Penganggaran Modal-1
Penganggaran Modal-1
Penganggaran Modal-1
Dosen Pengampu
Sonia Sischa Eka Putri, S.E, M.Ak
DISUSUN OLEH :
AMELIYA JULIANTI(12170323946)
Sebagai contoh, PT ABC ingin menambah mesin produksinya dari 3 buah menjadi 5
buah. Untuk itu, PT ABC harus membeli 2 buah mesin baru yang diperkirakan akan
dipakai selama 10 tahun. Harga beli mesin sebesar Rp20.000.000.000 per unitnya
sehingga diperlukan dana sebesar Rp40.000.000.000.
PT ABC harus membuat keputusan apakah akan membeli mesin tersebut atau tidak
membelinya. Berbagai faktor yang menentukan jadi atau tidaknya PT ABC membeli
mesin, antara lain kondisi keuangan perusahaan dan keyakinan perusahaan tentang target
penjualan unit produksinya di masa depan.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam penganggaran modal:
Langkah 1
Tentukan nilai investasi awal (initial outlay) dari kegiatan yang akan dijalankan oleh perusahaan.
Misalnya, perusahaan ingin mengganti mesin lama dengan mesin baru agar lebih efisien dalam
berproduksi. Nilai investasi awal pembelian mesin baru adalah seluruh pengeluaran untuk
memperoleh mesin baru tersebut.
Berikut ini adalah contoh-contoh pengeluaran untuk pembelian mesin.
Harga beli mesin baru = XXX
Ditambah:
Ongkos angkut pembelian = xxx
Biaya asuransi selama pengiriman = xxx
Biaya tes mesin baru = xxx
Biaya pemasangan mesin baru = xxx
Dikurangi:
Harga jual mesin lama = (xxx)
Nilai investasi awal mesin baru = xxx
Langkah 2
Tentukan sumber pendanaan untuk mendanai kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Sumber-sumber
pendanaan untuk mendanai kegiatan perusahaan adalah:
Metode payback period mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
kegiatan untuk menutupi pengeluaran investasi awalnya atau kembali modal.
Metode payback period akan memilih kegiatan yang memiliki payback period
yang paling cepat.
Contoh
PT XYZ ingin mengganti mesin lamanya dengan sebuah mesin baru yang lebih efisien. Harga
mesin baru diperkirakan sebesar Rp1.000.000.000. Mesin baru tersebut diharapkan akan
memberikan manfaat selama 10 tahun. Penghematan yang diperoleh dengan menggunakan mesin
baru setiap tahunnya sebesar Rp250.000.000. PT XYZ mensyaratkan untuk dapat membeli mesin
baru tersebut, maka payback period-nya harus tidak lebih dari 6 tahun.
Dengan menggunakan metode payback period, tentukan apakah PT XYZ akan menyetujui
permohan pembelian mesin baru tersebut.
Langkah 1
Tentukan nilai invsetasi awal dari pembelian mesin baru tersebut. Nilai investasi awal sebesar
Rp1.000.000.000
Langkah 2
Tentukan arus kas bersih dari pembelian mesin baru tersebut sejak mesin tersebut dibeli sampai
habis masa manfaatnya. Arus kas bersih yang diperoleh setiap tahunnya selama 10 tahun adalah
Rp250.000.000
Langkah 3
Tentukan payback period dari pembelian mesin baru tersebut. Jika arus kas bersih dari sebuah
kegiatan nilainya sama untuk setiap tahunnya, maka kita dapat menggunakan rumus di bawah ini.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
Payback period = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
1.000.000.000
Payback period =
250.000.000
Payback period = 4 tahun
Langkah 4
Analisis kelayakan kegiatan tersebut dengan membandingkan antara payback period dari mesin
tersebut dengan kebijakan yang ada di perusahaan. PT XYZ akan menolak permohonan pembelian
mesin baru tersebut karena payback period-nya (8 tahun) lebih lama dibandingkan dengan
kebijakan perusahaan. PT XYZ yang mensyaratkan payback period selama 6 tahun.
METODE NET PRESENT VALUE
Salah satu kelemahan dari metode payback period adalah tidak memasukkan nilai waktu
dari arus kas bersih yang diterima di masa mendatang atau sering disebut time value of
money.
Seperti diketahui, uang memiliki dimensi nilai waktu. Misalnya, nilai uang sebesar
Rp1.000.000 yang diterima satu tahun kemudian tidak sama dengan uang sebesar
Rp1.000.000 yang diterima. Hal ini terjadi karena konsep bunga majemuk dan inflasi. Jika
kita menerima Rp1.000.000 saat ini, kemudian uang tersebut kita tabung dan memperoleh
bunga nilainya di tahun depan lebih besar dari Rp1.000.000 (nilai pokok plus bunga).
Metode dalam penganggaran modal yang akan dibahas selanjutnya adalah metode net
present value. Dengan menggunakan metode net present value, seluruh nilai arus kas
bersih yang diterima di tahun-tahun mendatang akan dihitung saat investasi awal
dikeluarkan (di-present value-kan) dengan menggunakan tingkat diskonto tertentu.
Tingkat diskonto yang digunakan dapat diperoleh dari tingkat pengembalian investasi yang
diharapkan oleh perusahaan (required rate of return).
Kemudian, arus kas bersih tersebut dikurangi dengan nilai investasi awalnya untuk memperoleh NPV.
Jika NPV > 0, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
Sebaliknya,
Jika NPV < 0, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan
Contoh 9.3
PT ABC berniat membangun sebuah ruko di daerah Jakarta Utara. Nilai investasi awal pembangunan ruko
adalah Rp1.500.000.000. Berikut ini adalah arus kas bersih yang diperkirakan akan diterima dari kegiatan
pembangunan ruko.
= 0,9091
𝑅𝑝1
Nilai present value tahun ke-2 =
(1+10%)2
= 0,8264
𝑅𝑝1
Nilai present value tahun ke-3 = (1+10%)3
= 0,7513
𝑅𝑝1
Nilai present value tahun ke-4 = (1+10%)4
= 0,6830
𝑅𝑝1
Nilai present value tahun ke-5 =
(1+10%)5
= 0,6209
Langkah 5
Arus kas bersih masuk yang diperoleh dari tahun ke-1 sampai tahun ke-5 dikalikan dengan PV setiap
tahunnya untuk memperoleh net present value dari arus kas bersih yang masuk.
Tahun Arus kas bersih PV, 10% NPV dari arus
masuk kas bersih masuk
(1) (3)
(2) (4) = (2) x (3)
1 500.000.000 0,9091 454.550.000
2 600.000.000 0,8264 495.840.000
3 800.000.000 0,7513 601.040.000
4 900.000.000 0,6830 614.700.000
5 100.000.000 0,6209 62.090.000
Total NPV 2.228.220.000
Langkah 6
Kurangkan NPV dari arus kas bersih masuk dengan nilai investasi awal
Tahun Arus kas bersih PV, 10% NPV dari arus kas