Program Ektrakulikuler
Program Ektrakulikuler
Program Ektrakulikuler
RA AL KHOIROT
A. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
RA Al Khoirot mulai tahun 2016 telah melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat.
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini disusun sesuai dengan kebutuhan, kondisi anak didik,
karakterik satuan pendidikan, budaya serta lingkungan daerah setempat. Dengan demikian,
pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan seseorang. Pendidikan dapat berhasil, apabila
didukung oleh berbagai aspek. Salah satunya adalah kurikulum. Pada PAUD/ TK, kurikulum
disesuaikan dengan potensi, kebutuhan dan minat anak, karena setiap anak memiliki potensi, bakat,
minat dan kecerdasan yang berbeda-beda. PAUD/ TK perlu menyediakan wadah untuk
mengembangkan potensi yang dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran atau luar
pembelajaran (ekstrakurikuler).
Beberapa kegiatan ekstrakulikuler RA Al Khoirot memiliki nuansa seni yang dapat dipilih oleh
anak-anak. Dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler yang ada di RA Al Khoirot semuanya memiliki
manfaat masing-masing yang dapat mendukung kemampuan perkembangan dan kecerdasan anak.
Berikut ini adalah beberapa bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki manfaat untuk
meningkatkan kemampuan dan kecerdasan anak paud yaitu:
Dalam kegiatan ekstrakurikuler menggambar atau melukis ini memiliki manfaat untuk
mengembangkan bakat anak terhadap media visual. Menggambar juga termasuk kegiatan yang
membantu mengembangkan daya imajinasi anak baik yang dilihat secara langsung maupun
dilihat dalam dunia khayalan anak. Dan pastinya dalam menggambar ataupun melukis anak akan
mewarnainya disitu anak akan mendapatkan latihan untuk mengembangkan kemampuan motorik
halusnya bukan hanya itu anak juga kan belajar tentang perbedaan warna. Disisi lain
menggambar dapat menjadi alat komunikasi juga mengekspresikan diri, jika dalam kemampuan
berbahasanya masih kurang.Dan Prakarya atau Ketrampilan Pada program ini juga memiliki
manfaat yang tak kalah menarik dalam mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak, melatih
anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak selain itu juga anak mendapatkan
pengetahuan sebuah proses perubahan yang terjadi dari bahan yang mentah menjadi sebuah
benda yang memiliki nilai seni. Dengan membuat sebuah karya anak juga mampu menuangkan
gagasan atau ide yang dimilikinya. Anak TK juga dapat dilatih untuk dapat meneglola benda-
benda yang sudah tidak layak/bisa dipakai menjadi benda yang dapat/bisa dipakai kembali.
2. Menari
3. Calistung (Membaca, Menulis dan Berhitung/ Mengenal Konsep Angka dan Huruf)
Dilema tentang membaca, menulis berhitung atau yang sering disebut dengan calistung
merupakan masalah klasik yang dirasakan orang tua hampir di semua daerah di Indonesia. Masih
banyak orangtua menginginkan anaknya begitu lulus Taman Kanak-kanak (TK) sudah bisa
“calistung” (membaca, menulis dan berhitung). Kenyataan bahwa sekolah dasar terutama sekolah
negeri masih banyak yang mengharuskan anak TK masuk SD harus sudah dapat calistung.
Disampaikan oleh pakar yang menyatakan bahwa calistung merupakan kemampuan dasar yang
harus dimiliki setiap anak sejak anak tersebut belum masuk ke jenjang pendidikan. Dari
membaca, anak bisa mengerti huruf, kata, dan kalimat. Dari menulis, anak bisa memiliki
kemampuan untuk menuangkan ide dan bahasa melalui tulisan. Sedangkan, dari berhitung, anak
bisa memahami konsep-konsep perhitungan dari setiap objek. Semakin cepat seorang anak bisa
menguasai calistung, semakin mudah pula untuk menjalani proses pendidikan selanjutnya.
Dengan begitu, anak tersebut bisa menjadi anak yang pandai. Sebab, ia bisa lebih mudah
memahami setiap pembahasan dan menyelesaikan setiap masalah dalam pembahasan tertentu.
Pembelajaran membaca, menulis, berhitung (calistung), dan bahkan sains kini tidak perlu
dianggap tabu bagi anak usia dini. Persoalan terpenting adalah merekonstruksi cara untuk
mempelajarinya sehingga anak-anak menganggap kegiatan belajar mereka tak ubahnya seperti
bermain dan bahkan memang berbentuk sebuah permainan. Hal ini perlu agar tercipta situasi
pembelajaran yang dapat memberi rasa aman, nyaman dan meningkatkan kesiapan anak dalam
belajar.
Seperti yang sudah dipaparkan diatas untuk itu para orangtua jangan takut untuk
memasukkan anaknya kedalam ekstrakurikuler yang disukai anak, berdasarkan bakat dan
minatnya si anak dan jangan terlalu untuk memaksakan kehendak anak.
4. Sholawat Al banjari
Ekstrakurikuler Al-Banjari adalah kegiatan ekstrakurikuler yang mengutamakan
pembelajaran dan pengembangan seni musik Islam, khususnya dalam genre musik tradisional
Banjari. Banjari adalah musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan, Indonesia, dan
sering digunakan sebagai pengiring dalam acara-acara keagamaan.
Dalam ekstrakurikuler Al-Banjari, siswa akan belajar berbagai instrumen musik yang
digunakan dalam musik Banjari, seperti rebana, gambus, gendang, seruling, dan lain-lain. Mereka
akan diajarkan teknik dasar memainkan instrumen tersebut, pola-pola ritme khas musik Banjari,
serta pengenalan melodi-melodi tradisional.
Selain itu, siswa juga akan diajarkan tentang pentingnya tajwid dalam membaca dan
melantunkan syair-syair religius yang biasanya digunakan dalam musik Banjari. Mereka akan
mempelajari makna dan pesan yang terkandung dalam syair-syair tersebut, serta belajar
menyampaikannya dengan penuh penghayatan dan kekhusyukan.
Kegiatan ekstrakurikuler Al-Banjari biasanya mencakup latihan rutin, baik secara
individu maupun kelompok, untuk memperbaiki keterampilan bermain instrumen dan
menyanyikan lagu-lagu religius. Selain itu, siswa juga akan diberikan kesempatan untuk tampil di
berbagai acara sekolah, seperti peringatan hari besar Islam, pentas seni, dan kegiatan keagamaan
lainnya.
(Melukis / mewarnai)
(Menari)
(Calistung)
(Sholawat Al Banjari)