None 1c2b527c

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), Juli 2020, 630-636

JIUBJ Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat universitas Batanghari Jambi
ISSN 1411-8939 (Online), ISSN 2549-4236 (Print)
DOI 10.33087/jiubj.v20i2.1001

Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Keluarga


Penderita TB dalam Upaya Penanggulangan TB Dewasa
di Kabupaten ABC Sumatera Barat
Gusneli1*, Rizanda Machmud2, Mahathir3
1
Program Studi Magister Keperawatan Kekhususan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
2
Fakultas Kedokteran Bagian Imu Kesehatan Mayarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas Andalas
3
Program Studi Magister Keperawatan Universitas Andalas
*
Correspondence email: [email protected]

Abstrak. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang menyerang paru dan organ lainnya disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis. Tuberkulosis merupakan salah satu penyumbang kematian terbanyak di dunia. Berbagai upaya penanggulangan TB
sudah diakukan pemerintah namun belum mencapai hasil maksimal. Dalam upaya penanggulangan TB dibutuhkan peran serta
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap perilaku keluarga dalam upaya penanggulangan TB di salah satu kabupaten di Sumatera Barat Desain
penelitian ini adalah pre test and post test two group design dengan rancangan quasy experimental dengan teknik pengambilan
sampel purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah keluarga penderita TB dewasa di Kabupaten Dharmasraya yang
memenuhi kriteria inklusi sebanyak 30 orang yang terdiri dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku keluarga
penderita TB dalam upaya penanggulangan TB dewasa meliputi pengetahuan pre test (p value 0,044) dan post test (p value
0,001), sikap pre test (p value 0,325) dan post test (p value 0,001), tindakan pre test (p value 0,348) dan post test (p value 0,001).
Pendidikan kesehatan dapat merubah perilaku keluarga dalam upaya penanggulangan TB. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya
untuk mengembangkan buku monitoring keluarga penderita TB.

Kata kunci: keluarga; pendidikan kesehatan; perilaku; tuberkulosis

Abstract. Tuberculosis (TB) is an infectious disease that attacks the lungs and other organs caused by mycobacterium
tuberculosis. Tuberculosis is one of the biggest contributors to death in the world. Various TB control efforts have been
undertaken by the government but have not yet reached maximum results. In efforts to control TB, it takes the role of the family in
caring for family members who suffer from TB. This study aims to determine the effect of health education on family behavior in
TB prevention efforts in one district in West Sumatra. The sample of this study was the families of adult TB sufferers in
Dharmasraya District who met the inclusion criteria of 30 people consisting of intervention and control groups. Data collection
using a questionnaire. The results showed that there was an influence of health education on the family behavior of TB patients in
efforts to overcome adult TB including pre-test knowledge (p value 0.044) and post test (p value 0.001), pre-test attitude (p value
0.325) and post test (p value 0.001 ), pre test (p value 0.348) and post test (p value 0.001). Health education can change family
behavior in TB control efforts. It is hoped that further researchers will develop a family monitoring book for TB sufferers.

Keywords: family; health education; behavior; tuberculosis

PENDAHALUAN (Kemenkes RI, 2019).


Setiap tahun angka kejadian TB terus meningkat. Penanggulangan TB di Indonesia sudah sejak
Menurut Word Health Organization (WHO) 1 dari 3 lama dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah sudah
penduduk di dunia menderita TB dan sekitar 10% mengeluarkan berbagai program penanggulangan TB
diantaranya akan jatuh sakit (WHO, 2018). Indonesia sesuai dengan pedoman WHO. Salah satu strategi
sendiri berada pada peringkat ketiga (8%) sebagai nasional penanggulangan TB di Indonesia adalah dengan
penyumbang angka TB di dunia (WHO, 2018). DOTS atau Directly Observed Treatment Short-course
Diperkirakan setiap tahun ada 1.020.000 kasus TB di (Kemenkes RI, 2014). Upaya penanggulangan TB di
Indonesia namun baru sekitar 446.732 kasus TB yang Indonesia diselenggarakan melalui kegiatan promosi
dilaporkan dan 2,5 % meninggal. Insiden kasus TB BTA kesehatan, surveilens TB, pengendalian faktor resiko,
positif sekitar 120 per 100.000 penduduk. Insiden TB penemuan dan penanganan kasus TB, pemberian
dari tahun 2010 hingga 2015 cenderung meningkat kekebalan dan pemberian obat pencegahan (Kemenkes
meskipun peningkatannya lambat. Pada tahun 2015 RI, 2016).
angka insiden TB mencapai 130 per 100.000 penduduk Upaya penanggulangan TB sudah dilakukan oleh
meningkat dibandingkan tahun 2010. Kasus tuberkulosis Pemerintah pusat sampai daerah. Puskesmas dan
di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 566.623 kasus jaringannya sebagai lini pertama dalam memberikan
meningkat dibandingkan tahun 2017 yaitu 446.732 kasus pelayanan kesehatan kepada masyarakat sudah
630
Gusneli et al, Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Keluarga Penderita TB dalam Upaya Penanggulangan TB
Dewasa di Kabupaten ABC Sumatera Barat

melakukan berbagai upaya penanggulangan TB melalui penderita TB yang mendapat dukungan sosial yang
kegiatan penjaringan penderita TB, ketuk pintu TB dari rendah dari keluarga. Penelitian lain oleh Siregar et. al
rumah ke rumah, program Indonesia sehat melalui (2019) menyatakan faktor penting pada penyakit kronis
pendekatan keluarga. Puskesmas sebagai fasilitas seperti tuberkulosis paru adalah dukungan keluarga bisa
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat sudah berupa dukungan sosial, dukungan instrumen dan
melakukan upaya penanggulangan TB melalui promosi, dukungan informasi.
advokasi dan koordinasi, pengendalian faktor, Penelitian tentang perilaku penderita TB sangat
peningkatan kemitraan dan peningkatan kemandirian perlu dilakukan karena perilaku keluarga sangat
masyarakat. Walaupun upaya penanggulangan TB sudah mempengaruhi dalam upaya penanggulangan TB
banyak dilakukan namun masih belum bisa menekan terutama dalam hal merawat anggota keluarga yang
angka kejadian TB dan penemuan kasus TB belum menderita TB. Hal ini sesuai dengan tujuan yang hendak
mencapai hasil yang maksimal. dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh
Upaya penanggulangan TB tidak hanya menjadi pendidikan kesehatan terhadap perilaku keluarga
tanggungjawab bidang kesehatan namun juga perlu penderita TB dalam upaya penanggulangan TB dewasa,
melibatkan keluarga penderita TB yang setiap harinya
ada bersama penderita TB. Keluarga mempunyai peran METODE
yang sangat penting dalam merawat anggota Desain penelitian ini adalah Pre Test and Post
keluarganya yang menderita TB. Untuk itu keluarga Test Two Group Design dengan rancangan Quasy
perlu diberikan pendidikan kesehatan supaya perilaku Experimental yaitu adanya kelompok eksperimen. Untuk
keluarga dapat mendukung upaya penanggulangan TB. penelitian ini analisa bivariat yang digunakan adalah
Berdasarkan laporan pada bidang P2P Dinas Kesehatan Paired Samples t Test dan independent t test (Sugiyono,
Kabupaten ABC di Sumatera pada triwulan II tahun 2018). Pengumpulan data dengan menggunakan
2019 didapatkan data penderita TB dewasa 193 kasus kuesioner terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan.
dimana posisi pencapaian program TB untuk CDR Pertanyaan pengetahuan berjumlah 30 item, pernyataan
berada pada urutan 10 dari 19 Kabupaten Kota di sikap 30 item dan tindakan 15 item.
Sumatera Barat. Sedangkan untuk success rate (SR) Sampel pada penelitian ini adalah keluarga
berada pada urutan 15 dari 19 Kabupaten Kota di penderita TB. Teknik pengambilan sampel adalah
Sumatera Barat dengan success rate (SR) tidak di purposive sampling. Purposive sampling adalah proses
evaluasi 44% (Dinas Kesehatan Kabupaten menentukan sampel atas pertimbangan tertentu. Teknik
Dharmasraya, 2019). ini diambil karena tidak semua populasi memiliki
Tenaga kesehatan terutama pengelola program TB kriteria yang sudah ditetapkan (Arikunto, S 2014).
dan Perkesmas sudah melakukannya perannya sebagai Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 orang yang
pendidik dengan memberikan penyuluhan kesehatan terdiri dari 15 kelompok intervensi dan 15 kelompok
tentang TB kepada keluarga penderita TB. Berdasarkan kontrol.
data tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap perilaku keluarga HASIL DAN PEMBAHASAN
penderita TB dalam upaya penanggulangan TB dewasa Karakteristik Responden
di Kabupaten Dharmasraya.Perilaku keluarga meliputi Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir
pengetahuan, sikap dan tindakan yang dibuktikan dengan separo responden 6 orang (40,0%) berada pada
adanya dukungan. Dukungan yang bisa diberikan oleh kelompok umur 55-65 tahun pada kelompok intervensi
keluarga dalam bentuk dukungan informasi, dukungan dan 35-44 tahun dan 45-54 tahun (66,6%) pada
emosional, dukungan penghargaan dan dukungan kelompok kontrol. Berdasarkan jenis kelamin sebagian
instrumental. besar 11 orang (73,3%) pada kelompok intervensi dan
Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari et. al, pada kelompok kontrol 8 orang (53,3%) adalah
(2017) menyatakan bahwa dukungan keluarga sangat perempuan. Bila dilihat berdasarkan pendidikan
dibutuhkan oleh penderita TB dalam menentukan sebagian besar responden kelompok intervensi dan
kepatuhan berobat. Dukungan keluarga berupa dukungan kelompok kontrol berpendidikan rendah. Sedangkan
instrumental. Hasil penelitian yang dilakukan oleh berdasarkan pekerjaan kelompok intervensi 9 orang
Latifatul Muna et. al, (2014) menyatakan bahwa (60,0%) adalah IRT dan kelompok kontrol bekerja
penderita TB yang mendapat dukungan sosial yang sebagai petani (40,0%) dan IRT (40,0%) (lihat pada
tinggi dari keluarga memiliki kemungkinan patuh 20 kali tabel 1).

631
Gusneli et al, Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Keluarga Penderita TB dalam Upaya Penanggulangan TB
Dewasa di Kabupaten ABC Sumatera Barat

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan umur, Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan (n=30)
Karakteristik Keluarga Penderita TB
No
Responden Intervensi Kontrol
n % n %
1 Umur
• -24 tahun 0 0,0 0 0,0
25-34 tahun 1 6,7 4 26,7
35-44 tahun 3 20,0 5 33,3
45-54 tahun 5 33,3 5 33,3
55-64 tahun 6 20,0 1 6,7
Total 15 100,0 15 100,0
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 4 26,6 7 46,7
Perempuan 11 73,4 8 53,3
Total 15 100,0 15 100,0
3 Pendidikan
SD 4 26.7 3 20,0
SMP 5 33,3 7 46,7
SMA 4 26,7 3 20,0
PT 2 13,3 2 13,3
Total 15 100,0 15 100,0
4 Pekerjaan
Tani 1 6,7 6 40,0
Dagang 2 13,3 1 6,7
Swasta 1 6,7 1 6,7
PNS, TNI, POLRI 0 0,0 1 6,7
Tidak bekerja, IRT 9 60,0 6 40,0
Lain-lain 2 13,3 0 0,0
Total 15 100,0 15 100,0
Sumber data: diolah

Analisa Bivariat intervensi dan kelompok control meliputi pengetahuan,


Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan sikap dan tindakan dapat dilihat pada tabel berikut
terhadap perilaku keluarga penderita TB kelompok

Tabel 2. Perbedaan Rata-rata Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan
Kesehatan (n=30)
Intervensi Kontrol
Variabel
Mean SD p value Mean SD p value
Pengetahuan
Pre-test 14,73 4,31 17,46 2,5
0.001 0.001
Post-test 25,26 2,73 19,6 2,19
Sikap
Pre-test 67,89 11,44 71,40 7,45
0.001 0.001
Post-test 89,26 8,65 73,46 6,95
Tindakan
Pre-test 28,13 5,74 29,73 3,03
0.001 0.001
Post-test 40,6 5,03 31,06 2,98
Sumber data: diolah

Tabel 2 menunjukkan adanya peningkatan tindakan keluarga penderita TB kelompok intervensi dan
pengathuan, sikap dan tindakan responden sebelum dan kelompok kontrol memilki perbedaan yang signifikan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Dapat dari nilai pre-test dan post-test dengan p value sebesar
dijelaskan bahwa variabel pengetahuan, sikap dan 0,001

632
Gusneli et al, Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Keluarga Penderita TB dalam Upaya Penanggulangan TB
Dewasa di Kabupaten ABC Sumatera Barat

Tabel 3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah diberikan
Pendidikan Kesehatan (n=30)
Pre-test Post-test
Variabel ¨ mean
Mean SD SE P value Mean SD SE P value
Pengetahuan
Intervensi 14,73 4,31 1,11 25,26 2,73 0,70 10,53
0.044 0.001
Kontrol 17,46 2,55 0,66 19,60 2,19 0,56 2,14
Sikap
Intervensi 67,86 11,44 2,95 89,26 8,65 2,23 21,40
0.325 0.001
Kontrol 71,40 7,45 1,92 73,46 6,95 1,79 2,06
Tindakan
Intervensi 28,13 5,74 1,48 40,60 5,03 10,23 12,47
0.348 0.001
Kontrol 29,73 3,03 6,85 31,06 2,98 6,85 1,33
Sumber data: diolah

Tabel 3 menunjukkan perbedaan nilai yang atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan
signifikan pada keluarga penderita TB kelompok masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik
intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah pengetahuan , sikap maupun keterampilan agar tercapai
diberikan intervensi BEBAS. Data tersebut meliputi hidup sehat secara optimal (Nasution, 2004).
beda mean kelompok intervensi sebelum dan sesudah Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada
diberikan intervensi BEBAS 10,53 sedangkan pada seseorang dengan menggunakan metode atau media
kelompok kontrol terdapat beda mean sebelum dan yang mendukung dan mudah dipahami dapat
sesudah yaitu 2,14. Hasil perubahan hasil uji statistik memberikan perubahan pada perilaku seseorang.
nilai p sebelum 0,044 dan sesudah didapatkan nilai p Menurut (Notoadmodjo, 2012) pendidikan kesehatan
=0,001. adalah suatu upaya menyampaikan pesan kesehatan
kepada individu, kelompok dan masyarakat supaya
Pemwbahasan memperoleh pengetahuan kesehatan yang lebih baik.
Pendidikan kesehatan yang diberkan kepada
keluarga dilakukan dengan kunjungan rumah langsung Karakteristik Responden
dengan 4 sesi dimana masing-masing sesi membahas Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil
materi yang berbeda meliputi TB (pengertian TB, bahwa hampir separo responden 6 orang (40,0%) berada
penyebab TB, tanda dan gejala TB, cara penularan TB pada kelompok umur 55-65 tahun pada kelompok
dan cara pencegahan penularan, pengoabatan TB, efek intervensi dan 35-44 tahun dan 45-54 tahun (66,6%)
samping obat dan cara mengatasi efek samping obat, pada kelompok kontrol. Berdasarkan jenis kelamin
nutrisi penderita TB, kebutuhan istirahat tidur penderita sebagian besar 11 orang (73,3%) pada kelompok
TB, PHBS yang harus dilakukan dalam merawat anggota intervensi dan pada kelompok kontrol 8 orang (53,3%)
keluarga dengan TB) dan juga menjelaskan tentang adalah perempuan. Bila dilihat berdasarkan pendidikan
dukungan yang bisa diberikan keluarga meliputi sebagian besar responden kelompok intervensi dan
dukungan informasi, penghargaan, emosional dan kelompok kontrol berpendidikan rendah. Sedangkan
instrumental. Masing-masing sesi dengan interval waktu berdasarkan pekerjaan kelompok intervensi 9 orang
1 minggu. (60,0%) adalah IRT dan kelompok kontrol bekerja
Pendidikan kesehatan diberikan dengan sebagai petani (40,0%) dan IRT (40,0%).
menggunakan lembar balik dilakukan selama 30-45 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
menit tiap sesi. Setelah selesai penyampaian materi dilakukan oleh Suarnianti dkk (2019) dimana sebagian
dilakukan diskusi dengan responden dan kepada besar keluarga penderita TB adalah berusia produktif
responden diberikan leaflet dan stiker tentang TB untuk dan berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian lain
bisa dibaca kembali oleh responden. Pendidikan menyatakan bahwa sebagian besar pendidikan keluarga
kesehatan diberikan secara bertahap dengan penderita TB adalah berpendikan rendah dan bekerja
pertimbangan tingkat pendidikan, umur dan pekerjaan sebagai petani Yermi dkk (2018).
responden. Umur, pendidikan dan pekerjaan merupakan
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan
perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok seseorang. Sedangkan faktor eksternalnya adalah
atau masyarakat supaya lebih mandiri dalam mencapai lingkungan, dan sosial budaya. Sedangkan menurut
tujuan hidup sehat (Suliha, 2008). Pendidikan kesehatan Green et.al, (1993) tentang teori promosi kesehatan
merupakan proses belajar individu, kelompok dan menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat
masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mempengaruhi perilaku seseorang yaitu faktor
mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi predisposisi yang terdiri dari pengetahuan dan sikap
mandiri. Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha (Notoadmodjo, 2014).
633
Gusneli et al, Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Keluarga Penderita TB dalam Upaya Penanggulangan TB
Dewasa di Kabupaten ABC Sumatera Barat

Perbedaan Rata-rata Pengetahuan, Sikap dan pada anak dimana penyuluhan kesehatan efektif terhadap
Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah diberikan perilaku ibu di Kabupaten Banyumas dengan p value
Pendidikan Kesehatan pengetahuan 0,001 dan p value sikap 0,001.
Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok Penelitian lain oleh Rizana dkk (2016) tentang
intervensi didapatkan bahwa p value pada semua pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dalam
variabel adalah 0,001. Dari hasil ini dapat diartikan pencegahan penularan tuberkulosis paru di Kota
adanya perbedaan rata-rata pengetahuan, sikap dan Lhokseumawe menyatakan bahwa terdapat pengaruh
tindakan keluarga penderita TB sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan
diberikan pendidikan kesehatan. Penelitian ini sejalan dimana p value pengetahuan 0,001, p value sikap 0,001
dengan yang dilakukan Rizana dkk (2016) tentang dan p value perilaku keluarga dalam pencegahan
pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dalam penularan TB paru 0,001.
pencegahan penularan TB paru di kota Lhokseumawe Pendidikan kesehatan atau yang biasa disebut
menunjukkan adanya perbedaan rata-rata antara pre-test penyuluhan kesehatan adalah proses aktif yang
dan post-test pada kelompok intervensi dengan p value memerlukan adanya interaksi antara yang memberi
0,001. Penelitian lain yang berbeda dilakukan oleh penyuluhan dengan yang mendengarkan penyuluhan
Freitas et al (2015) yang membandingkan pengetahuan supaya terbangun proses perubahan perilaku yang
dan sikap keluarga penderita TB. Walaupun sikap kedua merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan
keluarga baik namun ada bukti bahwa pengetahuan keterampilan dari seseorang yang bisa dilihat dan
keluarga penderita TB tentang TB juga dipengaruhi rasa diamati secara langsung atau tidak langsung oleh orang
keingintahuan sosial. lain. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan untuk
Perubahan perilaku keluarga dalam upaya membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam
penanggulangan TB sangat diperlukan terutama dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap dan
bentuk dukungan yang diberikan berupa dukungan keterampilan untuk mencapai hidup secara optimal
informasi, penghargaan, instrumental dan emosional. (Maulana, 2009).
Dukungan emosional yang diberikan keluarga pada Metode pendidikan kesehatan yang diberikan
penderita TB akan mendorong penderita untuk menjalani kepada keluarga diberikan dengan metode audiovisual
pengobatan secara teratur karena dukungan yang dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
diberikan dijadikan sebagai energi penggerak bagi dengan tujuan keluarga memahami apa yang
pasien dalam menjalankan suatu program terapi menurut disampaikan. Metode kesehatan yang didukung oleh
Sardiman (2001 dalam Ulfah, 2013). media, pesan dan materi yang disampaikan. Penggunaan
Terdapatnya perbedaan rata-rata pengetahuan, media yang menarik seperti penggunaan gambar dapat
sikap dan tindakan keluarga penderita TB disebabkan meningkatkan pemahaman seseorang karena
keluarga sudah mendapatkan pendidikan kesehatan menunjukkan gambar realistis (Nies et. al, 2011).
tentang TB dan cara merawat anggota keluarga dengan Pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga
TB serta dukungan yang diberikan keluarga sehingga dapat meningkatkan dukungan terhadap pasien TB paru.
keluarga juga merasa termotivasi dalam merawat Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan desiminator
anggota keluarganya yang menderita TB. Selama ini informasi yang dapat menekan munculnya suatu stressor
keluarga tidak terlalu diberikan informasi yang jelas karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan
tentang TB dan hanya dilibatkan sebagai PMO. aksi sugesti yang khusus pada individu (Friedman et. al,
Keluarga juga merasa termotivasi dengan adanya 2003). Pemberian pendidikan kesehatan yang dilakukan
dukungan informasi yang diberikan berupa pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
kesehatan. Setelah diberikan pendidikan kesehatan sehingga berdampak pada perilaku penderita dan
keluarga penderita TB akan merasakan manfaat dari apa keluarga terhadap perawatan yang dilakukan pada
yang mereka dapatkan dan mau melakukan tindakan penderita TB. Serta kepatuhan pasien TB dalam
yang baik sebagai upaya penanggulangan TB. pengobatan dipengaruhi oleh dukungan keluarga (Nur
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kholifah dkk, 2012).
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden Sebelum Hasil penelitian berbeda yang dilakukan Berkanis
dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan dkk (2019) tentang pengaruh dukungan keluarga
Berdasarkan analisis penelitian didapatkan penderita TB terhadap harga diri penderita TB di Kota
pendidikan kesehatan mempunyai pengaruh yang Kupang menyatakan bahwa dukungan keluarga
bermakna terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga
keluarga penderita TB dengan nilai p value 0,001 pada diri penderita TB. Seseorang yang mendapat dukungan
variabel pengetahuan, 0,001 pada variabel sikap dan keluarga secara emosional akan merasa lega dan
0,001 pada variabel tindakan. Hasil ini sejalan dengan diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang
penelitian Sumiyati dkk (2018) tentang efektifitas menyenangkan pada dirinya.
penyuluhan kesehatan terhadap perilaku ibu tentang TB

634
Gusneli et al, Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Keluarga Penderita TB dalam Upaya Penanggulangan TB
Dewasa di Kabupaten ABC Sumatera Barat

Pendidikan kesehatan sangat penting diberikan b. Dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada
kepada keluarga penderita TB untuk dapat merubah masyarakat termasuk keluarga penderita TB perlu
perilakunya. Keluarga merupakan orang terdekat dari memperhatikan umur, jenis kelamin, pendidikan
penderita TB. Penderita TB sering merasa bosan dengan dan pekerjaan.
proses pengobatan, merasa rendah diri, dikucilkan, tidak c. Untuk mencapai hasil yang diharapkan dari
dihargai dan adanya rasa marah terhadap keadaan. Untuk pendidikan kesehatan perlu diperhatikan metode
mencegah terjadinya proses pengobatan tidak teratur dan dan media yang digunakan. Gunakan media yang
tidak tuntas, stres dan depresi pada penderita TB menarik dan bahasa yang mudah dimengerti.
dibutuhkan dukungan dari keluarga. Keluarga d. Untuk merubah perilaku keluarga penderita TB
diharapkan memahami kondisi yang dialami oleh perlu diberikan edukasi dalam bentuk pendidikan
penderita TB. Keluarga penderita TB juga perlu kesehatan meliputi pengertian TB, penyebab TB,
diberikan edukasi tentang TB supaya mereka paham dan tanda dan gejala, cara penularan TB, cara
mampu merawat keluarga dengan TB. Dalam mencegah penularan TB, nutrisi pada penderita
penanggulangan TB peran keluarga sangat besar TB dan kebutuhan istirahat tidur.
sehingga diharapkan keluarga mampu memberikan e. Untuk merubah perilaku keluarga penderita TB
dukungan pada anggota keluarga yang menderita TB juga diperlukan adanya edukasi kepada keluarga
dalam bentuk dukungan informasi, emosional, tentang TB, bagaimana cara merawat anggota
penghargaan dan instrumental dimana dukungan tersebut keluarga dengan TB serta dukungan yang bisa
dapat dilihat dari perilaku keluarga penderita TB diberikan keluarga sebagai upaya penaggulangan
meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. TB.
2. Bagi Perkembagan Ilmu Keperawatan
SIMPULAN Mengembangkan berbagai metode untuk
1. Umur keluarga penderita TB di Kabupaten ABC meningkatkan perilaku keluarga penderita TB dalam
Sumatera Barat pada kelompok intervensi adalah 55- upaya penanggulangan TB dewasa.
65 tahun dan 35-54 pada kelompok kontrol. Jenis 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
kelamin keluarga penderita TB kelompok intervensi Untuk penelitian selanjutkan diharapkan dapat
dan kelompok kontrol lebih dari separuh adalah mengembangkan buku monitoring keluarga
perempuan. Pendidikan keluarga penderita TB penderita TB.
kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah
berpendidikan rendah. Sedangkan menurut pekerjaan DAFTAR PUSTAKA
pada kelompok intervensi adalah IRT dan kelompok Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian. Jakarta:
kontrol adalah petani. Rineka Cipta.
2. Adanya perbedaan rata-rata pengetahuan keluarga Berkanis, A. T., & Meriyanti. (2019). Pengaruh
penderita TB pre-test kelompok intervensi dan Dukungan Keluarga Penderita Tuberculosis ( Tb )
kontrol dengan p value 0,044 dan post-test dengan p Terhadap Harga Diri Penderita Tuberculosis ( Tb )
value 0,001. Terdapat perbedaan rata-rata sikap Di Puskesmas Oebobo Kota Kupang. CHM-K
keluarga penderita TB pre-test kelompok intervensi Applied Scientifics Journal, 2, 98±110.
dan kontrol dengan p value 0,325 dan post-test Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya. (2019).
dengan p value 0,001. Adanya perbedaan rata-rata Laporan TB Semester I Dinas Kesehatan
tindakan keluarga penderita TB pre-test kelompok Kabupaten Dharmasraya. Pulau Punjung.
intervensi dan kontrol dengan p value 0,348 dan post- Freitas, I. M. de, Popolin, M. P., Touso, M. M., & et.al.
test dengan p value 0,001. (2015). Factors associated with knowledge about
3. Adanya pengaruh intervensi BEBAS terhadap tuberculosis and attitudes of relatives of patients
pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga penderita with the disease in Ribeirão Preto , São Paulo ,
TB antara kelompok intervensi dan kelompok Brazil, 18(2), 326±340.
kontrol sesudah diberikan intervensi BEBAS secara https://doi.org/10.1590/1980-5497201500020004
bermakna dengan p value < 0,05 (p value 0,001) Friedman, M.M, Bowden, V. . (2003). Family Nursing:
Research, Theory & Practice (5th ed.). New
Saran Jersey: Pearson Education Inc.
1. Bagi Dinas Kesehatan Kemenkes RI. (2014). Pedoman Nasional Pengendalian
a. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan Tuberkulosis. Jakarta.
masyarakat yang lebih mengutamakan upaya Kemenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan
promotif dan preventif perlu melakukan Republik Indonesia. Jakarta.
pendidikan kesehatan secara berkala dan Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018.
terjadwal terutama dalam penanggulangan TB Jakarta.
Maulana, H. D. J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta:

635
Gusneli et al, Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Keluarga Penderita TB dalam Upaya Penanggulangan TB
Dewasa di Kabupaten ABC Sumatera Barat

EGC. Pasien Tuberkulosis DI Wilayah Kerja Puskesmas


Muna, L., & Soleha, U. (2014). Motivasi dn Dukungan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Universitas
Sosial Keluarga Mempengaruhi Kepatuhan Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Berobat Pada Pasien TB Paru di Poli Paru BP4 WHO. (2018). Global Tuberculosis Report.
Pamekasan, 4, 172±179. Yermi, Ardi, M., Lahming, Tahmir, S., & Pertiwi, N.
Nasution, S. K. (2004). Meningkatkan Status Kesehatan (2018). Knowledge and Attitudes with Family
Melalui Pendidikan Kesehatan dan Penerapan Role in Prevention of Pulmonary Tuberculosis in
Pola Hidup Sehat. Universitas Sumatera Utara. Maros, Indonesia. Journal of Physics: Conference
Nies, M. ., & McEWEN, M. (2011). Community Health Series, 1028(1). https://doi.org/10.1088/1742-
Nursing:Promoting the Health Population (5th 6596/1028/1/012001
ed). Retrieved from http://evolve.elsevier.com.
Notoadmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan (Revisi). Rineka Cipta.
Notoadmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nur Kholifah, S., Minarti, & Yumni, H. (2012). MODEL
ADAPTIF CONSERVATION (ACM) DALAM
MENINGKATKAN DUKUNGAN KELUARGA
DAN KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN
TB PARU DI WILAYAH KOTA SURABAYA
(Adaptif Conservation (ACM) Model in
Increasing Family Support and Compliance
Treatment in Patient with Pulonary Tuber. Jurnal
Ners, 7.
Pusitasari, Mudigdo, A., & Adriani, R. B. (2017).
Effects of Education , Nutrition Status , Treatment
Compliance , Family Income , and Family
Support , on the Cure of Tuberculosis in
Mojokerto , East Java, 273, 141±153.
Rizana, N., Tahlil, T., & Mulyadi. (2016). Pengetahuan ,
Sikap Dan Perilaku Keluarga Dalam Pencegahan
Penularan Tuberkulosis Paru Knowledge ,
Attitudes and Behavior of Family in Prevention
Pulmonary Tuberculosis Transmission. Jurnal
Ilmu Keperawatan, 4(2).
Siregar, I., Siagian, P., Effendy, E., Kesehatan, D.,
8WDUD 7 7DSDQXOL . « 0HGDQ 8
Dukungan Keluarga meningkatkan Kepatuhan
Minum Obat pada Penderita Tuberkulosis Paru di
Kabupaten Tapanuli Utara The Relationship of
Family Support with Medication Adherence in
Patients with Pulmonary, 30(4), 309±312.
Suarnianti, S., & Angriani, S. (2019). Persepsi dan Sikap
Keluarga terhadap Perilaku Keluarga dalam
Mencegah Penularan TB Paru. Nursing Inside
Community, 2(1), 12±18.
https://doi.org/10.35892/nic.v2i1.260
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif (1st
ed.). Bandung: Alfabeta.
Suliha. (2008). Pendidikan Kesehatan Dalam
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sumiyati, Hastuti, P. (2018). Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Balita Tentang Tb Paru. Ejournal Poltekkes
Semarang, 14(1), 7±13.
Ulfah, M. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pada

636

Anda mungkin juga menyukai