Model Strategi Pembelajaran AUD ROSTIKAWATI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH:

Pengembangan kreativitas AUD


Judul Materi : MODEL PEMBELAJARAN DALAM PENGEMBANGAN
KREATIFITAS ANAK USIA DINI
Sebagai Salah Satu Tugas Kuliah
Dosen : Ai Dini Patmawati M. Pd

Disusun oleh: Rostikawati

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STTIT) AZ ZAHRA TASIKMALAYA Jl.


Karangnunggal Cibalong Tasikmalaya 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni,aga
ma, sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar
bersifat
dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelaj
aran,terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen
tujuan, komponen
materi, komponen strategi belajar mengajar, dan komponen evaluasi. Masing-
masing komponen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Dan komponen-
komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih
dan menentukan model-
model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau
teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model
model pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi
empat model pembelajaran. Model tersebut merupakan pola umum prilaku pem
belajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.

II. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud model pembelajan AUD ?
2. Apa pembelajaran kreatifitas Anak Usia Dini?
3. Apa model pembelajaran kooperatif ?
4. Apa model pembelajaran kontruktivisme ?
5. Apa model pembelajaran portofolio ?
6. Apa model pembelajaran Quantum ?

III. Tujuan penulisan adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud model pembelaran AUD
2. Untuk mengetahui apamodel pembelajaran kreatifitas AUD
3. Untuk mengetahui apa model pembelajaran kooperatif
4. Untuk mengetahui apa model pembelajaran kontruktivisme
5. Untuk mengetahui apa model pembelajaran portofolio
6. Untuk mengetahui apa model pembelajaran Quantum

BAB II

A. Pengertan Model Pembelajaran


B. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di
gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, flm,
computer, kurikulum dan lain-lain. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa
setap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalammendesain
pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.Adapun Soekamto, dkk
mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah “kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistemats dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi paraperancang
pembelajaran dan parapengajar dalam merencanakan aktvitas belajar
mengajar”.
C. Dengan demikian, aktvitas pembelajaran benar-benar merupakan
kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.Istilah model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
D. strarategi, metode, atau prosedur.
E. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tdak dimiliki
strategi, metode atau prosedur
F. Ciri ciri tersebut ialah:
1. Rasional teorits logis yang di susun oleh para pencipta atau pengemba
ngnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar tujuan
pembelajaran yang akan di capai
3. Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut
dapat di laksanakan dengan berhasil;
4. Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaraan itu da
pat tercapai.
Menurut Khabibah, bahwa untuk melihat tngkat kelayakan suatu
model pembelajaran untuk aspek validitas di butuhkan ahli dan praktsi
untuk memvalidasi model pembelajaran yang
di kembangkan.Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan evektvitas di
perlukan suatu peerangkat pembelajaaran untuk melaksanaakan model
pembelajaraan yang di kembangkan.
Aspek validasi di butuhkan ahli dan praktsi untuk memvalidasi model
pembelajaran yang di kembangkan.Sedangkan untuk aspek keprakitsan dan
evektvitas di perlukan suatu peerangkat pembelajaaran untuk melaksanaakan
model pembelajaraan yang di kembangkan. Sehingga untuk melihat dua aspek
itu perlu di kembangkan suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topic
tertentu yang sesuai dengan model pembelajaran yang di kembangkan. Selain
itu dikembangkan pula instrumen penelitan yang sesuai dengan tujuan yang di
inginkan.Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus di
pilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki
pertimbangan-pertimbangan Misalnya, materi pembelajaraan tingkat
perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, shingga
tujuan pembelajaran yang telah diterapkan dapat tercapai.Dengan demikian,
merupakan hal yang sangat pentng bagi para pengajar untuk mempelajari dan
menambah wawasan tentang model pembelajaran yang telah diketahui.
Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang
guru dan dosen akan merasakan adanya kemudahan didalam pelaksanaan
pembelajaran dikelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak kita capai
dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang di harapkan.

B. Macam-Macam Model Pembelajaran


1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
a. Konsep Dasar Pembelajaran Kontekstual Pembelajar konteksual
(contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang dapat
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa
melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan
menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi kehidupan sehari-
hari, yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan
budaya.Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang
memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah,
dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret terkait
dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktvitas siswa dalam
mencoba,melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian,
pembelajaran tdak sekedar dilihat dari sisiproduk, akan tetapi yang
terpentng adalah proses.Pada intnya penngembangan setap komponen
CTL tersebut dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar l
ebih bermkna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterangan baru
yang akan dimilikinya
2. .2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik
yang diajarkan.
3. Mangembangakan sifat ingin tahu ,siswa melalui memunculkan perta
nya-pertanyaan.
4. Menciptakan masyarakat belajar, sepert melalui kegiatan kelompok b
erdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya.
5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustr
asi, model, bahkanmedia yang sebenarnya.
6. Membiasakan anak untuk melakukan deteksi dari setap kegiatan pem
belajaran yang telah dilakukan.
7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang s
ebenarnya pada setiap siswa.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Konsep Dasar pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperattif (cooperatve learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaborasi yang anggotanya terdiri dari empat sampai
enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
3.model pembelaran kontruktivisme
Konstruktivisme dalam praktik pembelajaran di Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) adalah pendekatan yang berfokus pada pembelajaran yang
berpusat pada anak. Dalam pendekatan ini, anak dianggap sebagai subjek aktif
dalam proses pembelajaran dan memiliki peran aktif dalam membangun
pengetahuannya.
Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang
didasarkn pada pemahaman bahwa proses pembelajaran yang dilakukan siswa
merupakan proses konstruksi pengetahuan, pemahaman dan pengalaman
yang dilakukan oleh siswa. Dalam proses pembelajaran ini, guru dituntut untuk
menjadi fasilitator yang baik, yang mampu menggali potensi yang dimiliki oleh
siswa.

. Pengertian pembelajaran konstruktivisme


Bidell dan Fischer mengungkapkan bahwa konstruktivisme memiliki
karakteristik adanya perolehan pengetahuan sebagai produk dari kegiatan
organisasi sendiri oleh individu dalam lingkungan tertentu. Sedangkan
konstruktivisme menurut bruning merupakan perspektif psikologis dan filosofis
yang memandangbahwa masing-masing individu membentuk atau
membangun sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan pahami.20
Menurut Brooks konstruktivisme adalah suatu pendekatan dalam proses
belajar yang mengarahkan pada penemuan konsep yang lahir dari pandangan,
dan gambaran serta inisiatif siswa.
Pandangan konstruktivisme menurut Kukla adalah semua konsep yang didapat
oleh setiap organisme merupakan suatu hasil dari proses konstruksi.
Sedangkan Richarson menyatakan bahwa konstruktivisme merupakan sebuah
keadaan dimana individu menciptakan pemahaman mereka sendiri
berdasarkan pada apa yang mereka ketahui dan percayai, serta ide dan
fenomena dimana mereka berhubungan. Dari pendapat berbagai tokoh diatas
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konstruktivisme adalah suatu
pembelajaran dimana dalam memperoleh pengetahuan siswa akan
membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman dan fenomena-
fenomena yang mereka keahui. . Tokoh konstruktivisme dan pandangannya a.
Vygotsky Ide dasar yang menjadi kajian penting pemikiran Vygotsky adalah ide
bawa potensi untuk perkembangan kognitif dan pembelajaran berdasarkan
transisi di antara Zona of Proximal Development (ZDP). ZDP adalah area teoritis
mengenai pemahaman atau perkembangan kognitif yang dekat tapi berada di
luar level pemahaman pembelajaran saat ini. Artinya bahwa jika pembelajar
ingin membuat kemajuan, mereka harus dibantu untuk bisa berpindah dari
zona ini dan kemudian masuk pada level yang tinggi dan lebih baru. Dalam
perkembangan kognitifnya seorang individu harus keluar dari ZDP untuk
menuju level berikutnya dan seterusnya
Metode-metode pembelajara konstrutivisme Metode-metode yang
diterapkandalam pelaksanaan pembelajaran konstruktivisme tentunya
merupakan metode yang di dalamnya memuat atau merepresentasikan
karakteristik pembelajaran konstruktivis.29 Metode pembelajaran tersebut
antara lain: a. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) b. Contextual
Teaching And Learning (CTL
4.Model pembelajaran quantum
Pengertian Model Quantum Learning Model pembelajaran quantum learning
adalah suatu gaya atau rancangan pembelajaran yang menyenangkan bagi
semua anak. Karena model pembelajaran ini didesain dengan menggunakan
berbagai metode dan ideologi belajar yang dapat diterapkanoleh semua
tingkatan usia. Mulai dari PAUD yang paling dasar hingga tingkat Perguruan
Tinggi. Oleh sebab itu, model pembelajaran quantum learning ini dapat
diterapkan di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari yang paling dasar sampai
dengan yang paling atas. Model quantum learning ini digunakan oleh guru
sebagai bahan ajar yang inovatif serta kreatif dalam proses penggunaannya
(Deporter & Hernacki, 2016, hlm. 15). Quantum Learning adalah suatu teknik
yang digunakan anak-anak dalam kegiatan belajarnya yang dicetuskan oleh
Potter. Dengan adanya quantum learning anak-anak dibawa kedalam suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan lebih nyaman. Dengan demikian secara
tidak langsung anak-anak akan merasa lebih leluasa dan bebas dan kegiatan
belajar tanpa merasa ada paksaan atau beban terhadap dirinya. Menurut
penulis model pembelajaran quantum learning adalah suatu desain model
pembelajaran yang baru, yang dirangcang sesuai dengan kebutuhan para anak-
anak dengan cara membuat suasana pembelajaran menjadi lebih nyaman dan
menyenangkan, sehingga menarik minat anak untuk belajar. Alasan Lahirnya
Model Quantum Learning Quantum learning lahir dari usaha yang dilakukan
oleh Dr. Georgi Lazanov, seorang guru berkebangsaan Bulgaria yang
melakukan percobaan terhadap pendapat yang mengatakan tentang
“suggestology” atau “Suggestopedia”. Prinsip dari pendapat tentang sugesti
tersebut menjelaskan bahwa sugesti mampu serta bisa mempengaruhi hasil
suasana belajar, dan keseluruhan dari semua sesuatu memberikan sugesti
positif ataupun negatif. Adapun beberapa cara yang dilakukannya adalah
mengajak anak-anak untuk duduk dengan tenang dan nyaman sambil
mendengarkan musik latar yang diputarkan dalam kelas yang bertujuan untuk
membangkitkan partisipasi pribadi, pada saat diperlihatkan poster-poster yang
dijelaskan oleh para guru yang sudah terlatih dalam seni pengajaran sugestif
terkait informasi yang terkandung dalam berbagai poster tersebut. Adapun
padanan kata lain yang menyerupai dengan kata suggestologi adalah
“pemercepatan belajar” (accelerated learning). Pemercepatan belajar diartikan
sebagai “memungkinkan anak didik belajar dengan kecepatan yang luar biasa
dan dibarengi dengan rasa yang menggembirakan hatinya pada saat proses
belajar terjadi. Teknik tersebut dapat menyatukan unsur-unsur yang secara
sepintas terlihat tidak memiliki persamaan, hiburan, game, warna, cara berfikir
positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Akan tetapi seluruh unsur
tersebut bekerjasama guna memberikan pengalaman belajar yang efisien. Fitri
Penerapan Model Pembelajaran…Quantum learning meliputi bagian-bagian
penting dalam neurologistik (NLP), yakni suatu penelitian terkait bagaimana
otak mengatur informasi. Penelitian ini mengakaji tentang hubungan antara
bahasa dan perilaku bisa dipakai untuk menghasilkan hubungan pemahaman
antara pendidik dan peserta didik. Guru-guru yang mempunyai pemahaman
tentang NLP memahami bagaimana penggunaan bahasa yang tepat untuk
mengembangkan perilaku-perilaku positif, yang merupakan faktor penting
untuk menstimulasi fungsi otak yang paling efesien. Keseluruhan tersebut bisa
juga menghasilkan serta memperlihatkan gaya belajar terbaik dari setiap orang
dan menghasilkan “pegangan” pada saat mencapai keberhasilan dan
keyakinan. Jadi Bobbe de Porter dan Mike Henarki mengartikan bahwa model
pembelajaran quantum learning adalah sebuah falsafah dari interaksi-interaksi
yang mengubah tindakan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditentukan
dengan jalan yang menyenagkan. Tubuh kita secara fisik adalah materi.
Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin keberhasilan-
keberhasilan yang kita inginkan untuk kita nikmati didalam hidup kita kelak
(Deporter & Hernacki, . Quantum learning juga memadukan antara
suggestologi, cara belajar cepat, serta NLP dengan teori, keyakinan, dan
metode yang tepat. Adapun yang tergolong dalam konsepkonsep kunci dari
berbagai teori belajar antara lain adalah sebagai berikut: a. Teori otak kanan
dan otak kiri b. Teori otak tri in one (3 in 1) c. Pilihan modalitas (visual, auditori,
dan kinestetik) d. Pendidikan menyeluruh (holistik) e. Belajar dari pengalaman
f. Belajar dengan simbol (metaphoric learning) g. Rangsangan atau permainan
Adapun yang menjadi maksud dari delapan aspek kunci dalam quantum
learning tersebut adalah untuk mengkolaborasikan antara aktivitas bermain
dan bekerja secara setara dengan kecepatan yang luarbiasa dan diimbangi
dengan kegiatan yang menyenangkan serta bersifat efisien yang dapat
diterapkan oleh semua usia. Penggunaan model pembelajaran quantum
learning diharapkan dapat memperbaiki keadaan pembelajaran yang
menakutkan agar menjadi lebih menyenangkan dengan demikian peserta didik
lebih mudah mencapai kemampuan yang diinginkan. Pembelajaran Fitri
Penerapan Model Pembelajaran…
quantum learning menciptakan suasana kelas yang lebih hidup yang membuat
para anak didik cenderung lebih aktif, yakni tidak hanya sebatas pengamat
yang pasif (Widyaningsih & Yusuf, 2015, hlm. 682). Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam quantum learning, yaitu: setiap peserta didik
diperkenalkan dengan “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Dalam teori
pembelajaran quantum learning dijelaskan bahwa otak manusia mempunyai
potensi yang sama seperti milik Albert Einstein. Hal lain yang dijelaskan dalam
quantum learning adalah terkait bukti fisik dan ilmiah yang mencerminkan
tentang cara otak bekerja. Berdasarkan hasil penlitain global learning
mengenalkan bahwa jalan belajar itu menyerupai cara bekerjanya otak anak
yang berusia 6-7 tahun seperti spons yang menyerap semua fakta, sifat-sifat
fisik, dan kerumitan bahasa yang sulit dimengerti, dengan teknik yang
membahagiakan (menyenangkan) dan bebas stres atau tanpa tekanan dan
paksaan. Bagaimana faktor feedback dan stimulus dari lingkungan telah
memberikan keadaan yang sempurna untuk belajar apapun. Dari pemaparan
tersebut terlihat bahwa gagal dalam belajar bukan berarti sebuah halangan,
akan tetapi keyakinan untuk terus berusaha bangkit adalah poin paling penting
untuk mencapai suatu keberhasilan, jadikan kegagalan sebagai motivasi serta
pendorong untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pada saat sudah
mencapai keberhasilan, maka berilah reward atas keberhasilan tersebut, atau
berikan penghargaan atas prestasi diri dengan cara membahagiakan diri.
Prinsip dan Implementasi Quantum Learning Quantum learning memiliki
prinsip yaitu semuanya berbicara, semuanya bertujuan, pengalaman sebelum
pemberian nama, mengakui setiap usaha, jika layak dipelajari maka layak pula
dirayakan (Astuti, 2017, hlm. 126) mengajak anak-anak agar memasuki dunia
guru dan para guru dapat berperan dalam dunia anak-anak. Prinsip ini
meminta agar pendidik mampu masuk kedalam dunia anak-anak sebagai
langkah awal. Memasuki terlebih dahulu dunia anak-anak bermakna akan
memberi izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan anak-
anak menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Dengan
melibatkan apa yang diajarkan oleh guru dengan sebuah peristiwa, pikiran atau
perasaan yang didapatkan dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni,
rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, dengan mudah
dunia anak-anak dibawa ke dunia pendidik (Fathurrohman, 2017, hlm. 187).
Fitri Penerapan Model Pembelajaran…
2.Pendidik juga bisa menggunakan berbagai pengalaman dari anak-anak
sebagai titik tolaknya. Berdasarkan teknik tersebut akan mempermudah
pendidikan dalam meberikan pembelajaran kepada para anak-anak baik dalam
bentuk memimpin, mendampingi, serta mempermudah anak-anak mencapai
pengetahuan yang lebih luas (Sugiyanto, 2010, hlm. 79). Memperhatikan pada
prinsip yang telah dijelaskan, maka pembelajaran quantum dapat
diimplementasikan melalui beberapa langkah (Choiro & Shodiqoh, 2018, hlm.
8). Pertama adalah dengan memberikan pemahaman akan relasi diri peserta
didik dengan berbagai hal yang akan dihadapinya, yakni melalui penanaman
“AMBAK” atau “Apa Manfaatnya Bagiku”. Kedua melalui penataan lingkungan
belajar yang baik agar kondusivitas pembelajaran dapat terjaga. Ketiga melalui
pemupukan sikap mandiri dan kepercayaan diri agar semangat belajar para
peserta didik tetap terjaga. Keempat melalui penyediaan proses pembelajaran
yang memberikan pilihan gaya belajar bagi peserta didik, yakni adanya proses
pembelajaran yang mengakomodasikan gaya belajar audio, visual maupun
kinestetik. Kelima, yakni dengan membiasakan peserta didik untuk mencatat
dan membaca atau dalam kata lain pembiasaan aktivitas literasi. Keenam yaitu
melatih daya kreatif pada peserta didik, yakni dengan membiasakan peserta
didik untuk terbiasa memunculkan ide-ide kreatif melalui bimbingan guru.
Ketujuh adalah dengan melatih kemampuan ingatan peserta didik,
kemampuan ingatan yang dimaksud yaitu kemampuan untuk mengingat
dengan baik yang dilatih melalui proses menghafal yang kreatif. Ketujuh
langkah yang penulis infersikan di atas dapat sepenuhnya dijadikan sebagai
haluan untuk mendesain proses pembelajaran bagi para guru. Dalam ranah
PAUD di sekolah, kunci dari proses mendesain ini ada pada perencanaan
kegiatan pembelaaran atau disebut dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Penyusunan
RPP di PAUD sebagaimana dikatakan oleh Munawwaroh adalah terkait dengan
proses merencanakan kegiatan bermain secra operasional untuk menyokong
proses pembelajaran bagi para peserta didik (Munawaroh, 2020, hlm. 165).
Ketujuh langkah dalam implementasi pembelajaran quantum learning tersebut
sangat mungkin dilakukan dalam ranah PAUD tergantung bagaimana
kompetensi guru dalam memahami pembelajaran quantum learning dan
langkah implementatifnya. Oleh karena itu, maka dapat dikatakan bahwa guru
yang mampu menanamkan AMBAK, melatih sikap positif dan Fitri Penerapan
Model Pembelajaran. melatih kebiasaan edukatif dan kreatif akan membuat
peserta didik belajar dalam bingkai pembelajaran quantum learning. Manfaat
Quantum Learning Quantum learning juga memberikan manfaat bagi anak-
anak, adapun manfaatnya yaitu membuahkan kesadaran akan pentingnya
belajar, sebab dalam pembelajaran tersebut dikemas dalam situasi yang
menggembirakan dan juga menyenangkan. Pada setiap diri anak akan
ditanamkan kekuatan seperti motivasi untuk melakukan sesuatu karena
datangnya kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku) (Sari, 2013, hlm. 29).
Menurut Bobi De Porter dalam bukunya menjelaskan tentang manfaat
quantum learning yaitu menjadikan peserta didik bersikap positif, termotivasi,
menemukan cara yang tepat untuk belajar, menciptakan lingkugan belajar
yang holistik, membuat peserta didik mampu membaca dengan cepat,
menimbulkan kepercayaan diri para peserta didik, serta hasil belajarnya akan
meningkat.

Penutup
Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didalam suatu
proses pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan dan tanpa
ada unsur memberatkan anak-anak. Proses pembelajaran yang berada di PAUD
membutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat, yang bisa diterapkan
dilembaga pendidikan anak usia dini yang sesuai dengan karakteristik serta
kebutuhan mereka. Anak usia dini sangat identik dengan bermain, maka oleh
karena itu metode yang tepat untuk mereka adalah belajar sambil bermain.
Salah satu desain model pembelajaran yang mengandung unsur tersebut
adalah model pembelajaran quantum learning. Model pembelajaran quantum
learning ini didesain sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan dapat
diterapkan diberbagai umur serta lembaga pendidikan. Model quantum
learning dipercaya dapat meningkatkan motivasi atau minat belajar anak,
kerena proses pembelajaran yang diterapkan didalam model quantum learning
tidak bersifat memaksa akan tetapi lebih kepada membuat siswa atau anak-
anak nyaman dengan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian
maka akan mempermudah guru maupun anak-anak dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Hal tersebut akan terjadi Fitri Penerapan
Model Pembelajaran… ketika guru mampu mengaplikasikan langkah-langkah
pembelajaran quatum learning dalam proses pembelajaran yang didesain dan
dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai