Askep Nur Afni Abustam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.S DENGAN GASTRITIS DI RUANG BEDAH


RSUD KOTA MAKASAR MAKASSAR

Di Susun Oleh :
Nama : Syahdianti
Nim : 14220220055

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

(……………………………) (……………………………)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
LAPORAN PENDAHULUAN SOAP TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA
GASTRITIS DI RUANG INTERNA
“PADA NY.sy. S DI RUANG INTERNA”

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian
Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan lokal.
Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superfisial akut dan gastritis atropik kronis
(Hardi, & Huda, 2015). Gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa lambung.
Peradangan ini dapat menyebabkan pembengkakan lambung sampai terlepasnya epitel mukosa
superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan
epitel dapat merangsang timbulnya inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2011).
B. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus, atau parasit lainnya juga
dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis akut adalah meminum alkohol secara
berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain.
Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen (Dewit
dkk, 2016). Menurut (Gomez, 2012) penyebab gastritis adalah sebagai berikut :
a. infeksi bakteri
b. sering menggunakan Pereda nyeri
c. stress
d. autoimun
C. Manifestasi Klinis
a. Gambaran klinis gastritis akut aliputi:
1. Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi
2. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan
anoraksia, disertai muntah dan cegukan.
3. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik
4. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan,
tetapi malah mencapai usus.
5. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin akan hilang
selama 2 sampai 3 hari (Smeltzer & Bare, 2002).
b. Gambaran klinis gastritis kronis meliputi:
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala
defisiensi vitamin B12. Pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia (nafsu makan
menurun), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah
(Smeltzer & Bare, 2002).
D. Penata laksanaan gastritis
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan
sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, anjurkan diet mengandung
gizi. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka
penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau
alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab (Hardi & Huda,
2015)
1) Antikoagulaan: bila ada pendarahan pada lambung
2) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrilit diberikan intravena untuk
mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang
tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
3) Histonin: dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambungdan kemudian
menurunkan iritasi lambung
4) Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara menyelaputinya,
untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang menyebabkan iritasi (IAI, 2010).
E. Pengkajian\
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian adalah proses
pengumpulan semua data secara sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan
pasien saat ini. Pengkajian dilakukan secara komprehensip terkait dengan aspek biologis,
psikologis, sosial dan spiritual (Kozier dkk, 2010).
F. SOP TINDAKAN
a. Pengertiian
Teknik Relaksasi benson adalah teknik pernapasan dalam yang melibatkan
keyakinan seseorang dengan kata-kata/frase religi yang diyakini dapat menurunkan beban
yang dirasakan atau dapat meningkatkan kesehatan.
b. Tujuan
Menurunkan atau mengurangi nyeri ,mengendalikan ketegangan otot , dan juga
mengendalikan pernapasan
c. Indikasi
Selama 10 – 15 menit, 1-2 x sehari, sebaiknya sebelum makan
d. Persiapan klien
1. Identifikasi tingkat nyeri klien
2. Kaji kesiapan klien dan perasaan klien
3. Berikan penjelasan tentang terapi Benson
4. Minta klien mempersiapkan kata-kata yang diyakini
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman di sekitar klien
e. Persiapan alat
1. Pengukur waktu
2. Catatan observasi klien
3. Pena dan buku Catatan Kecil
f. Tahap oreantasi
1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
g. Tahap prosedur
1. Anjurkan klien mengambil posisi yang dirasakan paling nyaman, bisa berbaring atau
duduk
2. Pejamkan mata dengan pelan tidak perlu dipaksakan, sehingga tidak ada ketegangan
otot sekitar mata.
3. Kendorkan otot-otot serileks mungkin, mulai dari kaki, Tangan dan lengan diulurkan
kemudian lemaskan dan biarkan terkulai wajar. Usahakan agar tetap rileks.
4. Mulai dengan bernapas yang lambat dan wajar, serta mengucapkan dalam hati kata-kata
yang sudah dipilih pada saat menarik napas dan diulang saat mengeluarkan napas.
Lemaskan seluruh tubuh disertai dengan sikap pasrah.
5. Ulang terus point 4 selama 10-15 menit
h. Termnasi
1. Observasi skala nyeri setelah inervensi
2. Ucapkan salam
i. Dokumentasi
1. Catat hasil observasi di dalam catatan perkembangan klien
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN DASAR
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa yang mengkaji : Nur Afni Abustam NIM : 14220220091

No. RM :431158
Tanggal :08-05-2023
Tempat : Kolibri (Interna)

I. DATA UMUM

1. Identitas Klien

Nama : Ny. A

Tempat/Tanggal lahir : Makassar, 26,08,1986 Jenis kelamin : Prempuan


Status perkawinan : Menikah Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA Suku : Bugis Makassar


Pekerjaan : IRT Umur : 36 Tahun

Alamat : Manurugi 2, Lorong 3 no.9


Tanggal masuk RS : 12 mei 2023 Ruangan : Kolibri 17 B
Golongan darah : O Sumber info : Keluarga pasien

2. Penanggung Jawab / pengantar


Nama : TN.S
Pendidikan terakhir : SMA Suku : Bugis Makassar
Hubungan dengan Klien : Suami Pekerjaan : Buru Harian
Umur : 42 Tahun
Alamat : manurigi 2 lorong 3 no.9

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1. Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri perut (+) sejak 3 hari yang lalu, tembus
belakang memberat hari ini awal mula munta sejak 3 hari yang lalu terakhir kemarin BAB biasa
BAK lancar
2. Alasan maus RS : Pasien mengalami mual muntah 2x sehari sejak 3 hari yang lalu
3. Riwayat Penyakit
Provocative/Palliative : Nyeri perut

Quality : Pasien mengatakan nyeri keterusan di sertai mual muntah


Region : Dirasakan dibagian perut atas menjalar kesamping dan kebelakang
Severity : Skala nyeri 8 (nyeri sedang)
Timing : Nyeri dirasakan sejak 3 hari yang lalu, nyeri hilang timbul

4.Data Medik
A. Dikirim oleh : UGD Dokter Praktek
B. Diagnosa Medik
1. Saat masuk : Abdomen
pain

2. Saat pengkajian : gastritis

III. RIWAYAT KESEHATAN MASALALU


1. Penyakit yang pernah dialami
Saat kecil / kanak-kanak : Tidak ada
Penyebab : Tidak ada
Riwayat perawatan : Pasien mengatakan tahun lalu pernah dirawat di RS karena
penyakit gastritis
Riwayat operasi : Tidak ada
Riwayat pengobatan : Tidak ada.
Riwayat alergi : Tidak ada
Riwayat immunisasi : Pasien mengatakan imunasi lengkap.
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Simbol genogram :

: Laki-laki : Cerai : diadopsi : kembar


: Perempuan : Berpisah non identik
X : Meninggal dunia-----------tidak kawin,
: kembar identik : abortus
: Klien hidup bersama

: lahir mati

63 54 51 50 97

36 37
7

 Generasi pertama Kelurga tidak memiliki riwayat penyakit Asma, Jantung dan
Hipertensi
 Generasi Kedua tidak memiliki riwayat penyakit turunan.
 Generasi ketiga pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung dan asma.
V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola koping : Keluarga pasien membantu pasien menghadapi
masalahnya dengan humor atau bercanda kepada pasien agar pasien tidak terlalu
memikirkan penyakitnya
2. Harapan klien thd keadaan peny.-nya: Pasien memiliki harapan untuk segera pulih

3. Faktor stressor : Tidak terdapat stressor pada pasien

4. Konsep diri : Terdapat perubahan konsep diri pada pasien dari


yang masih bias berjalan sekarang pasien hanya bias berbaring dan duduk di tempat tidur.
5. Pengetahuan klien ttg penyakitnya : Pasien sangat paham terhadap kondisinya ketika di
kaji oleh perawat
6. Adaptasi : Adaptasi pasien baik

7. Hubungan dengan anggota keluarga : Hubungan pasien dengan anggota keluarga Baik

8. Hubungan dengan masyarakat : Hubungan dengan masyarakat Baik

9. Perhatian thd org lain & lawan bicara: Perhatian dengan orang lain dan lawan bicara Baik

10. Aktifitas sosial : Tidak ada

11. Bahasa yang sering digunakan : Bahasa Indonesia

12. Keadaan lingkungan : Keadaan lingkungan pasien bersih dan terjaga

13. Kegiatan keagamaan / pola ibadah : Pasien tetap melaksanakann ibadah sholat dan
mengaji
14. Keyakinan tentang kesehatan : Pasien memiliki keyakinan akan pulih dari
keadaanya

VI. KEBUTUHAN DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


a. Makan
Sebelum MRS : Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk Rumah Sakit
pasien tidak perna mengonsumsi beras (nasi)

Setelah MRS : Setelah masuk Rumah Sakit frekuensi makanan masi


tetap tidak bisa makan nasi
b. Minum
Sebelum MRS : Sebelum masuk Rumah Sakit paisen kurang minum
Setelah MRS : Setelah masuk Rumah Sakit volume minum pasien
membaik
c. Tidur
Sebelum MRS : Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengalami susah
tidur
Setelah MRS : Setelah masuk Rumah Sakit Pola tidur pasien teratur dan
membaik.

d. Eliminasi fekal/BAB
Sebelum MRS : Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengalami BAB
biasa
Setelah MRS : Setelah masuk Rumah Sakit BAB berkurang
e. Eliminasi urine/BAK
Sebelum MRS : Sebelum masuk Rumah Sakit pasien buang air lancar
Setelah MRS : Setelah masuk Rumah Sakit pasien buang air kecil
kutang lancar
f. Aktifitas dan latihan
Sebelum MRS : Aktifitas pasien sebelum masuk Rumah Sakit lebih
banyak beribadah.
Setelah MRS : Aktifitas pasien selama di Rumah Sakit dengan istirahat
berbaring dan duduk di tempat tidur

g. Personal hygiene
Sebelum MRS : Kebersihan pasien sebelum masuk rumah sakit
tetap terjaga

Setelah MRS : Kebersihan pasien setelah masuk Rumah Sakit setiap


pagi dan sore di bersihkan dengan menggunakan tissue basah dengan krapian mengganti
baju setiap selesai di bersihkan dan memotong kuku dengan di bantu keluarga pasien

VII. PEMERIKSAAN FISIK


Hari Kamis, tanggal 13 Mei 2023, jam 08:00 WITA
1. Keadaan umum
Kehilangan BB : Pasien mengalami kekurangan berat badan yang tidak
di rencanakan 3 hari terakhir dengan TB : 162 cm, BB : 54 kg.
Kelemahan : Pasien mengalami nyri perut
Perubahan mood : mood berubah setiap merasakan nyeri
Vital sign : TD : 100/70 mmHg
N : 80x/menit S
: 35,60C
P : 20 x/menit
Tingkat kesadaran : GCS 15, Composmetis (Kesadaran Normal)
Ciri-ciri tubuh : Badan ideal, rambut hitam, kulit sawo

2. Head to toe
o Kulit/integumen : Pucat dan akral dingin, tidak ada lesi
o Kepala & rambut :
- Inspeksi : ada lesi, simestris, wajah tidak ada gangguan, persebaran
rambut merata.
- Palpasi : Tidak ada krepitasi
o Kuku : CRT >2 detik
o Mata/penglihatan :
- Inspeksi : Ketajaman visual normal, pupil isokor, sklera tidak ikterik, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
- Palpasi : Tidak terkaji

o Hidung/penghiduan :
- Inspeksi : Simetris, Tidak ada deformitas, tidak ada perdarahah, Tidak ada
nafas cuping di hidung, tidak terpasang nasal kanul.
- Palpasi : Tidak ada sinus
o Telinga/pendengaran :
- Inspeksi : Bentuk normal, bersih, tidak memakai alat pendengaran
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
o Mulut dan gigi :
- Inspeksi : Mukosa bibir kering, warna mukosa pucat
- Tidak ada pembesaran vena jugularis
o Leher :
- Inspeksi : Posisi trakea simetris, tidak ada nyeri telan, tidak ada deviasi
trakea
- Palpasi : Tidak ada pembesaran vena
o Dada :
1. Jantung
- Inspeksi : Simetrsis (Tidak ada barrel chest )
- Palpasi : Nadi teraba kuat dan teratur
- Palpasi : Tidak terkaji
- Auskultasi : S1 dan S2 normal, regular
2. Paru-Paru
- Inspeksi : Tidak ada otot bantu pernafasan
- Palpasi : Normal, tidak ada edema
- Perkusi : Sonor kanan kiri
- Suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan

o Abdomen :
- Inspeksi : Bentuk abdomen bengkak
- Palpasi : Nyeri pada ulu hati
- Perkusi : Timpani, tidak ada hepatomelagi
- Auskutasi : 8x/menit, terdengar denyutan arteri renalis arteri iliaka dan aorta
o Perineum & genitalia : Tidak terpasang kateter
o Extremitas atas & bawah :
1. Atas
- Inspeksi : simetris, tidak ada edema, terpasang infus pada tangan kiri.
2. Bawah
- Inspeksi: simetris, tidak ada edema, tidak ada varises
-Palpasi: arteri femoralis teraba, reflex patella +2
3. Pengkajian Data Fokus ( Pengkajian KDM yang terganggu )
Data Subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada perut dan nyeri berketerusan
Data Objektif : Pasien tampak lemah, pasien tampak meringis.
TD : 110/70 mmHg
N : 110 x/menit
S : 35,60C
P : 20 x/menit
4. Pemeriksaan diagnostik
Hari sabtu, tanggal 13 Mei 2023, jam 11.35 WITA
Pemeriksaan Radiologi Tanggal 14 Mei 2023

5. Penatalaksanaan Medis/Terapi :

1. Infus Cepotaxime 1 gr/IV

2. Injeksi Santagesik 1 Ampl/IV


3. Injeksi Santagesik 1 Amp/IV
4. Cairan 18 Tpm
Lampiran 2

PROSES KEPERAWATAN

ANALISA DATA

Nama : Ny. A No.RM : 431158


Umur : 36 Tahun 18 Bln 16 Hari Dx.Medis : Abdomen pain
Ruang Rawat : Kolibri 17 B Alamat : Manurukki II lr 3
no 9

TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


DS : Pasien Agen pencedera Nyeri Akut
24-12-2021/13.24 mengatakan nyeri Fisiologis
pada perut atas
tembus belakang
menjalar kebawah
dan samping
P : Pasien
mengatakan nyeri
berketerusan
BAB susah keluar
Q : Nyeri seperti
tertekan
R : dirasakan pada
Perut
S : Skala nyeri 8
T: Nyeri
dirasakan
sejak 3 hari yang lalu,
nyeri hilang timbul
DO : Pasien tampak
meringis, lemah dan
lesuh
TD 110/70mmHg
N : 85 x/mnt

PRIORITAS DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera Fisiologis
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang
tidak adekuat
3. Gangguan pola tidur berdasarkan nyeri, tidak nyaman
INTERVENSI

Nama : Ny. A No.RM : 431158


Umur : 36 Tahun 8 Bln 16 Hari Dx.Medis : abdomen pain
Ruang Rawat : Kolibri 17 B Alamat : Manurukki II LR 3
no 9

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVEN SI RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN

1 Hipertermi Setelah diberikan Manajemen Hipertermi


berhubunngan intervensi keperawatan 1. Monitor suhu tubuh 1. Untuk
mengetahui suhu
dengan proses diharapkan termogulasi 2. Sediakan
tubuh
penyakit membaik dengan kriteria lingkungan yang
2. Lingkungan
hasil : dingin
dingin
1. Kulit merah menurun 3. Longgarkan /
dapat
lepaskan pakain
2. Suhu tubuh membaik
4. Berikan cairan oral memperbaik
5. Anjurkan tirah termogulasi
baring
3. Pakaian yang
6. Berilkan kompres
hangat ketat dapat
7. Kolaborasi pe menghambat
mberian obat
sirkulasi
4. Untuk mencegah
dehidrasi
5. Untuk
mensuport
kondisi tubuh
6. Agar terjadi
vasodilatasi
7. Penggunaan
obat yg tepat
dpt menurunkan
demam
2 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Identifikasi
aktivitas intervensi gangguan 1. Untuk mengetahui pola
tidur
berhubungan keperawatan, fungsi tubuh
2. Untukmeminimalisir
dengan maka intoleransi yang
pengganggu tidur
kelemahan aktivitas mengakibatkan
3. Lingkungan nyaman dapat
ditandai dengan membaik dengan kelelahan
membantumemperbaiki
perasaan lelah kriteria hasil : 2. Monitor
kualitas tidur
dan merasa 1. perasaan lemah kelemahan fisik
4. Waktu tidur siang yang
lemah/lemas menurun dan emosional
lama akan berdampak
2. kekuatan tubuh 3. Monitor pola
tidur malam
bagian atas dan jam tidur
5. Posisi nyaman dapat
meningkat 4. Sediakan
membantu memperbaiki
3. keluhan lelah lingkungan
kualitas tidur
menurun nyaman dan
4. frekuensi rendah stimulus
napas membaik 5. Lakukan
latihan rentang
 gerak pasif
dan/aktif
6. Berikan
aktivitas
distraksi yang
menenangkan
7. Anjurkan tirah
baring
8. Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap

3 Risiko defisit Setelahdiberikan Manajemen


intervensi Nutrisi
nutrisi 1. Makanan yang disukai
keperawatan 1. Identifikasi
berhubungan dapat meningkatkan
diharapkan pola
makanan
dengan keengganan tidur membaik nafsu makan
yang disukai
untuk makan dengan kriteria 2. Untuk mengetahui
hasil : 2. Monitor asupan
makanan asupan makanan yang
1. Nafsu
Sajikan
makan masuk
membaik makanan yang
3. Untuk meningkatkan
2. Pola makan menarik selera
membaik
dengan suhu makan
3. Porsi
dihabiskan yang sesuai
nyeri(mis:
suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
5. Lakukan
penatalaksanaa
n pemberian

3. analgetik
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN (1)
NO. DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI

1. Risiko Gastritis 13/05/202 1. mengidentifikasi S : Suami klien


nutrisi berhubungan 3 makanan yang disukai mengatakan nafsu makan
dengan keengganan 09.04 Hasil : An. M suka istrinya kurang
untuk makan makanan yang dicampur
09.04 dengan kecap. O : Makanan tidak
dihabiskan
9. Memonitor hasil
10.14 makanan A : Risiko gastritis
hasil : anak makan 3x sehari
11.45 2 sendok P : Lanjutkan intervensi
1.Monitor asupan
3. Menyajikan makanan makanan
yang menarik dengan suhu 2. Sajikan makanan yang
yang sesuai menarik dengan suhu
Hasil : anak tetap tidak yang sesuai
mau makan

3. intoleransi 08.00 a. Mengidentifikasi S:


aktivitas kemampuan 1. Suami pasien
berhubungan dengan berpartisipasi mengatakan badan pasien
perasaan Lelah dan 09.35 dalam aktivitas terasa Lelah dan letih
lemah b. Memonitor respon 2. Suami klien
emosional, fisik, mengatakan aktivitas
10.12 sosial dan spiritual pasien dibantu
terhadap aktivitas sepenuhnya
c. Mengkoordinasikan 3. Suami klien
11.00 pemilihan aktivitas mengatakan badan klien
sesuai usia terasa pegal
( mengajarkan pada
12.23 ibu pasien O:
bagaimana cara 1. klien tampak
melempar, lemah/lemas
menangkap, dari 2. aktivitasnya
13.00 mengenggam suatu tampak dibantu
benda ) oleh suami
3. pasien hanya
tampak berbaring
ditempat tidur

13.25 A : Intoleransi aktivitas


masih tetap

P:
1. Monitor pola dan
jam tidur
2. Monitor kelelahan
fisik dan
emosional
3. Monitor tanda
vital
4. Terapi aktivitas
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ( 2 )
No. Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi

1. Risiko gastritis 15/05/2023 1. Memonitor S : suami klien mengatakan


nutrisi asupan makanan nafsu makan istrinya masih
berhubungan Hasil : anak makan kurang
dengan 10.00 3x sehari, porsi tidak
keengganan dihabiskan O : Makanan tidak
untuk makan dihabiskan
10.35 2. Menyajikan
makanan yang A : Risiko gastritis
menarik dengan
11.00 suhu yang sesuai P : Lanjutkan intervensi
Hasil : anak mulai 1. Monitor asupan makanan
makan sedikit 2. Sajikan makanan yang
menarik dengan suhu yang
sesuai

2. Intoleransi 15/05/2023 1. Memonitor respon S :


aktivitas emosional, fisik, 1. Suami klien
berhubungan 09.00 sosial, dan spiritual mengatakan istrinya
dengan perasaan terhadap aktivitas sudah mulai
Lelah dan lemah (pasien tidak ada bergerak sedikit
10.30 respon emosional, demi sedikit
fisik, sosial, maupun 2. Suami klien
spiritual dalam mengatakan istrinya
11.00 melakukan aktivitas sudah mulai
apapun) membaik

2. mengidentifikasi O:
12.00 kemampuan 1. Klien tampak sudah
berpartisipasi dalam mulai beraktivitas
aktivitas tertentu sedikit
(pasien tidak ada 2. Klien sudah mulai
13.10 semangat dalam duduk diatas tempat
melakukan aktivitas) tidur
3. S : 36°C
3.
mengkoordinasikan A : Intoleransi aktivitas
pemilihan aktivitas dapat diatasi
sesuai usia
P:
4. meningkatkan - Monitor pola jam
aktivitas fisik untuk tidur
memelihara berat - Monitor tanda
badan jika sesuai vital
- Terapi aktivitas
5. menjadwalkan
aktivitasdalamrutinit
as sehari-hari
REVIEW JURNAL

PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS

Judul Asli : Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Gastritis

Penulis : Yuly Abdi Zainurridha,Muhammad Abdul Azis

Di Publikasikan : SEPTEMBER 2020

Abstrak

Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami kekambuhan sehingga menyebabkan


pasien harus berulang kali untuk berobat. Metode: Metodemenggunakanpencarian database kesehatan
yang relevansepertiScopus, ScienceDirect, EBSCHO, Jurnal Ners danGoogleScholar. Penelusuran
artikel ini dari tahun 2016 sampai 2020 dan mendapatkan 10 artikel atau jurnal yang relevan.Hasil:
Berdasarkan literature review ini menjelaskan bahwa hubungan pengetahuan dengan perilaku
pencegahan gastritis tidak hanya dari pola makan yang tidak teratur tetapi penyebab lain adalah
mengkonsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan gaster. Diskusi:Faktor penyebab
terjadinya gastritis yang paling sering adalah gaya hidup. Upaya yang sangat baik untuk pencegahan
gastritis diantaranya adalah mengatur pola makan, mencegah minuman yang mengandung alkohol,
menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung yang berlebihan serta menghindari
stress.

A. LATAR BELAKANG
Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami kekambuhan sehingga
menyebabkan pasien harus berulang kali untuk berobat. Gastritis dapat terjadi tiba tiba (gastritis akut)
atau secara bertahap (gastritis kronis). Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak
lambung tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang
mengakibatkan nyeri ulu hati. Gastritis akut merupakan suatu peradangan permukaan mukosa
lambung (Dwi Meilani Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri, 2016).
Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013 penyakit gastritis banyak
dialami pada usia 20 tahun keatas, angka kejadian gastritispada beberapa daerah di Indonesia cukup
tinggi dengan pravelensi 274,396 kasusdari 238,452,952 jiwa penduduk. Berdasarkan data 10 besar
penyakit di UPT Kesmas(Akhir et al., 2018).
Promosi kesehatan salah satu pendekatan konseling yang baik dan penting yang digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku pencegahan gastritis. Oleh karena itu, tujuan literature
review ini untuk melihat peningkatan pengetahuan dan perilaku dalam pencegahan gastritis (Putri et
al., 2017).

B. METODE

Tulisan ini merupakan literature review dari artikel penelitian. Review ini menggunakan
metode promosi kesehatan yang diawali dengan pertanyaan penelitian “Bagaimana pengaruh
pemberian metode perilaku?”. Penelusuran artikel melalui database Scopus, Science Direct, EBSCO,
Jurnal Ners dan Google Scholar dengan kata kunci yang digunakan knowledge, behavior, dan
gastritis. Kriteria artikel yang digunakan yaitu dipublikasikan 5 tahun terakhir yaitu dari 2016 sampai
2020, jurnal mempunyai judul dan isi yang sesuai dengan tujuan penelitian, full text, dan keterkaitan
dengan keperawatan. Hal ini bertujuan untuk kemutakhiran hasil riset dan keterbaruan pengambilan
database.

C. HASIL
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi Scopus, Science Direct, Ebsco, Jurnal
Ners dan Google Scholar dengan database Scopus, untuk database Science Direct peneliti
menemukan 3.263 jurnal, untuk database Ebsco peneliti menemukan 1 jurnal, untuk database Sage
Journals peneliti menemukan 4 jurnal, untuk database Jurnal Ners peneliti menemukan 1 jurnal, dan
untuk database Google Scholar peneliti menemukan 973 jurnal. Jurnal penelitian tersebut kemudian
diskrining, sebanyak 789 jurnal dengan database Scopus, 3.910 jurnal dengan database Science
Direct, dan database Google Scholar 572 dieksklusi karena dengan alasan, Assesment 347 database
Scopus, 391 database Science Direct, 263 database Google Scholar, dikeluarkan lagi 20 artikel yang
sama dan 12 artikel yang dieksklusi sehingga didapatkan 10 artikel yang relevan.

Ulasan mengidentifikasi 10 artikel membahas tentang penyakit gastritis yang menyerang


semua orang. Dari 10 artikel ini, penelitian dengan metode Qualitative study oleh Dang et al., (2020),
mengungkapkan bahwa terapi CLR dan LVX lebih baik untuk penyakit peradangan lambung kronis.
Selanjutnya artikel A registry study protocol oleh Liu et al., (2019), menunjukkan risiko untuk
transformasi maligna CAG jika dilakukan. Hal ini juga dapat memberikan peringatan kepada dokter
dan pasien untuk strategi pencegahan transformasi maligna CAG. Artikel Experimental study oleh
Kawakubo et al., (2019), (Umasugi et al., 2020), (Sartiwi & Sari, 2019) dan (Putri et al., 2017),
mengidentifikasi perilaku pencegahan gastritis dan mencegah erosi lambung yang parah serta
menunjukkan peningkatan perilaku sesudah intervensi diberikan terkait pencegahan gastritis pada
semua orang. Artikel dengan desain crosssectional oleh (Novitayanti, 2020), dan (Dwi Wahyuni
Rumpiati Rista Eko Muji Lestariningsih, 2017), mengidentifikasi pengetahuan, dan perilaku
pencegahan gastritis pada semua orang, memberikan edukasi kesehatan kepada mereka. Selanjutnya
artikel dengan descriptive design oleh (Dwi Meilani Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri,
2016), dan (Mulat, 2016), mengidentifikasi pengetahuan pasien tentang pencegahan kekambuhan
penyakit gastritis. Salah satu jurnal berpendapat bahwa mengingat kasus gastritis yang meningkat,
maka dilakukan identifikasi penyebab peningkatan angka kejadian gastritis khususnya di Puskesmas
Tempeh, kemudian dijadikan langkah utama dalam pencegahan dan pengendalian yang akan
mengurangi derajat kesakitan penyakit gastritis pada semua orang, oleh karena itu penelitian tersebut
dilakukan untuk menilai situasi yang berkaitan dengan pengetahuan, perilaku dan pola hidup yang
baik dan sehat. Hasilnya dapat membantu masyarakat secara rutin. Menurut tabel diatas dapat
diketahui bahwa 10 jurnal tersebut sebagian besar menggunakan jenis desain penelitian qualitative
study, a registry study protocol, eksperimental design, cross-sectional, dan descriptive design. Dari
segi populasinya, mayoritas remaja dan dewasa yang mengalami kejadian gastritis baik pria maupun
wanita yang berusia 18 tahun keatas. Secara tehnik sampling diantaranya convenience sampling,
purposive sampling, consecutive sampling, simple random sampling, dan total sampling. Instrumen
lain yang sering digunakan yaitu dengan kuesioner pengetahuan dan perilaku pencegahan gastritis
dan pemeriksaan bakteriologi di laboratorium.

D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil studi literature review yang didapatkan dari 10 artikel ditemukan penyebab:
usia, jenis kelamin, infeksi, pekerjaan, gaya hidup.
Usia merupakan resiko bagi usia dini dan usia tua (Dwi Wahyuni Rumpiati Rista Eko Muji
Lestariningsih, 2017).
Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam berperilaku atau melakukan
tindakan. Jika individu mengetahui tentang gastritis, seperti hal- hal yang menyebabkan terjadinya
kekambuhan dan akibat dari gastritis, maka individu tersebut akan melakukan suatu tindakan untuk
menghindari hal tersebut. Pengetahuan bukan merupakan satu- satunya faktor determinan dalam
penentu bagaimana seseorang melakukan tindakan (Sartiwi & Sari, 2019).
Menurut penelitian Monica (2019), gaya hidup yang kurang baik, baik dilingkungan sekitar
maupun ditempat kerja, yang mana kurang memperhatikan pola makan sehari- hari dan bahkan sering
telat dalam waktu makan (Monica, 2019).
Menurut asumsi peneliti gaya hidup yang kurang baik akan berdampak buruk bagi tubuh,
gaya hidup seseorang baik maka akan baik pula kehidupan dan kesehatannya, sebaliknya gaya hidup
seseorang tidak sehat maka semakin meningkatkan resiko terjadinya gastritis. Gaya hidup tersebut
dapat mencakup aktivitas fisik, pola makan, merokok, obat-obatan, dan stres.
E. KESIMPULAN

Dari studi literature review yang dilakukan pada 10 jurnal dengan karakteristik yang berbeda
diperoleh hasil faktor-faktor penyebab gastritis. Faktor penyebab yang paling sering mengakibatkan
kejadian gastritis berdasarkan literature review ini adalah gaya hidup

F. REFERENSI
Akhir, L. T., Keluarga, A. K., & Ramadhan, K. Z. (2018). Ir-perpustakaan universitas
airlangga. 1–6.

Dang, N. Q. H., Ha., Nguyen, S. D. K., H., Pham, T. T. H., & Tran, V. H. (2020). CLR &
CVX for gastric. 22, 620– 624.06.007

Dwi Meilani Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri, R. (2016). Pencegahan


Gastritis. 34(1), 34–39.

Dwi Wahyuni Rumpiati Rista Eko Muji Lestariningsih, S. (2017). Hubungan Pola Makan
Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja. Global Health Science, 2(2), 149–154.

M. N., (2019). Journal of Histochemistry and Cytochemistry, 67(10), 759–770.


https://doi.org/10.1369/00221554198601 34

Laurensius Fua Uwa, Milwati, S., & Sulasmini. (2019). Hubungan Antara Stres Dan Pola
Makan Dengan Kejadian Gastritis Yang Terjadi Di Pukesmas Dinoyo. Nursing News, 4(1), 237–247.
Liu, Y., Wang, W., Li, Y., Liu, F., Zhang, L., Tang, T., Zang, M., Zhang, Y., & Ding, X.
(2019). Risk assessment models of integrative medicine indicators for malignant transformation of
chronic atrophic gastritis: A registry study protocol. Journal of Traditional Chinese
Medical Sciences, (3), 218–225. 06.001 Monica, T. (2019). Hubungan Antara Pengetahuan
Dan Tingkat Stres Terhadap Kambuh Ulang Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sungai
Penuh Tahun 2018. XIII(5), 176–184.
Mulat, T. M. (2016). Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit Gastritis
Di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
4(1), 30–37
Novitayanti, E. (2020). Identifikasi Kejadian Gastritis Pada Siswa Smu Muhammadyah 3
Masaran. INFOKES Journal, 10(1), 18–22. article/843
Putri, A., rezal, F., & Akifah, A. (2017). Efektifitas Media Audio Visual Dan Leaflet
Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Tentang Pencegahan Penyakit Gastritis
Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Hidayatullah Putri Dan Ummusshabri Kota Kendari Tahun
2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Unsyiah, 184073.
Sartiwi, W., & Sari, I. komala. (2019). Pengaruh Edukasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan
Tentang Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi Sri.
Jurnal Abdimas Saintika, 1(1), 73–78.
Umasugi, M. T., Soulissa, F. F., Susanti, I., & Latuperissa, G. R. (2020). Original Article. 15(2).

Anda mungkin juga menyukai