PTK Sepak Bola
PTK Sepak Bola
PTK Sepak Bola
PENDAHULUAN
Sepak bola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang
seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki
olah raga ini juga digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-
anak Sejak tahun 1990 an olah raga ini mulai digunakan untuk para wanita
meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria.
Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu timnya. Untuk menjadi
keeper)
Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya memperebutkan
sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetapi juga terlihat gaya-gaya
gawang lawan. Oleh karena olah raga ini melibatkan banyak orang tentunya
kerjasama tim yang baik sangat dibutuhkan selain teknik bermain yang baik.
Hanya para atlit sepak bola manca negara yang sukses membina karir di
bidang olah raga ini. Tentunya diperlukan usaha dan latihan yang keras untuk
yang berteriak “ gol” dapat dipastikan akan mengangkat tangan, berdiri, wajah
1
diakhiri dengan tengok kanan, tengok kiri sambil mengulurkan tangan dan suara
gemuruh . hal ini sungguh kontradiksi dengan sebagian orang yang ada di tempat
yang sama yang tidak bisa berteriak” gol..” Mereka duduk diam, kaget, gelisah,
kecewa, dengan tangan di depat mulut, sambil mengigit jari dengan muka yang
pemandangan seperti ini selalu ada di dalam permainan sepak bola, baik di
kampung, halaman rumah, sekolah , lapangan kecil atau di stadion yang megah.
Olah raga ini juga dilakukan anak kecil, anak-anak, remaja , pemuda ,
orang dewasa, pria bahkan wanita. Sepak bola sungguh popular di mata
Sepak bola merupakan olah raga yang simple, sederhana dan murah.
professional, olah raga ini biayanya bisa terbesar dari aneka cabang olah raga
lainnya. Untuk mengelola dan menghidupi sebuah klub sepak bola bisa
memakan biaya milyaran rupiah. Di satu pihak sepak bola dikatakan hampir
tidak memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang dibutuhkan hanya satu
benda bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu bisa bola yang
mahal, (bola karet), bola plastik, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas, serabut
kelapa, yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus tanggap akan
Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola
2
tampak jelas, kemauan membawa bola , menggiring bola, merebut bola,
Tiap pemain harus punya kemampuan DK4, maksudnya daya tahan tubuh,
tersebut yang menarik untuk dikaji bersama adalah faktor kecepatan dan
kelincahan. Kecepatan dan kelincahan ini dapat dibentuk dari dalam diri
(pembawaan) atau dari luar diri (karena mampu mengkombinasikan dari segala
bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan
negeri luar. Sedangkan masalah yang khusus menarik untuk dibahas bersama
3
Sepak Bola Dengan Metode Demontrasi Pada Siswa Kelas V SDN Balongsari 1
Kota Mojokerto”
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
dasar sepak bola pada siswa kelas V SDN Balongsari 1 Kota Mojokerto.
C. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar - dasar bermain sepak bola pada
D. Manfaat Penelitian
diklat Penjas.
4
E. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini , maka perlu
Dorongan dan kemauan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
F. Asumsi
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SDN Balongsari 1 Kota
Mojokerto.
5
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari semester genap tahun
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963
dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling
(Pend. Jasmani SLTP 3, Slamet, 26) maka untuk kelincahan dan kecepatan yang
pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada pertahanan dan nilai
7
permainan sepak bola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam permainan,
dalam permainan.
8
B Teknik Dasar Permainan Sepak Bola
Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus
1. Menendang Bola
dengan baik dan benar sesuai dengan fungsi atau bagian kaki yang akan
tiga yaitu:
berikut:
1. Sikap permulaan
Posisi badan harus dengan bola. Salah satu kaki menumpu di samping
dibuka ke luar selebar 90° hingga mata kaki mengarah ke depan bola.
menjaga keseimbangan.
9
2. Gerakan
mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada titik
3. Sikap akhir
Gerakan selanjutnya diikuti oleh gerak lanjut dari kaki tendang yang
1. Sikap permulaan
dipusatkan ke bola.
10
2. Gerakan
bawah, kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titik pusat tendang
3. Sikap akhir
Sikap akhir tendangan dukung oleh gerak lanjut tendang yang diikuti
berikut:
1. Sikap permulaan
2. Gerakan
3. Sikap akhir
Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang
11
2. Mengontrol Bola
Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk meguasai bola sebelum bola
dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus dalam
kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai bola
dihentikan
mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak. Bola tersebut
datangnya bola.
bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki
sebagai berikut:
tarikan.
12
4. Bola jatuh diantara kedua kaki
3. Dalam posisi seimbang, dada dibuka leher dan kedua tangan melebar
4. Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan ke
belakang
berikut:
4. Angkat salah satu kaki yang akan digunakan, kemudian tekuk lutut
13
e. Menghentikan bola dengan perut
3. Menggiring Bola
1. Sikap permulaan
dekat bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk
bertumpu. Untuk letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit lutut
14
2. Gerakan
1. Sikap permulaan
diputar kedalam, lutuk agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai tumpuan.
Sikap badan sedikit condong ke depan dan berat badan berada di kaki
2 Gerakan
bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki bagian luar.
4. Menyundul Bola
Daerah perkenaan bola dan kepala pada saat akan melakukan sebuah
sundulan adalah kening, karena kening merupakan bagian yang terkuat dari
kepala.
15
a. Menyundul Dengan Awalan Melompat
1. Sikap permulaan
2. Gerakan
1. Sikap permulaan
datang. Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan ke arah bola. Kedua
2. Gerakan
16
5. Merebut bola dari kaki lawan
Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari
pengguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang berada
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam merebut bola,
yaitu:
modern sekarang ini dimainkan dengan cara bermain dengan rajin bergerak.
Pemain yang tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan pernah
17
Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak dan
keadaan bebas.
2. Pemain dapat juga menciptakan “ posisi bebas” tersebut dengan berhenti tiba-
Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk . setiap bentuk
operan jauh.
3. Pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri dari
4. Pemain yang berlari dengan kencang kearah pertahanan lawan dan menuju
5. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu dan
18
D. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan
temannya akan melakukan gerakan dengan bola, baik itu berupa “ berlari dengan
bola” atau gerakan menggiring bola. Memang terdapat sedikit perbedaan antara
“ berlari dengan bola” dan menggiring bola. Berlari dengan bola selalu dalam
Sedangkan menggiring bola adalah mengubah arah dan kecepatan bola dengan
Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang sangat
kembali kepada A yang menerima bola tersebut pada posisi baru. Walaupun
pemberi operan pertama dapat “ bertemu” bola pada posisi baru saat yang
tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang pertama
kemudian “ pelari” yang harus mencari posisi baru yang kosong untuk
19
menerima operan kedua dari temannya. Pelari inilah yang menentukan
2. Lemparan ke Dalam
sungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang
pertahaan lawan.
3. Tendangan Penjuru
hal yaitu
lawan.
Dalam permainan sepak bola dikenal tiga barisan pemain yaitu (1)
Barisan Penyerang, (2) Barisan Pemain lapangan tengah (3) barisan pertahanan
gawangnya dari serangan lawan. Dalam menjalankan tugas utama ini, terdapat
cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu dipahami.
20
Hal ini diperlukan agar dalam menjalankan kegiatan sebagai pemain
sama lain.
penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggung jawab
untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjaga yang lebih diutamakan adalah
penjagaan dilakukan secara ketat, dan diminta tidak perlu lawan dapat
kemungkinan dalam sepak bola modern dimana pemain belakang justru dapat
masuk ke daerah tersebut menjadi urusan dari men- tackle pemain lawan
diambil alih oleh pihak bertahan lain, ke daerah mana lawan tersebut masuk.
3. Penjagaan Gabungan
akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain
21
lawan. Maka “ jagaanya” dapat diserahkan kepada teman lain dan segala
Dengan kata lain tidak perlu “ mengikuti” lawan yang harus dijaganya
adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar
tugas.
bermain (2) melatih dan menerapkan teknik tertentu, (3) melatih kerja sama
yang baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan (4)
bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi dalam
bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan situasi
berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan. Apabila siswa
menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi telah menguasai
22
Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak
pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu menurut tugas masing-
masing.
F. Metode Demonstrasi
harus dimiliki oleh guru atau pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan,
atas pertanyaan seperti Bagaimana Prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara mana
pengamatan induktif.
23
Metode demonstrasi dapat dilaksanakan:
laksanakan.
1. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang
24
2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas
dimana para siswa dapat ikut bereksperimen dan menjalankan aktivitas itu
pengalaman pribadi
nyata.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam titik sugiarti, 1997:8) ada 4 macam bentuk
penelitian tindakan, yaitu (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2)
dengan guru mata diklat dan di dalam proses belajar mengajar dikelas yang
bertindak sebagai pengajar adalah guru mata diklat sedangkan peneiti bertindak
(peneliti). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil
pembelajaran di kelas dimana peneliti secara penuh terlibat dala penelitian mulai
Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru mata diklat,
pengamat diberitahukan kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja
sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi
26
A. Tempat, waktu dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
3. Subyek penelitian
2015
B. Rancangan Penelitian
tim Pelatih Proyek PGSM, PK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
27
penyertaannnya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru
(Mukhlis, 2003:5).
PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (tindakan),
dikenal perilaku yang sama , alur kegiatan yang sama dan membahas satu sub
28
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masig
5. Tes praktek
29
D. Metode Pengumpulan Data
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
X
X
N
Dengan X = Nilai rata-rata
30
N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
KTSP SDN Balongsari 1 Kota Mojokerto yaitu siswa telah tuntas belajar bila
di kelas tersebut mendapat 85% yang telah mencapai daya serap dari materi
yang diajarkan.
berikut:
P
Siswayangtuntasbelajar x100%
siswa
3. Untuk lembar observasi
P1 _ P2
X
2
X
%= x100% dengan
X
jumlahhasilpengama tan P1 P2
X
jumlahpengamat 2
Dimana: % = persentase angket
31
X = Rata-rata
X = Jumlah Rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
5. Untuk menghitung persentase angket digunakan rumus sebagai berikut:
Z
P dimana P = Persentase
n
N = Jumlah responden
a. Ranah Psikomotor
direncanakan, yaitu antara 1-3 (1= kurang tepat, 2 = cukup dan 3 = tepat)
( 4 12)
- Medium skor adalah : 8
2
- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai pedoman
penilaian.
32
No Rentang skor Nilai Rapor Predikat
1 11-12 A Baik sekali
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
5 3-4 KS Kurang sekali
Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai
b. Ranah Afektif
direncakanakan yaitu antara 1-4 (1= kurang baik, 2 cukup baik, 3 = baik, 4 =
(3 12)
- Medium skor adalah : 7,5
2
- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai pedoman
penilaian.
BAB IV
33
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I
34
Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran pada siklus I
Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 3 2,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 3 3
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
I
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 3 3 3
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 3 3 3
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 3 2 2,5
2. Guru Antusias 3 3 3
Jumlah 33 33 33
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik
terjadi pada siklus I. dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan
35
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada
tabel berikut
36
dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan
membaca bukup yaitu masing-masing 18,8 % dan 11,5 %
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan
metode pembelajaran kooperatif model Demonstrasi sudah dilaksanakan
dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk
memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan
baru oleh siswa.
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 76,15
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 24
3Per Prosentase ketuntasan belajar 61,54%
37
2. Ranah Afektif
- Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 6 (15,38%)
- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 26 (66,6%)
- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 7 (17,95%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C sebanyak 84,62%, secara
klasikal termasuk kategori tuntas.
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut
1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
2. Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
3. Siswa kurang bisa antusias selama pembelajaran berlangsung
e. Revisi
d. Revisi
siklus berikutnya.
1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa lebih jelas dalam
38
39
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran
Mojokerto dengan jumlah siswa 34 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak
atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
praktek II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
40
Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
Penilaian Rata-
Aspek yang diamati
No P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 4 3,5
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 4 4 4
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 4 4
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik
belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang
41
membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep dan
pengelolaan waktu.
42
ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan
guru (17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru (13,8%),
sebesar 81,79 dan dari 37 siswa yang telah tuntas sebanyak 35 siswa
43
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini
44
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
2. berdasarkasn data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan
dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik
4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
e. Refisi Pelaksanaan
demonstrasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan
45
Tabel 4.7. Angket Siswa Terhadap model Pembelajaran Metode Demonstrasi
Jumlah dalam persen Jumlah rata-rata
No Indicator No pertanyaan dalam persen
SS S TS STS SS S TS STS
I Kegiatan pembelajaran 2,5,7,8,9, 21 104 38 4 17 80 3 0
dalam pembelajaran 26,28,30, 5 3
metode demonstrasi 31,32,34,35,36
II Materi yang diajarkan 3,24,25, 10 379 10 12 18 63 17 2
degan pembelajaran 27,29,33 9 0
metode demonstrasi
III Kegiatan praktik dalam 1,4,6,10 14 533 28,9 29 15 53 29 3
pembelajaran metode 11,12,13, 9
demonstrasi 14,22,23
IV Penggunaan ujian praktik 15,16,17, 53 516 11 19 8 73 16 7
dalam kegiatan 18,19,20,21 2
pembelajaran metode
demontrasi
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
rata dalam persen menunjukkan bahwa 80% siswa setuju dengan kegiatan
dengan metode, 53% setuju dengan kegiatan praktik yang dilaksanakan dalam
46
B. Pembahasan
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa
47
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa
siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang
menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa
belajar siswa.
48
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus
dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau
49
memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode demonstrasi
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
3 Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
/ 2015
50
DAFTAR PUSTAKA
Bachrie, Eddy, dkk. 1982. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remajai. Bandung;
Binacipta
Remmy, Muchtar. 1992 . Olah Raga Pilihan Sepak Bola, Jakarta; Depdikbud
Dirjen Dikti
Sajono, 1986. Pembinaan dan Kondisi fisik, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
51
Lampiran 1.1
Aspek yang dinilai pada siklus I
Ranah psikomotor
1. Cara menendang bola
2. Cara mengontrol bola
3. Cara menggiring bola
Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekunan
3. Ketepatan
Ranah psikomotor:
1. Cara tendangan penalti
2. Cara tendangan penjuru
3. Cara tendangan bebas
4. Cara lemparan ke dalam
Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekunan
3. Ketepatan
52
Lampiran 1.2
LEMBAR PENILAIAN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS I
Mata diklat : Penjas Hari : kamis
Kelas/semester: V ( lima ) Tanggal : 3 Januari 2015
Kegiatan : Praktikum Alokasi : 4x40 menit
Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor olahraga
beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola )
53
Keterangan aspek yang dinilai:
Ranah psikomotor:
1. Cara menendang bola
2. Cara mengontrol bola
3. Cara menggiring bola
4. Cara menyundul bola
Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekukan
3. Ketepatan
Keterangan penilaian:
Nilai setiap aspek
- Tepat : 3
- Sedang : 2
- Kurang tepat : 1
54
Lapiran 1.3
55
Lampiran 1.4
LEMBAR PENILAIAN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II
Mata diklat : Penjas Hari : Kamis
Kelas/semester: V (lima) Tanggal : 10 Januari 2015
Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit
Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor olahraga
beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola)
56
Keterangan aspek yang dinilai:
Ranah psikomotor:
1. Cara menendang bola
2. Cara mengontrol bola
3. Cara menggiring bola
4. Cara menyundul bola
Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekukan
3. Ketepatan
Keterangan penilaian:
Nilai setiap aspek
- Tepat : 3
- Sedang : 2
- Kurang tepat : 1
57
Lapiran 1.5
58
Lampiran II.1
Petunjuk
Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai
Penilaian
Aspek yang diamati
No Ya Tidak 1 2 3 4
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
I
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
II Pengelolaan Waktu
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
Keterangan :
1. Kurang baik
2. Cukup baik
3. Baik Pengamat
4. Sangat baik
( Afiatunisa , S Pd )
59
Lampiran II.2
Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas guru dan setiap siswa dalam kelompok sample selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Pengamatan dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang
memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang
dominant, kemudian 1 menit berikutnya pengamat menuliskan kode kategori
pengamatan.
3. Pengamatan ditujukan untuk dua kelompok yang dilakuka secara bergantian
setiap periode waktu 3 menit
4. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada
baris dan kolom yang tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secara
serempak.
Petunjuk
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda
2. Jawablah dengan jujur, karena objektivitas kejujuran anda sangat membantu
kami
3. Tulislah jawaban anda pada tepat yang tersedia dengan kode pilihan di bahwa
ini
A. Sangat tidak setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
4. Atas kesediaan anda dalam mengisi angket ini, kami sampakan terima kasih.
Jawaban
1. Pembelajaran melalui demonstrasi merupakan pembelajaran yang baru
buat saya.
2. Pembelajaran seperti ini sesuai untuk pembelajaran Penjas
3. Dengan pembelajaran seperti ini, saya lebih mudah memahami materi
yang diberikan guru.
4. Pembelajaran melalui demonstrasi memungkinkan saya dapat belajar
lebih bermakna dan berkesan
5. Dengan pembelajaran ini, saya mendapat sesuatu pengalaman yang
baru
6. Saya lebih suka belajar dengan cara diterangkan oleh guru
7. Belajar dengan pembelajaran seperti ini membuat saya sangat berminat
dan bersemangat untuk belajar Penjas
8. Pembelajaran ini memungkinkan saya untuk belajar lebih aktif
9. Dengan pembelajaran ini saya termotivasi untuk belajar lebih giat.
10.Bagi saya belajar dengan melalui demonstrasi kurang menarik
11.Saya sangat senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
lapangan
12.Kegiatan pengamatan dalam demonstrasi melatih saya bersikap lebih
objektif
13.Saya lebih suka belajar teori daripada belajar dengan
pengamatan/demonstrasi
14.Belajar dengan metode demonstrasi lebih mudah memecahkan masalah
daripada belajar dengan metode ceramah
15.Saya sangat suka kegiatan demonstrasi yang disertai dengan praktik
langsung
16.Dengan praktik langsung saya lebih aktif belajar penjas
17.Saya akan mengikuti semua petunjuk yang diberikan oleh guru
18.Saya merasa malu bertanya jika mengalami kesulitan dalam
mengerjakan latihan praktik
19.Pembelajaran metode demonstrasi ini termasuk baru
20.Cara penyajian materi metode ini termasuk baru
21.Saya mudah memahami petunjuk yang ada dalam metode ini
22.Melalui metode demonstrasi saya berlatih menemukan sendiri konsep-
konsep
61
23.Sebelum melakukan praktik atau latihan, saya selalu membaca dan
memahami tujuan praktik yang akan dilakukan
24.Dengan memberikannya tes setiap akhir pertemuan/pelajaran membuat
saya selalu siap untuk belajar di rumah maupun di sekolah
25.pembelajaran ini mendorong keingintahuan saya tentang materi Penjas
lainya
26.Saya benar-benar suka dalam pembelajaran ini
27.Materi pelajaran ini sesuai dengan keinginan saya
28.Sangat menyanangkan mengikuti pelajaran yang dirancang dengan baik
seperti ini
28.Sangat menyenangkan mengikuti pelajaran yang dirancang dengan baik
seperti ini
29.Materi pelajaran ini berguna bagi saya
30.Sangat menyenangkan dapat menyelesaikan pelajaran ini dengan baik
31.Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya yakin dapat menyelesaikan
tes yang diberikan oleh guru
32.Saya puas menyelesaikan latihan/praktik pada pembelajaran ini
33.Tugas latihan/praktik pada pembelajaran ini terlalu sulit
34.Saya telah mempelajari suatu yang sangat menarik dan tak terduga
35.Pada pembelajaran ini ada hal-hal yang merangsang ingin tahu saya
36.Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil sangat penting bagi saya
62
UPAYA PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM
BERMAIN SEPAK BOLA DENGAN METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS V SDN BALONGSARI 1 KOTA MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
Oleh :
SAMSUL HUDA, S.Pd
NIP. 19650805 198803 1 016
63
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Mengetahui, Peneliti,
Kepala Sekolah
64 ii
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan naik tingkat dari
golongan IV/a ke golongan IV/b :
Nama : SAMSUL HUDA, S.Pd
NIP : 19650805 198803 1 016
Pembelajaran : Penjas
Kelas/Semester : V / Genap
iii
65
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak . Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam
dalamnya kepada :
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mambangun dari semua pihak selalu
penulis harapkan.
Penulis
iii
66
iii
ABSTRAKSI
Kecepatan dan kelincahan adalah model dasar dalam berpain sepakbola dan
bagi pemain merupakan modal sukses untuk mencetak gol, dan mempertahankan
kemasukan gola. Dengan kemampuan kecepatan akan memudahkan pemain dalam
rangka membawa bola.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a)
Bagaimanakah meningkatkan prestasi penguasaan dasar-dasar sepakbola bagi
siswa dalam diterapkannya metode demontrasi? (b) Bagaimana pengaruh metode
demonstrasi terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar
dasar-dasar sepakbola pada siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi, (b)
mengetahui motivasi belajar dasar-dasar sepakbola setelah diterapkannya metode
demonstrasi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
dua putaran. Setiap putaran terdiri dari dua tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan
pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas 4 ( empat
) SDN Balongsari 1 dari data diperoleh berupa hasil tes praktik , lembar observasi
kegiatan beolajar mengajar
Dari hasil analisa didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatakan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (61.54%), siklus II (89,74%)
untuk ranah psikomotro, siklus I (84,62%). Siklus II (100%) untuk ranah afktif
Simpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar siswa kelas 4 ( empat ) SDN Balongsari 1 Kota
Mojokerto serta model pembejalaran dapat digunakan sebagai salah satu
alternative penjas.
iv
67
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................... i
Halaman pengesahan ...................................................................... ii
Kata Pengantar ...................................................................... iii
Abstraksi ...................................................................... iv
Daftar Isi ...................................................................... v
Daftar Lampiran ...................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat penelitian ...................................................................... 6
E. Definisi Operasional Variabel........................................................ 6
F. Asumsi ...................................................................... 7
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus................................................. 39
B. Pembahasan ...................................................................... 53
vi
69
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
Lampiran 1.1 Aspek yang dinilai pada siklus I dan II ............................... 58
Lampiran 1.2 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Psikomotor Siklus I ........ 59
Lampiran 1.3 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Afektif Siklus I................ 61
Lampiran 1.4 Lembar Penilaian Kinarja Ranah Psikomotorik Siklus II . . 62
Lampiran 1.5 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Afektif Siklus II ............. 64
Lampiran II.1 Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Metode
Demonstras ...................................................................... 65
Lampiran II.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru
Dalam KBM ...................................................................... 66
Lampiran III Angket Motivasi Terhadap Model Pembelajaran Metode
Demonstrasi ...................................................................... 68
vii
70