Makalah Pengantar Supply Chain Manajemen
Makalah Pengantar Supply Chain Manajemen
Makalah Pengantar Supply Chain Manajemen
MATA KULIAH
Supply Chain Management
Dosen : Rasdi, S.Pi.,M,Si.
Oleh :
Ditawati
Gilbert Giovanni Tampi
BAB I ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................................... 3
Kesimpulan............................................................................................................................ 13
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal Six Sigma tentang mengidentifikasi permasalahan di suatu
perusahaan manufaktur tepat pada waktunya. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Amin Syukron, MT. yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pemahaman tentang Six Sigma. Terima kasih
pula kami ucapkan kepada teman- teman yang telah membantu saya dalam
menyusun makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari,
bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu,
penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak guna penyempurnaan makalah ini. Sekali lagi, kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Ditawati
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Cooper (1997) bahkan menyebut istilah “supply chain management”
baru muncul di awal tahun 90-an dan istilah ini diperkenalkan oleh para
konsultan manajemen. Saat ini supply chain management merupakan suatu
topic yang hangat, menarik untuk didiskusikan bahkan mengundang daya
tarik yang luar biasa baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Supply
chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang
mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada
konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri
dari perusahaan yang mengangkut bahan baku dari bumi/alam, perusahaan
yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau
komponen, supplier bahan- bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,
distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.
1.5 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana pengimplementasian stratgi supplay chain
manajemen dalam persaingan.
b. Untuk mengetahui supplay chain manajemen dalam meningkatkan
kualitas produk dan daya saing
c. Dapat mengetahui peran postponement terhadap supplay chain
manajemen.
2
BAB II
Landasan Teori
2.1 Supply Chain Management
Istilah supply chain dan supply chain management sudah menjadi
jargon yang umum dijumpai di berbagai media baik majalah manajemen,
buletin, koran, buku ataupun dalam diskusi-diskusi. Namun tidak jarang
kedua term diatas di persepsikan secara salah. Banyak yang
mengkonotasikan supply chain sebagai suatu software. Bahkan ada yang
mempersepsikan bahwa supply chain hanya dimiliki oleh perusahaan
manufaktur saja. Sebagai disiplin, supply chain management memang
merupakan suatu disiplin ilmu yang relative baru. Cooper (1997) bahkan
menyebut istilah “supply chain management” baru muncul di awal tahun
90-an dan istilah ini diperkenalkan oleh para konsultan manajemen. Saat ini
supply chain management merupakan suatu topic yang hangat, menarik
untuk didiskusikan bahkan mengundang daya tarik yang luar biasa baik dari
kalangan akademisi maupun praktisi.
Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas
(dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan
distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai
produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu
supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan baku dari
bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi
bahan setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung
produk, perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang
tersebut ke konsumen akhir.
1) Supplies,
2) Manufactures,
3
3) Distribution,
4) Retail Outlet,
5) Customers.
1) Supplies
2) Manufactures
3) Distribution
4) Retail
5) Outlet
6) Customers
Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu :
a. Aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari
supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor,
pengecer, kemudian ke pemakai akhir.
c. Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.
4
2.1 Area Cakupan Supply Chain Management
2.2 Bagian Cakupan Supply Chain Management
5
Komponen Supply Chain Management tersebut meliputi
beberapa hal sebagaiberikut:
1. Proses Perencanaan
2. Pengadaan
3. Proses Produksi
4. Manajemen Gudang
5. Pengiriman atau Distribusi
6. Retur Barang
6
BAB III
7
3.2 Fungsi Managemen Produksi
a. FungsiPerencanaan Produk
g. Fungsi Pengangkutan
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat dan
dengan biayaperlengkapan sekecil-kecilnya.
8
3.3 Tujuan Managemen Produksi
9
4. Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi.
5. Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi
terhenti.
6. Tenaga kerja sedikit.
7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.
8. Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman
yang banyak.
9. Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang tetap (fixed
path equipment)menggunakan ban berjalan (conveyor).
10
4. Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
5. Proses produksi tidak mudah berhenti walaupun terjadi kerusakan di salah
satu mesin.
6. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
7. Persediaan bahan mentah tinggi.
8. Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang flexible
(varied path equipment) menggunakan tenaga manusia seperti
kereta dorong (forklift).
9. Membutuhkan tempat yang besar.
11
3.6 Sejarah Kegiatan Produksi dan Operasi
Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah
nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna
suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah
sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.[1] Produksi merupakan
dampak dari perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi
satu atau lebih output (produk). Kegiatan tersebut
dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi
menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari
pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu.
Manajemen operasi sebenarnya telah ada sejak manusia mulai
memproduksi barang dan jasa. Asal mula manajemen operasi dapat
ditelusuri sejak awal peradaban manusia, namun pembahasan ini difokuskan
pada 200 tahun terakhir. Dalam perjalanannya, manajemen operasi masih
terbilang muda, namun sejarahnya dapat dikatakan unik, kaya, dan menarik.
Eli Whitney (1800), dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan
komponen yang dapat dibongkar pasang, hal itu didapat melalui
standardisasi dan pengendalian mutu. la berhasil memenangkan kontrak
pemerintah Amerika Serikat untuk 10.000 pucuk senjata yang dijual dengan
harga tinggi karena senjata tersebut dibongkar pasang.
12
Kesimpulan
13
hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kualitasnya
juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi
bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya
produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya
menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual
produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang
merupakan tugas dari bagian produksi. Tugastugas tersebut akan dapat
terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu.
Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15