P1 Destilati Batch - 4 Selasa New
P1 Destilati Batch - 4 Selasa New
P1 Destilati Batch - 4 Selasa New
Materi :
Distillation Batch
Kelompok :
4/Selasa
Semarang,
Mengesahkan,
Dosen Pengampu
ii
RINGKASAN
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah
laporan praktikum materi Distillation Batch. Laporan yang kami susun dengan
sistematis dan sebaik mungkin ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia.
Dengan terselesaikannya laporan praktikum ini, maka tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
laporan ini, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. T. Aji Prasetyaningrum, S.T., M.Si. selaku Dosen Pengampu pada
praktikum materi Distillation Batch.
2. Marissa Widiyanti, S.T., M.T. dan Murdiyono selaku Laboran Laboratorium
Operasi Teknik Kimia Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
3. Izza Nizhomi selaku Koordinator Asisten Laboratorium Unit Operasi Teknik
Kimia.
4. Albertus Bimo Raharjanto dan George Elia Parlindungan selaku Asisten
Pengampu Materi Distillation Batch.
5. Seluruh asisten Laboratorium Unit Operasi Teknik Kimia.
6. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2020 yang telah membantu dari segi
waktu maupun motivasi.
Penyusun menyadari banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini dan
perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dari pembaca sangat diharapkan untuk
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat berguna
sebagai penambah ilmu pengetahuan.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data volume distilat, densitas distilat serta komposisi distilat berbagai
perbandingan refluks ................................................................................... 7
Tabel 4.1 Pengaruh nilai energi pemanas terhadap boil-up rate ............................... 10
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
3. Langkah pemisahan.
Pada operasi pemisahan secara distilasi fasa uap akan segera terbentuk
setelah campuran dipanaskan. Uap dan sisa cairannya dibiarkan saling kontak
sedemikian hingga pada suatu saat semua komponen terjadi dalam campuran
akan terdistilasi dalam kedua fasa membentuk keseimbangan. Setelah
keseimbangan tercapai, uap segera dipisahkan dari cairannya, kemudian
dikondensasikan membentuk distilat.
Dalam keadaan seimbang, komposisi distilat tidak sama dengan komposisi
residunya, dimana:
1. Komponen dengan tekanan uap murni tinggi lebih banyak terdapat dalam
distilat.
2. Komponen dengan tekanan uap murni rendah sebagian besar terdapat dalam
residu.
3
Fungsi perbandingan refluks:
1. Terhadap kolom yang akan dibangun
Bahwa untuk mencapai kemurnian yang sama, semakin besar
perbandingan refluks yang digunakan, maka semakin sedikit jumlah plate
ideal yang dibutuhkan.
2. Terhadap kolom yang sudah ada
Bahwa pada jumlah plate yang sama, semakin besar perbandingan
refluks yang digunakan, maka kemurnain produk yang dihasilkan semakin
tinggi.
4
komposisi azeotropnya, sedangkan komposisi komponen ringan di atas
komposisi umpan.
Dalam distilasi batch, umpan berupa uap yang secara kontinyu masuk
melalui dasar kolom. Komposisi umpan masuk kolom dapat diperkirakan
dengan bantuan Gambar 2.3.berikut:
Gambar 2.3 Diagram T-x,y sebagai alat bantu pnentuan komposisi umpan
masuk kolom
Dengan menggunakan alat kontak jenis apapun, produk hasil pemisahan
campuran etanol air secara distilasi tidak pernah mencapai komposisi
azeotropnya (0,95-0,96). Meskipun demikian, komposisi distilat tidak akan
lebih kecil dari komposisi umpan masuk kolom (yf).
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Pengoperasian distilasi
6
3.1.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimaksudkan untuk membuat kurva standar
hubungan densitas (𝜌) dengan konsentrasi larutan Xe dengan langkah
sebagai berikut:
1. Membuat larutan etanol-air pada berbagai komposisi.
2. Menentukan densitas etanol-air berbagai komposisi.
3. Memplotkan Xe terkoreksi dan 𝜌 larutan ke sumbu x dan y untuk
kurva standar. (Lampiran)
3.1.2 Tahap Operasi
Untuk mengkaji pengaruh perbandingan refluks terhadap
komposisi etanol dalam distilat dilakukan dengan kondisi tetap.
a. Komposisi umpan masuk kolom : 0,7
b. Waktu Operasi : 1 menit
c. Volume umpan : 10 L
Sedangkan perbandingan refluks divariasi. Di setiap akhir percobaan
dilakukan uji komposisi etanol (% berat). Dalam bentuk lain rancangan
percobaan pada tahap operasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Data volume distilat, densitas distilat serta komposisi distilat
berbagai perbandingan refluks
C
Heating D L
(Product V W
Energy (Product (Reflux Densitas Xe
to Product Product
(Watt) Received) Ratio)
Column)
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
7
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
3.2.1 Bahan yang Digunakan
1. Etanol absolut 0,998 (Merck, Germany)
2. Etanol teknis
3. Aquadest
3.2.2 Alat yang Digunakan
1. Satu unit alat distilasi batch dengan sistem refluks
2. Picnometer dan neraca analisis
3. Stopwatch
4. Gelas Beaker 50 mL
8
3.4 Prosedur Percobaan pada Tahap Operasi
1. Mempersiapkan alat hingga siap dioperasikan
- Memeriksa beberapa ala tantara lain sambungan alat, pemanas, air
pendingin, termometer dan kran.
- Tutup semua valve kecuali valve 10.
2. Masukkan umpan yang telah dibuat ke dalam boiler.
3. Alirkan air pendingin pada kondensor dan atur flowrate pada 4000 cc/min.
4. Hubungkan console dengan kontak listrik dan set tombol pengatur panas
pada posisi 1,5 Watt hingga terjadi bubbling, lalu turunkan hingga variabel
yang ditentukan.
5. Tunggu sampai keadaan steady, yaitu sampai suhu uap dan suhu cairan
relatif konstan.
6. Tunggu sampai uap terkondensasi dan cairan kembali ke kolom.
7. Atur control panel sehingga nilai refluks = 0 untuk menghitung jumlah
produk yang diperoleh pada variabel energi pemanasan tertentu, catat data
yang diperoleh.
8. Atur pada control panel pengatur refluks sesuai variabel.
9. Lakukan operasi distilasi selama 1 menit.
10. Matikan sistem refluk pada control panel.
11. Buka kran pengeluaran distilat, tampung distilat yang keluar, dan tutup kran
penampung distilat.
12. Ukur volume dan berat distilat yang diperoleh untuk menentukan nilai
densitas.
13. Ulangi langkah 8-12 untuk perbandingan refluks lain.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
4.2 Perbandingan Refluks terhadap Komposisi Etanol dalam Distilasi
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data
perbandingan refluks terhadap komposisi etanol dalam distilasi yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
1,2
Komposisi etanol pada distilat
0,8
(Xe)
0,6
0,47 kW
0,4 0,6 kW
0,2
0
0 1 2 3 4
Perbandingan Refluks (R)
11
konsentrasi etanol dalam distilat. Pengaruh dari perbandingan refluks terhadap
komponen etanol dalam distilat lebih kecil dari komposisi azeotrop campuran
etanol-air.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hubungan nilai energi pemanas dengan Boil-up Rate adalah berbanding
lurus dimana semakin besar nilai energi pemanas maka akan menghasilkan
Boil-up Rate yang semakin besar. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil
nilai energi pemanas maka akan menghasilkan Boil-up Rate yang semakin
kecil.
2. Hubungan perbandingan refluks dengan komposisi etanol dalam distilasi
adalah berbanding lurus. Dengan adanya peningkatan perbandingan refluks
maka kadar konsentrasi etanol dalam distilat akan mengalami kenaikan.
5.2 Saran
1. Pastikan tidak ada gelembung yang akan mengganggu jalannya larutan
yang akan didistilasi.
2. Pastikan melakukan kalibrasi piknometer dengan benar supaya massa dan
volume larutan yang tercatat akurat.
3. Pada praktikum selanjutnya, dapat digunakan campuran biner lain selain
etanol-air untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada campuran lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, R., Nurjanah, S., Widyasanti, A., Muhaemin, M., Raya, J., & Sumedang,
B. (2017). Kajian pengaruh rasio refluks terhadap karakteristik minyak nilam
hasil distilasi fraksinasi. Jurnal Teknotan Vol, 11(2).
https://doi.org/10.24198/jt.vol11n2.8
Fatimura, M. (2017). Tinjauan Teoritis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Operasi
Pada Kolom Destilasi. Jurnal Media Teknik, 11(1).
https://doi.org/10.14710/jati.11.3.143-150
Moehady, B. I., Putri, A., & Mayasari, E. (2019). Optimasi Kondisi Operasi Kolom
Destilasi untuk Meningkatkan Konsentrasi Ethylene Dichloride (EDC) Umpan
Furnace (Studi di PT Asahimas Chemical). Fluida, 12(1), 8-14.
https://doi.org/10.35313/fluida.v12i1.1600
Murali, A., Berrouk, A. S., Dara, S., AlWahedi, Y. F., Adegunju, S., Abdulla, H. S.,
... & Hosani, M. A. (2020). Efficiency enhancement of a commercial natural
gas liquid recovery plant: A MINLP optimization analysis. Separation
Science and Technology, 55(5), 955-966.
https://doi.org/10.1080/01496395.2019.1574825
Santosa, H. (2002). Operasi Teknik Kimia III. Semarang: Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. “Distilasi” p.5-6 dan “Bentuk
Lain Diagram Suhu Komposisi” p.20.
Santosa, H. (2004). Operasi Teknik Kimia Distilasi. Semarang: Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. “Distilasi Multistage
dengan Sistem Refluk” p.30-31.
Tasleem, S., & Kumar, V. R. (2021). Intensification of an Irreversible Process using
Reactive Distillation–Feasibility Studies by Residue Curve Mapping.
https://doi.org/10.22214/ijraset.2021.39104
14
LEMBAR PERHITUNGAN
Densitas Umpan
Massa picnometer + etanol teknis = 12,514 gram
Xe = 0,1
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
V etanol absolut = 10 mL
V air = V total – V etanol absolut
= 10 mL – 10 mL = 0 mL
Xe = 0,1
Massa picnometer + larutan etanol-air = 12,7695 gram
Xe = 0,2
Massa picnometer + larutan etanol-air = 12,7395 gram
Xe = 0,3
Massa picnometer + larutan etanol-air = 12,6397 gram
Xe = 0,4
Massa picnometer + larutan etanol-air = 12,6097 gram
Xe = 0,5
Massa picnometer + larutan etanol-air = 12,5395 gram
Xe = 0,6
Massa picnometer + larutan etanol-air = 12,4496 gram
Xe = 0,7
Massa picnometer + larutan etanol-air = 12,4396 gram
Xe = 0,8
Massa picnometer + larutan etanol-air = 12,3298 gram
Xe = 0,9
Massa picnometer + larutan etanol-air = 12,2196 gram
Xe = 1
Massa picnometer + larutan etanol-air = 12,2096 gram
d) Menghitung Xe Terkoreksi
( ) ( )
Xe terkoreksi = 0,142
Volume etanol absolut = 2,8 mL
( ) ( )
Xe terkoreksi = 0,239
Volume etanol absolut = 3,9 mL
( ) ( )
Xe terkoreksi = 0,341
Volume etanol absolut = 4,9 mL
( ) ( )
Xe terkoreksi = 0,437
Volume etanol absolut = 5,9 mL
( ) ( )
Xe terkoreksi = 0,538
Volume etanol absolut = 6,9 mL
( ) ( )
Xe terkoreksi = 0,643
Volume etanol absolut = 7,8 mL
( ) ( )
Xe terkoreksi = 0,741
Volume etanol absolut = 8,7 mL
( ) ( )
Xe terkoreksi = 0,844
Volume etanol absolut = 9,5 mL
( ) ( )
Xe terkoreksi = 0,939
Volume etanol absolut = 10 mL
( ) ( )
Xe terkoreksi = 1
e) Membuat Kurva Standar Hubungan Xe Terkoreksi (Sumbu X) vs Densitas
(Sumbu Y)
B. Tahap Operasi
a. Boil up Rate
Heating Energy Boil up Rate
Volume (mL)
(kW) (mL/s)
0,47 19,2 0,32
0,6 31 0,32
b. Hasil Percobaan
C
Heating D L
(Product V
Energy (Product (Reflux W Densitas Xe
to produk
(kW) Received) Ratio)
Column)
1 1 1 19,6 15,78 0,8051 0,915
1 2 0,5 14,2 11,58 0,81549 0,905
0,47 1 3 0,33 17,8 13,94 0,78315 1,02
2 1 2 13,6 10,83 0,79632 0,95
3 1 3 12,2 10,01 0,82049 0,87
1 1 1 26,1 19,83 0,75977 1,055
1 2 0,5 32 23,89 0,74656 1,065
0,6 1 3 0,33 26,8 19,65 0,73321 1,08
2 1 2 19,1 15,38 0,80524 0,91
3 1 3 16 12,85 0,80313 0,908
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL
1. 19 Mei 2023 P0 Laporan Praktikum
2. 19 Mei 2023 Revisi P0 Laporan Praktikum
Angka BAB IV
3. 24 Mei 2023 P1 Laporan Praktikum
4. 25 Mei 2023 ACC Laporan Praktikum