biaya serta bunga.
6. Atas izin hakim tetap menguasai benda gadai.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
Pasal 6 UUJF
Akta Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sekurang-kurangnya
memuat :
a. identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia;
b. data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;
c. uraian mengenai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia;
d. nilai penjaminan; dan
e. nilai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
Pasal 7 UUJF, Utang yang pelunasannya dijamin dengan fidusia dapat berupa:
2. FIDUSIA a. utang yang telah ada;
b. utang yang akan timbul di kemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah
tertentu; atau
c. utang yang pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya berdasarkan
perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban memenuhi suatu prestasi.
Pasal 8 UUJF
Jaminan Fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu Penerima Fidusia atau
kepada kuasa atau wakil dan Penerima Fidusia tersebut
Pasal 9 UUJF
(1) Jaminan Fidusia dapat memberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis
Benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan
maupun yang diperoleh kemudian.
(2) Pembebanan jaminan atas Benda atau piutang yang diperoleh kemudian
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak perlu dilakukan dengan perjanjian
jaminan tersendiri.
JAMINAN FIDUSIA
Nomor : 27.-
-Pada hari ini, hari Selasa tanggal enam belas Agustus dua
ribu enam belas (16-08-2016).
-Pukul 15.30 WIB (lima belas lewat tiga puluh menit Waktu
Indonesia Barat).
-Berhadapan dengan saya, ………………………., dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan
namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:
I.1.-Tuan …….
2.-Nyonya …….
-menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak
masing-masing dalam jabatan mereka selaku Direktur dan
PEMBERI
Komisaris perseroan terbatas PT. ………….. dari dan oleh
FIDUSIA
PS.1 (5) karena itu bersama-sama sah bertindak untuk dan atas
jo ps 6 a. nama serta mewakili kepentingan Perseroan Terbatas PT.
……….., berkedudukan di ………………, yang anggaran
dasarnya dimuat dalam:
1.-Akta Pendirian Perseroan Terbatas, nomor ……. tanggal
…………………….. dibuat dihadapan ………………………..,
Sarjana Hukum Notaris di ……., anggaran dasar mana telah
mendapat pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU-
19003.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal tiga belas April dua ribu dua
belas (13-04-2012), anggaran dasar mana telah mengalami
perubahan berdasarkan:
2.-Berita Acara nomor …… tertanggal ……………………………, yang
dibuat dihadapan …………………. Sarjana Hukum Notaris di
…………., perubahan anggaran dasar mana telah disimpan dan
dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat
Penerimaannya nomor AHU-AH.01.10-03315, tetanggal lima
Pebruari dua ribu empat belas (05-02-2014).
-Untuk selanjutnya disebut sebagai
------------ "Pihak Pertama" atau "Pemberi Fidusia";
II.–Tuan ………………..;
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya selaku Pemimpin …………………………. PT.
BANK …….., berdasarkan ………… Nomor: ……………..
Tentang ………………………, tertanggal ………, dengan
demikian berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan
beserta perubahan-perubahannya yang terakhir,
sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bank ……….
PENERIMA nomor: ….. tanggal ………, yang dibuat dihadapan
FIDUSIA …………., Sarjana Hukum, Notaris di ……… Perubahan
PS 1 (6) jo mana telah diterima dan dicatat dalam Sistem
ps 6 a. Administrasi Badan Hukum (SABH) Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan
Surat nomor: …………, tanggal ……….. dan karenanya
berwenang bertindak untuk dan atas nama PT.
BANK……….. yang berkedudukan dan berkantor pusat
di Jakarta, Jalan ………..
-untuk selanjutnya disebut sebagai:
------------"Pihak Kedua" atau "Penerima Fidusia";
-Para Penghadap telah saya Notaris …..
-Para penghadap untuk diri sendiri dan dalam kedudukannya
seperti disebut menerangkan terlebih dahulu:
A.-bahwa, diantara Pemberi Fidusia selaku pihak yang
menerima fasilitas kredit (untuk selanjutnya cukup disebut
Pemberi Fidusia) dan Penerima Fidusia selaku pihak yang
memberi fasilitas kredit (untuk selanjutnya disebut Penerima
Fidusia) telah dibuat dan ditanda tangani, PERJANJIAN
KREDIT :
PASAL
6 b. -Nomor: …….. tanggal … maksimum ……
-Nomor: …….. tanggal … maksimum ……
-yang dibuat dibawah tangan, .... disebut PERJANJIAN
KREDIT);--------------------------------
B. -bahwa, untuk lebih menjamin dan menanggung
terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang
terhutang dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kredit tersebut,
Pemberi Fidusia diwajibkan untuk memberikan
JAMINAN FIDUSIA atas :
*)Mesin-mesin dan peralatan perlengkapannya milik
Pemberi Fidusia untuk kepentingan Penerima Fidusia,
*) Persediaan barang milik Pemberi Fidusia untuk
kepentingan Penerima Fidusia,
PASAL *) Kendaraan Pemberi Fidusia untuk kepentingan Penerima
6 c.
Fidusia,
*) Tagihan / Piutang Pemberi Fidusia untuk kepentingan
Penerima Fidusia,
sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini.
C.-bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberi
jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian tersebut, maka
pemberi dan Penerima Fidusia telah semufakat dan setuju,
ADA PERUB
KETENTUAN
dengan ini mengadakan perjanjian sebagaimana yang
SESUAI PU dimaksud dalam Undang-undang Nomor: 42 Tahun 1999
MK (seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan) juncto
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019
(MK 18/PUU-XVII/2019), yaitu tentang jaminan Fidusia
sebagaimana yang dinyatakan sekarang dalam akta ini;
-Selanjutnya para penghadap tetap bertindak dalam kedudukannya
seperti tersebut di atas untuk menjamin terbayarnya dengan baik
segala sesuatu yang terutang dan harus dibayarkan oleh Debitor
kepada Kreditor, baik karena hutang pokok, bunga dan biaya-biaya
NILAI lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian tersebut, dengan jumlah
HUTANG hutang pokok sebesar Rp.________(___) dan/atau sejumlah uang
NYA
yang ditentukan dikemudian hari berdasarkan Perjanjian tersebut,
maka (para) penghadap Pihak Pertama dengan bertindak selaku
Pemberi Fidusia menerangkan dengan ini mengalihkan hak
kepemilikan secara kepercayaan kepada Penerima Fidusia dan
penghadap Pihak Kedua dengan bertindak selaku Penerima Fidusia
menerangkan dengan ini menerima pengalihan hak kepemilikan secara
kepercayaan dari Pemberi Fidusia, agar Penerima Fidusia memperoleh
Jaminan Fidusia, atas objek jaminan fidusia berupa :
*)Mesin-mesin dan peralatan perlengkapannya sebagaimana dinyatakan dalam
…………… tertanggal ……………….. yang dibuat dibawah tangan bermaterai cukup,
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini;
-Mesin-mesin tersebut di atas berada di ______
DISESU Dengan princian sebagai berikut:
AIKAN -Merk/Type :
DG -Jenis/Model :
OBYEK -Warna :
NYA -Nomor seri :
*)-Persediaan barang sebagaimana dinyatakan dalam …………… tertanggal
……………….. yang dibuat dibawah tangan bermaterai cukup, yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari akta ini;
-Persediaan barang tersebut di atas berada ...................... selaku Pemberi Fidusia
yang terletak di ………………………, dan untuk itu “Daftar Persediaan” tersebut
diserahkan kepada Penerima Fidusia, yang keadaan persediaan barang tersebut
telah diketahui oleh Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia sehingga Pemberi
Fidusia dan Penerima Fidusia menganggap tidak perlu lagi menguraikan lebih lanjut
dalam akta ini.
*)-Kendaraan berupa Dump Truck Fuso dengan perincian sebagai berikut:
-Merk/Type :
-Jenis/Model :
-Warna :
DISESU -Nomor Rangka :
AIKAN -Nomor Mesin :
DG -Tahun Pembuatan/Perakitan:
OBYEK
NYA -Nomor Polisi :
-Atas nama :
*)-Tagihan / Piutang usaha tersebut sebagaimana dinyatakan dalam
…………… tertanggal ……………….. yang dibuat dibawah tangan bermaterai
cukup, ditandatangani oleh Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini;
(untuk selanjutnya dalam akta ini cukup disebut dengan "Objek Jaminan
Fidusia” yang seluruhnya bernilai Rp. ______
Nilai Penjaminan berdasarkan akta ini adalah Rp. ______
-Selanjutnya para penghadap untuk diri sendiri dan dalam
jabatannya seperti disebut dan senantiasa dengan bertindak
dalam kedudukannya tersebut menerangkan pembebanan
jaminan fidusia ini diterima dan dilangsungkan dengan
KETERAN persyaratan dan ketentuan sebagai berikut:
GAN TTG
PEMBEBA
---------------------------------- Pasal 1.
NAN -Pembebanan jaminan fidusia atas Obyek Jaminan Fidusia
JAMINAN
FIDUSIA telah dilakukan ditempat dimana Obyek Jaminan Fidusia
tersebut berada dan telah menjadi miliknya Penerima Fidusia,
sedang Obyek Jaminan Fidusia tersebut tetap berada
pada dan dalam kekuasaan Pemberi Fidusia selaku peminjam
pakai.-
-Pinjam pakai tersebut akan berakhir bilamana Pemberi
Fidusia tidak memenuhi salah satu ketentuan dalam akta ini
dan/atau bilamana Pemberi Fidusia tidak memenuhi
kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit tersebut;
-----------------------------------Pasal 2.
-Obyek Jaminan Fidusia hanya dapat dipergunakan oleh Pemberi
Fidusia menurut sifat dan peruntukannya, dengan tidak ada
kewajiban bagi Pemberi Fidusia untuk membayar biaya/ganti
rugi berupa apapun untuk pinjam pakai tersebut kepada
KEWAJIB Penerima Fidusia, namun Pemberi Fidusia berkewajiban untuk
AN memelihara Obyek Jaminan Fidusia tersebut dengan sebaik-
MEMELIH
ARA baiknya dan melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk
OBYEK pemeliharaan dan perbaikan atas Obyek Jaminan Fidusia atas
FIDUSIA
biaya dan tanggungan Pemberi Fidusia sendiri, serta membayar
pajak dan beban lainnya yang bersangkutan dengan itu;
-Apabila untuk penggunaan atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut
diperlukan suatu kuasa khusus, maka Penerima Fidusia dengan
ini memberi kuasa kepada Pemberi Fidusia untuk melakukan
tindakan-tindakan yang diperlukan dalam rangka pinjam pakai
Obyek Jaminan Fidusia tersebut;
--------------Pasal 3.
-Penerima Fidusia atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak
dan dengan ini telah diberi kuasa dengan hak substitusi oleh
Pemberi Fidusia untuk memeriksa tentang adanya dan tentang
keadaan Objek Jaminan Fidusia tersebut.
KUASA -Penerima Fidusia atas biaya Pemberi Fidusia berhak namun tidak
UNTUK diwajibkan;-
MEMERIKSA
KEADAAN -Untuk melakukan atau suruh melakukan segala sesuatu yang
OBYEK seharusnya dilakukan Pemberi Fidusia atas Objek Jaminan
FIDUSIA
Fidusia dalam hal Pemberi Fidusia melalaikan kewajibannya untuk
itu, termasuk tetapi tidak terbatas untuk memasuki gedung,
gudang, bangunan, ruang dimana Obyek Jaminan Fidusia
disimpan atau berada. Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia
menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak merupakan tindakan
memasuki tempat dan atau bangunan tanpa izin
("huisvredebreuk").
-------------Pasal 4.
-Apabila bagian dari Obyek Jaminan Fidusia atau
diantara Obyek Jaminan Fidusia tersebut ada yang tidak
KEWAJIBAN dapat dipergunakan lagi, maka Pemberi Fidusia dengan
MENGGANTI
OBYEK ini berjanji dan karenanya mengikat diri untuk
FIDUSIA JIKA mengganti bagian dari atau Obyek Jaminan Fidusia
RUSAK
yang tidak dapat dipergunakan itu dengan Obyek
Jaminan Fidusia lainnya yang sejenis yang nilainya
setara dengan yang diganti kan serta yang dapat
disetujui Penerima Fidusia, sedang Obyek Jaminan
Fidusia tersebut termasuk dalam jaminan fidusia yang
diyatakan dalam akta ini;
---------------------Pasal 5.
-Pemberi Fidusia tidak berhak untuk melakukan fidusia ulang
atas Obyek Jaminan Fidusia. Pemberi Fidusia juga tidak
diperkenankan untuk membebankan dengan cara apa pun,
menggadaikan atau menjual atau mengalihkan dengan cara
apapun Obyek Jaminan Fidusia kepada pihak lain tanpa
LARANGAN
FIDUSIA
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Penerima Fidusia;
ULANG -Bilamana Pemberi Fidusia tidak memenuhi dengan seksama
kewajibannya menurut yang telah ditentukan dalam akta ini atau
Pemberi Fidusia tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian
Kredit, maka lewat waktu yang ditentukan untuk memenuhi
kewajiban tersebut saja sudah cukup membuktikan tentang adanya
pelanggaran atau kelalaian Pemberi Fidusia atau Pemberi Fidusia
dalam memenuhi kewajiban tersebut, dalam hal mana hak Pemberi
Fidusia untuk meminjam pakai Obyek Jaminan Fidusia tersebut
menjadi berakhir dan Obyek Jaminan Fidusia harus diserahkan
dengan segera oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia,
setelah diberitahukan secara tertulis oleh Penerima Fidusia;
-----------------------------------Pasal 6.
-Pemberi Fidusia berjanji dan karenanya mengikat diri untuk
mengasuransikan Obyek Jaminan Fidusia tersebut pada perusahaan
asuransi yang ditunjuk atau disetujui oleh Penerima Fidusia terhadap
ASURANSI bahaya kebakaran serta bahaya lainnya dan untuk suatu jumlah
pertanggungan serta dengan persyaratan yang dipandang tepat oleh
Penerima Fidusia. Diatas polis asuransi tersebut harus dicantumkan
klausula bahwa dalam hal terjadi kerugian, maka uang pengganti
kerugiannya harus dibayarkan kepada Penerima Fidusia, yang
selanjutnya akan memperhitungkannya dengan jumlah yang masih
harus dibayarkan oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia
berdasarkan Perjanjian Kredit, sedangkan sisanya jika masih ada harus
dikembalikan oleh Penerima Fidusia kepada Pemberi Fidusia dengan
tidak ada kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk membayar bunga atau
ganti kerugian berupa apapun kepada Pemberi Fidusia. Apabila ternyata
uang pengganti kerugian dari perusahaan asuransi tersebut tidak
mencukupi, maka Pemberi Fidusia berkewajiban membayar lunas sisa
yang masih harus dibayar oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima
Fidusia.
-Semua uang premi asuransi harus ditanggung dan
dibayar oleh Pemberi Fidusia.
-Apabila Pemberi Fidusia lalai dan/atau tidak
mengasuransikan Obyek Jaminan Fidusia tersebut, maka
Penerima Fidusia berhak (namun tidak berkewajiban) dan
seberapa perlu dengan ini kepadanya oleh Pemberi Fidusia
diberi kuasa untuk mengasuransikan sendiri Obyek
Jaminan Fidusia tersebut, dengan ketentuan bahwa
premi asuransinya tetap harus dibayar oleh Pemberi
Fidusia
-Asli polis asuransi dan perpanjangannya dikemudian hari
serta kwitansi pembayaran premi asuransi tersebut harus
diserahkan untuk disimpan oleh Penerima Fidusia
segera setelah diperoleh Pemberi Fidusia dari perusahaan
asuransi tersebut.
----------------------------------Pasal 7.
-Dalam hal Pemberi Fidusia tidak menjalankan atau meme-
nuhi salah satu ketentuan dalam akta ini dan/atau salah satu
KELALAIAN
PEMBERI ketentuan dalam Perjanjian Kredit, terutama dalam hal
FIDUSIA Pemberi Fidusia lalai, sedangkan kelalaian tersebut semata-
mata terbukti dengan lewatnya waktu yang ditentukan, tanpa
untuk itu diperlukan lagi sesuatu surat teguran juru sita atau
surat lain yang serupa dengan itu, maka atas kekuasannya
sendiri Penerima Fidusia berhak;
(i)-untuk menjual Obyek Jaminan Fidusia tersebut atas dasar
titel eksekutorial; atau melalui pelelangan di muka umum;
atau melalui penjualan dibawah tangan yang dilakukan
berdasarkan kesepakatan Pemberi Fidusia dan Penerima
Fidusia jika dengan cara demikian peroleh harga tertinggi
yang menguntungkan para pihak;
(ii)-untuk keperluan penjualan tersebut, Penerima Fidusia berhak
menghadap dimana perlu, membuat atau suruh membuat serta
menandatangani semua surat, akta serta dokumen lain yang diperlukan,
menerima uang harga penjualan dan memberikan tanda penerimaan
untuk itu, menyerahkan apa yang dijual kepada pembelinya,
memperhitungkan atau mengkompensir uang harga penjualan yang
diterimanya itu dengan semua apa yang wajib dibayar oleh Pemberi
Fidusia kepada Penerima Fidusia, akan tetapi dengan kewajiban bagi
Penerima Fidusia untuk menyerahkan sisa uang penjualannya jika
masih ada kepada Pemberi Fidusia atau Pemberi Fidusia, dengan tidak
ada kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk membayar bunga atau ganti
kerugian berupa apapun juga kepada Pemberi Fidusia atau Pemberi
Fidusia mengenai sisa uang harga penjualan itu dan selanjutnya
Penerima Fidusia juga berhak untuk melakukan segala sesuatu yang
dipandang perlu dan berguna dalam rangka penjualan Obyek Jaminan
Fidusia tersebut dengan tidak ada satupun yang dikecualikan.
-Apabila hasil penjualan dari Obyek Jaminan Fidusia tersebut tidak
mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar oleh
Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia, maka Pemberi Fidusia
tetap terikat membayar lunas sisa uang yang masih harus dibayar oleh
Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia.
----------------------------------Pasal 8.
-Dalam hal Penerima Fidusia mempergunakan hak-hak yang diberikan
kepadanya seperti diuraikan diatas, Pemberi Fidusia wajib dan
mengikat diri sekarang ini untuk dipergunakan dikemudian hari
pada waktunya, menyerahkan dalam keadaan terpelihara baik
KEWAJI kepada Penerima Fidusia Obyek Jaminan Fidusia tersebut atas
BAN
MENYE
pemberitahuan atau teguran pertama dari Penerima Fidusia dan dalam
RAHKAN hal Pemberi Fidusia tidak memenuhi ketentuan itu dalam waktu yang
OBYEK ditentukan dalam surat pemberitahuan atau teguran yang bersangkutan,
FIDUSIA maka Pemberi Fidusia adalah lalai semata-mata karena lewatnya waktu
DLM
KEADAA
yang ditentukan tanpa untuk itu diperlukan lagi sesuatu teguran juru sita
N BAIK) atau surat lain yang serupa dengan itu, maka Penerima Fidusia atau
kuasanya yang sah berhak, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, untuk mengambil Obyek Jaminan
Fidusia dari tempat dimanapun Obyek Jaminan Fidusia tersebut berada,
baik dari tangan Pemberi Fidusia maupun dari tangan pihak ketiga yang
menguasainya, dengan ketentuan, bahwa semua biaya yang bertalian
dengan itu menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia.
---------------------------------Pasal 9.
(KEWAJIBA -Pembebanan jaminan fidusia ini dilakukan oleh Pemberi Fidusia kepada
N PEMBERI
FIDUSIA Penerima Fidusia dengan syarat-syarat yang memutuskan (onder de
UTK ontbindende voorwaarden), yakni sampai dengan Pemberi Fidusia telah
MEMBAYAR memenuhi/membayar lunas semua apa yang wajib dibayar oleh
LUNAS)
Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia sebagaimana dinyatakan
dalam Perjanjian Kredit.
---------------------------------Pasal 10.
-Pemberi Fidusia dengan ini memberikan kuasa kepada Penerima Fidusia,
yang menyatakan menerima kuasa dari Pemberi Fidusia untuk
melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia tersebut untuk keperluan
tersebut menghadap dihadapan pejabat atau instansi yang berwenang
KUASA
MENDAF
(termasuk Kantor Pendaftaran Fidusia), memberikan keterangan,
TARKAN menandatangani surat/formulir, mendaftarkan Jaminan Fidusia atas Obyek
JAMINAN Jaminan Fidusia tersebut dengan elampirkan Pernyataan Pendaftaran
FIDUSIA Jaminan Fidusia, serta untuk mengajukan permohonan pendaftaran atas
perubahan dalam hal terjadi perubahan data yang tercantum dalam
Sertipikat Jaminan Fidusia,
selanjutnya menerima Sertipikat Jaminan Fidusia dan/atau
Pernyataan Perubahan, serta dokumen-dokumen lain yang
bertalian untuk keperluan itu membayar semua biaya dan
menerima kwitansi segala uang pembayaran serta selanjutnya
melakukan segala tindakan yang perlu dan berguna untuk
melaksanakan ketentuan dari akta ini.
-Akte ini merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian Kredit, demikian pula kuasa yang
diberikan dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting serta
tidak terpisahkan dari akta ini tanpa adanya akte ini dan kuasa
tersebut, niscaya Perjanjian Kredit demikian pula akta ini tidak akan
diterima dan dilangsungkan diantara para pihak yang
bersangkutan, oleh karenanya akta ini tidak dapat ditarik kembali
atau dibatalkan selama berlakunya Perjanjian Kredit tersebut dan
kuasa tersebut tidak batal atau berakhir karena sebab yang dapat
mengakhiri pemberian sesuatu kuasa, termasuk sebab yang
disebutkan dalam Pasal 1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata Indonesia.
--------------------------------Pasal 11.
-Penerima Fidusia berhak dan dengan ini diberi kuasa dengan hak
substitusi oleh Pemberi Fidusia untuk melakukan perubahan atau
KUASA penyesuaian atas ketentuan dalam akta ini, didalam hal perubahan
UTK atau penyesuaian tersebut diperlukan dalam rangka memenuhi
PERUB ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang Pendaftaran Fidusia
maupun ketentuan dalam Undang-Undang Tentang Jaminan Fidusia
Nomor 42 Tahun 1999 tersebut.
---------------------------------Pasal 12.
-Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah
pihak mengenai akta ini yang tidak dapat diselesaikan di antara
kedua belah pihak akan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak
berubah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Medan di Medan.-
Pemilihan domisili hukum tersebut dilakukan dengan tidak
DOMISILI mengurangi hak dari Penerima Fidusia untuk mengajukan tuntutan
HUKUM hukum terhadap Pemberi Fidusia berdasarkan Jaminan Fidusia atas
Obyek Jaminan Fidusia tersebut dihadapan pengadilan lainnya dalam
Wilayah Republik Indonesia, yaitu pada Pengadilan yang mempunyai
Yuridiksi atas diri Pemberi Fidusia atau atas Obyek Jaminan Fidusia
tersebut.
---------------------------------Pasal 13.
-Biaya akta ini dan biaya lainnya yang berkenaan dengan
pembuatan akta ini maupun dalam melaksanakan ketentuan
dalam akta ini menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh
Pemberi Fidusia.
-Demikian pula biaya pendaftaran fidusia ini di Kantor
Pendaftaran Fidusia.
-Para penghadap menyatakan dengan ini menjamin akan
kebenaran identitas para penghadap sesuai tanda pengenal
yang disampaikan kepada saya, Notaris, dan bertanggung
jawab sepenuhnya atas hal tersebut diatas, dan selanjutnya
para penghadap juga menyatakan telah mengerti dan
memahami isi akta ini;-
-Akta ini diselesaikan pukul 15.42 (lima belas lewat empat
puluh dua menit Waktu Indonesia Barat);
--------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI ---------------------------
-Dibuat dan dilangsungkan di ………, sebagai minit pada hari, tanggal,
bulan, tahun dan jam seperti disebut diawal akte ini, dan dihadiri oleh;
1.-Tuan
2.-Nyonya
-Keduanya pegawai kantor notaris, sebagai saksi-saksi.
-Setelah saya, Notaris bacakan dan jelaskan isi dan maksud akta ini
kepada para penghadap dan saksi-saksi, seketika akta ini ditandatangani
oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya Notaris.
-Para penghadap juga membubuhkan sidik jari jempol tangan kanannya
pada lembaran tersendiri yang turut dijahitkan dalam minit akta ini,
demikian sesuai pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-undang nomor 2 tahun
2014 tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 30 tahun 2004
tentang Jabatan Notaris.
-Para penghadap menyatakan dengan ini menjamin kebenaran
identitasnya sesuai dengan tanda pengenal yang disampaikan kepada
saya, Notaris dan masing-masing bertanggung jawab sepenuhnya atas
kebenaran dan keabsahan data-data dan/atau identitas tersebut.
-Dibuat dengan
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
3. HAK TANGGUNGAN
(diatur dalam Undang-Undang No.4 Tahun1996 Tentang Hak Tanggungan)
Pasal 1 ayat 1 UUHT, Hak Tanggungan merupakan hak jaminan atas tanah yang dibebankan berikut
benda-benda lain yang merupakan suatu satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang
dan memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur
yang lain.
Obyek Hak Tanggungan diatur dalam pasal 4 undang-undang no 4 tahun 1996 yakni :
(1) Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah :
a. Hak Milik; b. Hak Guna Usaha; c. Hak Guna Bangunan.
(2) Selain hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Hak Pakai atas tanah Negara
yang menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan menurut sifatnya dapat
dipindahtangankan dapat juga dibebani Hak Tanggungan.
(3) Pembebanan Hak Tanggungan pada Hak Pakai atas tanah Hak Milik akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
3. HAK TANGGUNGAN
dalam prakteknya pemberian Hak Tanggungan tidak dapat langsung dilaksanakan dengan Akta
Pemberian Hak Tanggungan (APHT), hal ini karena belum terpenuhinya syarat-syarat pemberian hak
tanggungan berdasarkan alasan tertentu, misalnya sertipikat belum di roya, sertipikat sedang dalam
proses balik nama.
dalam praktek selalu digunakan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) yang pada
prinsipnya kegunaan atau fungsi dari Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) adalah
Surat Kuasa yang diberikan oleh pemberi jaminan kepada pihak lain (biasanya diberikan kepada
bank/kriditur) untuk membebankan hak tanggungan,
agar kemudian hari sesuai waktu yang ditentukan dan telah terpenuhinya syarat-syarat pembebanan
hak tanggungan, pihak Bank/Kreditur dapat mewakili pemberi jaminan untuk melaksanakan
pembebanan Hak Tanggungan pada Sertipikat Hak Atas Tanah berdasarkan kuasa yang telah
diterima dari pemberi jaminan, sehingga pihak penerima kuasa (bank/kreditur) dapat
menandatangani Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) selanjutnya dapat dilakukan proses
pembebanan hak tanggungan pada sertipikat atas tanah,
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) diatur di dalam pasal 15 Undang-
Undang Hak Tanggungan Nomor 4 tahun 1996 (UUHT), selengkapnya sebagai berikut:
(1) Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan wajib dibuat dengan akta notaris atau
akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan memenuhi persyaratan :
a. tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain daripada
membebankan Hak Tanggungan.
b. tidak memuat kuasa substitusi.
c. mencantumkan secara jelas objek Hak Tanggungan, jumlah utang dan nama
serta identitas kreditornya, nama dan identitas debitor, apabila debitor bukan
pemberi Hak Tanggungan.
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)
(2)Kuasa untuk membebankan Hak Tanggungan tidak dapat ditarik kembali atau tidak
dapat berakhir oleh sebab apapun juga kecuali karena kuasa tersebut telah
dilaksanakan atau karena telah habis jangka waktunya sebagaimana dimaksud pada
pasal ayat (3) dan ayat (4).
(3)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang sudah
terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah diberikan.
(4)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang belum
terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah diberikan.
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)
(5)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku
dalam hal Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan diberikan untuk
menjamin kredit tertentu yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(6)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang tidak diikuti dengan
pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan dalam waktu yang ditentukan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4), atau waktu yang
ditentukan menurut ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5)
batal demi hukum.
PENJELASAN PS 15 (1)
UU NO. 4 1996 TTG HT
Huruf b
Yang dimaksud dengan pengertian substitusi menurut Undang-undang ini adalah
Penggantian penerima kuasa melalui pengalihan. Bukan merupakan substitusi, jika
penerima kuasa memberikan kuasa kepada pihak lain dalam rangka penugasan untuk
bertindak mewakilinya, misalnya Direksi Bank menugaskan pelaksanaan kuasa yang
diterimanya kepada Kepala Cabangnya atau pihak lain.
Huruf c
Kejelasan mengenai unsur-unsur pokok dalam pembebanan Hak Tanggungan sangat
diperlukan untuk kepentingan perlindungan pemberi Hak Tanggungan. Jumlah utang
yang dimaksud pada huruf ini adalah jumlah utang sesuai dengan yang diperjanjikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).
PENJELASAN PS 15 (4)
UU NO. 4 1996 TTG HT
Ayat (4)
Tanah yang belum terdaftar adalah tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).
Batas waktu penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak
atas tanah yang belum terdaftar ditentukan lebih lama daripada tanah yang sudah
didaftar pada ayat (3), mengingat pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan pada hak
atas tanah yang belum terdaftar harus dilakukan bersamaan dengan permohonan
Pendaftaran hak atas tanah yang bersangkutan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 10 ayat
(3), yang terlebih dahulu perlu dilengkapi persyaratannya.
Persyaratan bagi pendaftaran hak atas tanah yang belum terdaftar meliputi diserahkannya
surat-surat yang memerlukan waktu untuk memperolehnya, misalnya surat
keterangan riwayat tanah, surat keterangan dari Kantor Pertanahan bahwa tanah
yang bersangkutan belum bersertipikat, dan apabila bukti kepemilikan tanah tersebut masih
atas nama orang yang sudah meninggal, surat keterangan waris dan surat pembagian
waris.
Ketentuan pada ayat ini berlaku juga terhadap tanah yang sudah bersertipikat, tetapi
belum didaftar atas nama pemberi Hak Tanggungan sebagai pemegang hak atas tanah
yang baru, yaitu tanah yang belum didaftar peralihan haknya, pemecahannya, atau
penggabungannya
Ayat (5)
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan mengingat kepentingan golongan ekonomi lemah,
untuk pemberian kredit tertentu yang ditetapkan Pemerintah seperti kredit program, kredit kecil,
kredit pemilikan rumah, dan kredit lain yang sejenis, batas waktu berlakunya Surat Kuasa
Membebankan Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku.
Penentuan batas waktu berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan untuk jenis kredit
tertentu tersebut dilakukan oleh Menteri yang berwenang di bidang pertanahan setelah mengadakan
koordinasi dan konsultasi dengan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan pejabat lain
yang terkait.
Ayat (6)
Ketentuan mengenai batas waktu berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
dimaksudkan untuk mencegah berlarut-larutnya waktu pelaksanaan kuasa itu. Ketentuan ini tidak
menutup kemungkinan dibuatnya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan baru.
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2017
TENTANG
PENETAPAN BATAS WAKTU PENGGUNAAN
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN
UNTUK MENJAMIN PELUNASAN KREDIT TERTENTU
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Januari 2018
Pasal 1
DEFINISI
Pasal 3
Pasal 5
NOTARIS PPAT
SALINAN
ATAU
IN ORIGINALI
Pasal 15 ayat (1)
UUJN-P
Janji bahwa pemegang Hak Tanggungan akan memperoleh seluruh atau sebagian
dari uang asuransi yang diterima pemberi Hak Tanggungan untuk pelunasan
piutangnya, jika obyek Hak Tanggungan diasuransikan;
Janji bahwa Sertipikat hak atas tanah yang telah dibubuhi catatan pembebanan
Hak Tanggungan diserahkan kepada dan untuk disimpan Pemegang Hak
Tanggungan;
-KUASA yang diberikan dengan akta ini tidak dapat ditarik kembali dan
tidak berakhir sampai dengan berakhirnya perjanjian pokok kecuali oleh
karena telah dilaksanakan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya tanggal
.) 1 (satu) bulan
.) 3 (tiga) bulan
.) berakhirnya hutang pokok
-Untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini turut diketahui dan
disetujui oleh suaminya yang sah dan turut menghadap serta
menandatangani akta ini yaitu Tuan ________
-----------selanjutnya disebut PEMBERI KUASA--------------
-Sebagai saksi-saksi, dan setelah dibacakan serta dijelaskan, maka sebagai bukti
kebenaran pernyataan yang dikemukakan oleh Pemberi Kuasa dan Penerima
Kuasa tersebut diatas, akta ini ditanda-tangani oleh Pemberi Kuasa, Penerima
Kuasa, para saksi dan saya, Pejabat Pembuat Akta Tanah, sebanyak 2 (dua)
rangkap asli terdiri dari 1 (satu) rangkap lembar pertama disimpan di kantor saya,
dan 1 (satu) rangkap lembar kedua disampaikan kepada Penerima Kuasa untuk
dipergunakan sebagai dasar penanda-tanganan Akta Pemberian Hak Tanggungan
yang bersangkutan.------------------------------------------------
________________________ _____________________
Persetujuan suami/istri qq. PT. Bank _______
______________________
Saksi
Saksi
_____________________
_________________
Pejabat Pembuat Akta Tanah
Kabupaten/Kota
__________________ ___________________________
QQ. PT. BANK
Persetujuan Suami/Istri
__________________
Saksi – saksi
________________ _____________
NOTARIS
______________________
Saksi
Saksi
d.t.o
d.t.o
_____________
_____________
Pejabat Pembuat Akta Tanah
Kabupaten/Kota
d.t.o
__________________
4. HIPOTIK Pasal 1162 KUHPerdata adalah suatu hak kebendaan atas benda tidak bergerak
untuk mengambil pengantian dari padanya bagi pelunasan suatu perhutangan
(verbintenis).
Dengan berlakunya undang-undang HT maka obyek HIPOTIK hanya meliputi hal berikut :
1. Kapal laut dengan bobot 20 m³ ke atas berdasarkan pasal 509 KUH perdata, pasal 314 ayat 4
KUH dagang dan undang-undang N0.12 tahun 1992 tentang pelayaran
2. kapal terbang dan helikopter berdasarkan undang-undang No. 15 tahun 1992 tentang
penerbangan dalam hukum perdata status hukum pesawat udara adalah benda tidak bergerak,