Peraturan Perundangan K3, Dasar K3, Managemen Resiko, Permit

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 80

Keselamatan, dan

Kesehatan Kerja Umum &


Migas
By Sulistio Adi R
ebersihan
eindahan
erapian
MENGAPA REPOT-REPOT DENGAN K3?

▪ Seorang pekerja tewas dalam kecelakaan industri setiap 3 menit


▪ Ada lebih dari 250 juta kecelakaan kerja setiap tahun
▪ Kerugian tahunan sosial dan ekonomi dari kecelakaan kerja dan
penyakit hingga 4% dari PNB
▪ Tempat kerja yang aman dan sehat diwajibkan oleh hukum
▪ Mempromosikan pekerjaan yang produktif dan berkualitas
2.1

Dasar K3
By Sulistio Adi R
XI Bab
18 Pasal
1. PENGERTIAN K3
Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan :

▪ tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani maupun rohani,
▪ hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera;

Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan, penyakit akibat kerja
(ACCIDENT PREVENTION)

Your Company Name


Tujuan
1) Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja

2) Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai


secara aman dan efisien

3) Menjamin proses produksi berjalan lancar


Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya
telah dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai, dan ini
adalah lawan dari bahaya
(danger).
Pengertian Kecelakaan Kerja

Adalah ;
Kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga / tiba-tiba yang
dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda
“ Permenaker No 3 th 1998 “
ISTILAH DALAM KECELAKAAN KERJA
1. Accident adalah Realisasi Resiko yang 2. Incident adalah realisasi resiko yang
terjadi dan merugikan, karena adanya terjadi, namun tidak menimbulkan
korban pada manusia, kerusakan kerugian
material, dan lingkungan.
Ilustrasi

1. Unsafe Action
2. Unsafe Condition
3. Nearmiss
4. Accident
Penyebab Utama Kecelakaan
Kerja

1. Unsafe Action adalah


Tindakan tidak aman
2. Unsafe condition
adalah kondisi tidak
aman
3
Kerugian Akibat KECELAKAAN Piramida Kecelakaan
Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
1. 4 faktor penyebab utama yaitu :
a. Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap.
b. Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau
keselamatan pekerja.
c. Faktor sumber bahaya yaitu: Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya
karena metode kerja yang salah, keletihan/kecapekan, sikap kerja yang tidak
sesuai dan sebagainya; Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak
aman dari keberadaan mesin atau peralatan, lingkungan, proses, sifat
pekerjaan
d. Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan/perawatan
mesin/peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna
Teori Penyebab Kecelakaan Kerja

Frank E. Bird dan Robert G. Loftus penyebab kecelakaan meliputi :

1. Lack of Control dan Management, yaitu kelemahan fungsi-fungsi management Leadership,


pengawasan, standard kerja, standard performance, correction error.
2. Basic Concepts dan Origins, yaitu pengetahuan dari pekerja, skill, motivation, physical or
capability work problems.
3. Immediate Causes dan Sympton, yaitu unsafe acts dan unsafe condition.
4. Accident dan Contact, yaitu kecelakaan yang terjadi.
5. Injury Damage dan Loss, yaitu cidera/kecelakaan dan kehilangan property.
7
PENGENDALIAN KERUGIAN

PRE CONTACT POST


CONTACT CONTROL CONTACT
CONTROL CONTROL
Subsitusi &
minimisasi Menerapkan
Pengembangan dan peninjauan sistem energi, Rencana
manajemen, pelatihan, penetapan barricade, Penanggulangan
program dan memeliharanya perbaikan Darurat
permukaan
objek penyebab
1.1

Peraturan dan
Perundangan K3
By Sulistio Adi R
XI Bab
18 Pasal
DASAR HUKUM - 1
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


1.2

UU No 1 Tahun 1970
KESELAMATAN KERJA
Pengganti
Veiligheids Reglement (VR) Stbl 1910 No 406

XI Bab
18 Pasal
UU No 1 Thn 1970 Keselamatan Kerja
Simbol : jumlah gigi roda = 11
Tanda silang = keselamatan
Gerigi : Berputar secara dinamis
XI Bab, 18 pasal
Bab I : Tentang Istilah-istilah Bab VII : Kecelakaan
Bab II : Ruang Lingkup Bab VIII : Kewajiban dan Hak
Bab III : Syarat-syarat Tenaga Kerja
Keselamatan Kerja Bab IX : Kewajiban Bila
Bab IV : Pengawasan Memasuki Tempat Kerja
Bab V : Pembinaan Bab X : Kewajiban Pengurus
Bab VI : Panitia Pembina K3 Bab XI : Ketentuan-ketentuan
Penutup
PENGERTIAN
TEMPAT KERJA ●Ruangan / Lapangan
● Tertutup / Terbuka

● Bergerak / tetap

- Usaha
- Tenaga kerja
- Sumber bahaya
PENGERTIAN (LANJUTAN)

PENGURUS
Orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung sesuatu tempat kerja
PENGUSAHA
Orang / badan hukum yg menjalankan usaha → mempergunakan tempat kerja

DIREKTUR
Pelaksana UU No. 1/1970 → Ditunjuk Menteri Tenaga Kerja
PEGAWAI PENGAWAS
Pegawai teknis berkeahlian khusus dari Kementerian Tenaga Kerja &
Transmigrasi → ditunjuk oleh Menteri
AHLI KESELAMATAN KERJA
Tenaga teknis berkeahlian khusus dari Luar Kementerian Tenaga Kerja
→ Ditunjuk Menteri
Ruang Lingkup Keselamatan Kerja [pasal 2]

• Keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di


dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia

• Rincian aktivitas dan tempat pada ayat 2 dan 3


Syarat-syarat Keselamatan Kerja [pasal 3]
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. Dll....
Pemeriksaan Kesehatan TK ( Ps 8 )
1. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja
( Ps 8)
Pemeriksaan Kesehatan tenaga kerja meliputi :
1. Pemeriksaan Awal
2. Pemeriksaan Berkala
3. Pemeriksaan Khusus.
Aturan pelaksanaan : (Permen No. 02/Men/1980 dan
Permen No. 03/Men/1983)
PEMBINAAN ( PS 9)
Pengurus diwajibkan :
a. Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :
1. Kondisi dan bahaya di tempat kerja
2. Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
3. Menyediakan APD
4. Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
b. Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
c. Melakukan pembinaan
1. pencegahan kecelakaan
2. pemberantasan / penanggulangan kebakaran
3. peningkatan K3
4. pemberian P3K
d. Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
Kewajiban Pengurus :
3. Membentuk P2K3 ( Ps 10 ) --- (Permenaker No.
04/Men/1984)
4. Melaporkan Kecelakaan kepada pengawas ( ps 11 )
(1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (Permen No.
03/Men/1998)
Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja [pasal 12]
Kewajiban :
✓ Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan;
✓ Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan;
✓ Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan;
✓ Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau
keselamatan kerja;
Hak :
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat kesehatan dan keselamatan
kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam
hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih
dapat dipertanggung jawabkan
Kewajiban memasuki tempat kerja (Ps 13)

Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja,


diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja
dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
KEWAJIBAN PENGURUS ( Ps 14 )

Menempatkan semua syarat


keselamatan kerja & Undang-undang 1/1970

Memasang gambar keselamatan kerja &


bahan pembinaan lainnya

Menyediakan secara cuma-cuma, semua APD


→ utk TENAGA KERJA dan Orang Lain
Ketentuan Penutup (Ps 15)
Daftar peraturan pelaksanaan
Daftar peraturan pelaksanaan
Daftar peraturan pelaksanaan
Daftar peraturan pelaksanaan
3.1

Manajemen Resiko K3
By Sulistio Adi R
XI Bab
18 Pasal
SASARAN

Menjelaskan pengertian dari manajemen risiko


Menyebutkan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
manajemen risiko
Melaksanakan kegiatan manajemen risiko di tempat kerja
Mengendalikan risiko di tempat kerja dengan
menggunakan prinsip manajemen risiko
LATAR BELAKANG

Setiap aktivitas, tempat dan


teknologi terdapat bahaya &
RESIKO
PENGERTIAN
BAHAYA
Bahaya adalah segala sesuatu
yang dapat mengakibatkan
cedera, penyakit atau
kerusakan bagi manusia atau
lingkungan kerja
Jenis Bahaya

FAUNA FLORA

FIRE
Biologi
STRESS TOXIC
BEBAN Psykologi KIMIA
POLUSI
KERJA
IRITASI

Hazard
BISING
ELECTRIC
SUHU SHOCK
RADIASI Fisika
Fisik LISTRIK FIRE
SHORT
TEKANAN
MEKANIK CIRCUIT
GETARAN

ERGONOMI
ALAT BEJANA
MESIN ANGKUT TEKAN
2
0

Resiko adalah ukuran


RISK kombinasi dari
kemungkinan kerugian
RISIKO yang akan timbul dari sumber
bahaya dan
konsekuensi/keparahan
dari dampak yang mungkain
timbul

Kemungkinan Akibat
DEFINISI UMUM
TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO
PERSIAPAN /
PENETAPAN KONTEKS

IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO

Source: AS/NZS4360 (1999) PENANGANAN RISIKO


PERSIAPAN

1. Ruang lingkup kegiatan manajemen risiko.


2. Personil yang terlibat.
3. Standar dalam penentuan kriteria risiko.
4. Prosedur/mekanisme pelaporan dan pemantauan serta
revew.
5. Dokumentasi yang terkait.
Identifikasi bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui
adanya bahaya dalam aktivitas organisasi.
Teknik Identifikasi Bahaya

Data Kejadian
Bersifat semi proaktif, karena berdasarkan sesuatu yang telah terjadi. Dari suatu kejadian
kecelakaan atau insiden diperoleh informasi penting mengenai adanya suatu bahaya.

Checklist
Identifikasi bahaya dilakukan dengan membuat suatu daftar periksa (checklist) tempat kerja.
Melalui daftar periksa dapat dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh kondisi lingkungan kerja
seperti mesin, penerangan, kebersihan, penyimpanan material, dll.

Job Safety Analysis


Job Safety Analysis merupakan metode identifikasi yang sederhana dan relatif mudah
dilakukan untuk menidentifikasi risiko, khususnya risiko keselamatan kerja yang
dihubungkan dengan pekerjaan individual (individual job tasks) serta menentukan tindakan
pengendalian yang sesuai untuk meminimalisasi risiko tersebut.
3. Analisa Risiko / Risk Analysis
➢ Kegiatan analisa suatu risiko dengan cara menentukan
besarnya kemungkinan/probability dan tingkat
keparahan dari akibat/consequences suatu risiko

➢ Cara menilai resiko salah satunya dengan RISK MATRIX


Matrix Resiko 8
3
Matriks Resiko
Konsep:
1. Matriks Resiko ditentukan oleh masing-masing perusahaan
berdasarkan besar perusahaan, jenis usaha dan aktifitas
perusahaan.
2. Matriks Resiko beragam-ragam. Ada yang menggunakan tabel 4x4,
6x6, 8x8 dsb.
3. Penentuan Matriks Resiko ditetapkan oleh perusahaan melalui
pengkajian, dan diimplementasikan sebagai dasar untuk
mengendalikan bahaya dan resiko yang ada di tempat kerja.
4. Resiko adalah perkalihan antara kemungkinan (probability) dengan
tingkat keparahan (severity level)
METODE KUALITATIF 8
2

Probability

AS/NZS 4360:1999 Risk


Management

Severity
METODE SEMIKUANTATIF 8
5

PROBABILITY

FREQUENCY

SEVERITY

RISK = PROBABILITY x FREQUENCY x SEVERITY


Tahapan Manajemen Risiko :
3. Penilaian Resiko

Tentukan prioritas risiko

Lakukan pengambilan keputusan

Apakah risiko bisa diterima? Apakah risiko harus dikendalikan?

(acceptable risk/ALARP) (risk reduction/control)?

ALARP (As Low As Reasonably Practicable/tingkat resiko


terendah yang masuk akal dan dapat dijalankan
Pengendalian
Pengendalian
Eliminasi
menghilangkan bahaya dari sumbernya dengan cara mengerjakan
pekerjaan dengan cara lain/ cara berbeda.
Substitusi
mengupayakan untuk menurunkan risiko tingkat bahaya dari sumbernya
atau menggunakan alternatif yang lebih aman.
Kontrol Engineering/Rekayasa
Tindakan (teknik), yaitu tindakan kontrol yang biasa dilakukan sebagai
tindakan
Pengendalian
Pengendalian Administratif
Pelaksanaan suatu kebijakan, dan perubahan dalam praktik dan prosedur kerja
merupakan salah satu cara untuk mengurangi tingkat risiko suatu bahaya.
Termasuk di dalamnya berupa pembatasan waktu pajanan/ paparan terhadap
bahaya, melakukan rotasi kerja, dll

Alat Pelindung Diri


Penggunaan pengendalian resiko dengan Alat Pelindung Diri merupakan langkah
terakhir yang hanya dipertimbangkan menjadi alternatif terakhir.
KOMUNIKASI
11
0
Tujuannya adalah:
DAN
KONSULTASI •Memberikan Informasi kepada pekerja
mengenai risiko yang ada di tempat kerja
•Memberikan awareness kepada pekerja
mengenai risiko dan berperan aktif dalam
identifikasi bahaya
•Memastikan pekerja memahami dan
menerima strategi pengendalian yang
ditetapkan.
Alur pencegahan Kecelakaan

PROGRAM PENERAPAN
IBPR/HIRADC PENGENDALIAN
Pekerjaan

Idenfikasi Dinilai Dikendalikan Kerja


Aktivitas
Bahaya Risikonya Risikonya Aman

• Aktivitas didata, • Setiap aktivitas • Memakai matrix risiko • Program K3 • Karyawan


baik yang: • Kuasai proses kerja • Dengan 2 kriteria, • Mengikuti hirarki kendali ditraining
• Internal • Jenis bahaya: tingkat: • Hirarki aturan • Disediakan APD
• Eksternal • Sumber (Kimia, • Kemungkinan perusahaan dan AK
• Rutin ergonomic, fisik, • Keparahan • Fatality Prevention • Disediakan
• Tidak Rutin mekanis) • Diberi nilai risiko Standard perlengkapan
• Normal • Origin/asal (Alam, • Risiko kritis, yaitu tinggi • SOP • Bekerja
• Tidak normal teknologi, social) dan tinggi sekali • JSA mengikuti
• Dampak (health, prosedur & JSA
safety, ekonomi)
Permit Sistem
(Surat Ijin Kerja)
1. Work Permit Sistem (Surat Ijin Kerja)

Pengertian Surat Ijin Kerja ;

adalah surat ijin tertulis yang menyatakan suatu


pekerjaan telah dinyatakan aman atau tidak aman untuk
dilaksanakan.

Dimana pekerjaan yang harus menggunakan permit?

di daerah terbatas yang mengandung potensi bahaya.


Fungsi Permit
1. Legalitas
2. Komunikasi dan Koordinasi
memastikan semua pihak sudah berkomunikasi ( supervisor,
manager area, HSE, Tim teknis ( enginering, tim authorised gas tester
dll ) kelayakan persiapan pekerjaan.
3. Komitmen pekerjaan
Jenis – Jenis Surat Ijin Kerja

• Surat Ijin Kerja Panas


• Surat Ijin Kerja Dingin
• Surat Ijin Kerja Memasuki Ruang Terbatas
• Surat Ijin Kerja Penggalian
• Surat Ijin Kerja Pekerjaan Listrik / Instrumen
• Surat Ijin Kerja Radiografi
Surat Ijin Kerja Panas diperlukan
Surat Ijin Kerja untuk setiap pekerjaan yang
Panas berkaitan dengan penggunaan
(Hot Work Permit) sumber pernyalaan yang dapat
menyalakan bahan yang mudah
Persiapan : terbakar.
a. JSA
b. Work methode
c. Gas test
d. Pengendalian api Surat ijin ini diberikan untuk
percikan.
e. Alat pemadam pekerjaan yang menggunakan api
terbuka, dll.
Surat Ijin Kerja Surat Ijin Kerja Dingin diperlukan
Dingin untuk pekerjaan yang berhubungan
(Cold Work Permit) dengan pekerjaan konstruksi,
Persiapan : perawatan, perbaikan yang sifatnya
a. JSA
b. Work methode tidak rutin dengan ketentuan bahwa
pekerjaan tersebut tidak memakai
peralatan yang dapat menimbulkan
api atau sumber nyala
Surat Ijin Memasuki Surat Ijin Memasuki Ruang Terbatas ini
Ruang Terbatas diperlukan apabila seseorang baik seluruh
atau sebagian tubuhnya harus masuk
(Confined space Permit) kedalam ruangan terbatas.
pekerjaan ini meliputi ;
● Memasuki tangki, vessel, separator
Persiapan : ● Memasuki sewer, bak (pit), lubang
a. JSA galian kedalaman lebih dari 1,3 meter
b. Work methode
c. Gas test
d. Personel kompeten Bahaya RT :
e. Perlatan memadai : a. Athmospheric danger (Gas beracun,
sirkulasi udara, APD,
Rescue gas mudah terbakar, kurang 02)
b. Energi berbahaya.
c. Bahaya Biologis
d. Bahaya Terjebak
Confined space permit :
Pekerjaan di ruang terbatas ( tidak dirancang org bekerja, akses terbatas
sirkulasi terbatas )

Bahaya RT :
1. Athmospheric Danger ( kurang O2, gas beracun, gas mudah terbakar, debu
kimia berbahaya), 2. Struktur RT (menjebak), 3. Bahaya lain ( mesin berputar,
aliran listrik, Binatang, Kebisingan )
Persiapan :
1. Dokumen : ( JSA, Work metode, Gas Test, pengendalian api dan percikan ,
alat pemadam )
2. Personal harus kompeten : entrant ( bekerja didalam),attendant
(mengawasi dari luar) Rescue ( penyelamatan) Ahli K3 RT ( manager )
3. Peralatan : Purging ( blower & exhaust ), pencahayaan, rescue, APD khusus :
SCBA, ear muff dll)
Surat Ijin Kerja Penggalian
Surat Ijin Kerja diperlukan untuk melakukan setiap
Penggalian pekerjaan penggalian, pembuatan
(Digging Permit) saluran atau pekerjaan – pekerjaan
yang dapat membahayakan.

Misal : perbaikan/ pemasangan


pipa, perbaikan kabel listrik /
telepon bawah tanah, pemacangan
Surat Ijin Pekerjaan Listrik /
Instrumen diperlukan untuk setiap
Surat Ijin melakukan pekerjaan yang berkaitan
Pekerjaan dengan sistim kelistrikan / instrumen
Listrik / yang diperkirakan mempunyai resiko
bahaya sengatan listrik.
Instrumen
Misal : perbaikan / pemasangan
kontraktor, peralatan kontrol, relay
panel, power supply, electric heater
Surat Ijin Pekerjaan Radiografi
Surat Ijin diperlukan untuk melakukan
Pekerjaan pekerjaan yang berhubungan
dengan penggunaan peralatan x-ray
Radiografi atau sumber zat radio aktif seperti
pada pekerjaan non destructive
testing
Prinsip pengawasan 1. Pastikan sudah ditandatangani pihak
Ijin Kerja terkait. ( Manager Area, Enginering,
HSE, pimpinan project)
2. Pastikan masa berlaku valid masih
Permit : Surat Ijin Kerja
berlaku)
3. Pastikan apa yg tercantum di permit
(APD, Peralatan, JSA dll) dilaksakan.
4. Apabila pekerjaan sudah selesai
permit harus segera di closing
(ditutup) agar tidak disalahgunakan.

Anda mungkin juga menyukai