Dena Nurfirman Bab I S.D. V
Dena Nurfirman Bab I S.D. V
Dena Nurfirman Bab I S.D. V
PENDAHULUAN
Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu yang
Kabupaten besar maupun di desa, mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, laki-
laki maupun perempuan, mereka menyukai kegiatan olahraga bola voli. Pendirian
maupun swasta serta didukung peran dunia usaha dan industri yang menspronsori
setiap penyelenggaraan turnamen bola voli antar klub, sekolah, maupun daerah.
Sehingga setiap event turnamen bola voli segenap lapisan masyarakat turut serta
baik sebagai penyelenggara maupun penonton, hal ini menandakan bahwa bola voli
Mengenai teknik dasar bola voli Angga, Ade (2005:13) menjelaskan, ”Salah
satu penunjang agar dapat bermain bola voli, ialah menguasai teknik dasar bermain
tersebut menjelaskan tentang perlunya menguasai teknik dasar bola voli agar
bola voli. Jika ditelusuri lebih lanjut tentang berlangsungnya permainan bola voli,
1
2
maka permainan itu diawali dengan teknik servis, kemudian pihak lawan
melakukan passing untuk menerima bola servis, mengumpan, spike dan melakukan
bendungan. Sehingga semua pemain bola voli perlu menguasai dengan benar teknik
bola voli.
Teknik passing salah satu teknik yang sering dipergunakan oleh pemain
bola voli terutama apabila terjadi permainan yang cukup seimbang. Hasil passing
dapat dilanjutkan dengan spike atau melewatkan bola ke petak lapangan lawan.
Passing atas merupakan teknik yang cukup esensial terhadap bola yang
memudahkan teman regunya dalam melaksanakan spike dan bola dapat diarahkan
Dalam permainan bola voli, teknik passing merupakan salah satu teknik
dasar yang wajib dikuasai oleh sesorang yang ingin bermain bola voli. Karena
merupakan salah satu teknik dasar yang multi fungsi. Karena dengan teknik passing
penyerangan (attack). Teknik passing meliputi passing bawah dan passing atas.
Passing bawah bisa berfungsi untuk bertahan dan untuk menyusun pola serangan
dengan melakukan umpan kepada teman. Sedangkan passing atas apabila dikuasai
dengan bagus akan menjadi sebuah keuntungan dalam memberikan umpan dalam
(SMP/MTs) siswa masih banyak kesulitan melakukan teknik dasar bola voli
3
termasuk keterampilan passing atas, maka guru harus mampu menciptakan dan
membuat metode latihan yang lebih efektif dan efisien. Lutan, Rusli (1988:397)
dalam mencapai tujuan latihan. Karena itu memilih dan menentukan metode latihan
Untuk mengatasi kesulitan dalam latihan passing atas penulis mencari solusi
atas. Metode untuk melatih teknik passing bawah dan atas terdapat beberapa
macam. Salah satu metode untuk melatih teknik tersebut adalah dengan dikemas
Tim B dengan setiap tim berjumlah 2 orang atau berpasangan. Aturan permainan
ini adalah kedua tim saling bertanding hanya dengan menggunakan teknik passing
bawah dan passing atas. Pada intinya hampir sama dengan permaian bolavoli pada
(service bawah). Kemudian kedua tim saling melakukan serangan dan mematikan
lawan dengan hanya menggunakan teknik passing bawah dan atas tanpa adanya
smash. Setiap tim maksimal melakukan 3 kali sentuhan pada saat akan menyerang
lawan. Tim akan mendapatkan point ketika salah satu tim tidak dapat
mengembalikan bola ke arah lapangan lawan atau bola jatuh pada area lapangan
sendiri. Area point adalah di belakang area garis serang yaitu 6 meter dibelakang
4
garis serang. Tim yang paling cepat mendapatkan point 10 maka tim itu adalah
yang pemenang.
Latihan kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model latihan
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus
ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan latihan . Ada lima komponen utama
dalam komponen utama dalam TGT yaitu: 1). Penyajian kelas, 2). Kelompok
(team), 3). Game, 4). Turnamen, 5). Team recognize (penghargaan kelompok).
didasari oleh kebutuhan bahwa para siswa masih lemah dalam menguasai teknik
passing atas permainan bola voli sementara permainan bola voli termasuk salah
dari Kepala Sekolah untuk diadakan penelitian pada sekolah yang dipimpinnya,
adanya dukungan dari guru dan siswa untuk membantu kelancaran pelaksanaan
B. Rumusan Masalah
5
terhadap keterampilan passing atas permainan bola voli pada siswa peserta
C. Definisi Operasional
dalam penelitian ini, maka penulis secara operasional menjelaskan beberapa istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Latihan, menurut Harsono (1988:101) adalah “Proses yang sistematis dari ber-
latih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian
ini diartikan sebagai proses yang sistematis dari latihan passing atas permainan
tournament.
ada.” Dalam penelitian ini dimaksudkan model latihan passing atas permainan
3. Metode Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya
4. Passing atas menurut Ma`mun, Amung dan Toto Subroto (2018:64) adalah
“passing dari atas digunakan apabila bola yang datang di atas ketinggian
dada.” Yang dimaksud passing atas dalam penelitian ini adalah salah satu
teknik bola voli di mana pemainnya melakukan umpan oleh kedua tangannya
D. Tujuan Penelitian
tujuan penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan
terhadap keterampilan passing atas permainan bola voli pada siswa peserta
E. Kegunaan Penelitian
7
keilmuan serta dijadikan landasan teoretis dalam proses latihan passing atas
permainan bola voli. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan aplikasi teori
Secara praktis atau operasional, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh
latihan passing atas permainan bola voli di SMP. Selain itu, hasil penelitian ini
dapat pula dimanfaatkan oleh pelatih olahraga bola voli, sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan acuan untuk pelaksanaan program latihan passing atas permainan
BAB II
8
LANDASAN TEORETIS
A. Kajian Teori
1. Konsep Latihan
a. Pengertian Latihan
dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian
bahwa, “Latihan adalah suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan
serangkaian kegiatan latihan fisik yang berulang dan terprogram untuk mencapai
tujuan tertentu.” Dengan demikian, maka latihan adalah suatu proses yang
dan adanya penambahan beban latihan secara periodik untuk mencapai tujuan yang
telah diprogramkan.
(1) Kegiatan itu merupakan proses artinya seperangkat kegiatan untuk mencapai
tujuan tertentu.
8
9
(2) Kegiatan itu sendiri dilakukan dengan pengulangan atau repetisi tindakan,
sehingga dengan berulang-ulang tindakan itu tugas gerak yang dilatih dapat
(3) Dalam melakukan repetisi kegiatan itu terdapat pembebanan yang dilakukan
secara progresif dengan mengacu prinsip beban lebih, artinya beban latihan
(4) Latihan dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan variasi gerak dengan
psikologis.
(5) Metodis dan sistematis, artinya dalam berlatih itu dimulai dengan tugas gerak
tugas-tugas gerak yang lebih komplek atau sukar. Selain itu, repetisi tindakan
b. Tujuan Latihan
meningkatkan efisiensi fungsi sistem tubuh dan mencegah terjadinya cedera pada
bagian-bagian tubuh yang dominan aktif digunakan.” Tujuan latihan akan tercapai
dengan baik jika dalam proses latihan terjadi interaksi antara atlet dan pelatih
10
secara selaras, serasi, dan seimbang. Badriah, Dewi Laelatul, (2017:1) menjelaskan
sebagai berikut:
Latihan fisik yang dikemas dalam suatu program latihan fisik akan
menghasilkan berbagai perubahan pada sistem tubuh, mulai dari sistem
syaraf, sistem otot, sistem jaringan ikat, sistem respirasi, sistem jantung-
pembuluh darah, sistem kekebalan tubuh, sistem reproduksi, dan sistem
hormon, yang secara umum ditujukan untuk memperbaiki status kesehatan
para pelakunya.
berbagai macam potensi tubuh. Dengan potensi-potensi tubuh yang baik akan
c. Prinsip-prinsip Latihan
dengan beberapa faktor antara lain faktor fisik, teknik, taktik dan mental. Faktor-
menghasilkan latihan yang bermutu, maka proses latihan perlu menerapkan prinsip-
“Prinsip latihan yang menjadi dasar pengembangan prinsip lainnya adalah : prinsip
prinsip pulih asal; prinsip spesifik; dan prinsip mempertahankan dosis latihan”
menghasilkan kualitas hasil latihan. Untuk meningkatkan power otot tungkai pada
siswa sekolah dasar, diperlukan latihan yang teratur dan terarah atau sesuai dengan
prinsip-prinsip latihan.
Prinsip latihan yang terkait dengan latihan peningkatan power otot tungkai
antara lain: prinsip beban lebih, prinsip individualisasi, dan prinsip pulih asal.
mungkin, bila atlet dilatih atau berlatih melalui suatu program yang intensif yang
berdasarkan pada prinsip overload di mana kita secara progresif menambah jumlah
beban kerja, jumlah repetision serta kadar intensitas daripada repetision.” Badriah,
latihan.” Untuk menerapkan prinsip latihan beban bertambah terlebih dahulu harus
diketahui kemampuan optimal siswa dalam melakukan tugas latihnya. Setelah itu
baru diberikan penambahan beban latihan sehingga selama kegiatan latihan siswa
yang didesain oleh Bompa (1983) yang dikemukakan oleh Harsono (1988:105)
6
7
3 5
2 4
1
Prestasi
sedangkan garis horisontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang baru. Beban
latihan pada tiga tangga atau cycle, pertama ditingkatkan secara bertahap pada
cycle keempat beban diturunkan. Ini disebut unloading fase, yang maksudnya
regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat mengumpulkan tenaga atau
2) Prinsip Individualisasi
dan disesuaikan bagi setiap individu agar dengan demikian latihan tersebut dapat
13
menghasilkan hasil yang terbaik (the best result) bagi individu tersebut.” Badriah,
Dewi Laelatul, (2017:4) menjelaskan sebagai berikut: “Prinsip individual akan lebih
prinsip individu ini, terutama pada pembebanan latihan dapat menghindari cedera
pada atlet, karena masing-masing atlet tidak sama kemampuan fisiknya, serta dapat
melakukan latihan secara lebih spesifik terhadap beban latihan yang harus
dilakukannya.
cara:
individu.
fisik tidak terus menerus diberikan pada setiap kali latihan, tetapi pada saat tertentu
teratur dalam waktu yang relatif lama sesuai dengan perkembangan hasil latihan
Latihan yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan dalam tempo
yang lama dapat menguras energi sehingga apabila tidak dilakukan dengan baik,
maka bukan hasil yang baik diperoleh namun justru dapat merusak keterampilan
yang telah dikuasainya, karena itu prinsip latihan pulih asal sangat penting
sebagai berikut:
Dari kutipan tersebut jelas bahwa prinsip latihan pulih asal sangat berperan
terhadap pencapaian tujuan latihan. Penerapan prinsip pulih asal dalam penelitian
selang waktu hari yang berbeda yakni setiap hari Senin, Rabu dan Jumat. Dengan
selang satu hari dapat memulihkan energi yang telah dipakai oleh atlet, sehingga
pada hari latihan berikutnya atlet benar-benar kondisi tubuhnya telah pulih asal.
Selain itu, pada proses latihan berlangsung disetiap waktu istirahat antara tugas
latihan atlet melakukan istirahat aktif diharapkan energi dapat pulih asal.
prinsip latihan, maka pada prinsipnya untuk mendapatkan latihan yang bermutu
1) Latihan harus didasarkan pada prinsip beban lebih (overload prinsiple) artinya,
manakala sudah tiba saatnya untuk ditingkatkan, beban latihan harus ditambah
2) Tidak ada dua orang yang persis sama, setiap orang dalam fisik, kemampuan,
direncanakan bagi setiap atlet agar bisa menghasilkan prestasi yang terbaik bagi
individu tersebut.
konsentrasi latihan adalah pada cabang olahraga yang ditekuninya, anak harus
4) Kualitas atau mutu latihan harus diperhatikan baik pada waktu melatih teknik,
intensif, namun kalau kualitas latihan kurang diperhatikan, prestasi tidak akan
kian meningkat.
harus diciptakan variasi dalam latihan, baik dalam bentuk-bentuk latihan teknik,
dilakukan selama waktu yang cukup misalnya 2 – 3 jam per satu kali latihan.
8) Beban latihan harus mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap atlet
yang dilatih. Beban latihan yang tidak sesuai tidak akan menampakan hasil
yang baik, baik beban itu terlalu berat maupun terlalu ringan.
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu
kegiatan sehingga proses latihan berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran
tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan
sebagai seni dan ilmu (art and science). Sebagai seni, pengajaran hendaknya
ekspresi dari guru. Ini berarti guru memiliki kebebasan dalam mengambil
sesuai dengan pandangan hidup dan etika yang berlaku. Jadi guru tidak harus
sebagai berikut:
1. Memiliki daya ramal dan kontrol terhadap pencapaian prestasi latihan siswa
1976).
harus dapat dipelajari dari sisi teori ilmiah untuk mengembangkan teori pengajaran.
merupakan perjalanan yang panjang, namun upaya untuk memahami tentang proses
pengajaran merupakan arah yang harus dituju, selama “body of knowledge” tentang
pengajaran belum mapan, atau selama pengajaran cenderung merupakan seni, maka
perilaku guru dalam pengajaran akan menjadi tetap menarik untuk dikaji oleh
Model latihan Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
dengan permainan yang dirancang dalam latihan kooperatif model Teams Games
keterlibatan latihan .
Devries dan Keith Edward, ini merupakan metode latihan pertama dari Johns
Hopkins. Dalam model ini kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil yang
jenis kelamin, dan latar belakang etniknya, kemudian siswa akan bekerjasama
(TGT) hampir sama seperti STAD dalam setiap hal kecuali satu, sebagai ganti kuis
akademik. Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota
tim lain yang setara dalam kinerja akademik mereka yang lalu. Nur & Wikandari
dalam berbagai macam mata pelajaran, dan paling cocok digunakan untuk mengajar
tujuan latihan yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar, seperti
perhitungan dan penerapan berciri matematika, dan fakta-fakta serta konsep IPA.
19
dalam latihan . Pembentukan kelompok kecil akan membuat siswa semakin aktif
dalam latihan . Ciri dari pendekatan secara berkelompok dapat ditinjau dari segi:
Tujuan latihan dalam kelompok kecil yaitu; (a) member kesempatan kepada
Agar kelompok kecil dapat berperan konstruktif dan produktif dalam latihan
diharapkan; (a) anggota kelompok sadar diri menjadi anggota kelompok, (b)
siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab, (c) setiap
semangat tim, dan (d) kelompok mewujudkan suatu kerja yang kompak
Peranan guru dalam latihan kelompok yaitu; (a) pembentukan kelompok (c)
perencanaan tugas kelompok, (d) pelaksanaan, dan (d) evaluasi hasil latihan
kelompok.
20
1. Penyajian kelas
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang
dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini , siswa harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru, karena akan membantu
siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor
2. Kelompok ( team )
Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa.
3. Game
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan latihan kelompok.
memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.
4. Turnamen
team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria
yang ditentukan.
7) Kemajuan kelompok dapak diikuti oleh seluruh kelas melalui jurnal kelas yang
dilakukan oleh pakar latihan maupun oleh para guru di sekolah. Dari tinjuan
psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-
22
jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Dua teori utama
yang mendukung latihan kooperatif adalah teori motivasi dan teori kognitif.
situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi
mereka adalah jika kelompok mereka sukses. Oleh karena itu, mereka harus
membantu teman satu timnya untuk melakukan apa pun agar kelompok berhasil
bahwa latihan kooperatif menekankan pada pengaruh dari kerja sama terhadap
pencapaian tujuan latihan. Asumsi dasar dari teori pembangunan kognitif adalah
bahwa interaksi di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai
yang heterogen mendorong interaksi yang kritis dan saling mendukung bagi
dan berhubungan dengan informasi yang sudah ada di dalam memori, orang yang
latihan harus terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif, atau elaborasi
dari materi. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan
Namun demikian, tidak ada satupun model latihan yang cocok untuk semua
materi, situasi dan anak. Setiap model latihan memiliki karakteristik yang menjadi
tujuan latihan. Secara psikologis, lingkungan latihan yang diciptakan guru dapat
direspon beragama oleh siswa sesuai dengan modalitas mereka. Dalam hal ini,
latihan kooperatif dengan teknik TGT, memiliki keunggulan dan kelemahan dalam
implementasinya terutama dalam hal pencapaian hasil latihan dan efek psikologis
bagi siswa.
yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada
3) TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga
4) TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan
gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain.
Sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam latihan TGT
adalah bahwa nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual siswa. Dengan
24
demikian, guru harus merancang alat penilaian khusus untuk mengevaluasi tingkat
1) Bagi Pelatih/Guru
dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak
yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu
25
yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai
2) Bagi Atlet/Siswa
tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan
akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa
yang lain.
Kesimpulan
motivasi dan hasil latihan siswa. Karena siswa dapat latihan lebih rileks, serta
pelatih/guru.
Tournament
permainan bola voli yang dilakukan dengan metode team games tournament
1. Siswa dibagi dalam 5 (lima) kelompok (team), dipilih secara acak atau
dipasangkan.
masing team hanya menggunakan teknik passing atas dimulai dari awal
permainan, apabila ada regu team menggunakan teknik lain atau bolanya tidak
Pada siswa sekolah dasar materi pelajaran diberikan secara sistematis. Hal tersebut
harus dilakukan karena siswa sekolah dasar masih anak-anak yang masih tumbuh
Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama
dan meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association)
pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus.
Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George
William.
basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28
satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan
(handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA
28
yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada
Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick
kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim
tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan
dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini
dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang
menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini
adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari
yang paling populer. Hal ini ditunjang dengan masuknya bola voli sebagai materi
wajib pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dan
29
diajarkan sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah. Permainan bola voli
termasuk cabang olahraga yang cukup aman dimainkan karena permainan dibatasi
Suatu olahraga beregu yang pemainnya terdiri dari enam orang untuk
masing-masing regu. Dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan
dengan dipisahkan oleh net. Permainan ini dilakukan dengan pemantulan
bola terhadap anggota tubuh dari kaki ke atas, dengan ketentuan perkenaan
bola dengan anggota tubuh tersebut terjadi pada saat yang bersamaan dan
bola tidak boleh tertahan, tetapi benar-benar dipukul dan memukul secara
benar.
Tujuan permainan bola voli adalah setiap regu melewatkan bola secara
teratur (baik), melalui atas net sampai bola tersebut menyentuh lantai di daerah
lawan dan mencegah agar bola tidak menyentuh lantai di lapangan sendiri. Sebab
bila bola menyentuh lapangan sendiri berarti mati atau permainan berakhir untuk
satu nilai (poin),. Yang mendapat nilai adalah regu yang bola mati bukan di
lapangannya.
Posisi bola pada saat permulaan permainan berada pada pemain kanan baris
belakang. Pemain ini melakukan servis untuk permulaan permainan. Pemain ini
harus melewatkan bola melalui atas net (boleh menyentuh net) ke daerah lawan.
Pemain melakukan servis dari tempat yang telah ditentukan dan dengan ketentuan
Regu yang menang adalah regu yang terlebih dahulu mencapai angka 25
untuk tiap set. Bila terjadi angka sama pada kedudukan 24 – 24, maka diberikan
suatu regu apabila telah memenangkan tiga set (three winning sets/the best of five
games).
Selain hal tersebut di atas juga permainan ini mudah dilakukannya dan alat
yang digunakannya pun tidak banyak macamnya, sesuai dengan ciri khas permainan
bola voli seperti yang dikemukakan oleh PBVSI (1995: 3) sebagai berikut.
Permainan bola voli adalah suatu olahraga beregu dimainkan oleh dua regu
dalam tiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari permainan itu
adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur (baik) melalui atas
net sampai bola menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah
agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri.
Posisi bola pada saat mulainya bermain berada pada pemain kanan baris
belakang. Ia melakukan servis, pukulan bola itu melewati atas net ke daerah
lapangan lawan. Masing-masing regu berhak memainkan bola 3 x pantulan
atau sentuhan (kecuali perkenaan waktu membendung) untuk
mengembalikannya ke daerah lawan. Seorang pemain (kecuali
pembendung) tidak diperkenankan memainkan (memukul) bola 2 x
berturut-turut. Pemain memainkan bola di udara berlangsung secara teratur
sampai bola tersebut menyentuh lantai, bola ke luar atau satu regu
mengembalikan bola secara baik. Dalam permainan bolavoli, hanya regu
yang sedang melakukan servis mendapat satu angka (kecuali dalam set
penentu). Apabila regu penerima memenangkan dalam memainkan bola
akan mendapat giliran servis (dalam set penentuan juga mendapat satu
angka) dan tiap pemain melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam.
Menurut Bachtiar, dkk. (2018: 1.16), “permainan bola voli adalah
permainan beregu di mana melibatkan lebih dari satu orang pemain misalnya bola
voli pantai dari dua orang pemain tiap regu, bola voli sistem international tiap regu
kerjasama pemain yang terdiri atas enam orang pemain. Prinsip permainan ini
cukup sederhana, yakni memainkan bola sebelum bola itu menyentuh lantai
mematikan bola di petak lawan, dan menjaga agar bola tidak jatuh di lapangan
sendiri. Dengan demikian jelas bahwa permainan bola voli ini cukup sederhana dan
tidak memerlukan peralatan yang banyak. Namun demikian setiap regu harus
memiliki pemain yang memiliki teknik, fisik, taktik, dan mental yang memadai,
Keterampilan memainkan bola secara individu tidak akan ada artinya jika
tidak dipadukan dengan kerja sama yang baik antar anggota tim/regu. Terjadinya
kerja sama antar pemain dalam suatu pertandingan memungkinkan regu tersebut
diperlukan dalam permainan bola voli. Oleh karena itu, setiap pemain harus
memiliki sikap toleransi, saling percaya, dan rela berkorban untuk menjaga
kekompakan regu.
Permainan bola voli tidak akan berlangsung jika tidak ada peraturan-
1.17), “Permainan bola voli akan dapat berlangsung jika ada peraturan-peraturan
yang mengatur baik mengenai bola, net, perlengkapan dan lapangan yang
dipergunakan, cara memainkan bola oleh pemain, wasit dan offisial pertandingan
Posisi bola pada saat permulaan permainan berada pada pemain kanan baris
belakang. Pemain ini melakukan servis untuk permulaan permainan. Pemain ini
32
harus melewatkan bola melalui atas net (boleh menyentuh net) ke daerah lawan.
Pemain melakukan servis dari tempat yang telah ditentukan dan dengan ketentuan
Permainan bola voli dalam bentuk pertandingan yang diikuti oleh dua regu
yang masing-masing regu terdiri atas enam orang pemain yang harus memiliki dan
pertandingan tersebut.
Salah satu aspek yang perlu dikuasai adalah aspek teknik. Mengenai istilah
sebagai berikut:
bahwa teknik yang baik dalam permainan bola voli tentu dilandasi oleh teori dan
Berkaitan dengan teknik dalam permainan bola voli Ma’mun dan Subroto
Bila kita amati permainan bola voli dalam bentuk pertandingan yang diikuti
oleh dua regu yang seimbang dan yang memiliki keterampilan tinggi, maka
keterampilan tekniknya dapat kita tuliskan sebagai berikut.
1) Servis, fungsinya untuk mengawali permainan;
2) Passing, fungsinya untuk menerima/memainkan bola yang datang dari
daerah lawan atau teman seregu:
33
Oleh karena itu, menurut Suhendro (2018: 2.40) “Untuk dapat bermain
bola voli seorang pemain atau regu harus memiliki keterampilan teknik-teknik
dalam permainan bola voli seperti: teknik passing atas, passing bawah, servis,
Passing dalam permainan bola voli menurut Bachtiar, dkk. (2018: 2.10)
merupakan “suatu teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain
dengan satu atau dua tangan dengan tujuan untuk mengarahkan bola ke suatu
tempat atau teman seregu untuk untuk selanjutnya dimainkan kembali”. Menurut
Ma’mun, Amung dan Toto Subroto (2018: 53) “...pass dan umpan adalah pukulan
bola pertama setelah bola itu berada dalam permainan akibat dari serangan, servis
lawan, atau permainan net, arah bola ditujukan kepada pengumpan atau penyerang
regu. Pass lebih ditekankan untuk menerima dan mengoperkan bola ke teman
seregunya.
dalam permainan bola voli sangat penting. Kepentingan penguasaan teknik pass
bola voli membawa konsekuensi bahwa teknik itu harus dipelajari oleh pemain
sejak dini. Karena itu, para pemula atau pemain vang baru latihan bola voli harus
34
mengawali latihan nya dengan teknik pass. Hal itu sejalan dengan pendapat
modal dasar untuk bisa bermain, kendati tanpa teknik smesh maupun block,
bola voli cukup seragam sesuai dengan tuntutan peraturan permainannya. Bagi para
pemula penekanan dalam latihan bola voli lebih difokuskan untuk penguasaan
teknik passing karena passing dalam permainan permainan bola voli cukup
depan pada bola rendah, pass bawah dan pass-atas bergeser diagonal 45 derajat ke
depan, pass-bawah dan pass-atas pada bola jauh di samping badan, pass-bawah
belakang”.
tentang pengertian passing dan set-up. Hal ini perlu sekali dijelaskan mengingat
adalah “usaha atau upaya seorang pemain dengan cara menggunakan suatu teknik
tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoper bola kepada teman secepatnya
mengoperkan bola tersebut keteman regunya untuk dimainkan lagi dalam regunya
sendiri sampai tiga kali” Jadi passing pada umumnya adalah memberi bola pertama
setelah menerima bola dari pihak lawan. Sedangkan passing atas adalah “Tindakan
seregu dalam posisi net supaya diserangkan keregu lawan (umpan untuk di
smash)”. (Suharno, H.P., (1999:10). Jadi pada umumnya passing atas dilakukan
pemain bola voli untuk dapat melakukan passing atas dengan baik sebelumnya
harus sudah dapat melakukan passing dengan baik pula, dalam hal ini passing atas
ke arah depan.
Passing atas atau set-up dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain:
a. High set-up adalah set-up yang tingginya bola dari net minimum tiga meter.
b. Medium set-up adalah set-up yang tingginya bola sekitar satu meter sampai
dua meter.
36
c. Low set-up adalah set-up yang tingginya bola kurang dari satu meter di atas
net.
d. Push set-up adalah set-up yang jalannya bola cepat ke arah sisi net dan
a. Set-up yang sejajar dengan net, ini dapat ke arah muka, dapat ke arah
belakang set-upper.
data adalah yang termasuk dalam high set-up sejajar dengan net yang arahnya ke
sebagai berikut: “High set-up umpan normal set-up umpan itu harus memenuhi
petunjuk umum seperti bola harus sejajar dengan net dan harus parabola di atas
net. Normal set-up teknik dasar seperti pass atas, hanya disini bola harus di set-up
parabol di atas net minimum tiga meter, serta bola harus sejajar dengan net antara
berikut: “Teknik ini sangat berat bagi set-upper pelaksanaannya karena itu ini dasar
set-up dalam volley ball. Selain melawan jarak yang jauh juga parabol bola yang
37
sangat tinggi, hingga set-upper harus mempunyai strenght yang baik serta
Dari penjelasan di atas atau dapat disimpulkan kalau passing adalah upaya
memberikan bola pada teman seregu untuk dimainkan lagi sedangkan set up adalah
1) Sikap Permulaan
Pemain mengambil sikap siap normal, sikap siap normal di dalam permainan
bola voli adalah pengambilan sikap tubuh sedemikian rupa sehingga memudahkan
untuk secepatnya bergerak ke arah yang diinginkan. Adapun sikap siap normal
yaitu pemain dengan salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Dianjurkan bila
tidak kidal kaki kiri berada lebih ke depan dari kaki kanan. Lutut ditekuk badan
agak condong sedikit ke depan, tangan siap berada di depan dada. Pada saat akan
melakukan passing, maka segera menempatkan diri dibawah bola dan tangan di
angkat ke atas depan kurang lebih setinggi dahi. Jari-jari tangan secara keseluruhan
dengan yang lain dan kedua ibu jari membentuk satu sudut.
Gerakan ini dimulai dari meluruskan lutut, luruskan lengan serta gerakan
cepat dari pergelangan tangan dan jari-jari tangan dengan gerakan yang berurutan,
sedangkan perkenaan bola pada ujung jari-jari tangan bagian dalam. Gerakan dari
pergelangan tangan dan lengan bawah adalah sangat menentukan hasil set-up.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini.
untuk menjaga supaya bola dapat lebih tepat diarahkan pada sasarannya. Dengan
dalam permainan bola voli adalah pada waktu melakukan normal set-up atau high
set-up.
Setelah bola berhasil di passing maka lengan harus lurus sebagai suatu
lanjutan diikuti dengan badan dan langkah kaki ke depan agar koordinasi tetap
39
terjaga dengan baik. Gerakan tangan, pergelangan, lengan dan kaki merupakan
suatu gerakan yang harmonis dan simultan; pandangan selalu ke arah jalannya bola.
Setelah bola selesai di passing atas maka segera diikuti sikap pengambilan
sikap siap normal, dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan. Gerakan sikap akhir dapat dilihat pada
beberapa komponen fisik. Komponen fisik yang dibutuhkan antara lain adalah:
Power otot lengan dibutuhkan, karena saat melakukan pukulan bola, harus
dilakukan dengan kuat dan cepat. Pengertian power menurut Harsono (l988:176)
adalah "hasil dari kekuatan dan kecepatan." Hal yang sama dikemukakan oleh
Harsono (l988; 200) menjalaskan bahwa," Power adalah kemampuan otot untuk
40
mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat." Dari kutipan
tersebut jelas bahwa dalam power terkandung unsur kekuatan dan kecepatan.
b. Kesetimbangan Badan
Kesetimbangan badan ini diperlukan karena setelah melakukan passing pada bola,
Suharto (l997: l0l) adalah: ”kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh
tertentu secara benar.” Oleh karena itu keseimbangan tubuh sangat dibutuhkan oleh
pemain bola voli, terutama setelah melakukan servis, smash dan memblok, di mana
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan ini adalah
penelitian yang sudah dilakukan oleh Yulianto (2011), judul penelitiannya, “Upaya
Dengan Media Audio-Visual Pada Siswa Peserta ekstrakurikuler bola voli -3 Sma
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011.
C. Anggapan Dasar
terutama berguna untuk menjadi dasar perumusan hipotesis yang diajukan dalam
berbeda. Seorang penyelidik mungkin meragukan suatu anggapan dasar yang oleh
Anggapan dasar yang penulis ajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Proses latihan passing atas permainan bola voli perlu dilakukan secara
sistematis, karena memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, siswa harus memiliki
koordinasi yang baik antara mata, tangan, dan kaki agar bola yang di passing atas
Proses latihan passing atas permainan bola voli dengan metode team
agar supaya bolanya dapat diterima atau dimainkan oleh timnya. Siswa memiliki
tanggung jawab agar bola tidak jatuh atau melakukan teknik selain teknik passing
I. Hipotesis
42
Surakhmad, Winarno, (2013: 68) “hipotesis adalah suatu jawaban duga yang
hipotesis semacam bakal teori maka dalam hipotesis yang diutarakan dalam bentuk
kalimat deklaratif.”
jelaskan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
dipergunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini adalah melakukan
uji coba tentang sesuatu, yang dalam hal ini adalah latihan passing menggunakan
Metode Team Games Tournament terhadap hasil passing atas permainan bola voli.
tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimen
Dalam hal ini yang dijadikan eksperimennya adalah latihan passing atas
dengan menggunakan metode team games tournament yang dilakukan oleh siswa
B. Variabel Penelitian 43
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Selanjutnya Arikunto,
variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat dari
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya adalah latihan passing atas menggunakan metode team
games tournament, sedangkan variabel terikatnya adalah dan hasil passing atas
bola voli.
44
penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
a. Studi Lapangan
b. Studi Kepustakaan
D. Instrumen Penelitian
Dalam setiap penelitian, data merupakan faktor yang utama. Tanpa data
penelitian tersebut tidak akan terjadi karena penelitian yang sebenarnya bukan
hanya mengumpulkan data saja tetapi justru data tersebut diolah atau dianalisis
diperoleh.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh data penelitian. Salah
(2018:139) tes adalah “serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan dalam penelitian ini menurut Nurhasan dan Abdul Narlan (2018:160-
161) proses pengambilan data passing atas ini dilakukan dengan langkah-langkah
Perlengkapan yang digunakan dalam tes passing atas adalah ruangan yang
luasnya mendukung untuk melakukan tes passing atas.
Unsur pendukung prosedur pelaksanaan tes passing atas adalah:
Alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam instrumen ini sebagai
berikut:
a. Simpai dengan diameter 1 meter.
b. Bola Voli sebanyak 3 buah.
c. Stopwatch
Petunjuk Pelaksanaan:
- Peserta Tes berdiri di bawah petak sasaran
- Begitu tanda dimulainya tes diberikan/stopwatch dijalankan, maka bola
dilemparkan ke dinnding dari tempat yang bebas.
- Setelah bola memantul kembali, bola di pass ke dinding ke dalam kotak
sasaran.
Cara menskor (menghitung):
- Bola yang di pas secara sah sesuai dengan peraturan permainan bola voli
selama satu menit.
- Jumlah sentuhan-sentuhan yang sah degan bola mengenai dinding pada
petak sasaran atau bola mengenai garis kotak sasaran.
Tidak diberi angka:
- Bola yang ditangkap atau tidak dapat dikuasai
- Bola menyentuh lantai, dimulai lagi dengan lemparan
- Lemparan-lemparan tidak dihitung.
Untuk lebih jelas ukuran lapangan tes keterampilan passing atas bola voli
Gambar 3.1 Lapangan untuk Tes Pas Atas Permainan Bola Voli
(Nurhasan dan Abdul Narlan, 2014:161)
adalah keseluruhan objek penelitian atau semua elemen yang ada dalam wilayah
keseluruhan yang dijadikan objek penelitian. Populasi dapat berupa orang, benda,
sasaran yang ingin dituju. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler
waktu, tenaga dan anggaran, maka penulis menetapkan sampel penelitian sebanyak
sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Karena jumlah sampel
dalam sehelai kertas ukuran 3 x 4 cm, kemudian digulung dan dimasukan ke dalam
orang.
47
mengadakan tes awal berupa tes "keterampilan passing atas bola voli ", dengan
F. Desain Penelitian
penelitian. Desain penelitian ini adalah "Pre test – Treatment- post test design"
Keterangan :
Pres test = Post test = tes keterampilan passing atas bola voli
tournament
G. Langkah-langkah Penelitian
berikut :
1. Tahap Persiapan
48
Skripsi.
pelaksanaan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
b. Melakukan pengambilan data tes awal dan tes akhir keterampilan passing
3. Tahap Akhir
rumus statistik.
c. Ujian sidang skripsi, tahap ini merupakan tahap akhir dari rangkaian
sebagai berikur :
X
fix
n
Keterangan :
fi : Frekuensi
n : jumlah sampel
berikut :
2
fi ( x x) 2
S =
n 1
Keterangan :
n : Jumlah sampel
fi : Frekuensi
sebagai berikut :
50
2
fi ( x x) 2
S2 =
n 1
Keterangan :
n : Jumlah sampel
fi : Frekuensi
(Oi Ei) 2
2 =
Ei
Keterangan :
daftar chi–kuadrat lebih besar atau sama dengan hasil penghitungan statistik 2,
maka data-data dari setiap tes berdistribusi normal dapat diterima, untuk harga
2 lainnya ditolak.
Varians terbesar
F =
Varians terkecil
(α) = 0,05 dan dk = n – 1 adalah apabila Fhitung lebih kecil atau sama dengan
F ½α (v1, v2), maka data-data dari kelompok tes itu homogen. F ½α (v1, v2)
penyebut = n.
rata-rata : uji satu pihak (uji t’) dengan rumus sebagai berikut :
X1 X 2
t' =
S12 S2
2
n1 n2
wt1 1 w t
2 2 w 1t 1 w 2 t 2
– w 1 w2
< t' < w1 w 2 dan tolak dalam hal lainnya, dimana w1
S12 S 22
= , w2 = , t 1 = t (1 – ½ ) (n1 – 1), dan t2 = t (1 – ½ )
n1 n2
(n2 – 1).
Wilcoxon.
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
52
Kabupaten Tasikmalaya.
BAB IV
A. Deskripsi Data
pada Bab III, maka hasil pengolahan data dapat penulis uraikan pada bagian
berikut.
Hasil penghitungan nilai rata-rata, simpangan baku dan varians hasil latihan
passing atas bola voli menggunakan berbagai bentuk variasi passing atas dapat
Tabel 4.1
Hasil pengujian akan menentukan pendekatan mana yang akan dipergunakan dalam
53
54
Setelah dihitung diperoleh hasil sebagaimana dalam Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2
*) α = 0,05
Untuk mengetahui homogen atau tidaknya sampel yang diteliti, maka perlu
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Homogenitas
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat hasilnya bahwa nilai F-hitung lebih kecil
C. Pengujian Hipotesis
yang ditetapkan itu benar atau tidak. Untuk membuktikannya penulis menggunakan
uji kesamaan dua rata-rata : uji satu pihak dengan menggunakan uji t’. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan (berarti) dari
pasing atas permainan bola voli pada siswa peserta ekstrakurkuler bola voli SMPN
Hasil pengujian hipotesis adalah sebagaimana dalam Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Hipotesis Latihan Passing Atas Bola voli
t1-tabel
Variabel Tes t1-hitung Kesimpulan
α = 0,05
Tes Awal
3,80 1,73 Signifikan
Tes Akhir
Kriteria pengujian, terima hipotesis (Ho) jika –t1 (1- ) < t1 < (1- ), di
n2 –2 dan peluang (1- ). Tarap nyata = 0,05 atau tingkat kepercayaan 95 %
untuk harga lainnya hipotesis ditolak. Artinya hipotesis nol (H0) diterima apabila t
hitung berada dalam daerah penerimaan yakni – 1,73 < t < 1,73 dan tolak H0 jika
Hipotesis nol penelitian ini adalah “Tidak terdapat pengaruh yang berarti
keterampilan passing atas pada permainan bola voli pada siswa ekstrakurikuler
Dari Tabel 4.5 tersebut terlihat nilai t-hitung sebesar 3,80 berada di luar
daerah penerimaan nilai t-tabel sebesar 1,73 artinya latihan passing atas
terhadap keterampilan passing atas permainan bola voli. Ini berarti “Terdapat
pengaruh yang berarti latihan passing atas menggunakan metode team games
tournament terhadap keterampilan passing atas pada permainan bola voli pada
keterampilan passing atas permainan bola voli siswa ekstrakurikuler bola voli
Ajaran 2018/2019 ”.
penulis ajukan sebagaimana dalam Bab II penelitian ini adalah sebagai berikut:
berpengaruh terhadap hasil passing atas bola voli siswa ekstrakurikuler bola voli
hipotesis secara statistika dengan perolehan hasil t-hitung sebesar 3,80 berada di
luar daerah penerimaan t-tabel 1,73 yang berarti bahwa latihan passing atas
2018/2019.”
Permainan bola voli berperan dalam meningkatkan jumlah pemain aktif dan
merupakan wahana pembinaan usia dini. Olahragawan muda akan lebih mudah
tersebut pada usia dewasa. Permainan bola voli memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengembangkan berbagai kemampuan, fisik, mental, dan sosial sebagai
dasar dalam pengembangan prestasi bola voli sebenarnya. Hal ini selaras pula
dengan teori pelatihan bahwa permainan bola voli dimulai pada usia 11 – 12 tahun
yaitu: (1) nilai-nilai sosial seperti kerjasama dan toleransi; (2) nilai-nilai kompetitif
diri; (4) keterampilan berfikir dan kreativitas seperti penerapan taktik dalam situasi
permainan yang komplek untuk memenangkan suatu permainan; (5) taat pada
bersama.
atau kelompok dengan menerapkan aturan dan penilaian yang objektif terhadap
untuk mencapai kemenangan”. Begitu juga yang dinyatakan oleh Saunders (1999)
dan Stanley (1977) yang dikutip oleh Wall dan Murray (1994) dalam buku
strategi dan keterampilan untuk menjaga lawan secara individu atau kelompok dari
kemenangan.”
”permainan merupakan aktivitas yang sangat digemari oleh anak-anak, para remaja,
dan bahkan para orang tua.” Ada yang berpendapat bahwa permainan atau
bermain berguna bagi perkembangan pribadi, yang positif dan menyenangkan. Ada
bola voli, bolabasket, senam, dan berenang (Sutoto, Mukholid, dan Aminah,
2018:128). Menurut Ateng (1992:2) bahwa ”dunia anak adalah dunia bermain
diri sendiri dan dunia sekitarnya. Melalui permainan, indivual atau kelompok, aktif
60
atau diam, anak-anak mengembangkan pemahaman dasar dari dunia tempat mereka
hidup.
Kesempatan untuk bermain yang berarti melatih diri adalah syarat mutlak
minum dan pakaian. Bahkan orang yang melarang anak bermain sebenarnya
berbuat suatu kejahatan yang besar terhadap anak. Bermain dikalangan manusia, di
Dilakukannya dalam bentuk kompetitif adalah salah satu cara yang dapat diberikan,
seperti apabila siswa mampu membuat skor tertinggi dengan cara hasil servis
Team Games Tournament dapat memotivasi anak untuk giat berlatih karena unsur
variasi-variasi gerak dapat diperoleh dengan bentuk latihan ini, selain itu kekerapan
BAB V
A. Simpulan
61
metode team games tournament terhadap hasil passing atas permainan bola voli
Tahun Ajaran 2018/2019.” Hal ini berarti bahwa latihan menggunakan metode
team games tournament efektif terhadap hasil passing atas permainan bola voli.
B. Saran-saran
Mengacu pada hasil yang telah diperoleh penelitian ini, maka penulis
1. Kepada guru Pendidikan jasmani, pelatih bola voli atau siswa peserta
voli.
61