Spo Skrining
Spo Skrining
Spo Skrining
Ditetapkan oleh :
w.s. Kepala Rumah Sakit L.B Moerdani
Merauke
SPO
Tanggal terbit
( STANDAR
25 Januari 2023
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Audrianto, Sp.Rad
Kapten Ckm NRP. 11090003960283
Skrining adalah rangkaian pengujian yang dilakukan terhadap pasien
PENGERTIAN
asimptomatik yang diagnosisnya belum dapat dipastikan.
Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki penyakit/ kondisi tertentu
TUJUAN sebelum menyebabkan gejala apapun.
Keputusan Kepala rumah sakit TK.IV L.B. Moerdani Merauke Nomor
KEBIJAKAN Kep/ 86 / I /2023 Tentang Kebijakan Skrining Pasien Rumah Sakit Tk.IV
L.B. Moerdani.
1. Tahap pra rumah sakit.
Pada tahap pra rumah sakit, petugas IGD yang datang ke penderita
dan memiliki peralatan lengkap. Petugas yang menjemput adalah yang
memiliki keterampilan khusus minimal memiliki sertifikat BT & CLS
(Basic Trauma & Life Support) sehingga dapat menyelamatkan nyawa.
Petugas menghubungi rumah sakit sebelum penderita di evakuasi dari
tempat kejadian.
2. Tahap rumah sakit pada pasien trauma :
PROSEDUR
a. Evakuasi penderita, evakuasi dari kendaraan ke brankar
dilakukan oleh petugas RS (IGD) dengan berhati- hati.
Perhatikan kontrol servikal.
b. Triase, adalah cara penilaian penderita berdasarkan kebutuhan
terafi dan sumber daya yang tersedia.
Bila satu penderita, akan mencari masalah penderita. Bila
banyak penderita akan mencari penderita yang paling
bermasalah.
PROSEDUR SKRINING
c. Survei Primer dan resusitasi. Pada tahap ini dicari keadaan yang
mengancam nyawa, dengan tahap sebagai berikut (Orientasi
ABCD):
1) Menjaga airway dengan kontrol servikal
2) Penilaian breathing bila kurang baik lakukan ventilasi
3) Periksa circulation dan kontrol pendarahan, bila ada tanda
shock atasi
4) Evaluasi keadaan neurologis (Disability) secara cepat yang
dinilai adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil
5) Exposure/ evaluasi kelainan atau injury diseluruh tubuh
penderita, lakukan kontrol lingkungan jangan sampai
terjadi hipotermi
6) Pemakaian kateter urin, mengevaluasi produksi urin untuk
menilai keadaan hemodinamik penderita
7) Memasang kateter lambung untuk mengurangi distensi
PROSEDUR
lambung dan mencegah muntah
8) Lakukan monitor EKG
9) Lakukan foto rontgen, dilakukan selektif jangan sampai
menganggu resusitasi
d. Survei sekunder yaitu pemeriksaan yang teliti dilakukan dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Dilakukan apabila penderita
telah stabil.
1) Anamnesis yang meliputi riwayat AMPEL, didapat dari
penderita, keluarga ataupun petugas pra Rumah Sakit.
a) A : Alergi
b) M : Medikasi/ obat- obatan
c) P : Penyakit sebelumnya yang diderita: hipertensi
d) L : last meal (terakhir makan jam berapa)
e) E : hal- hal yang berhubungan dengan cedera
PROSEDUR SKRINING