Pelestarian Pola Perumahan Taneyan Lanjh
Pelestarian Pola Perumahan Taneyan Lanjh
Pelestarian Pola Perumahan Taneyan Lanjh
net/publication/315527702
CITATIONS READS
4 832
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Antariksa Sudikno on 23 March 2017.
ABSTRAK
Pola perumahan taneyan lanjhang sebagai wujud budaya khas adat, merupakan ciri khas
arsitektural Madura yang memiliki tatanan berbeda. Adat tradisi Madura yang kental, membawa
nilai dan sistem kekerabatan yang erat sebagai salah satu budaya lokal masyarakat Madura.
Melalui penelitian case study ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pola perumahan taneyan
lanjhang pada permukiman di Desa Lombang. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah
deskriptif eksploratif, sedangkan untuk mengetahui perubahan pola perumahan taneyan lanjhang
dari waktu ke waktu digunakan teknik analisis diakronik serta teknik analisis crosstabs dan korelasi
bivariate untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Hasil studi
diperoleh 5 (lima) tipologi pola perumahan taneyan lanjhang yang didasarkan pada kelengkapan
rumpun taneyan-nya dan pola selain taneyan lanjhang (linier sepanjang jalan). Secara diakronik
diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan pola perumahan
taneyan lanjhang. Di antaranya, yaitu faktor mata pencaharian, tingkat pendapatan, status
kepemilikan pekarangan dan renovasi mempengaruhi perubahan pola perumahan taneyan
lanjhang. Dengan korelasi cukup, status kepemilikan rumah dan kesadaran masyarakat memiliki
tingkat korelasi kuat serta upaya pelestarian mempengaruhi perubahan pola perumahan taneyan
lanjhang dengan korelasi sangat kuat.
Kata kunci: pola perumahan, taneyan lanjhang, pelestarian
ABSTRACT
Taneyan lanjhang housing pattern as a form of custom typical culture, represent Madura
architectural characteristic which has different appearance. Madura tradition custom is substantial
bringing the value and solid relations system as one of the society local culture. By this case study
research is mean to know taneyan lanjhang housing pattern characteristic according to settlement
in Lombang village. Method used in this study is exploratif descriptive, even as knowing the
changes of taneyan lanjhang housing village from time to time used diacronic analysis technics,
crosstabs analysis and bivariate corelation to know the factors which influence of the changes. The
results of this study are 5 (five) typologi of taneyan lanjhang housing patterns which based on
taneyan stool equipment and the pattern besides taneyan lanjhang (linier as long as the road). By
diacronic recognize that there are some factors which influence the changes of taneyan lanjhang
housing village. Among the other things are job factor, income rising, farm owner status and
renovation influence the changes of taneyan lanjhang. With sufficient corelation, farm owner status
and society awareness have own strong corelation with awareness in preservation that influence
the changes of taneyan lanjhang housing pattern with very strong corelation.
Key words: housing pattern, taneyan lanjhang, preservation
Pendahuluan
Permukiman merupakan wujud dari ide pikiran manusia dan dirancang semata-mata
untuk memudahkan dan mendukung setiap kegiatan atau aktifitas yang akan
dilakukannya. Di dalam permukiman tradisional, dapat ditemukan pola atau tatanan yang
berbeda-beda sesuai dengan tingkat kesakralannya atau nilai-nilai adat dari suatu tempat
Metode Penelitian
Studi ini merupakan studi kasus (case study) atau studi lapangan (field study), yang
merupakan pendalaman mengenai unit sosial tertentu. Hasil studi dapat memberikan
gambaran luas serta mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relatif
Sistem religius dan adat istiadat yang berlaku di Desa Lombang, antara lain:
1. Sistem religius
Dapat dikatakan bahwa pola guna lahan di Desa Lombang yang didominasi oleh
lahan pertanian atau tanah garapan mendukung untuk dipertahankannya pola perumahan
taneyan lanjhang.
2. Berdasarkan elemen shell, dapat ditemukan pola perumahan yang masih
mempertahankan pola perumahan asli Madura (yang terklasifikasi pada pola I) yang
terdiri dari rumah tongghu, dapur, kandang dan rumah kerabat yang menghadap ke
arah barat dengan pintu masuk berada di barat atau di timur. Pada pola lainnya telah
terjadi perubahan baik sedikit maupun banyak, yaitu pada arah hadap dan letak
bangunan, adanya bangunan tambahan, pengurangan bangunan, serta arah
penambahan bangunan.
Perubahan yang terjadi pada pola perumahan taneyan lanjhang di Desa Lombang
dapat dilihat secara diakronik yang didasarkan pada masa pemerintahan kepala desa.
1. Periode I, dimulai pada sebelum tahun 1957 yang merupakan masa tanpa
kepemimpinan kepala desa;
2. Periode II, dimulai pada tahun 1957 – 1970, yang merupakan masa kepemimpinan
Bapak Zakariyah;
3. Periode III, dimulai pada tahun 1970 – 1985, yang merupakan masa kepemimpinan
Bapak Tukimin;
4. Periode IV, dimulai pada tahun 1985 – 2004, yang merupakan masa kepemimpinan
Bapak Tukimin; dan
5. Periode V, dimulai pada tahun 2004 – sekarang, yang merupakan masa
kepemimpinan Bapak Ahmad Riyadi.
Perubahan yang diamati secara diakronik meliputi:
Fungsi dari taneyan;
Tata letak kelengkapan rumpun taneyan; dan
Fungsi dari masing-masing bangunan.
Terkait dengan variabel-variabel yang mempengaruhi perubahan secara diakronik
tersebut berdasarkan hasil analisis diakronik (Gambar 6) dapat diidentifikasi beberapa
variabel yang diduga mempengaruhi perubahan pola perumahan taneyan lanjhang di
Desa Lombang, antara lain:
1. Variabel fisik;
2. Variabel sosial budaya;
3. Variabel ekonomi (mata pencaharian dan pendapatan); dan
4. Variabel hukum.
Variabel-variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan metode pendekatan
statistik (analisis crosstabs) sehingga didapatkan hasil tabel hasil uji signifikasi variabel-
variabel yang diduga mempengaruhi perubahan pola perumahan taneyan lanjhang (Tabel
3).
Nilai Asymp. Sig Pearson Chi-square, maka dapat disimpulkan memang ada
hubungan yang nyata antara variabel kolom (perubahan pola perumahan taneyan
lanjhang) dengan variabel baris:
Mata pencaharian;
Tingkat pendapatan;
Status kepemilikan rumah;
Status kepemilikan pekarangan;
Renovasi;
Kesadaran masyarakat akan pelestarian pola perumahan taneyan lanjhang; dan
Upaya pelestarian pola perumahan taneyan lanjhang.
Untuk variabel lainnya (tingkat pendidikan dan pengetahuan akan hukum adat) tidak
memiliki hubungan yang nyata. Pada analisis selanjutnya dua variabel yang tidak memiliki
hubungan nyata tidak akan dibahas lebih lanjut. (Tabel 4)
Kesimpulan
Kesimpulan pada studi ini, adalah:
1. Karakteristik pola perumahan taneyan lanjhang di Desa Lombang Kabupaten
Sumenep dapat dilihat pada temuan penelitian berupa 5 (lima) macam pola
perumahan taneyan lanjhang yang dibedakan berdasarkan kelengkapan rumpun
taneyan-nya. Taneyan sendiri difungsikan sebagai pengikat antar bangunan yang
menunjukkan kekerabatan yang erat (matrilokalitas) serta sebagai orientasi dan arah
hadap bangunan.
Daftar Pustaka
Anggoro, A. P. 2006. Kabupaten Sumenep: Pariwisata pun butuh Inovasi.
http://zkarnain.wordpress.comT. Diakses Tanggal 26 November 2007.
Anonim. 2005. TBJ Kembangkan Seni Budaya Madura dan Jatim Selatan.
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0501/27/hib03.html. Diakses tanggal 6 Juni
2008.
Doxiadis, C. A. 1968. Ekistic, An Introduction to the Science of Human Settlements.
London: Hutchinson of London.
Gardner, B. 2008. Metode Studi Kasus (Case Study) dalam Penelitian.
http://islamkuno.com/2008/01/27/metode-studi-kasus-case-study-dalam-penelitian/.
Diakses tanggal 9 Februari 2008.
Imron, D. Z. 1998. Sketsa Madura Menjelang Industrialisasi.
http://zkarnain.tripod.com/ZWW.HTM, diakses tanggal 6 Juni 2008
Jordan, R. E. 1979. Rumah Tradisional Madura. Jakarta: Depdikbud.
Sarwono, J. 2006. Analisa Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. Yogyakarta: Andi
Offset.
Sasongko, W. 2001. Perubahan Perumahan dan Permukiman Madura Perantauan Akibat
Pembangunan, Studi Kasus: Dusun Alas Gedhe, Gunung Buring, Kabupaten
Malang. TESIS. Tidak Diterbitkan. Surabaya: ITS.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta.
Sumintarsih. 2002. Tata Krama Suku Bangsa Madura. Yogyakarta: Badan
Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata.
Tjahjono R. & Budiman A. 1996. Tradisi Membangun Dan Berhuni Dalam Arsitektur
Tradisional Madura Di Arosbaya. Malang: Jurnal Penelitian Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Hlm. 2.
Wiryoprawiro, Z. M. 1986. Arsitektur Tradisional Madura Sumenep. Surabaya:
Laboratorium Arsitektural Tradisional: PTSP ITS.
Zahroni, A.2007. Mengantisipasi Dampak Negatif Industrialisasi Madura.
http://ardhianzahroni.multiply.com/journal/item, diakses tanggal 6 Juni 2008.
Pola
Pola Pola
Tidak
terjadi
R1 R2 R3
perubaha
n untuk Pintu
letak masuk
bangunan
yang lain M
pada
Taneyan menjadi
D
semakin
memanjang
Periode III (1970-1985)
(Sketsa perumahan tahun 1970)
K
K
R1 R2 R3 R4
Pintu
masu
k
Tidak Kondisi eksisting kamar
M mandi tahun 2008
terjadi
perubaha
n untuk D
Kondisi eksisting letak
musholla tahun 2008 bangunan
yang lain
pada Pembangunan kamar mandi
b di posisi paling timur dari