Ppam 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 37

PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)

KESEHATAN BALITA PADA KRISIS KESEHATAN

DEDE GANTINI, SST, M.KEB


1
PENDAHULUAN
BALITA TERMASUK KELOMPOK RENTAN

Undang Undang No 39 Tahun 1999 tentang


HAM (Pasal 5) kelompok rentan :
1. Orang lanjut usia
2. Anak Anak
Undang Undang No 36 Tahun 2009 3. Fakir miskin
tentang kesehatan, pasal 142 4. Wanita hamil
kelompok rawan : 5. Penyandang cacat
1. Bayi dan Balita
2. Remaja Perempuan
3. Ibu hamil dan menyusui

Permenkes No 77 Tahun 2014 tentang Sistem


Undang Undang No 24 Tahun 2007 tentang Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan ,
Penanggulangan Bencana (Pasal 55) penduduk rentan :
kelompok rentan : 1. Bayi dan balita
1. Bayi, balita dan anak anak 2. Bumil dan Buteki
2. Ibu yang sedang mengandung dan 3. Cacat
menyusui 4. Lansia
3. Penyandang cacat
4. Orang lanjut usia
KRISIS KESEHATAN
Krisis Kesehatan adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam kesehatan individu atau
masyarakat yang disebabkan oleh bencana dan/atau berpotensi bencana.

PRA KRISIS KESEHATAN


Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan pada situasi tidak terjadi bencana atau situasi terdapat potensi
terjadinya bencana yang meliputi kegiatan perencanaan penanggulangan krisis kesehatan, pengurangan risiko krisis
kesehatan, pendidikan dan pelatihan, penetapan persyaratan standar teknis dan analisis penanggulangan krisis
kesehatan, kesiapsiagaan, dan mitigasi kesehatan.

SAAT KRISIS KESEHATAN


Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian akibat bencana
untuk menangani dampak kesehatan yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan dan pemulihan korban, prasarana serta
fasilitas pelayanan kesehatan
PASCA KRISIS KESEHATAN

Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera untuk memperbaiki, memulihkan,
dan/atau membangun kembali prasarana dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Penanggulangan bencana di bidang kesehatan dilakukan melalui pendekatan sub klaster.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) nomor 75 tahun 2019, terdapat 6 sub
klaster di bawah klaster kesehatan
PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM) KESEHATAN BALITA
PADA KRISIS KESEHATAN

TUJUAN :
Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan balita yang terkait dengan bencana
guna mencegah kematian, kesakitan, kekerasan dan kecacatan pada balita

SASARAN :
• Sektor kesehatan dan sektor terkait, termasuk : pengelola
program kesehatan, pengelola penanggulangan krisis
kesehatan, pengelola penanggulangan bencana dan tenaga
kesehatan
• Pemerintan daerah dan jajarannya
• Mitra dalam penanggulangan bencana / situasi konflik
• Relawan
2
SITUASI BALITA PADA SAAT BENCANA
SITUASI ANAK DI BERBAGAI KONDISI KRISIS KESEHATAN
JENIS DAMPAK PAJANAN EFEK PADA ANAK

DAMPAK LANGSUNG POLUSI UDARA Asma


Kanker Paru paru
MEKANISME KERENTANAN ANAK Penyakit respiratorik lainnya
TERHADAP PERUBAHAN IKLIM Kematian

BANJIR Tenggelam
Anak menghirup lebih banyak udara, Cedera
minum lebih banyak air, dan makan Trauma fisik dan mental
lebih banyak makanan Anak terlantar atau abuse

KEKERINGAN Gangguan mental


Perilaku tangan ke mulut anak anak Kematian bayi
hidup dan bermain dekat tanah
semakin meningkatkan paparan anak GELOMBANG PANAS Penyakit ginjal
Penyakit respiratorik
anak terhadap bahaya lingkungan Demam
Kelainan bawaan
Anak sering bermain diluar
ruangan, dan diharapkan hidup lebih KEKURANGAN AIR Penyakit respiratorik
Diare
lama daripada orang dewasa,
membuat mereka terpapar bahaya DAMPAK TAK LANGSUNG CADANGAN MAKANAN MENIPIS Malnutrisi
lingkungan yang baru berkembang Mortalitas
atau memburuk di masa depan
PENGUNGSIAN Gangguan pelayanan kesehatan
Gangguan proses pendidikan
3
TAHAPAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAN PENDEKATAN KLUSTER
SASARAN KOMPONEN KESEHATAN BALITA :
• Bayi (0-11 bulan)
• Anak Balita (12-59 bulan)

FOKUS PELAYANAN YANG DICAKUP KOMPONEN KESEHATAN


BALITA MELALUI PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
KESEHATAN BALITA PADA KRISIS KESEHATAN :
• Tatalaksana penyakit yang dilakukan dengan pendekatan MTBS
• Pemantauan tumbuh kembang
Tempat pelayanan disesuaikan dengan situasi setempat dan layak
untuk tempat pelayanan kesehatan balita
SUB KLASTER PERAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN BALITA
Sub Klaster pelayanan kesehatan Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan termasuk balita
Sub klaster pengendalian penyakit Melakukan pengendalian penyakit dan upaya kesehatan lingkungan, seperti
dan kesehatan lingkungan pemberian imunisasi, pemberian zinc sebagai profilaksis dsb
Sub klaster kesehatan jiwa Menyelenggarakan upaya penanggulangan masalah kesehatan jiwa dan
psikososial melalui Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) bagi
balita
Sub klaster pelayanan gizi Menyediakan buffer stok /PMT balita, PMT bumil, dan PMT Anak sekolah,
menyusun menu dan merencanakan kebutuhan bahan makanan dapur
umum, untuk kelompok rentan, menyelenggarakan dapur khusus bayi dan
anak balita darurat, melakukan konseling menyusui, MP ASI, melakukan
pengawasan donasi dan bantuan pangan lainnya
4
UPAYA PADA TAHAP PRA KRISIS
KESEHATAN
UPAYA PADA TAHAP PRA KRISIS KESEHATAN

1) Penetapan penanggung jawab (PJ) komponen kesehatan balita dan timnya


dalam tim kluster kesehatan (sub kluster kesehatan reproduksi)
2) Memastikan kesediaan data sekunder kesehatan balita
3) Advokasi dan sosialisasi pedoman pelaksanaan paket pelayanan awal
minimum (PPAM) kesehatan balita pada krisis kesehatan
4) Peningkatan kapasitas pelayana kesehatan balita dalam menghadapi risiko
bencana
5) Penyiapan logistic kesehatan balita
6) Sosialisasi kesiapsiagaan bencana pada masyarakat
Penetapan penanggung jawab (PJ) komponen kesehatan balita
01 dan timnya dalam tim kluster kesehatan (sub kluster kesehatan
reproduksi)
1) Penetapan PJ komponen balita dengan surat penugasan dari Kepala Dinas
Kesehatan atau Kepala Daerah setempat
2) PJ komponen kesehatan balita , yang berada dibawah koordinasi klaster
kesehatan (sub kalster kesehatan reproduksi), adalah penanggungjawab
program kesehatan balita, di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten / kota
3) Koordinasi di tingkat pusat : PJ komponen balita berkoordinasi dan
berkolaborasi dengan subklaster lainnya
4) Koordinasi di tingkat daerah : pemantapan koordinasi di lingkungan Pemda,
melakukan koordinasi dengan sub klaster terkait untuk memetakan lembaga
dan organisasi yang berpotensi memberikan dukungan/pelayanan untuk balita
pada situasi krisis kesehatan dengan jenis dukungan /pelayanan masing masing
02 Memastikan Ketersediaan Data Sekunder Kesehatan Balita

1. Dapat dijadikan acuan


penyelenggaraan pelayanan
kesehatan balita pada saat
bencana
2. Estimasi kebutuhan populasi
balita terdampak
3. Pemanfaatan aplikasi /system
informasi/data yang sudah
tersedia
03 Advokasi dan sosialisasi pedoman pelaksanaan paket pelayanan
awal minimum (PPAM) kesehatan balita pada krisis kesehatan

• Advokasi dan sosialisasi


penyelenggaraan PPAM kesehatan
balita pada penentu kebijakan,
pengelola program dan pemangku
kepentingan terkait, baik di sector
kesehatan maupun di lintas sector
tentang pentingnya dukungan dalam
persiapan dan pelaksanaan
pelayanan kesehatan balita yang
terintegrasi pada krisis kesehatan
Peningkatan kapasitas pelayana kesehatan balita dalam
04 menghadapi risiko bencana

1. Peningkatan kapasitas dilakukan untuk


memastikan terlaksananya pelayanan
kesehatan balita sesuai dengan standar pada
saat bencana
2. Kegiatan meliputi pelatihan/orientasi
pelayanan kesehatan balita (MTBS, SDIDTK) ,
kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll.
Kegiatan peningkatan kapasitas dapat juga
dilakukan melalui simulasi dan latihan
gabungan
3. Peserta dan frekuensi disesuaikan dengan
situasi dan kebutuhan setempat
05 Penyiapan logistic kesehatan balita

1. PJ komponen balita wajib memastikan


agar setiap daerah terpapar informasi
tentang standar logistic yang perlu
dimiliki sebelum terjadi bencana
2. Bila ada kekurangan jumlahnya, perlu
ada rencana pemenuhan kebutuhan
saat terjadi bencana. Penyediaan
logistic dapat dilakukan secara
mandiri/swadaya atau mengikuti
system yang sudah tersedia sesuai
dengan mekanisme yang telah diatur
dalam pedoman yang berlaku di
masing-masing sub kluster kesehatan.
06 Sosialisasi kesiapsiagaan bencana pada
masyarakat
1) Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan
keterampilan masyarakat tentang kesiapsiagaan
terhadap bencana dan dampaknya, termasuk
tindakan yang perlu dilakukan di tingkat keluarga
dan perorangan bila terjadi bencana
2) Melalui pertemuan desa siaga, posyandu, kelas
ibu hamil, dan kelas ibu balita serta pertemuan
lainnya di tingkat kecamatan/desa
3) Koordinasi dengan bidang krisis kesehatan,
promosi kesehatan dan pihak terkait lainnya
dengan menggunakan materi yang disepakati
bersama.
5
UPAYA PADA TANGGAP DARURAT
KRISIS KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN BALITA DI
LOKASI BENCANA
MENCEGAH DAN MENANGANI KEKERASAN SEKSUAL

1. Memastikan keamanan balita dalam menggunakan layanan kesehatan


dan mencegah terjadinya kekerasan seksual, dengan
pengaturan/manajemen tenda atau penampungan sementara yang
aman
2. Dalam koordinasi sub kluster kesehatan reproduksi

MENCEGAH PENULARAN HIV PADA BAYI DAN BALITA

1. Memastikan pemeriksaan dini pada bayi yang lahir dari ibu HIV postif
2. Memastikan pemberian obat ARV pada balita yang terdaftar dalam
program PPIA pada krisis kesehatan
MELAKSANAKAN PELAYANAN
KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL
MEMASTIKAN KETERSEDIAAN LOGISTIK
PERSONAL KIT
6
UPAYA PADA TAHAP PASCA KRISIS
7
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PRA KRISIS
PADA TANGGAP DARURAT
PASCA KRISIS
•TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai