Makalah Pengantar Supply Chain Manajemen

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH
Supply Chain Management
Dosen : Rasdi, S.Pi.,M,Si.

Oleh :
Ditawati
Gilbert Giovanni Tampi

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS NOBEL INDONESIA


MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ii

BAB I ....................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Pengertian Supply Chain Management ........................................................................ 1

1.4 Rumusan Masalah........................................................................................................... 2

1.5 Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II ...................................................................................................................................... 3

Landasan Teori ....................................................................................................................... 3

2.1 Supply Chain Management............................................................................................. 3

2.1 Area Cakupan Supply Chain Management ..................................................................... 5

2.2 Bagian Cakupan Supply Chain Management ................................................................. 5

2.3 Kegiatan Supply Chain Management ............................................................................. 5

BAB III ............................................................................................................................... 7

Sejarah Manajemen Produksi dan Operasi ....................................................................... 7


3.1 Sejarah Manajemen Operasi ........................................................................................ 7

3.2 Fungsi Manajemen produksi ..................................................................................... 8


3.2 Tujuan Managemen Produksi ...................................................................................... 9

3.3 Macam-macam wujud proses produksi ........................................................................ 9

3.4 Jenis jenis proses produksi ........................................................................................... 9

3.5 Sejarah Kegiatan Produksi dan Operasi ..................................................................... 12

Kesimpulan............................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 15

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal Six Sigma tentang mengidentifikasi permasalahan di suatu
perusahaan manufaktur tepat pada waktunya. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Amin Syukron, MT. yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pemahaman tentang Six Sigma. Terima kasih
pula kami ucapkan kepada teman- teman yang telah membantu saya dalam
menyusun makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari,
bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu,
penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak guna penyempurnaan makalah ini. Sekali lagi, kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 12 Maret 2023

Ditawati

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Pengertian Supply Chain Management

Supply Chain Management mencakup semua aktivitas yaitu sejak


material datang dari pihak supplier, kemudian material itu diolah menjadi
produk setengah jadi ataupun produk jadi, sampai produk itu didistribusikan
ke konsumen. Untuk mengetahui perfomansi dari Supply Chain perusahaan,
63 diperlukan suatu pengukuran. Dari pengukuran tersebut akan didapatkan
suatu hasil, sehingga baik tidaknya kinerja Supply Chain dari perusahaan
dapat terlihat. Dengan adanya kinerja Supply Chain yang baik, maka kinerja
dari perusahaan akan semakin terarah dan memberikan keuntungan, baik itu
untuk pihak perusahaan, supplier, maupun konsumen. Supply chain
management (SCM) menjadi salah satu solusi terbaik untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif (Zabidi, 2001). Keunggulan kompetitif dari SCM
adalah bagaimana perusahaan mampu mengelola aliran barang atau produk
dalam suatu rantai supply .

Tujuan utama SCM yaitu penyerahan/ pengiriman produk secara tepat


waktu, mengurangi waktu dan biaya dalam pemenuhan kebutuhan,
memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi, serta pengelolaan
manajemen persediaan yang baik antara pemasok (vendor) dan konsumen
(buyer) (Pujawan, 2005). SCM menyediakan struktur yang memungkinkan
proses dan implementasi rencana dapat dijalankan dan menyediakan berbagai
sistem untuk melaksanakan proses dan implementasi dari perencanaan. SCM
dapat menjadikan aktifitas perusahaan yang lebih terstruktur, terkoordinasi,
terjadwal, dan terpadu sehingga keseluruhan proses akan menjadi lebih efektif
dan efisien. Setiap perusahaan sebagai suatu organisasi harus dapat
mewujudkan mode rantai perusahaan mereka. Yang unik supaya dapat
merangkaikan proses dari penyalur maupun pelanggan. Kebutuhan untuk
berbagi informasi telah begitu meningkat sehingga Sistim Informasi menjadi
suatu keuntungan yang penting.

1
Cooper (1997) bahkan menyebut istilah “supply chain management”
baru muncul di awal tahun 90-an dan istilah ini diperkenalkan oleh para
konsultan manajemen. Saat ini supply chain management merupakan suatu
topic yang hangat, menarik untuk didiskusikan bahkan mengundang daya
tarik yang luar biasa baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Supply
chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang
mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada
konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri
dari perusahaan yang mengangkut bahan baku dari bumi/alam, perusahaan
yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau
komponen, supplier bahan- bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,
distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.

1.4 Rumusan Masalah


a. Mengapa perusahaan harus implementasikan strategi supplay chain
manajemen dalam persaingan?
b. Bagaimna hubungan supplay chain manajemen dengan kualitas produk
dan daya saing?
c. Mengapa postponement dibutuhkan dalam supplay chain manajemen?

1.5 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana pengimplementasian stratgi supplay chain
manajemen dalam persaingan.
b. Untuk mengetahui supplay chain manajemen dalam meningkatkan
kualitas produk dan daya saing
c. Dapat mengetahui peran postponement terhadap supplay chain
manajemen.

2
BAB II
Landasan Teori
2.1 Supply Chain Management
Istilah supply chain dan supply chain management sudah menjadi
jargon yang umum dijumpai di berbagai media baik majalah manajemen,
buletin, koran, buku ataupun dalam diskusi-diskusi. Namun tidak jarang
kedua term diatas di persepsikan secara salah. Banyak yang
mengkonotasikan supply chain sebagai suatu software. Bahkan ada yang
mempersepsikan bahwa supply chain hanya dimiliki oleh perusahaan
manufaktur saja. Sebagai disiplin, supply chain management memang
merupakan suatu disiplin ilmu yang relative baru. Cooper (1997) bahkan
menyebut istilah “supply chain management” baru muncul di awal tahun
90-an dan istilah ini diperkenalkan oleh para konsultan manajemen. Saat ini
supply chain management merupakan suatu topic yang hangat, menarik
untuk didiskusikan bahkan mengundang daya tarik yang luar biasa baik dari
kalangan akademisi maupun praktisi.
Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas
(dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan
distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai
produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu
supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan baku dari
bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi
bahan setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung
produk, perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang
tersebut ke konsumen akhir.

Dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang


merupakan perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu :

1) Supplies,

2) Manufactures,

3
3) Distribution,

4) Retail Outlet,

5) Customers.

Dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan


perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu :

1) Supplies

2) Manufactures

3) Distribution

4) Retail

5) Outlet

6) Customers

Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu :

a. Aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari
supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor,
pengecer, kemudian ke pemakai akhir.

b. Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.

c. Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara


bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk
ke tangan pemakai akhir. Diantaranya termasuk supplier, pabrik, distributor,
toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan
jasa logistik.

Supply chain dikenal dengan istilah rantai pasok yang berperan


membentuk jaringan antara produsen dan pemasok dalam memproduksi dan
mendistribusikan produk tertentu kepada para konsumen.

4
2.1 Area Cakupan Supply Chain Management
2.2 Bagian Cakupan Supply Chain Management

BAGIAN CAKUPAN KEGIATAN ANTARA LAIN

Pengembangan Melakukan riset pasar, merancang produk baru,


Produk melibatkan supplier dalam perancangan produk baru.

Pengadaan Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier,


melakukan pembelian bahan baku dan komponen,
memonitor suplly risk, membina dan memelihara
hubungan dengan supplier
Perencanaan& Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
Pengendalian kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan

Operasi / Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas

Pengiriman / Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman


Distribusi mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan
jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat
distribusi.

2.3 Kegiatan Supply Chain Management

a. Kegiatan merancang produk baru (Produk Development)


b. Kegiatan mendapatkan bahan baku (Procurement)

c. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning & Control)


d. Kegiatan melakukan produksi (Production)
e. Kegiatan melakukan pengiriman / distribusi (Distribution)

Cakupan Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) diantaranya


termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan
perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik dan perusahaan
lainnya.

5
Komponen Supply Chain Management tersebut meliputi
beberapa hal sebagaiberikut:
1. Proses Perencanaan
2. Pengadaan
3. Proses Produksi
4. Manajemen Gudang
5. Pengiriman atau Distribusi
6. Retur Barang

Strategi Supply Chain Management

Berikut strategi yang dapat Anda gunakan untuk supply chain


management,diantaranya:

1. Mengetahui kondisi internal perusahaan.


2. Memiliki kerja sama dengan banyak pemasok.
3. Mengembangkan kemitraan.
4. Fokus kepada pelanggan.

6
BAB III

SEJARAH MANAJEMENT PRODUKSI


DAN OPERASI

3.1 Sejarah Manajemen Operasi

Pengembangan sistem produksi terjadi di Barat. Bermula dengan


adanya ekspansi negara Eropa ke Amerika dan dikenal dengan zaman
kerajinan tangan. Periodenya adalah sekitar 1750 sampai dengan 1800, di
mana James Watt (1764) menemukan ketel uap sedang Adam Smith (1776)
mengemukakan adanya pembagian kerja. Selanjutnya Eli Whitney (1800)
memperkenalkan komponen yang distandarisasikan dan dapat saling
mengganti serta penting dan perlunya pengawasan kualitas. Selanjutnya
ekspansi finansial ini juga terjadi pada masa ketiga yaitu masa managemen
ilmu pengetahuan (1880-1940) di mana F.W. Tailor (1881) merupakan bapak
managemen ilmu pengetahuan, dia pertama kali mengembangkan metode dan
waktu dalam pabrik baja di Midvale. Kemudian pada tahun 1905 A.K. Erlang
menerapkan teori antrian pada industri telepon untuk pertama kalinya, dan
masih banyak penemuan-penemuan lain yang sangat bermanfaat di jaman ini.
Namun masa ini diselingi adanya depresi sekitar tahun 1930 dan pecahnya
perang dunia II.

Masa berikutnya adalah masa ekspansi otomasi mulai tahun 1940


sampai sekarang, diwarnai dengan pemanfaatan riset operasi, komputer,
pendekatan sistem dan pemakaian robot-robot. George Dantzig memelopori
dan menemukan programasi linier pada tahun 1947. Maynard pada tahun
1948 menemukan managemen waktu metode. Pada tahun 1950 Deming
menerapkan sistem pengawasan kualitas untuk pabrik sebagai keseluruhan.
Horbison dan Myers pada tahun 1959 menyatakan bahwa managemen adalah
sumber daya ekonomi. Dan masih banyak lagi penemuan yang berpengaruh
pada masa itu.

7
3.2 Fungsi Managemen Produksi
a. FungsiPerencanaan Produk

Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu produksi akhir. Perencanaan


produksi umumnya mempunyai tiga jenis kegiatan yaitu urutan kerja,
penjadwalan, dandispesing.Dispesing ini merupakan perintah kepada
karyawan untuk memulai pekerjaan sesuai dengan jadwal dan urutan
kerja yang sudah disusun.
b. Fungsi Perencanaan Proses
Fungsi ini berhubungan dengan penetapan metode terbaik, paling
efektif dan efisien untuk mengkombinasikan sumber-sumber daya
yang ada dan untuk menghasilkan produksi yang sesuai dengan
perencanaan produksi.
c. Fungsi Persediaan
Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan persediaan bahan baku,
mutu, waktu, dan tempat yang tepat dengan memperhitungkan biaya
serendah mungkin.
d. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai dengan
rencana produksi.
e. Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga sesuai
dengan keinginan pasar.
f. Fungsi Pengawasan Biaya

Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan antara


biaya yangdikeluarkan dengan biaya yang direncanakan.

g. Fungsi Pengangkutan
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat dan
dengan biayaperlengkapan sekecil-kecilnya.

8
3.3 Tujuan Managemen Produksi

1. Memproduksi atau mengatur produksi barang-barang dan jasa-jasa


dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai
dengan kebutuhan.

2. Mengoperasikan suatu sistem produksi untuk memenuhi persyaratan


produksi yangditentukan.

3.4 Macam-macam wujud proses produksi

1. Proses kimia: adalah proses produksi yang menggunakan sifat kimia.

2. Proses perubahan bentuk: adalah proses produksi dengan merubah bentuk.

3. Proses asembling: adalah prose sproduksi menggabungkan


komponen komponen mejadi produk akhir.

4. Proses transportasi: adalah proses produksi menciptakan perpindahan


barang.

5. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi: adalah proses produksi


berupa penyiapan datainformasi yang diperlukan.

3.5 Jenis jenis proses produksi

Proses produksi terus-menerus : adalah proses produksi yang terdapar


pola atau urutan yang pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi barang
jadi. Ciri-ciri proses produksi terus- menerus adalah:

1. Produksi dalam jumlah besar (produksi massa), variasi produk sangat


kecil dan sudah distandadisasi.

2. Menggunakan product lay out atau departementation by product.


3. Mesin bersifat khusus (special purpose machines)

9
4. Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi.
5. Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi
terhenti.
6. Tenaga kerja sedikit.
7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.
8. Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman
yang banyak.
9. Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang tetap (fixed
path equipment)menggunakan ban berjalan (conveyor).

Kebaikan proses produksi terus-menerus adalah:


1. Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan
distandadisasi.
2. Pemborosan dapat diperkecil, karena menggunakan tenga mesin.
3. Biaya tenaga kerja rendah.
4. Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.

Sedangkan kekurangan proses produksi terus-menerus adalah:


1. Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.

2. Proses produksi mudah terhenti, yang menyebabkan kemacetan seluruh


proses produksi.
3. Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.

Proses produksi terputus-putus : adalah proses produksi yang tidak


terdapat urutan atau pola yang pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi
barang jadi.
Ciri-ciri proses produksi yang terputus-putus adalah:
1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar dan
berdasarkan pesanan.
2. Menggunakan process lay out (departementation by equipment).
3. Menggunakan mesin-mesin bersifat umum (general purpose
machines) dan kurangotomatis.

10
4. Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
5. Proses produksi tidak mudah berhenti walaupun terjadi kerusakan di salah
satu mesin.
6. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
7. Persediaan bahan mentah tinggi.
8. Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang flexible
(varied path equipment) menggunakan tenaga manusia seperti
kereta dorong (forklift).
9. Membutuhkan tempat yang besar.

Kelebihan proses produksi terputus-putus adalah:

1. Flexibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang

berhubungan dengan: process lay out, mesin bersifat umum (general


purpose machines), sistem pemindahan menggunakan tenaga
manusia.

2. Diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum.


3. Proses produksi tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah
satu mesin.

Sedangkan kekurangan proses produksi terputus-putus adalah:

1. Dibutuhkan scheduling, routing yang banyak karena produk berbeda


tergantung pemesan.
2. Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
3. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.
4. Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena
menggunakan tenaga kerja yang banyak dan mempunyai tenaga ahli.

11
3.6 Sejarah Kegiatan Produksi dan Operasi
Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah
nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna
suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah
sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.[1] Produksi merupakan
dampak dari perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi
satu atau lebih output (produk). Kegiatan tersebut
dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi
menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari
pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu.
Manajemen operasi sebenarnya telah ada sejak manusia mulai
memproduksi barang dan jasa. Asal mula manajemen operasi dapat
ditelusuri sejak awal peradaban manusia, namun pembahasan ini difokuskan
pada 200 tahun terakhir. Dalam perjalanannya, manajemen operasi masih
terbilang muda, namun sejarahnya dapat dikatakan unik, kaya, dan menarik.
Eli Whitney (1800), dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan
komponen yang dapat dibongkar pasang, hal itu didapat melalui
standardisasi dan pengendalian mutu. la berhasil memenangkan kontrak
pemerintah Amerika Serikat untuk 10.000 pucuk senjata yang dijual dengan
harga tinggi karena senjata tersebut dibongkar pasang.

12
Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah :

Adanya Supply Chain Management dalam perusahaan dimungkinkan


peningkatan efektifitas dan efisiensi . Penerapan supply chain management di
masa seperti ini cocok di terapkan, karena system ini memiliki kelebihan
dimana mampu me-manage aliran barang atau produk dalam suatu rantai
supply.

supplay chain juga sangat berpengaruh terhadap :

1. Implementasi strategi SCM dalam perusahaan yang akan bersaing.

2. Berkualitasnya suatu produk yang dihasilkan untuk memenuhi kepuasan


pelanggan/konsumen

3. Peneraan dari strategi postponemen ini dapat memperkecil jumlah bahan


yang terbuang atau tidak terpakai, waktu pengerjaan, jahitan yang rapi,
dan mengurangi biaya produksi. Jadi, postponement strategy merupakan
“win-win solution” yang dapat menguntungkan konsumen dalam hal
kepuasan dan juga produsen dalam hal peningkatan profit atau laba
perusahaan

4. Selalu mempunyai perkembangan terhadap produk dengan rancangan


produkdalam SCM untuk menarik para konsumen/memenangkan
persaingan dipasar

Pentingnya mempelajari manajemen produksi adalah topik-topik


yang dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan dengan desain,
operasi dan pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi. Proses
pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang
dilakukan dengan menguji hubungan sebab-akibat, mencari
penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling penting adalah
berkonsultasi dengan pihak lain.

Dapat disimpulkan, tanpa adanya perencanaan yang matang,


pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya

13
hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kualitasnya
juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi
bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya
produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya
menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual
produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang
merupakan tugas dari bagian produksi. Tugastugas tersebut akan dapat
terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu.
Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Zabidi, 200, Supply chain management (SCM), mana James


Watt (1764), ilmu pengetahuan (1880-1940) di mana F.W.
Tailor(1881)
Ariani, D. W. (2004). Pengendalian kualitas Statistik (Pendekatan kuantitatif
dalam manajemen kualitas). Yogyakarta: Andi. AP Dewiningrum, K
Restiannisa, W Sutopo - Rekayasa, 2012, dilihat 19 juli 2018 <
journal.trunojoyo.ac.id> Cooper, M. C., Lambert, D. M., & Pagh, J. D.
(1997). Supply chain management: more than a new name for logistics. The
international
journal of logistics management, 8(1), 1-14. Deming, W. E., Quality, P.,
& Competition Position, M. I. T. (1982).| Press. Cambridge, Massachussett.
Fisher, M., Hammond, J., Obermeyer, W., & Raman, A. (1997). Configuring a
supply chain to reduce the cost of demand uncertainty. Production and
operations management, 6(3), 211-225. Hisrich, R. D., & Peters, M. P. (1991).
Marketing decisions for new and mature
products. Prentice Hall. Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2007). Being
known or being one of many: the need for brand management
for business-to-business (B2B) companies. Journal
of Business & Industrial Marketing, 22(6), 357-362. Render, B., &
Heizer, J. (2001). Prinsip-prinsip manajemen operasi. Jakarta: Salemba

15

Anda mungkin juga menyukai