Revisi 06.01.2023 - Draft UP Itmamul Wafa Sidiq
Revisi 06.01.2023 - Draft UP Itmamul Wafa Sidiq
Revisi 06.01.2023 - Draft UP Itmamul Wafa Sidiq
USULAN PENELITIAN
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Variasi Jarak Tanam dan Tingkat Dosis Pupuk NPK
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.)
Oleh : Itmamul Wafa Sidiq
NIM : 4442180019
Prof. Dr. Ir Kartina AM., M.P. Andi Apriany Fatmawaty, Ir., M.P
NIP. 196707042002122001 NIP. 196904072003122001
Ketua Jurusan,
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun usulan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Variasi Jarak Tanam dan Tingkat Dosis Pupuk NPK terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)”
Penulisan usulan penelitian ini dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir Kartina AM., M.P. sebagai pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Andi Apriany Fatmawaty, Ir., M.P. sebagai pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis.
3. Dr. Rusmana, Ir., M.P. sebagai penelaah.
4. Andi Apriany Fatmawaty, Ir., M.P. sebagai Ketua Jurusan
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
5. Prof. Dr. Nurmayulis, Ir., M.P. sebagai Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan do’a kepada
penulis.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................. 4
1.3. Tujuan ................................................................................ 4
1.4. Hipotesis ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 5
2.1. Kerangka Teoritis .............................................................. 5
2.1.1. Kacang Tanah .......................................................... 5
2.1.2. Sistematika dan Botani Kacang Tanah .................... 5
2.1.3. Syarat Tumbuh Kacang Tanah ................................ 6
2.1.4. Umur Panen Kacang Tanah ..................................... 7
2.1.5. Jarak Tanam............................................................. 7
2.1.6. Pupuk NPK .............................................................. 8
2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................. 10
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 11
3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian ................................... 11
3.2. Alat dan Bahan .................................................................. 11
3.3. Metode Penelitian .............................................................. 11
3.3.1. Rancangan Lingkungan ........................................... 11
3.3.2. Rancangan Perlakuan .............................................. 12
3.3.3. Rancangan Analisis ................................................. 12
3.3.4. Rancangan Respon .................................................. 13
3.3.5. Rancangan Penelitian .............................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 16
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
menjadi 100.750 ton, sementara kenaikan tertinggi terjadi pada 2010 yang hanya
mencapai 6,87% dari total produksi 129.710 ton pada tahun 2009 menjadi
138.620 ton pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2019 juga mengalami
penurunan produksi sebesar 18,55% dari sebelumnya pada tahun 2018 mencapai
angka 417.410 ton, mengalami penurunan menjadi 340.000 ton pada 2019.
Fluktuasi produksi kacang tanah yang didominasi penurunan tersebut dapat
terjadi karena banyak hal, diantaranya adalah pemeliharaan dan pengolahan tanah
yang belum optimal, serangan penyakit dan hama tanaman, penggunaan varietas
yang berproduksi rendah, dan dapat juga disebabkan oleh kekeringan. Faktor-
faktor pembatas tersebut merupakan hal yang penting untuk diselesaikan agar
produksi kacang tanah dapat ditingkatkan kembali.
Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi kacang
tanah adalah dengan pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam untuk
tanaman sangat diperlukan agar setiap individu tanaman dapat memanfaatkan
semua faktor lingkungan tumbuhnya dengan optimal, sehingga didapatkan
tanaman yang tumbuh dengan subur dan seragam yang akhirnya produksi dapat
dicapai secara optimal. Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi
penggunaan cahaya, perkembangan hama penyakit dan kompetisi antara tanaman
dalam penggunaan air dan unsur hara. Penentuan jarak tanam kacang tanah
dipengaruhi oleh: (a) jenis/varietas kacang tanah yang ditanam, (b) pola tanam, (c)
kesuburan tanah, dan (d) bagian tanaman yang akan dipakai sebagai pendekatan
ekonomi. Jarak tanam yang tidak teratur akan mengakibatkan terjadinya kompetisi
baik terhadap cahaya matahari, air, maupun unsur hara, jarak tanam yang rapat
mengakibatkan proses penyerapan unsur hara menjadi kurang efesien, karena
kondisi perakaran di dalam tanah yang saling bertaut sehingga kompetisi antar
tanaman dalam mendapatkan unsur hara menjadi lebih besar.
Pengaturan jarak tanam pada suatu areal tanah pertanian merupakan salah
satu cara yang berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai. Makin rapat jarak
tanam menyebabkan lebih banyak tanaman yang tidak berbuah. Harjadi (2002),
menuliskan bahwa jarak tanam juga mempengaruhi persaingan antar tanaman
dalam mendapatkan air dan unsur hara, sehingga akan mempengaruhi hasil.
3
Penentuan jarak tanam tergantung pada daya tumbuh benih, kesuburan tanah,
musim dan varietas yang ditanam. Benih dapat ditanam pada jarak tanam yang
lebih rapat apabila daya tumbuh benih agak rendah, pada tanah yang tandus,
varietas yang batangnya tidak panjang dan penanaman pada musim kemarau,
sedangkan benih dapat ditanam pada jarak tanam yang lebih renggang apabila
ditanam pada tanah yang subur dan varietas yang banyak bercabang (Murinnie,
2007).
Menurut Suprapto (2004), pada tanah yang subur, benih kacang tanah
ditanam dalam larikan dengan jarak tanam (40 x 15) cm atau (30 x 20) cm. Pada
tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat (40 x 10) cm atau (20 x 20)
cm. Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan cara ditugal. Setiap lubang tanam
dimasukkan satu biji kacang tanah lalu ditutup dengan tanah halus.
Hasil penelitian Kadekoh (2007), makin lebar jarak tanam dalam baris kacang
tanah, jumlah polong isi per tanaman makin banyak. Jumlah polong isi terbanyak
dicapai pada jarak tanam 40 cm x 30 cm.
Selain jarak tanam, faktor lain yang dapat diupayakan untuk meningkatkan
hasil produksi adalah pengaturan dosis terbaik dalam pemberian pupuk. Kerangka
ini didasarkan bahwa adanya kelangkaan dan kenaikan harga pupuk serta
pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan pupuk berlebihan. Pupuk yang
dimaksud adalah pupuk kimia. Faktor ini juga merupakan hal yang penting dan
perlu diperhatikan karena menyangkut ketersediaan unsur hara sebagai penopang
utama pertumbuhan tanaman pada media tanamnya. Namun realitas lapangan
yang terjadi, selama ini kebiasaan petani dalam memberikan pupuk kimia
dilakukan secara terus menerus dan cenderung meningkat sehingga menyebabkan
menurunnya kualitas tanah (Leiwakabessy FM, dan Sutandi A. 2004). Sementara
berdasarkan penelitian Muhlis et al. (2015) ditemukan bahwa pemberian dosis
pupuk NPK 250 kg/ha memberikan hasil terbaik dalam pertumbuhan dan hasil
tanaman kacang tanah, khususnya berpengaruh nyata berat basah polong.
Penggunaan pupuk NPK untuk tanaman kacang tanah sendiri sudah sering
dilakukan, akan tetapi belum diketahui seberapa jauh pengaruhnya jika
dikombinasikan dengan pengaturan jarak tanam dan dosis pupuk tertentu terhadap
hasil pertumbuhan dan produksinya. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan
4
penelitian berjudul “Pengaruh Variasi Jarak Tanam dan Tingkat Dosis Pupuk
NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah”.
1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak tanam dan
tingkat dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah
(Arachis hypogaea L.).
1.4. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Variasi jarak tanam 40 cm x 30 cm memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
2. Dosis pupuk NPK 250 kg/ha memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
3. Terdapat interaksi antara perlakuan variasi jarak tanam dan dosis pupuk
NPK terhadap pertumbuhan dan hasil dari tanaman kacang tanah (Arachis
hypogaea L.).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Buah kacang tanah berbentuk polong terdapat dalam tanah, berisi 1-4
biji, umumnya 2-3 biji per polong. Bentuk polong ada yang berujung tumpul
ada yang runcing. Polong tua ditandai oleh lapisan warna hitam pada kulit
polong bagian dalam (Sumarno, 2003).
penyebaran unsur hara yang merata pada jarak tanam tertentu, karena
semakin rapat jarak tanam yang digunakan, semakin tinggi juga tingkat
persaingan unsur hara.
Sanjaya et al. (2019) juga mendapatkan hasil yang sama, jarak tanam
yang digunakan pada percobaan kacang tanah menunjukan hasil adanya
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Kesimpulan
argumentasinya juga hampir serupa, bahwa jarak tanam yang terlalu sempit
akan menyebabkan persaingan atau kompetisi dalam penyerapan unsur hara,
cahaya dan air sedangkan jarak tanam yang renggang menyebabkan tidak
efisiennya penggunaan lahan. Maka penentuan jarak tanam akan
mempengaruhi kepadatan dan efisiensi penggunaan cahaya, persaingan
diantara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara sehingga akan
mempengaruhi produksi tanaman.
2.2.2 Jarak Tanam
Selanjutnya, Muhlis et al. (2015) pada penelitiannya mendapatkan
hasil terbaik berat polong tanaman kacang tanah dengan tingkat dosis pupuk
250 kg/ha. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa jumlah NPK yang
diberikan merupakan kebutuhan yang cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Menurut Suyamto (1993) untuk mencapai hasil
maksimal, kebutuhan hara kacang tanah harus tercukupi secara optimal,
karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan oleh laju
fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara dan air.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
11
12
Faktor kedua yaitu tingkat dosis Pupuk NPK dengan 3 taraf, yaitu :
p1 = 200 kg/ha atau 38,4 g/petak
p2 = 250 kg/ha atau 48 g/petak
p3 = 300 kg/ha atau 57,6 g/petak
Penelitian ini terdiri dari 9 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi diulang
sebanyak 3 kali sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Setiap satuan
percobaan berupa petak dengan luas 1,6 m x 1,2 m (Denah penelitian dapat
dilihat pada Lampiran.2) yang memiliki jumlah tanaman yang berbeda,
karena disesuaikan dengan taraf jarak tanam, yaitu j1 = 20 tanaman tiap petak,
j2 = 16 tanaman tiap petak, dan j3 = 12 tanaman tiap petak. Total tanaman
sebanyak 432 tanaman dan setiap satuan percobaan berisi 5 sampel tanaman
dengan total sampel sebanyak 135 sampel tanaman. Kombinasi perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 1.
Keterangan:
Nilai Pengamatan pada perlakuan variasi jarak tanam ke-i,
Yijk =
pemberian tingkat dosis pupuk NPK ke-j, dan ulangan ke-k
= Rataan nilai tengah populasi
αi = Pengaruh variasi jarak tanam ke-i (i = 1,2,3)
βj = Pengaruh tingkat dosis pupuk NPK ke-j (j = 1,2,3)
13
d. Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan saat pengolahan tanah yang
akan diolah. Sedangkan pemberian pupuk NPK dilakukan sebanyak 2 kali
yaitu ½ bagian pada saat tanam dan ½ bagian lainnya diberikan saat
tanaman berumur 4 MST. Jenis pupuk NPK yang digunakan adalah NPK
Phonska 15:15:15. Pupuk diberikan dengan cara dibenamkan pada larikan
dalam baris.
e. Pemeliharaan
1. Penyiangan dan pembumbunan
Penyiangan dilakukan tergantung pada keadaan populasi gulma yang
tumbuh, penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan
secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang
kemungkinan dijadikan inang gulma.
Kemudian dilakukan pembumbunan dilakukan setelah penyiangan
gulma, dengan cara menggemburkan tanah di sekitar tanaman untuk
ditimbunkan ke bagian pangkal tanaman. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga media tanam tidak terlalu padat dan drainase serta aerasinya
menjadi baik serta memudahkan bakal buah menembus permukaan tanah
sehingga pertumbuhannya optimal, pembumbunan juga dapat
memperkuat tanaman. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu
dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan.
2. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat keadaan lingkungan sekitar,
apabila terjadi hujan maka tidak dilakukan penyiraman, sebaliknya jika
tidak terjadi hujan maka dilakukan penyiraman secara rutin sebanyak dua
kali sehari yaitu di pagi dan sore hari.
f. Panen
Pemanenan tanaman kacang tanah pada umur 95 HST dengan ciri-ciri
daun sudah mengering, berwarna coklat kehitam-hitaman, kulit polong
telah mengeras dan nampak ada urat-uratnya serta biji berisi penuh.
Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut batang tanaman secara hati-
hati agar polongnya tidak tertinggal di dalam tanah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman Pangan
di Provinsi Banten, 2005-2019.
https://banten.bps.go.id/subject/53/tanaman-pangan.html#subjekViewTab3.
Diakses pada tanggal 14 April 2022.
Dalimunte, MH. 2020. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogea. L) dengan Pemberian Berbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Dosis
Fosfor yang Berbeda di Lahan Gambut. Skripsi. Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Riau. 53 hal.
Kadekoh, I. 2007. Komponen Hasil dan Hasil Kacang Tanah Berbeda Jarak
Tanam dalam Sistem Tumpangsari dengan Jagung yang Didefoliasi pada
Musim Kemarau dan Musim Hujan. Jurnal Agroland. 14 (1): 11-17.
Kementan. 2021. Data Lima Tahun Terakhir Produksi Kacang Tanah Menurut
Provinsi 2014-2018. https://www.pertanian.go.id. Diakses Tanggal 14 April
2022.
Muhlis., Ratnawati., If’all. 2015. Respon Hasil Tanaman Kacang Tanah pada
Berbagai Waktu Perundukan dan Dosis Pupuk NPK. Jurnal Agrotech 05
(02). Hal 1.
16
17
Rozak Ahmad. 2020. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) di
Lahan Salin. Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 16: 74-82.
Sanjaya Mey, Safrudin dan Purba DW. 2019. Pengaruh Jarak Tanam dan
Pemberian Dosis Limbah Cair Tahu terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea L.). BERNAS: Agricultural
Research Journal Vol 15 (1): 1.
Suyamto, H., 1993. Hara Mineral dan Pengelolaan Air pada Tanaman Kacang
Tanah. Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bali
Penelitian Tanaman Pangan, Malang.
Taufiq, A., A. Kristiono dan D. Harnowo. 2015. Respon varietas unggul kacang
tanah terhadap cekaman salinitas. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan 34(2):153-163.
Keterangan:
K : Kelompok
j1 : Jarak Tanam 40 cm x 20 cm
j2 : Jarak Tanam 40 cm x 30 cm
j3 : Jarak Tanam 40 cm x 40 cm
p1 : Dosis Pupuk NPK 200 kg/ha
p2 : Dosis Pupuk NPK 250 kg/ha
p3 : Dosis Pupuk NPK 300 kg/ha
Jarak antar kelompok : 100 cm
Jarak antar petak : 50 cm
Luas lahan : 15,8 m x 7,8 m = 123,24 m2
Luas petak : 1,6 m x 1,2 m = 1,92 m2
19
1,92
= x 20.000 kg/ha
10.000
= 3,84 kg/petak
Maka untuk 27 satuan percobaan dibutuhkan pupuk sebanyak (3,84 kg/petak x 27)
10,36 kg.
23
1,92
= x 200 kg/ha
10.000
= 0,0384 kg/petak
= 38,4 g/petak
Maka untuk 27 satuan percobaan dibutuhkan pupuk sebanyak (38,4 g/petak x 27)
1.036 g.
1,92
= x 250 kg/ha
10.000
= 0,048 kg/petak
= 48 g/petak
Maka untuk 27 satuan percobaan dibutuhkan pupuk sebanyak (48 kg/petak x 27)
1.296 g.
24
1,92
= x 300 kg/ha
10.000
= 0,0576 kg/petak
= 57,6 g/petak
Maka untuk 27 satuan percobaan dibutuhkan pupuk sebanyak (57,6 kg/petak x 27)
1.555 g.
25
Pembersihan Lahan
Persiapan Lahan
Pembuatan Petakan
Pemupukan Dasar
Pengamatan
Pemeliharaan
Panen
Olah Data
26