Makalah SIA Kelompok 2
Makalah SIA Kelompok 2
Makalah SIA Kelompok 2
Kami bersyukur kepada Ibu DR. GUSMIARNI, SE., M.Ak. karena telah
mempercayai kami untuk membuat makalah ini. Dan kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang selalu setia dalam membantu dalam mengumpulkan
data-data dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa materi makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna, baik dalam penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca, guna
menjadi acuan agar kami sebagai penyusun makalah bisa menjadi lebih baik lagi dimasa
mendatang.
Semoga makalah yang kelompok 2 telah buat ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.................................................................................................................................4
A. SISTEM KOMPUTERISASI AKUNTANSI & SISTEM PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK...........4
B. SISTEM PENGENDALIAN INTERN........................................................................................10
C. SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB PADA SPI.................................................................13
D. PENENDALIAN INFORMASI BERBASIS KOMPUTER.............................................................14
BAB III...................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................16
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................16
B. SARAN............................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem akuntansi merupakan salah satu alat bantu manajemen dalam rangka
pengendalian aktivitas perusahaan untuk menghasilkan informasi yang baik bagi perusahaan.
Maka diharapkan dapat membantu pihak manajemen dapat mengatasi hambatan dan masalah
yang timbul untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Electronic Data Prosessing (EDP) atau komputer merupakan suatu contoh hasil dari kemajuan
teknologi. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan modern.
Akuntansi juga memegang peranan penting dalam dunia usaha, karena akuntansi dapat
memberikan informasi mengenai data yang dinyatakan dalam satuan uang. Untuk dapat
mengumpulkan suatu data keuangan yang baik diperlukan suatu sistem informasi yang baik,
karena dengan sistem informasi yang baik dapat diciptakan internal control yang memadai.
Sebelum hadirnya komputer, pengelolahan data dilakukan secara manual. hal ini
mengakibatkan aktivitas perusahaan menjadi terganggu dan terhambat karena proses
pengolahan data dilakukan oleh sumber daya manusia. Oleh karena itu, manajemen perusahaan
kesulitan dalam mengambil keputusan dikarnakan keterlambatan dalam memperoleh informasi.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Salah satu elemen penting dalam menunjang kegiatan operasional (bisnis) suatu
perusahaan adalah pencatatan keuangan (laporan keuangan). Pencatatan keuangan yang
dilakukan dan disajikan dengan baik dan benar, akan memudahkan stakeholders perusahaan
dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan.
2
Pada awalnya, pencatatan data keuangan ini dilakukan secara manual, yaitu dengan
menggunakan kertas, dan itu berlangsung hingga tahun 1980-an. Namun, dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat, pencatatan keuangan sistem manual secara
perlahan mulai ditinggalkan.
Saat ini, sebagian besar atau bahkan hampir semua perusahaan sudah menggunakan
pencatatan keuangan dengan menggunakan sistem komputer karena dinilai lebih efisien dan
efektif. Pencatatan keuangan (akuntansi) dengan menggunakan komputer inilah yang kemudian
disebut sebagai komputerisasi akuntansi (sistem akuntansi berbasis komputer). Inilah latar
belakang dan sejarah komputer akuntansi yang perlu sobat ketahui.
Manfaat
Pada saat yang sama, transaksi diposting secara otomatis ke akun-akun dalam buku besar dan
buku besar pembantu. Contohnya, stok barang yang dikeluarkan akan tercatat sehingga faktur
akan diproses secara otomatis. Pencatatan akuntansi bisa dilakukan dengan lebih efisien.
Perhitungan transaksi bisnis perusahaan dengan software tentu saja sangat akurat
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan sangat andal. Reliabilitas bisa terwujud karena data
bisa diakses dengan cepat akibat adanya pemakaian alat perhitungan yang sudah tersistem.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. SISTEM INPUT
Input ke dalam sistem akuntansi di sebagian sistem akuntansi didasarkan pada dokumen
sumber yang diisi secara manual dengan tulisan tangan. Dokumen tersebut dikumpulkan dan
dikirim ke operasi computer untuk dicek apakah ada kesalahan dan untuk diproses.
Batch control total dan register data yang dikirimkan merupakan pengendalian dasar
atas transfer data antara departemen pengguna dengan departemen pengolahan data.
Pengguna batch control di keseluruhan pengolahan data input-proses-output merupakan satu
hal yang mendasar bagi independensi organisasional.
Penyerahan data input harus dilengkapi dengan formulir pengendalian dokumen input.
Penghitungan dokumen merupakan salah satu bentuk pengendalian batch yang paling
sederhana.
Data Entry Setelah dokumen sumber, seperti faktur, diterima oleh Departemen
Pengolahan Data, dokumen tersebut secara manual diketikkan menggunakan terminal data atau
PC dan kemudian disimpan di dalam disk. Berikutnya, file input akan dicek. Key verification
merupakan satu prosedur pengendalian yang berguna untuk mendeteksi kesalahan pengetikan.
Teknik Program Editing Data Pengeditan data bisa jadi diterapkan untuk setiap struktur
data karakter, field, record, dan file. Teknik editing yang paling mendasar berperan untuk
memastikan bahwa semua field data memuat hanya karakter yang valid.
Check Digit merupakan satu digit ekstra yang ditambahkan pada suatu kode, misal
penambahan bit parity ke dalam sebuah byte.
Completeness Check : Pengecekan untuk memastikan bahwa field yang harus diisi memang telah
diisi, jika belum diisi, tidak akan dapat diproses.
Field Format Check : Pengecekan bahwa setiap karakter di dalam sebuah field memiliki tipe data
yang benar (alphabet atau numerik).
4
Field Length Check : Pengecekan dalam sebuah field bahwa data yang diinputkan memiliki
jumlah karakter tertentu.
Field Sign Check : Pengecekan tanda (positif atau negatif) suatu field numerik untuk memastikan
data tersebut diisi dengan nilai yang b ag benar.
Limit Check : Nilai suatu field numerik dibandingkan dengan batas atas dan batas bawah nilai
data yang telah ditentukan di muka.
Reasonable Check : Nilai suatu field numerik dibandingkan dengan field numerik yang lain di
dalam record yang sama.
Valid Code Check : Mencocokkan nilai suatu kode dengan file tabel yang memuat nilai kode yang
legal.
Check Digit : Validasi kode numerik dengan penggunaan algoritma check digit.
Combination Field Check : Nilai sebuah field dibandingkan dengan field lain untuk memastikan
adanya validitas.
Internal Label Check : Label file internal dibaca untuk memvalidasi karakteristik sebuah file.
Sequence Check : Sebuah field di dalam serangkaian record dicek urutannya (ascending maupun
discending).
Record Cont Check: Jumlah record di dalam sebuah file dihitung selama pemrosesan data dan
dicocokkan dengan pengendalian input.
Hash Total Check : Hash total suatu field di dalam sebuah file dihitung selama pemrosesan data
dan dicocokkan dengan pengendalian input.
Financial Total Check: Financial total suatu field dalam suatu file dihitung selama pemrosesan
dan dicocokkan dengan pengendalian input.
Istilah Editing Data yang diilustrasikan di atas merupakan istilah yang lumrah dipakai, tetapi ada
kalanya digunakan juga istilah lain untuk menjelaskan satu tipe editing data. Valid Code Check
merupakan salah satu variasi dari table lookup jika filetabel tersebut memuat kode-kode yang
valid.
Dalam system input tanpa kertas. (paperless), sering disebut system input online,
transaksi dokumen rekam langsung ke dalam jaringan komputer, dan kebutuhan untuk
mengetik dokumen sumber dieliminasi System tanpa kertas menawarkan otomatisasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan system berbasis kertas. Salah satu masalah dengan system tanpa
kertas adalah hilangnya peluang untuk melakukian pemisahan tugas dan hilangnya jejak audit.
Dalam system input berbasis kertas persiapan dokumen sumber dan entry data biasanya
dipisahkan, sama seperti yang terjadi dalam system manual.
Pada system tanpa kertas, kedua fungsi tersebut dijalankan oleh orang yang sama, atau
bahkan tidak ada keterlibatan manusia sama sekali. Hilangnya pengendalian internal dapat
5
dikompensasi dengan menggunakan log transaksi. Log transaksi atau register transaksi dibuat
dengan merekam semua input ke dalam file khusus yang secara otomatis memuat tanda (tag)
unuk mengidentifikasi transaksi. Taggingn (penandaan) adalah informasi yang terkait dengan
audit ditambahkan ke dalam data transaksi semula. Informasi seperti tanggal dan kode otorisasi
pengguna dimasukkan untuk memperluas jejak audit yang tersedia. log transaksi berguna untuk
membackup dan termasuk sebagai sumber untuk penghitungan control total.
Sistem Input Tanpa Kertas yang Memerlukan Intervensi Manusia Dalam sistem entry
data manual online, pengguna secara manual mengetikkan transaksi ke dalam system computer
transaksi di dalam system input tanpa kertas yang melibatkan intervensi manusia biasanya
diproses melalui dua fase: (1) input data dan editing data, dan (2) pengiriman data ke system
apliksi host.
Entry Data dan Editing Data. Program pengeditan data secara utuh pada system input
tanpa kertas sering dijalankan pada saat transaksi direkam kedalam system. Sekali transaksi
telah diterima oleh system, transaksi akan diproses secra ataupun pada suatu waktu nanti jika
transaksi tersebut masih menunggu untuk diproses, maka tambahan editing dapat dijalankan.
Pengiriman Data Sistem Aplikasi Host. Dalam system tanpa kertas yang terpusat,
transaksi biasanya diinputkan langsung ke dalam computer pusat melalui terminal data. Dalam
system yang terdesentralisasi dan terdistribusi, transaksi mungkin saja dimasukkan ke dalam
salah satu computer dan kemudian segera ditransfer ke computer lain untuk diproses.
System Tanpa Kertas yang Tidak Memerlukan Intervensi Manusia Salah satu aplikasi
yang menggunakan teknologi ini adalah Network Vending Machine (NVM). Pompa bahan bakar
POS merupakan salah satu teknologi POS. Sedangkan system ini, pelanggan memasukkan kartu
kredit atau kartu ATM kedalam pompa gas. Pompa gas tersebut mengirimkan gas dan
perusahaan kartu kredit mengirimkan tagihan secara elektonik
2. SISTEM PEMROSESAN
Pemrosesan Batch dengan Memperbaharui File Berurutan Pemrosesan di dalam system ini
seperti biasanya mencakup beberapa tahap:
6
Pertama, melakukan editing data dan validasi. Kemudian record data dalam file
transaksi diurutkan sesuai urutan di dalam master file
Record di dalam file transaksi dan master file (buku pembantu) dibaca satu demi satu,
dicocokkan dan dituliskan ke satu master file baru untuk mencerminkan pembaharuan sesuai
dengan yang diinginkan. Pada proses ini, master file yang lama dan file transaksi harus disimpan
untuk backup. Konsep backup yang sering digunakan adalah son-father-grandfather.
Selain laporan keuangan dan jadwal, laporan buku besar akan mencakup kelima item
berikut:
5. Neraca saldo
Pembaruan akses-acak tidak memerlukan urutan file transaksi dengan urutan yang sama
seperti urutan data di dalam master file, juga tidak perlu membuat file master baru. Setiap
record di dalam file transaksi dibaca satu demi satu dan digunakan untuk memperbaharui record
terkait di dalam master file. Berikut tahapan yang dijalankan:
c. Record di dalam master file diperbarui di dalam memori dan kemudian ditulis
ulang ke dalam file data.
Tentu saja, backup master file perlu dibuat sebelum pembaruan dimulai dan register
transaksi juga mesti dibuat saat pembaruan berlangsung.
7
2.2 Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas
Pemrosesan Batch dalam sistem tanpa kertas serupa dengan pemrosesan batch dalam
sistem berbasis-kertas. Perbedaan utama adalah ayat jurnal diganti dengan ekuivalen
elektroniknya, dan buku besar diperbaharui secara otomatis pada saat program batch dijalankan
secara periodik. Penbaruan file berurutan maupun akses-acak dapat digunakan.
Manfaat utama sistem tanpa kertas adalah memungkinkan pemrosesan dijalankan real-
time. Sistem real-time online (OLRS) memproses transaksi langsung setelah transaksi diinputkan
ke dalam sistem dan dapat langsung menghasilkan output untuk pengguna. Transaksi tidak
diakumulasi per kelompok tetapi pada saat mereka diinputkan, transaksi langsung digunakan
untuk memperbarui master file dengan menggunakan pembaruan file akses-acak. Pemrosesan
transaksi satu per satu dan bukan perkelompok transaksi disebut pemrosesan real-time,
langsung dan segera. Pemrosesan segera saat transaksi diinputkan merupakan karakteristik
utama OLRS. Master file selalu baru karena mester file diperbarui segera setelah data transaksi
diinputkan. Respons terhadap pertanyaan pengguna dapat segera dijawab karena informasi di
dalam file yang dapat diakses secara acak dapat diakses dengan cepat.
Ada banyak jenis pemrosesan real-time dalam OLRS. Para pengguna, pada sistem
respon/inquiry, tidak meninput data untuk pemrosesan, mereka hanya meminta informasi.
Sistem respon/inquiry hanya didesain untuk memberikan respon yang cepat kepada pengguna
untuk menyediakan informasi.
Para pengguna pada sistem entri data, berinteraksi secara aktif dengan data input. Data
disimpan oleh OLRS, tetapi diproses secara periodik. sekelompok demi sekelompok. Pengguna
pada sistem pemrosesan file juga secara aktif berinteraksi dengan data input, sebagaimana yang
mereka lakukan di dalam sistem data entry. Perbedaan sistem pemrosesan file dengan sistem
data entry adalah sistem pemrosesan file satu langkah lebih jauh dan langsung memproses data
ke dalam master file yang relevan.
Pada sistem pemrosesan penuh, atau sistem pemrosesan transaksi, pengguna juga
berinteraksi secara aktif dengan input. Perbedaan sistem pemrosesan penuh dengan sistem
pemrosesan file adalah sistem pemrosesan penuh satu tahap lebih jauh dengan menyelesaikan
seluruh transaksi pada saat transaksi diinputkan ke dalam sistem.
Sistem reservasi online, pengendalian persediaan dalam toko eceran dan file rekening
konsumen di sebuah bank merupakan contoh sistem yang lazim menerapkan OLRS, Kekuranga
OLRS dibandingkan dengan sistem batch adalah biaya penerapan yang sangat tinggi dan operasi
sistem yang cukup rumit. OLRS secara khusus lebih sensitif terhadap kesalahan perangkat keras
dan perangkat lunak. juga lebih rentan terhadap kesalahan pemrosesan sebagai akibat adanya
kesalahan atau kecurangan input data. Tidak berfungsinya perangkat keras dan perangkat lunak
8
pada OLRS akan langsung berpengaruh terhadap pengguna. Transaksi yang tidak benar pada
OLRS akan segera diproses dan bisa jadi mengontaminasi banyak file yang diperbaharui pada
saat bersamaan. Tambah lagi, dampak dari pemrosesan transaksi yang salah tersebut langsung
tersedia bagi pengguna OLRS.
Ada tiga teknologi yang memungkinkan terlaksananya sistem penjualan real-time yaitu:
Sistem POS UPC (uniform product code) bar code yang di-scan oleh teknologi POS di
kantor checkput suatu took eceran merupakan titik awal dari serangkaian kejadian yang akan
berakhir pada saat item yang tepat dengan cepat kembali dimasukkan ke dalam persediaan
sehinga persediaan baru tersebut dapat dijual kembali. Sebuah sistem yang mengumpulkan
data penjualan eceran dengan cara semacam itu disebut sistem point-of-sale (POS) karena data
dikumpulkan pada titik saat penjualan tersebut selesai. Cash register yang diracang khusus
disebut terminal point-of-sale. Data dapat dimasukkan secara manual atau secara otomatis
melalui penggunaan perangkat khusus, seperti wand dan scanner yang dapat mengenalin UPC
barcode.
Teknologi Bar-coding identifikasi input penjualan secara otomatis merupakan satu hal
yang esensial bagi sistem real-time; oleh karena itu, barcode yang dapat dibaca oleh mesin dan
teknologi scanner menjadi komponen kritis dari sistem penjualan eceran yang real-time.
Penggunaan sistem UPC barcode memungkinkan perusahaan mendapatkan manfaat maksimum
dari sistem penjualan real-time.
Sistem Pemesanan EDI merupakan pertukaran dokumen bisnis langsung dari komputer
ke komputer melalui jaringan komunikasi. Hubungan Edi dengan sistem komputer pengecer dan
sistem komputer pemasok memungkinkan terjadinya pembuatan dan pemrosesan order
pembelian secara instan sehingga memfasilitasi pengiriman barang yang cepat. Pelasok juga
dapat mengirimkan tagihan ke pengecer melaui EDI. Standar EDI publik menyediakan arsitektur
untuk pertukaran data dan mengeliminasi proses referensi silang yang mahal dan rentan
terhadap kesalahan. EDI juga dapat digunakan untuk mentransmisi data penjualan yang direkam
di dalam toko eceran ke pemasok. Katalog yang memuat informasi harga ke pengecer juga dapat
digunakan pemasok untuk mengirimkan secara elektronik dengan memanfaatkan EDI.
Urutan pemrosesan pesanan biasanya akan mencakup tujuh langkah: mengirim katalog
elektronik ke pelanggan, memperkirakan pesanan penjualan pelanggan, menerima dan
menerjemahkan pesanan yang diterima, mengirim surat pemberitahuan bahwa pesanan telah
diterima, mengirim informasi pesanan ke gudang atau ke proses produksi, membuat dan
mengirim pemberitahuan bahwa barang telah dikirim, dan mengirim barang.
9
Pertimbangan Khusus Pengendalian Internal
Ada pengendalian internal tertentu yang terkait dengan sistem penjualan real-time.
Pertama, order pelanggan dapat diproses tanpa campur tangan dan otorisasi manusia.
Akibatnya, pelanggan dapat membuat sendiri order penjualan karena order penjualan dihasilkan
secara otomatis pada saat order pembelian EDI valid diterima oleh sistem. Kedua, pemisahan
tugas ala- tradisional benar-benar tidak dapat diterapkan. Komputer menangani transaksi dari
awal sampai akhir. Terakhir, banyak dokumen tradisional dieliminasi dalam sistem berbasis-EDI
3. SISTEM OUTPUT
Pengendalian output dirancang untuk mengecek apakah hasil proses merupakan output
yang valid dan apakah output didistribusikan dengan benar. Distribusi output harus dikendalikan
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya akses ilegal terhadap data rahasia. Distribusi
output dikendalikan melalui dokumentasi dan supervisi. Registrasi distribusi output harus
disimpan untuk mengendalikan disposisi laporan. Register tersebut, dan dokumentasi yang
terkait, harus dikaji ulang secara periodik oleh fungsi internal audit.
Pengendalian internal sebelumnya sudah pernah dibahas oleh para ahli. Berikut adalah
beberapa pengertian pengendalian internal.
1. Horngren (2009:390)
Pengendalian internal adalah semua rencana dan tindakan dalam organisasional yang dirancang
untuk mengamankan aktiva, mendorong karyawan agar mengikuti kebijakan perusahaan,
memastikan catatan akuntansi yang tepat, dan meningkatkan efisiensi operasional.
2. Hery (2016:159)
Pengendalian internal adalah sebuah kesatuan perangkat kebijakan dan prosedur yang dibuat
untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari penyalahgunaan, menjamin informasi
akuntansi yang akurat, serta untuk memastikan bahwa semua peraturan dan undang-undang
dan kebijakan manajemen telah dipatuhi oleh seluruh karyawan.
Pengendalian internal adalah suatu proses kebijakan perusahaan yang dipengaruhi oleh dewan
direksi entitas, manajemen, dan personel-personel lainnya. Hal ini dibuat untuk memastikan
kepastian terkait beberapa pencapaian meliputi, efektivitas dan efisiensi operasional,
keakuratan laporan keuangan, dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.
1
4. IAPI (2011:319.2) dalam Thorman Lumbanraja
Pengendalian internal adalah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, serta
personel lainnya untuk meyakinkan beberapa pencapaian meliputi, keandalan laporan
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan yang
berlaku.
5. Mulyadi (2013:163)
Pengendalian internal adalah struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang telah
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan sebuah perusahaan yang tugasnya meliputi, mengecek
ketepatan laporan keuangan, mendorong efisiensi operasional, dan mendorong karyawan untuk
mematuhi kebijakan manajemen yang ada.
Dalam pengertian yang sempit, sistem pengendalian internal adalah suatu sistem dan
juga prosedur yang secara otomatis setiap pihak bisa saling memeriksa. Artinya, seluruh data
akuntansi yang dihasilkan pada suatu bagian ataupun fungsinya secara otomatis akan bisa
diperiksa oleh bagian ataupun fungsi lain di dalam suatu perusahaan.
Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi dan seluruh cara dan juga alat
yang dikoordinasikan dan digunakan di dalam perusahaan untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memeriksa ketelitian dan juga ketepatan data akuntansi, meningkatkan efisiensi di
dalam operasional serta membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang
sebelumnya sudah ditetapkan.
Jadi, sistem pengendalian internal adalah suatu upaya yang dipengaruhi oleh dewan
komisaris, manajemen, dan juga personel satuan usaha lainnya yang dibuat untuk memiliki
keyakinan yang cukup terkait pencapaian tujuan dalam hal keandalan laporan keuangan,
ketepatan dengan aturan yang ada, efektifitas, dan juga efisiensi operasional perusahaan.
Sifat Pengendalian
Hal ini menjadi sangat penting karena pengendalian dan berbagai langkah keamanan
harus diterapkan dalam struktur formal perusahaan dan harus terjalin kuat. Dalam hal ini,
kerangka pengendalian disebut sebagai pengendalian internal atau struktur pengendalian
internal (SPI).
Struktur ini menyediakan sarana melalui adanya proses pengendalian internal. Bila
perusahaan mampu menerapkan SPI yang tepat, maka seluruh operasional, sumber daya fisik
dan data akan bisa dipantau dan dikendalikan dengan baik agar mudah dikendalikan. Sehingga,
1
tujuan
1
perusahaan akan lebih mudah tercapai, dan berbagai risiko akan bisa lebih diminimalisir dengan
baik dengan adanya hasil informasi yang lebih terpercaya.
Sebagai pihak pengguna utama dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA), seorang akuntan
harus memiliki peranan yang aktif dalam mengembangkan dan juga mengkaji SPI dan kerangka
kerja. Mereka juga harus bisa bekerja sama dengan desainer sistem dalam tahap pengembangan
sistem informasi agar bisa memastikan bahwa tindakan pengendalian yang sudah direncanakan
bisa sesuai dan juga auditable.
Lingkungan pengendalian adalah dasar dari seluruh komponen sistem pengendalian internal
yang mampu membuat suatu organisasi perusahan menjadi lebih disiplin dan terstruktur.
Lingkungan pengendalian ini mencakup suasana organisasi dan sikap manajemen serta
karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang terdapat di dalam organisasi.
Penilaian risiko adalah identifikasi analisis dan pengelolaan risiko pada suatu perusahaan.
Sebuah risiko yang sudah diidentifikasi akan bisa lebih mudah dianalisis sehingga akan lebih
mudah dalam memperkirakan tindakan untuk kemudian diminimalisir.
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan ataupun prosedur yang diciptakan untuk bisa
memastikan tercapainya tujuan perusahaan dan juga mencegah terjadinya kecurangan yang
mungkin bisa terjadi.
4. Pengawasan (Monitoring)
Pengawasan adalah suatu upaya untuk menilai kualitas performa sistem pengendalian internal
pada suatu perusahaan. Pengawasan ini dilakukan demi menemukan kekurangan dan juga
meningkatkan efektivitas pengendalian internal.
Informasi ini sangat diperlukan oleh pihak luar perusahaan. Manajemen bisa menggunakan
informasi ini dalam menilai standar eksternal. Komunikasi dalam hal ini juga melibatkan
penyediaan atas suatu pemahaman yang lebih jelas terkait peran dan tanggung jawab seseorang
yang berkaitan dengan pengendalian internal pada laporan keuangan.
1
Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa tujuan dilakukannya sistem
pengendalian internal adalah untuk menjaga kekayaan perusahaan, memeriksa ketelitian dan
ketepatan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, dan meningkatkan
dipatuhinya kebijakan yang sudah dibuat manajemen.
Berdasarkan tujuannya tersebut, maka sistem pengendalian internal bisa dibedakan menjadi dua,
yaitu:
Pengendalian sistem internal akuntansi yang meliputi struktur organisasi, metode dan
berbagai ukuran yang bisa dikoordinasikan, khususnya untuk bisa menjaga kekayaan
perusahaan dan memeriksa ketepatan data akuntansi.
Pengendalian internal administrasi yang meliputi struktur organisasi, metode, dan
berbagai ukuran yang bisa dikoordinasikan, khususnya untuk meningkatkan
dilaksanakanannya kebijakan manajemen yang sudah dibuat.
Untuk melaksanakan sistem pengendalian intern dalam mencapai tujuan pokok, SPI suatu
perusahaan terdiri dari unsur-unsur berikut:
Struktur yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi
merupakan kerangka “frame work” pembagian tanggung jawab fungsional pada unit-unit
organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian
tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, uang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi biaya hanya
terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
Pratik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, pembagian
wewenang tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik-praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Berikut ini cara-cara yang dapat
digunakakan oleh perusahaan dama melaksanakan praktik yang sehat ialah:
1
Perputaran jabatan “job diskripsion” yang diadakan secara rutin yang akan menghindari
persekongkolan para pejabat dalam melaksanakan tugasnya.
Keharusan mengabil cuti bagi karyawan yang berhak.
Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya untuk menjaga
kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansi.
Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur SPI
yang lain.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Untuk mendapat karyawan yang
kompeten dan dapat dipercaya berbagai cara berikut ditempuh oleh perusahaan:
1
7. Pengawasan terhadap jaringan komputer dapat berupa:
1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem akuntansi merupakan salah satu alat bantu manajemen dalam rangka
pengendalian aktivitas perusahaan untuk menghasilkan informasi yang baik bagi perusahaan.
Penggunaan perangkat lunak akuntansi semakin memudahkan setiap individu untuk mengakses
data akuntansi di luar kantor dengan aman. Kemudahan dan keamanan akses bisa dirasakan jika
solusi akuntansi online digunakan.
Perhitungan transaksi bisnis perusahaan dengan software tentu saja sangat akurat
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan sangat andal. Reliabilitas bisa terwujud karena data
bisa diakses dengan cepat akibat adanya pemakaian alat perhitungan yang sudah tersistem.
Sistem pengendalian internal di dalam perusahaan meliputi struktur organisasi, metode, dan
seluruh ukuran yang dikoordinasikan demi menjaga kekayaan perusahaan, memantau ketelitian
dan keandalan data akuntansi, membantu mengefisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen perusahaan.
B. SARAN
Sebagai pihak pengguna utama dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA), seorang akuntan harus
memiliki peranan yang aktif dalam mengembangkan dan juga mengkaji SPI dan kerangka kerja.
Mereka juga harus bisa bekerja sama dengan desainer sistem dalam tahap pengembangan
sistem informasi agar bisa memastikan bahwa tindakan pengendalian yang sudah direncanakan
bisa sesuai dan juga auditable.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, uang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi biaya hanya
terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
Pratik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, pembagian
wewenang tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik-praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
1
DAFTAR PUSTAKA
536813-none-120630da.pdf (neliti.com)
Bodnar, George H., Hopwood, William S., 2006. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9. Andi
Yogyakarta: Yogyakarta.
http://ekonomister.blogspot.com/2010/09/sistem-pengolahan-data-elektronik-rmk-6.html
Pengertian Komputerisasi Akuntansi: Sejarah, Manfaat, & Peluang Kerja Jurusan - Edusaham
Pengertian Sistem Pengendalian Internal Menurut Ahli dan Komponen di Dalamnya - Accurate
Online