Tugas 3-Sistem Hukum Indonesia-UT-Semester 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 2

TUGAS III

SISTEM HUKUM INDONESIA

TUTOR:
Zaenudin

DISUSUN OLEH:
ZULFA NURI NISHFIYAH
NIM: 043936935

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA BOGOR
Dalam kasus di atas mempertanyakan mengenai “Apakah rekaman Closed Circuit
Television (CCTV) dapat dijadikan sebagai alat bukti di persidangan dan mempunyai kekuatan
pembuktian?”.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa isi dari Pasal 184 KUHAP mengenai alat bukti
dalam hukum yang telah ditentukan yaitu sebagai berikut,
(1) Alat bukti yang sah ialah:
a.keterangan saksi;
b.keterangan ahli;
c.surat;
d.petunjuk;
e.keterangan terdakwa.
(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Maka dapat kita lihat bahwa CCTV bukan merupakan alat bukti yang pengaturannya
bersifat limitatif dalam Pasal 184 KUHAP namun merupakan barang bukti yang dapat
ditempatkan sebagai bagian dari alat bukti petunjuk untuk memperoleh keyakinan hakim.
Bercermin pada pengaturan mengenai alat bukti lainnya yang bersifat elektronik yang
diatur dalam Pasal 26A Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU
Tipikor). Dalam pasal tersebut telah diatur secara jelas bahwa alat bukti lainnya yang bersifat
elektronik merupakan bagian dari alat bukti petunjuk. Dalam perkembangannya pasal ini pun
telah dilakukan pengujian bersamaan dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan (2) serta Pasal 44
UU ITE.

Anda mungkin juga menyukai