Kel.2 Islam & Budaya (Deskripsi Islam Dan Jawa)
Kel.2 Islam & Budaya (Deskripsi Islam Dan Jawa)
Kel.2 Islam & Budaya (Deskripsi Islam Dan Jawa)
MAKALAH
Disusun oleh :
Kelompok 2-C1PSR
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................iv
A. Latar belakang..........................................................................iv
B. Rumusan masalah.....................................................................v
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................1
A. Pengertian islam dan kebudayaan jawa.....................................1
B. Batasan wilayah budaya islam..................................................2
C. Ciri-ciri budaya dan masyarakat jawa.......................................2
D. Masuknya islam di jawa............................................................3
E. Peran tradisi budaya jawa..........................................................4
F. Macam-macam bentuk akulturasi islam dan budaya jawa........5
BAB 3 PENUTUP...............................................................................9
A. Kesimpulan...............................................................................9
B. Saran.........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaitannya islam adalah artinya menjadi kepercayaan, terdengar
sangat suci sekali bila melihat dari kandungan ajarannya langsung
bersumber dari wahyu illahi yaitu Al-Qur’an. Bagaimana tidak jika
pembahasannya yang biasa kita dengar ialah tentang dosa serta pahala,
ditambah lagi dengan bahasa orang tua kita ( rakyat jawa ) dan
biasanya mereka sangat tiak asing lagi jika melarang sesuatu yang
sempurna dengan memakai uangkapan “ ora ilok/awas dosa “, dan
sesudah itu ungkapan kata selanjutnya “ nek dhuso mlebu
neraka/jikalau dosa masuk neraka “ tetapi asal sisi lain dibalik
uangkapan semacam itu justru lebih mengena sert praktis dimengerti
bagi warga jawa khususnya terlebih dalam mendidik kebiasaan anak
setiap harinya.
Hal demikian melahirkan kesan bahwa nilai-nilai budaya jawa
lebih kuat menghasilkan peradaban islam di jawa karena, loyalitas
yang timbul adalah bentuk ketertundukan, kepatuhan, sdrta rasa
hormat yang tinggi kepada yang lebih tua, dalam bahasa jawanya yang
terkenal dengan ungkapan “ sendiko dawuh “. Maka tradisi mebantah
mengkritik, bahkan mengoreksi yang lebih tua tidak pernah terjadi.
Sebab itu sebagai sesuatu yang negatif setingkat dengan su’ul adab
pada syari’at islam.
Oleh karena itu, pemahaman arti islam dan budaya jawa menjadi
hal yang sangat penting supaya tidak terjadi salah penaknaan terhadap
islam dan budaya jawa itu sendiri.1
1
Sofiani, Pengertian Islam dan Budaya Jawa, 2015
iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian islam dan kebudayaan jawa?
2. Bagaimana Batasan wilayah budaya islam?
3. Apa Ciri-ciri budaya dan masyarakat jawa?
4. Bagaimana masuknya islam di jawa?
5. Apa peran tradisi budaya jawa?
6. Apa macam-macam bentuk akulturasi islam dan budaya jawa?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui tentang islam dan buadaya jawa
2. Untuk mengetahui batasan wilayah budaya islam
3. Untuk mengetahui tentang ciri-ciri budaya dan masyarakat jawa
4. Untuk mengetahui tentang Masuknya islam di jawa
5. Untuk mengetahui tentang Peran tradisi budaya jawa
6. Untuk mengetahui tentang Macam-macam bentuk akulturasi islam
dan budaya jawa
v
BAB II
PEMBAHASAN
2
Joko Tri Prasetyo.Ilmu Budaya Dasar (Solo:Rinekacipta.1991).Hlm.46
1
mendefinisikan budaya sebagai warisan atau tradisi. Antropologi juga
melihat kebudayaan sebagai way of life, way of life and behavior. Dan
budaya Jawa menurut pandangan Islam adalah budaya yang sarat akan
ajaran Islam, meresapi masyarakat Jawa dan masyarakat Indonesia pada
umumnya, dan bercirikan anak cucunya secara turun-temurun. Dari
berbagai definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan
adalah suatu sistem pengetahuan yang meliputi sistem gagasan yang
terkandung dalam pikiran manusia, dan bahwa kebudayaan bersifat
abstrak dalam kehidupan sehari-hari. Inkarnasi budaya adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk budaya, berupa
perilaku dan benda-benda nyata, seperti pola tingkah laku, bahasa,
perabotan, organisasi sosial, dan seni keagamaan, semuanya ditujukan
untuk manusia. Ini membantu Anda memiliki kehidupan sosial.3
3
Ir. Drs. M. Munandar Sulaeman, ms. Ilmu Budaya Dasar Cet.Kelima, ( Bandung:eresco
1995 ).Hlm.10
4
Drs. H. M. Darori Amin. Islam & Kebudayaan Jawa. ( Yogyakarta:GamaMedia.2002 ).
Hlm.3-4
2
karena itu, sebagai orang Jawa, kita harus menjaga budaya kita.
Ciri-ciri budaya Jawa adalah:
Religious
Dogmatis (mengejar pengajaran tanpa kritik)
Toleransi (menghormati) yaitu dapat beradaptasi
Optimis.
2. Masyarakat jawa
Masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang terikat oleh norma-
norma kehidupan yang berdasarkan sejarah, tradisi dan agama. Hal
ini tercermin dari karakteristik masyarakat Jawa yang berbasis
kekerabatan. Sistem kehidupan keluarga Jawa tercermin dalam
kekerabatan masyarakat Jawa. Di Jawa, anak-anak sering
dibesarkan oleh kerabat, orang tua atau bahkan anggota keluarga,
dan anak-anak sering diadopsi. Common law menyatakan bahwa
semua laki-laki bertanggung jawab atas keluarga mereka dan untuk
membantu kerabat lain dengan hal-hal tertentu, seperti bekerja di
ladang, membangun rumah, memperbaiki jalan desa, atau
membersihkan kuburan.5
5
Sujamto. Refleksi Budaya Jawa Dalam Pemerintahan dan Pembangunan ( Semarang:
Dahara Prize, 1997 ). Hlm.136-137
3
Artinya : “ Tidakkah kamu perhatian pada bagaimana allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya ( menjulang ) ke langit. “
Inti dari ayat-ayat di atas adalah bahwa agama dan sari-sarinya
mengandung barakah, kebenaran yang suci, abadi dan tidak
tergantikan, kebijaksanaan yang abadi, dan penerapan yang
berkesinambungan sesuai dengan keadaan zaman. Tradisi Islam
mencakup banyak hal: pengetahuan, pandangan dunia, nilai-nilai, jiwa
kitab suci.
Islam di Jawa memiliki beberapa tradisi yang berbeda dengan
Islam di daerah lain. Pembedaan tradisi Islam di Jawa sangat wajar,
karena da'i di Jawa beragama Islam, yang dapat digolongkan ke dalam
Islam menurut kondisi setempat. Dakwah Islam diajarkan bertentangan
dengan tradisi lokal, tidak dengan cara yang toleran atau bijaksana,
sehingga menerima Dakwah Islam dapat menghadapi hambatan serius.
Islam pertama yang berkembang di Indonesia adalah Islam mistik
(sufi), yang berwatak moderat dan disesuaikan dengan budaya dan
kepercayaan lokal (lokal), yang dibiarkan apa adanya. Ada beberapa
model yang dikembangkan oleh para wali untuk menginternalisasikan
Islam di masyarakat, terutama berkaitan dengan apa yang telah ada di
masyarakat Jawa dari warisan masa lalu.6
6
JarmanArroisi. Aliran Kepercayaa & Kebatinan:Membaca Tradisi dan Budaya
Sinkretis Masyarakat Jawa.Al-Hikmah Vol 1 No.1 Maret 2015. Hal.23
4
Berbagai cara dilakukan untuk memperkenalkan ajaran Islam ke
masyarakat.7
7
Jarman Arroisi. Belajar Mengenal Aliran Kepercayaan, Kebatinan, dan Sinkretisme
Dalam Tradisi dan Budaya Masyarakat Jawa, 2015, hlm.158-159
8
Imam Subqi, M.S.I, M.Pd, Sutrisno,M.Pdi, Reza ahmadiansah,M.Si , Islam dan Jawa,
Solo:Percetakan Ivorie, hlm. 133
5
kepercayaan akan adanya penunggu yang menguasai Laut
Selatan, atau yang bisa disebut dengan sosok Nyi Roro Kidul.
Sedangakan menurut peneliti Ritual sedekah laut di Pandai
Pedalen Kabupaten Kebumen diperkirakan ada masa Kerajaan
Mataram yang masuk ke wilayah Kabupaten Kebumen pada
masa pemerintahan Sultan Agung (Raden Mas Rangsang) yang
memerintah pada tahun 1613-1645. Ritual ini dilaksanakan
pada waktu perhitungan Jawa yakni masa Kapan yang diambil
pada hari Selasa Kliwon lokasinya berada di pantai pedalen
titik pada proses ritual sedekah laut terdapat tahapan-tahapan
acara. Proses akulturasi dalam pelaksanaan ritual sedekah laut
di pantai pedalen ditandai dengan adanya unsur-unsur agama
Islam dari beberapa tahapan ritual sedekah laut, proses untuk
melaksanakan ritual laut ini masyarakat sudah menggunakan
doa-doa serta ayat-ayat Alquran dalam prosesnya.9
Tradisi nyeliwer Wengi di desa Kedung Karang
Pada zaman dahulu di desa Kedung Karang sering ada
penyakit yang sifatnya tidak terduga atau penyakit pagebluk
titik Selain itu, sering juga ada cobaan yang secara tiba-tiba
ada orang yang banyak orang meninggal Selain itu, banyak
warga yang terkena penyakit santet dan semacamnya sehingga
mengakibatkan suasana hidup warga desa tidak merasakan
suatu ketentraman dan tidak merasakan kesejahteraan melihat
keadaan warga desa tersebut, salah satu ulama Desa yakni
Kyai soleh berinisiatif untuk mengadakan suatu tradisi
nyeliwer Wengi. Tradisi tersebut bertujuan untuk mencegah
segala ketidaktentraman atau ketidaknyamanan warga desa
Kedung Karang, agar tidak terjadi penyakit-penyakit
mendadak lagi, serta untuk memberi pagar atau batas supaya
9
Firda Ningsih, Akulturasi Islam Dengan Budaya Jawa dalam Ritual sedekah laut di
Pantai Pedalen Kabupaten Kebumen, 2019, Hal.22
6
warga desa tedung Karang terhindar dari segala macam
penyakit nyeliwer Wengi terdiri dari dua kata yaitu nyeliwer
dan Wengi. Maksudnya adalah nyaliwer berarti keliling dan
Wengi Berarti malam hari jadi nyeliwer Wengi adalah keliling
desa di malam hari. Tradisi ini dilaksanakan pada malam hari
raya Idul Fitri prosesi tradisi ngaliwer Wengi ada beberapa
rukun yang harus dilaksanakan, yaitu: seluruh warga desa baik
orang tua, Pemuda, Remaja dan anak-anak berkumpul di
masjid desa Kedung Karang pukul 22.00 WIB pada malam
hari raya Idul Fitri. Kemudian Sang Kiai menyampaikan
Maulida Hasanah kepada seluruh warga desa yang hadir
selama kurang lebih 30 menit setelah pemimpin selesai
menyampaikan maulidho Hasanah kemudian semua warga
keluar dari area masjid secara bersama-sama menuju 4 Pojok
Desa Kedung Karang dengan diiringi takbiran bersama seluruh
warga yang mengikuti tradisi tersebut pojok pertama berada di
desa sebelah Kulon kidul (Barat Daya) dekat tambak. Pojok
kedua berada di sebelah Etan Kidul atau Tenggara dekat
tambak. Pojok ketiga berada di sebelah Lor, dan terakhir pojok
ke-4 yaitu berada di sebelah Lor Kulon atau barat laut.10
Tradisi Slametan
Slamatan berasal dari kata Slamet atau dari bahasa Arab yang
artinya Salamah yang berarti Selamat, bahagia Sentosa.
Selamat dapat dimaknai sebagai keadaan Lepas dari insiden-
insiden yang tidak dikehendaki. slametan ini kegiatan yang
biasa digambarkan sebagai pesta ritual, baik upacara di rumah
ataupun di desa bahkan memiliki skala yang lebih besar, mulai
dari tedak Siti upacara menginjak tanah yang pertama mantu
atau perkawinan, hingga upacara tahunan untuk memperingati
10
Siti Jamiatun, Akulturasi budaya Jawa dan ajaran Islam dalam tradisi Nyeliwer Mengi,
Semarang, 2017, Hal.84-86
7
ruh penjaga. Tradisi selamatan ini, yang dicari bukanlah makan
bersama di tempat yang mempunyai hajat, melainkan oleh-oleh
atau berupa berkat yang diyakini sebagai makanan titik Selain
itu, slametan juga dilakukan Apabila mereka mempunyai niat
atau hajat tertentu, ketika akan membangun rumah, pindah
rumah, menyelenggarakan pesta perkawinan kehamilan anak
pertama dll.11
Grebeg Suro
Grebeg Suro merupakan sebuah agenda rutin tahunan yang
diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Ponorogo dan
selalu mendapatkan perhatian publik, serta dinantikan oleh
masyarakat Ponorogo. Grebeg Suro adalah ritual yang
dianggap sakral oleh masyarakat Ponorogo, yang
diselenggarakan pada satu Muharram kegiatan tersebut secara
umum bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang ada
termasuk dalam kesenian reog. Grebeg Suro ini secara kultural
merupakan wujud syukur masyarakat terhadap Sang Pencipta,
yang terbentuk melalui pesta rakyat. Kegiatannya sendiri
terdiri dari beberapa agenda, mulai dari kesenian dan tradisi
yang mempertunjukkan reog dengan model festival, selain
acara tersebut terdapat juga kegiatan pawai lintas sejarah dan
kitab pustaka, dan larangan risalah doa di Telaga Ngebel
kegiatan ini sudah belasan tahun dilaksanakan. Nilai-nilai
luhur yang terkandung dalam kegiatan tersebut, bisa terlihat
atau tampak pada berbagai gerakan Simbolon dan juga sikap
yang sedang dipertunjukkan.12
BAB III
11
Imam Subqi, M.S.I, M.Pd, Sutrisno,M.Pdi, Reza ahmadiansah,M.Si , Islam dan Jawa,
Solo: Percetakan Ivorie.hlm. 148
12
Khoiru Rosyidin, Perayaan Grebeg Suro sebagai Potensi Pengembangan Sektor
Wisata Budaya Ponorogo, Aristo, Vol. 6, No. 2, Juni 2018, hlm. 344
8
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Nabi Muhammad
sebagai nabi dan rasul terakhir yang akan membimbing seluruh kehidupan
manusia hingga akhir dunia. Islam Budaya Jawa merupakan budaya yang
sangat luhur warisan nenek moyang yang merupakan jati diri dan
kepribadian masyarakat Jawa. Peran tradisi dan budaya Jawa dalam
penyebaran agama Islam dapat dilihat pada unsur-unsur hiburan
masyarakat seperti : pertunjukan wayang, gaya Jawa, sesaji, Selametan,
tradisi nyeliwer wengi, dll. Hukum Islam, adat, serta budaya bisa saja
dijadikan sebagai dasar penetapan hukum selama adat tersebut tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
Masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang terikat oleh norma-
norma kehidupan yang berdasarkan sejarah, tradisi dan agama. Hal ini
tercermin dari karakteristik masyarakat Jawa yang berbasis kekerabatan.
Maka untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat Jawa
menggunakan cara yang halus yaitu mencampurkan budaya jawa dengan
ajaran islam, dan menghilangkan sesuatu yang berbau syirik di dalam
budaya jawa tanpa menghilangkan adat dan tradisi yang sudah
berkembang di lingkungan mereka sejak lama.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
dengan demikian penulis mengharapkan saran dan kritik agar bisa
menjadikan pembelajaran untuk lebih baik dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
9
Sofiani. Pengertian Islam dan Budaya Jawa. 2015
TriPrastyo,Joko. Ilmu Budaya Dasar (Solo:Rinekacipta.199 )
Sulaeman,M.Munandar.IlmuBudayaDasarCetKelima. (Bandung:eresco.1995)
Amin,M.Darori. Islam & Kebudayaan Jawa. (Yogyakarta:GamaMedia.2002)
Sujamto. Refleksi Budaya Jawa Dalam Pemerintahan dan Pembangunan.
(Semarang DaharaPrize.1997)
Arroisi,Jarman. Aliran Kepercayaa & Kebatinan:Membaca Tradisi dan
Budaya Sinkretis Masyarakat Jawa. Al-Hikmah Vol.1 No.1 Maret 2015
Arroisi, Jarman. Belajar Mengenal Aliran Kepercayaan, Kebatinan, dan
Sinkretisme Dalam Tradisi dan Budaya Masyarakat Jawa.2015
Subqi,Imam, Sutrisno, Ahmadiansah,Reza, Islam dan Jawa, Solo:Percetakan
Ivorie
Ningsih,Firda. Akulturasi Islam Dengan Budaya Jawa dalam Ritual sedekah
laut di Pantai Pedalen Kabupaten Kebumen.2019
Jamiatun,Siti. Akulturasi budaya Jawa dan ajaran Islam dalam tradisi
Nyeliwer Mengi.Semarang.2017
Subqi,Imam, Sutrisno, Ahmadiansah,Reza. Islam dan Jawa. Solo: Percetakan
Ivorie
Rosyidin,Khoiru. Perayaan Grebeg Suro sebagai Potensi Pengembangan
Sektor Wisata Budaya Ponorogo, Aristo. Vol.6. No.2. Juni 2018
10