Jacks Sempro Perbaikan 3
Jacks Sempro Perbaikan 3
Jacks Sempro Perbaikan 3
USULAN PENELITIAN
RAHMATULLAH A. LAMBOKA
i
IDENTIFIKASI JENIS BELALANG (Caelifera) DAN TINGKAT
SERANGAN PADA EKOSISTEM TANAMAN JAGUNG
(YANG DI TANAM PADA BERBAGAI VARIETAS)
RAHMATULLAH A. LAMBOKA
E281 19 051
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
proposal penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di
Anshary, M.Si. sebagai dosen pembimbing utama dan kepada Bapak Prof. Dr. Ir.
Moh. Yunus, M.P sebagai dosen pembimbing anggota yag telah memberikan
arahan, bimbingan, saran, dan dorongan sehingga penyusunan proposal ini dapat
Mahas Esa memberikan imbalan yang setimpal atas kebaikan dan jasa-jasa beliau,
serta tulisan ini mendapat ridho-Nya dan bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Fakultas : Pertanian
Universitas : Tadulako
Menyetujui,
Prof. Dr. Ir. Alam Anshary, M.Si. Prof. Dr. Ir. Mohammad Yunus, M.P
NIP. 19581201 198603 1 003 NIP. 195 70217 198511 1 001
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan
padi. Tanaman jagung hingga kini di manfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai
bentuk penyajian seperti : tepung jagung (maizena), minyak jagung bahan pangan,
Menurut Biba (2015), produktivitas jagung di tingkat petani tidak stabil atau
tidak seimbang antara satu tempat dengan tempat lain disebabkan oleh berbagai hal,
diantaranya penggunaan jarak tanam dan varietas yang kurang sesuai dengan
agroklimat setempat. Agar penggunaan jarak tanam dan varietas sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan petani agar dapat terjadi perubahan sikap dalam
2014-2018 untuk Provinsi Sulawesi Tengah, produksi jagung pada tahun 2014
sebanyak 170.203 ton pipilan kering (PK) serta produktivitas 40,8 ku/ha. Pada
tahun 2015 produksi jagung sebanyak 131.123 ton pipilan kering (PK) serta
produktivitas 40,34 ku/ha. Di tahun 2016 produksi jagung sebanyak 313.717 ton
1
pipilan kering (PK) serta produktivitas 51,10 ku/ha, dan ditahun 2017 produksi
jagung sebanyak 374.323 ton pipilan kering (PK) serta produktivitas 47.39 ku/ha.
Kemudian di tahun 2018 produksi jagung mencapai sebanyak 380.650 ton serta
produktifitas 46.76 ku/ha. Produksi jagung lima tahun terakhir mengalami fluktuasi,
pada tahun 2015 produksi dan produktifitas mengalami penurunan. Produksi jagung
Ada beberapa jenis hama yang menyerang pada tanaman jagung dengan
berbagai macam bentuk serangan yang ditimbulkan, salah satu jenis hama yang
menyerang tanaman jagung adalah hama belalang. Belalang sering kali ditemukan
hama yang menyerang daun jagung pada kondisi tertentu pada fase vegetatif.
Serangga ini memakan tulang daun dan batang sehingga kerusakan dapat mencapai
2
1.2 Tujuan Penelitian
hama belalang pada berbagai varietas tanaman jagung. Dan bagi pembaca/
referensi bahan informasi mengenai jenis hama belalang (Caelifera) pada tanaman
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tanaman jagung (Zea Mays L) di kota tarakan. Menunjukkan bahwa jenis serangga
yang di temukan pada tanaman jagung terdapat 12 spesies yaitu Locusta migratoria
Ichneumonidae sp, Apidae sp dan Coccinella arcuate. Peranan dari jenis serangga
kembara (Locusta migratoria) merupakan serangga yang aktif pada siang hari, pada
pagi hari belalang terbang dan berputar-putar untuk mencari lokasi dan pada senja
hari belalang hinggap suatu lokasi untuk kawin. Kerusakan tanaman dipengaruhi
oleh kemampuan makan yang sangat bergantung pada jenis tanaman yang paling
disukai hama belalang kembara adalah kelompok tanaman graminae dan salah
jagung (Zea mays L). Menunjukkan bahwa penelitian ini melakukan pengamatan
selama 4 minggu pada hama belalang di mulai pada 51 hst – 72 hst dengan 3 lokasi
yang berbeda ialah Sabulira toba, Kajulangko, Uentanaga atas. Pada 51 hst
serangan hama belalang pada tanaman jagung sudah mulai berdampak sebagian
dari hasil pertanaman dan pada 58 hst bertambahnya tanaman yang terserang hama
belalang dan begitu seterusnya sampai 72 hst. Persentase serangan hama belalang
4
diperoleh lokasi tertinggi adalah Kelurahan Uentanaga atas 1,16%, Sabulira toba
1,5%, dan terendah Kajulangko 0,85%. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat
serangan hama belalang yaitu terdapat pada jenis varietas jagung yang ditanam, dan
tanaman jagung hitam. Hasil pengamatan yang telah di lakukan selama 10 minggu
tanaman jagung pada umur jagung 20 hari setelah tanam. Belalang memakan daun
tanaman dari bagian tepi daun hingga tengah daun, sehingga mengurangi luas
pada jagung menyebar pada setiap pengamatan, pada pengamatan ke-3 serangan
hama menyebar hingga banyak daun yang habis, dan mengalami gejala hampir 70%
pada saat umur jagung 45 hst (hari setelah tanam) persentase penularan belalang
5
2.2 Landasan Teori
Tanaman jagung mempunyai Nama botani Zea mays L. Tanaman ini, jika
semusim, yang memiliki lima bagian tanaman yaitu akar, batang, daun, bunga dan
biji. Sistem perakaran tanaman jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam
akar yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Pertumbuhan akar ini
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun
terdiri daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus
batang Antara kelopak dan helaian daun. terdapat lidah daun atau disebut dengan
ligul permukaan daun tanaman jagung pada umumnya berbulu dan pada bagian
6
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu
tanaman. Bunga jantan tumbuh di bagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga.
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam
produktif meskipun memiliki jumlah bunga betina, beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif. Bunga jantan jagung cenderung
siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betina (Rukmana,
2006).
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung
pada jenisnya. Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat
Biji jagung terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pericarp yang merupakan
lapisan tipis terluar pada biji endosperm (82%) sebagai cadangan makanan, dan
imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum
munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum
keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifikasi dengan jumlah daun yang
masak fisiologis. Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari
7
kulit.
dapat dilakukan di daratan rendah maupun dataran tinggi pada lahan sawah dan
tegalan. Suhu optimal antara 21-34ºC dengan pH tanah antara 5,6-7,5 serta
ketinggian optimum antara 50-600 mdpl. Tanaman jagung membutuhkan air sekitar
100-140 mm/bulan, maka saat penanaman perlu diperhatikan curah hujan dan
pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan
dengan tepat. Curah hujan juga mempengaruhi perkembangan hama dan musuh
Jagung adalah tanaman semusim, dalam satu siklus hidupya terjadi selama
80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Menurut (Nelly, 2022). Akar
tanaman jagung merupakan akar serabut yang tumbuh di bagian pangkal batang
dan menyebar luas sebagai akar lateral. Kemudian akar seminal yang tumbuh ke
bawah dari lembaga biji jagung. Batang tanaman jagung bulat silindris dan
beruas-ruas, dan pada bagian pangkal batang beruas cukup pendek dengan jumlah
sekitar 8-20 ruas. Rata-rata tinggi tanaman jagung antara satu sampai tiga meter di
atas permukaan tanah. Sedangkan daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis
dan jumla daunnya sekitar 8-38 helai tiap batangnya, tergantung pada jenis atau
varietas yang ditanam. Panjang daun 30cm - 45cm dan lebarnya antara 5cm –
15cm
8
2.2.3 Fase Generative
biasanya terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah. Bunga
jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina
terdapat pada tongkol jagung. Bunga jantan yang terdapat di ujung tanaman masak
lebih dahulu dari pada bunga betina. Persarian yag terbaik terjadi di pagi hari,
jumlah serbuk sari yang ada perkirakan sekitar dua sampai lima juta pertanaman.
Pada waktu terjadi proses penempelan serbuk sari pada rambut terbentuk selama 7-
Buah tanaman jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji
tergantung pada jenisnya, pada umumnya jagung memiliki barisan biji yang melilit
secara lurus atau berkelok-kelok pada tongkol dan berjumlah antara 8-20 baris biji.
Biji terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosmperm dan embrio (Subekti
et al, 2007).
Dapat dilihat bahwa fase pertumbuhan jagung 15-25 hari setelah tanam
dikatakan sebagai fase pertumbuhan awal. Fase umur 15-20 hari setelah tanam
adalah fase vegetative, selanjutnya 15-20 hari setelah vegetative adalah fase
umur tanaman jagung sering dibedakan hanya 2 fase yaitu vegetative dan
populasi hama pada setiap fase pertumbuhan jagung ini hampir selalu berbeda.
9
2.2.4 Hama Belalang (Caelifera)
ekosistem merupakan lingkungan biologi yang berisi organisme hidup, biotik dan
tingkat kerusakannya tergantung pada jumlah populasinya dan tipe tanaman yang di
serang (Sumartini, 2002). Hama belalang menyerang terutama pada bagian daun.
Daun terlihat rusak karena serangan dari belalang tersebut. Jika populasinya banyak
dan belalang sedang dalam keadaan kelaparan hama ini bisa menghabiskan
berada disekitar lokasi yang dilaluinya dan cenderung memilih jenis makanan yang
menjadi favorit yaitu jenis tanaman yang termasuk dalam family Graminae atau
Belalang kembara (Locusta sp), Salah satu hama penting pada tanaman
jagung adalah hama belalang kembara yang diketahui dapat menyerang pada
seluruh fase pertumbuhan tanaman jagung baik fase generatif maupun vegetatif
(Adnan, 2009).
10
Belalang hijau (Oxya chinensis), hama jenis ini menyerang tanaman
jagung saat masih muda, dengan cara memakan tunas jagung muda (baru tumbuh)
tingkat kerusakannya tergantung dari jumlah populasi serta tipe tanaman yang
diserang.
yang penting karena mempunyai kisaran inang yang luas meliputi rumput, padi,
jagung, kelapa, palem. Hama ini menyerang tanaman muda dan tua dengan
merusak tanaman pada bagian daun dan pucuk. Kadang-kadang pada musim kering
lubang, tulang daun dan urat-urat daun tidak dimakan. Gejalanya kadang-kadang
sulit dibedakan dengan gejala lubang-lubang kerusakan daun oleh serangan ulat
daun. Menurut Soegito (2003), belalang menyerang jenis tanaman seperti jagung,
sorgum, tebu, dan lain-lain. Hama ini menyerang tanaman mulai dari daun muda
sampai daun tua dan pada tingkat serangan yang berat produksi tanaman dapat
2.3 Hipotesis
varietas Tanaman Jagung (Zea Mays) di lahan pertanian di Desa Lolu, Kecamatan
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu Meteran,
kertas label, lup/kaca pembesar, mikroskop, pinset, botol koleksi, perangkap jaring
(Sweep net), handphone, cangkul, sekop, parang, tali rafia, kultifator, bambu.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima varietas benih
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Survey Lokasi
atau tempat lahan penelitian di Desa Lolu Kabupaten Sigi. Selanjutnya penelitian
jagung Varietas Bisi 99 (V1), Arumba (V2), NK7328 Sumo (V3), Bonansa (V4),
dan Bisi 2 (V5) yang diulang sebanyak 3 kali. Petak yang digunakan sebagai
tempat pengamatan terdiri 15 petak, luas setiap petak 2x3 (dua kali tiga) dengan
jarak tanam 60cm x 20cm, dengan populasi tanaman dalam 1 petak 56 tanaman.
sampai 15 minggu setelah tanam (MST). Dengan interval waktu seminggu sekali,
12
untuk mengidentifikasi hama diperlukan megambil sampel menggunakan jaring
ayun (sweep net) atau bisa juga dengan Tangan kosong (Bare Hand).
gumpalan tanah yang besar menggunakan traktor, agar diperoleh tanah yang
gembur, waktu yang dibutuhkan untuk pengolahan tanah yaitu satu minggu
menggunakan alat pacul dan sekop untuk membuat bentuk lahan penelitian yang
dibutuhkan.
lubang tanam yaitu 1 biji (Kartika,2018). Jarak antar plot 60cm dengan ukuran
Lokasi penelitian memiliki panjang 13 meter dan lebar 11 meter, dan ukuran
60x20 cm. Dan jumlah biji perlubang tanam adalah 1 biji. Penanaman dilakukan
setiap pagi dan sore hari. Pada saat tanaman muda penyiraman dilakukan secara
hati-hati agar tanaman tidak mudah rusak. Penyiraman sering dilakukan setiap
harinya. Menyula dilakukan setelah bibit berumur satu minggu setelah tanam
13
(MST) dan 2 MST, karena ada yang mati sehingga dilakukan penyulaman.
Tanaman sulam berasal dari jenis bibit dengan umur yang sama untuk di plot
3.4.5 Penyiangan
dalam plot penelitian. Sedangkan gulma-gulma yang tumbuh di areal sekitar plot
disiangi atau dibersihkan dengan menggunakan alat sube, pacul, maupun Tangan
3.4.6 Pemupukan
2MST setelah tanam dan pemupukan kedua dilakukan pada saat usia tanaman
mencapai 5MST – 6MST. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea dan Ponska
dengan cara di tugal kembali, dengan sedalam 5 cm dan berjarak 7-10 cm dari
batang tanaman dengan dosis pemupukan 250 kg/ha pupuk Urea dan 250 kg/ha
luas petakan 2x3 maka 150 gram/petak tanaman dan jika dibagi 56 tanaman yang
3.4.7 Pembubunan
pembubunan 3-5 cm. Pembubunan dilakukan agar tanaman jagung tegak dan
14
3.5 Parameter Pengamatan
serangan belalang (Caelifera) pada beberapa varietas Tanaman Jagung (Zea mays)
dilakukan dengan mengamati gejala serangan hama pada tanaman sampel, adapun
a
I= x 100%
b
I = Intensitas serangan
serangan hama belalang yang ada di lokasi Penelitian. Dengan menggunakan rumus
dimana a adalah jumlah tanaman yang terserang dan b jumlah tanaman yang di
penelitian dilakukan setiap interval waktu 7 hari, pada setiap tiga (pengulangan)
15
3.5.2 Identifikasi Belalang
dahulu yang ada di lahan penelitian, dan dilihat ada beberapa spesies yang berasal
dari ordo Orthoptera. Jenis jenis belalang yang telah diambil dari lahan penelitian
Data hasil penelitian dianilisis sidik ragam (ANOVA) apabila sidik ragam
berpengaruh nyata atau sangat nyata maka akan di uji lanjut BNJ dengan taraf 5%
16
DAFTAR PUSTAKA
Fuji Hutami Ningsih, Zainal Arifin, dan Riyanto, (2018). Daya Konsumsi
Belalang Kembara (Locusta migratoria manilensis Meyen) Terhadap
Tanaman Jagung (Zea mays L). 5 (1)
17
Tillage System. International Journal of Plant Production. 5(4):405- 416.
Sirajudin, M dan Lasmini, Sri Anjar. (2010). Respon pertumbuhan dan hasil
jagung manis (Zea mays saccharata) pada berbagai waktu pemberian
pupuk nitrogen dan ketebalan mulsa jerami. J. Agroland 17 (13) :184-
191.
Syofia, I., Munar, A., & Sofyan, M. (2015).Pengaruh Pupuk Organik Cair
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tanaman Jagung Manis
(Zea Mays Saccharatasturt). Agrium: Jurnal Ilmu Pertanian.
19
Denah Penelitian
perlakuan perbedaan varietas yaitu, varietas Bisi 99 (V1), Arumba (V2), NK7328
Sumo (V3), Bonansa (V4), dan Bisi 2 (V5). Yang di ulang sebanyak 3 kali (U1, U2,
U3). Petak yang digunakan sebagai tempat pengamatan terdiri 15 petak, luas setiap
petak 2x3 (dua kali tiga) dengan jarak tanam 60cm x 20cm dan memiliki populasi
Keterangan :
U = Pengulangan
V1 = Bisi 99
V2 =Arumba/Pulut
V3 = NK7328 Sumo
V4 = Bonansa/Manis
V5 = Bisi 2
20