KISI K3 Migas
KISI K3 Migas
KISI K3 Migas
1. Industri migas beresiko tinggi karena mempunyai potensi bahaya besar yang
mengakibatkan terjadinya kecelakaan sehingga menimbulkan resiko terhadap karyawan,
perusahaan & masyarakat sekitar.
2. Apakah arti K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja.
3. Apakah Tujuan K3 1. Semua orang baik pekerja maupun orang lain yang berada
ditempat kerja selalu dalam kondisi sehat & selamat. 2. Produksi dapat berjalan secara
efektif & efisien. 3. Proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
4. Sasaran keselamatan kerja Melindungi segenap karyawan & masyarakat sekitar Industri. 2
Menekan kerugian perusahaan akibat dari adanya kecelakaan kerja.
5. Penerapan K3 dapat mencegah dan meningkatkan kepekaan terhadap resiko kecelakaan &
penyakit akibat kerja.
6. K3 penting karena Melindungi orang baik pekerja maupun orang lain yang berada
ditempat kerja selalu dalam kondisi sehat & selamat. 2. Produksi dapat berjalan secara
efektif & efisien. 3. Proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
7. Petugas K3 harus mampu memahami fungsi tugas & tangung jawab, mengerti prinsip2
dasar / pedoman K3.
8. Apakah tujuan dari identifikasi bahaya Untuk mengenali bahaya2 yang ada ditempat kerja.
Mengetahui potensi bahaya & akibatnya, Menunjukan bahaya2 tertentu telah diberikan
perlindungan. Menggunakannya untuk analisis lebih lanjut berkaitan dengan keselamatan.
9. Apakah yang dilakukan untuk menghadapi bahaya Menghilangkan bahaya tersebut &
menggunakan alat perlindungan diri dari bahaya tersebut.
10. apakah yang dimaksud dengan kecelakaan Suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak
direncanakan, dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, karena berbagai sebab yang
mengakibatkan kerugian fisik maupun materil.
11. Bagaimana upaya pencegahan kecelakaan kerja Eliminasi Bahaya, Subsitusi, Reduksi
(pengurangan tingkat bahaya), Redesain, Pemisahan / Isolasi, Administratif, Penyediaan
Alat keselamatan, Penyediaan alat peringatan, Penyediaan prosedur keselamatan,
Penyediaan alat pelindung diri (APD).
12. Faktor Penyebab Kecelakaan Unsafe Action, Unsafe Condition & God Will.
13. Apakah penyebab kecelakaan Unsafe Action & Unsafe Condition
14. Contoh unsafe condition Mesin atau alat kerja yang tidak cocok, APD yang tidak
standard.
15. Contoh unsafe action Tidak menaati prosedur / peraturan, Melepaskan alat pengaman.
16. Langkah2 jika melihat keadaan bahaya Stop, IREC (Indentification, Reaction, Evaluation &
Control)
17. Tujuan Pelaporan kecelakaan Untuk menilai & mengukur tingkat & kemajuan usaha
keselamatan kerja. Untuk menganalisa & menemukan faktor2 penyebab kecelakaan,
sehingga dapat ditetapkan langkah pencegahannya. Untuk mengidentifikasi bagian atau
sector yang tingkat kecelakaannya tinggi sehingga usaha keselamatan kerja dapat diarahkan
secara tepat.
18. Apakah kecelakaan kecil perlu dicatat? Perlu.
19. Siapakah yang wajib melaporkan kecelakaan? Pengurus.
20. Bagaimanakah manajemen resiko untuk mencegah kecelakaan Komitmen terhadap K3.
21. Tindakan apa yang dilakukan jika terjadi kecelakaan Evakuasi, Tindakan/ perawatan medic,
Pencatatan & pelaporan kecelakaan (Ivnvestigasi kecelakaan).
22. Program K3 seperti pemutaran Film termasuk Safety campaign / Kampanye Safety.
PERATURAN PERUNDANGAN
1. UU 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU 1 Tahun 1970 merupakan kelanjutan dari MPR No. 341 Tahun 1930 MIJN POLITE
REGLEMENT.
3. Apa yang diatur dalam UU 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja,
baik di darat, didalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada
di dalam wilayah kekuasaan hukum RI.
4. Pertimbangan ditetapkannya UU 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja.
5. Berapa jumlah roda 11.
6. Roda menyatakan 11 BAB.
7. Berapa jumlah BAB dalam UU 1 Tahun 1970 11 (sebelas).
8. Apa arti cross (silang) Keselamatan.
9. Apakah yang dimaksud dengan ruang lingkup Keselamatan Kerja dalam segala tempat
kerja, baik di darat, didalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum RI (berlaku dalam tempat kerja.
10. Apakah yang dimaksud dengan pengurus Orang yang mempunyai tugas langsung sesuatu
tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri (managemen).
11. Apakah yang dimaksud dengan Direktur Pejabat yang ditunjuk oleh Menaker untuk
melaksanakan Undang-undang.
12. Apakah yang dimaksud dengan Pengusaha Orang atau Badan hukum yang menjalankan
sesuatu usaha milik sendiri, atau bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan
tempat kerja (kedudukan baik didalam/luar Indonesia).
13. Apakah yang dimaksud dengan Pengawas Pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Depnaker yang ditunjuk Menaker.
14. Apakah yang dimaksud dengan Ahli keselamatan kerja Tenaga Teknis berkeahlian khusus
dari luar Depnaker yang ditunjuk oleh Menaker untuk mengawasi ditaatinya UU ini.
15. Siapa yang mengawasi pelaksanaan UU 1 Tahun 1970 Direktur yang dibantu para pegawai
pengawas & Ahli K3.
16. Apakah Kewajiban dari pengurus BAB IV Pasal 8 Ayat 1 & 2, Bab V Pasal 9 Ayat 1, 2 & 3.
Bab VII Pasal 11 ayat 1. Bab X Pasal 14 point a, b, c.
17. Kewajiban pengurus akan tenaga kerja baru A. Kondisi2 dan bahaya2 serta yang dapat
timbul dalam tempat kerja. B. Semua pengamanan dan alat2 perlindungan yg diharuskan di
tempat kerja. C. Alat2 perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan. D. Cara2 &
sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
18. Ahli Keselamatan Kerja merupakan pegawai Perusahaan & Tenaga Teknis berkeahlian
khusus dari luar Depnaker yang ditunjuk oleh Menaker.
19. P2K3 dibentuk oleh Menaker.
20. Hak dan kewajiban tenaga kerja ialah Bab VIII Pasal 12, Bab IX Pasal 13.
21. Siapa yang melaporkan kecelakaan kerja Pengurus.
22. PP 19 tahun 1973 tentang Pengaturan Dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan.
23. PP 17 tahun 1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak
dan Gas Bumi di Daerah Lepas Pantai.
24. PP 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengelolaan Migas.
25. Pertimbangan PP 19 tahun 1973 adalah Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di
Bidang Pertambangan.
26. Pengertian pemurnian gas adalah Usaha memproses minyak dan gas bumi di daratan atau
didaerah lepas pantai dengan cara mempergunakan proses fisika dan kimia guna
memperoleh dan mempertinggi mutu hasil2 minyak dan gas bumi yang dapat dipergunakan.
27. Pengertian “tempat pemurnian dan pengolahan” Tempat penyelenggaraan pemurnian &
pengolahan minyak & gas bumi, termasuk didalamnya peralatan, bangunan dan instalasi
yang secara langsung dan tidak langsung (penunjang) berhubungan dengan proses
pemurnian & pengolahan.
28. Tata usaha dan pengawasan keselamatan kerja dalam pemurnian migas dilakukan oleh
Menteri.
29. Siapa yang bertanggung jawab atas pengawasan PP 11 tahun 1979? Kepala Inspeksi.
30. Siapa yang bertanggung jawab atas kebiasaan buruk pada PP 11 tahun 1979? Pelaksana
Inspeksi Tambang.
31. Peraturan mengenai APAR adalah Permenakertrans No. 04 Tahun 1980.
HYGENE PERUSAHAAN,KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
1. Komponen Utama Kesehatan kerja Kapasitas Kerja, Beban Kerja & Lingkungan
Kerja.
2. Apakah yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja Penyakit akibat kerja dan atau
penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan
dilingkungan kerja, Pemajanan / paparan disebabkan oleh faktor fisika & kimia.
3. Bagaimana konsep hiperkes Pengenalan Lingkungan Kerja, Evaluasi Penilaian
Lingkungan Kerja & Pengendalian Lingkungan Kerja.
4. Bagaimana cara racun masuk kedalam tubuh Melalu Pernapasan, Mulut &
Penyerapan Kulit.
5. Bahan-bahan beracun diklasifikasikan berdasarkan nilai Derajad Keracunan /
Tingkat Racun.
6. Efek keracunan sesaat disebut Akut.
7. Efek keracuan jangka panjang disebut Kronis
8. CO merupakan gas berbahaya, karena mengakibatkan kekurangan oksigen dalam
darah.
9. CO2 merupakan gas berbahaya, karena mengakibatkan kekurangan oksigen dalam
darah.
10. H2S berbahaya karena berbahaya, karena mengakibatkan kekurangan oksigen
dalam darah.
11. Nilai ambang batas adalah Batas toleransi paparan bagi tubuh kontak dengan
sumber bahaya. Atau Standard paparan untuk bekerja dengan selamat.
12. STEL adalah Nilai ambang batas paparan singkat yang diperkenankan.
13. CEILING adalah Nilai ambang batas kadar tertinggi yang diperkenankan.
14. Berapakah NAB H2S : 10
15. Berapakah STEL H2s : 10
16. Berapakah NAB SO2 : 2
17. Berapakah NAB CO : 50
18. Berapakah NAB CO2 : 5.000
19. Alat pengukur kebisingan adalah Sound Level Meter (SLM).
20. Berapakah NAB kebisingan 85 Db.
DETEKSI GAS
1. Sebutkan macam-macam gas detector Combustible / Flammable Gas detector, Toxic gas
detector, Oxygen analyzer, Combination Gas detector.
2. Apakah dasar pemilihan Gas Detector Sesuai bahan yang diukur, Efektif & efisien,
Tingkat ketelitian tinggi, Mudah dioperasikan, Mudah kalibrasi & Suku cadang mudah
didapat.
3. Explosivemeter adalah Alat yang dipakai untuk mendeteksi & mengukur kandungan
gas atau uap suatu zat yang mudah menyala / mudah terbakar diudara.
4. Prinsip kerja Explosivemeter 1. Berdasarkan panas karena adanya pembakaran gas
atau uap yang mudah terbakar dari contoh udara. 2. Pengukuran konsentrasi dilakukan
melalui filament catalytic yang panas, akan merubah tahanan listrik pada filament yang
merupakan bagian sirkuit yang seimbang (jembatan Wheatstone). 3. Gas atau uap dari
udara akan terbakar pada filament, menyebabkan naiknya suhu dan memperbesar tahanan
mengakibatkan ketidak seimbangan sirkuit listrik memyebabkan penyimpangan jarum
penunjuk pada meter. 4. Semakin tinggi konsentrasi gas makin tinggi penunjukan jarum
pada meter indicator dan akan menunjukan skala yang sesuai dengan konsentrasi gas dari
contoh udara.
5. Satuan pengukuran Explosivemeter LEL.
6. Combustible Gas artinya Alat yang dipakai untuk mendeteksi & mengukur kandungan
gas atau uap suatu zat yang mudah menyala / mudah terbakar diudara.
7. Pengecekan pertama kali untuk Explosivemeter
8. Kecermatan Explosivemeter dipengaruhi oleh Konsentrasi gas contoh diudara.
9. Apa pengaruhnya jika uap air masuk ke dalam Explosivemeter Error.
10. Flushing Explosivemeter dilakukan di lingkungan Fresh air / Udara bersih.
11. Bila Pengukuran Explosivemeter menunjukan 50% LEL, FR=1-10,berapa kadar gas ?
5.000 ppm.
12. Berapa PPM kadar Flammable Gas tersebut 1% = 10000 ppm.
13. Detector Gas Toksik kapsul menggunakan Reagen serbuk kimia.
14. Prinsip kerja Detector Gas Toksik Mendeteksi adanya gas2 berbahaya dan beracun.
15. Satuan pengukuran gas toksik ppm.
16. Alat untuk mengukur kadar oksigen adalah Oxygen analyzer.
17. Satuan dari Oxygen Analyzer adalah %.
PRAKTEK
1. Pengukuran Sound Level Meter
2. Pengukuran Gas Detector
3. Pemakaian SCBA
4. Pemakaian APAR