Kel.2 Logika Matematika

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LOGIKA MATEMATIKA

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Indah Resti Ayuni Suri, M.Si

Disusun Oleh:

Ayu Mustika Asih (2111050014)

Maika Tanzila (2111050057)

Rika Oktaviani (2111050085)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat, kehendak, kekuatan, pertolongan dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga
dan para sahabat yang telah memberikan penerangan bagi umat Islam.

Makalah dengan judul “ Logika Matematika ” ini disusun untuk tugas mata kuliah
perencanaan pembelajaran matematika pada jurusan pendidikan matematika Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu, penulis berharap berbagai masukan yang dapat
membangun.

Bandar Lampung, 6 November 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3

A. Pengertian Nilai Kebenaran ......................................................................................... 3


B. Pernyataan Nilai Kebenaran dan Kalimat Terbuka ....................................................... 4
C. Nilai Kebenaran Operasi Logika .................................................................................. 5
BAB II PENUTUP .................................................................................................................. 9

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-
pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk
menyampaikan pelajaran di sekolah. Dalam Logika dipelajari metode-metode dan prinsip-prinsip
yang dapat dipakai untuk membedakan cara berpikir benar (correct) atau tidak benar (incorrect),
sehingga dapat membantu menyatakan ide-ide tepat dan tidak mempunyai arti ganda. Jadi,
dalam ilmu logika hanya mempelajari atau memperhatikan kebenaran dan kesalahan dari
penalaran, dan penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan atau lebih.
Logika matematika adalah cabang logika dan matematika yang mengandung kajian
matematis logika dan aplikasi kajian ini pada bidang-bidang lain di luar matematika. Logika
matematika berhubungan erat dengan ilmu komputer dan logika filosofis. Tema utama dalam
logika matematika antara lain adalah kekuatan ekspresif dari logika formal dan kekuatan deduktif
dari sistem pembuktian formal. Logika matematika sering dibagi ke dalam cabang-cabang dari
teori himpunan, teori model, teori rekursi, teori pembuktian, serta matematika konstruktif.
Bidang-bidang ini memiliki hasil dasar logika yang serupa.
Melalui logika kita dapat mengetahui kebenaran suatu pernyataan dari suatu kalimat dan
mengetahui apakah pernyataan pertama sama maknanya dengan pernyataan kedua. Misalkan,
apakah pernyataan “Jika sekarang adalah hari Minggu maka sekolah libur.” sama artinya dengan
“Jika sekolah libur maka sekarang adalah hari Minggu.”? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu
kita perlu mengetahui aturan-aturan dalam logika.
Banyak hal yang perlu kita ketahui mengenai logika. Dengan logika, kita juga dapat
mengetahui apakah suatu pernyataan bernilai benar atau salah. Hal terpenting yang akan
didapatkan setelah mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian mengambil
kesimpulan dengan benar atau sah. Logika matematika memberikan dasar bagi sebuah
pengambilan kesimpulan dan dapat digunakan dalam banyak aspek kehidupan.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud logika Matematika, pernyataan, dan kalimat terbuka?
2. Operasi-operasi apa saja yang terdapat dalam logika matematika?
3. Bagaimana konversi, invers, dan kontraposisi dari suatu implikasi?
4. Apa yang dimaksud pernyataan berkuantor?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui nilai kebenaran dari suatu
pernyataan, operasi-operasi yang terdapat dalam logika matematika, mengetahui konvers, invers
dan kontraposisi dari suatu implikasi, mengetahui pernyataan berkuantor serta cara pengambilan
kesimpulan dalam logika matematika.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai Kebenaran


Dalam ilmu logika (logika matematika), salah satu yang dibahas adalah terkait dengan
kalimat. Kalimat yang dimaksud, dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu kalimat terbuka dan
kalimat tertutup. Kalimat terbuka merupakan kalimat yang nilai kebenarannya belum bisa
dipastikan. Biasanya menggunakan kalimat tanya. Sedangkan, kalimat tertutup merupakan
sebaliknya, yaitu kalimat yang nilai kebenarannya sudah pasti. Nilai kebenaran yang dimaksud,
adalah benar atau salah (bukan sekaligus kedua-duanya). Misalnya, 2+11=13. Ini sudah jelas,
bahwa nilai kebenarannya adalah benar Nilai kebenaran dalam suatu kalimat (dalam konteks
logika matematika) sudah pasti melalui pembuktian tertentu. Seperti pada contoh di atas,
2+11=13, nilai kebenarannya adalah benar. Di sini sudah melewati proses pembuktian, sehingga
nilai kebenarannya dikatakan benar.
Apakah informasi/berita itu benar atau salah (bukan kedua-duanya). Tanpa kita
mengetahui nilai kebenaran dari suatu informasi atau berita yang dimaksud, maka bisa jadi kita
salah sangka dan gagal paham. Barangkali, informasi atau berita yang benar kita anggap salah.
Sebaliknya, informasi atau berita yang salah kita anggap benar.
Ini juga yang menjadi salah satu penyebab maraknya berita hoax yang beredar di dunia
maya, oleh karena tidak adanya proses pengecekan nilai kebenaran dari para warganet. Sehingga,
informasi atau berita tersebut tidak jelas kebenarannya. Makanya, perlu dilakukan pengecekan
dan kroscek, demi keabsahan dan keshahihan sebuah kabar yang dimaksud, sehingga nilai
kebenarannya jelas (benar atau salah). Dengan demikian, kita bisa mengetahui bahwa kabar yang
dimaksud benar atau salah adanya.

B. Pernyataan Nilai Kebenaran dan Kalimat Terbuka


Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau salah saja, tetapi tidak
sekaligus benar dan salah. Kebenaran atau kesalahan sebuah pernyataan dinamakan nilai
kebenaran dari pernyataan tersebut. Suatu pernyataan biasanya dilambangkan dengan huruf
kecil, misalnya p, q, r, dan seterusnya.

3
Setiap pernyataan adalah kalimat, tetapi tidak semua kalimat merupakanpernyataan.

Contoh :
a. Jakarta adalah ibu kota Negara Republik Indonesia.
b. 5 adalah bilangan genap.
c. Kemana anda pergi?
Kalimat (a) merupakan pernyataan yang bernilai benar, kalimat (b) merupakan
pernyataan yang bernilai salah dan kalimat (c) bukan merupakan pernyataan, karena tidak
bernilai benar atau salah.
Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih memuat perubahan (variabel), sehingga
belum dapat ditentukan nilai benar atau salahnya. Variabel adalah simbol untuk menunjukkan
suatu anggota yang belum spesifik dalam semesta pembicaraan.

C. Nilai Kebenaran Operasi Logika


Dalam logika matematika dikenal sebanyak 5 penghubung, yaitu:
1. Negasi (Negation)
2. Konjungsi (Conjunction)
3. Disjungsi (Disjunction)
4. Implikasi (Implication)
5. Biimplikasi

Misalkan p dan q adalah proposisi.


1. Negasi:
Negasi (ingkaran) adalah suatu pernyataan baru yang dapat dibentuk dari pernyataan
semula sehingga bernilai benar jika pernyataan semula salah dan bernilai salah Maka pernyataan
semula benar.
Jika pada suatu pernyataan p, diberikan pernyataan lain yang disebut negasi p,
dilambangkan oleh ~p, maka dapat dibentuk dengan menuliskan “Tidak benar…” di depan
pernyataan p atau jika mungkin, dengan menyisipkan kata “tidak” atau “bukan”di dalam
pernyataan p.

4
Nilai kebenaran negasi suatu pernyataan memenuhi sifat berikut ini: Jika p benar, maka
~p salah; jika p salah maka ~p benar. Jadi, nilai kebenaran negasi suatu pernyataaan selalu
berlawanan dengan nilai kebenaran pernyataan semula.

2. Konjungsi:
Konjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan menggunakan kata
hubung “dan”. Konjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p ^ q”.
Nilai kebenaran konjungsi p q memenuhi sifat berikut ini: jika p benar dan q benar, maka
p ^ q benar; sebaliknya, jika salah satu p atau q salah serta p salah dan q salah, maka p ^ q salah.
Dengan perkataan lain, konjungsi dua pernyataan akan bernilai benar hanya bila setiap
pernyataan bagiannya bernilai benar. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.

3. Disjungsi:
Disjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan menggunakan kata
hubung “atau”. Disjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p v q”. Nilai kebenaran
disjungsi p v q memenuhi sifat berikut ini: jika p benar dan q benar serta salah satu diantara p
dan q benar, maka p v q benar. Jika p dan q dua-duanya salah maka p v q salah.

4. Implikasi (proposisi bersyarat):


Implikasi (pernyataan bersyarat/kondisional) adalah pernyataan majemuk yang disusun
dari dua buah pernyataan dengan menggunakan kata hubung logika “jika . . . maka . . .”.
Disjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p → q”, dapat dibaca “jika p maka q”.
Nilai kebenaran implikasi p → q memenuhi sifat berikut: jika p benar dan q salah, maka
p → q dinyatakan salah. Dalam kemungkinan yang lainnya p → q dinyatakan benar.
Dari suatu implikasi p → q dapat dibentuk implikasi lain, yaitu:
1. q → p, yang disebut konvers dari p→ q.
2. ~p → ~q, yang disebut invers dari p → q.
3. ~q → ~p, yang disebut kontraposisi dari p → q

5
Tabel kebenaran hubungan antara implikasi-implikasi tersebut adalah:

P Q ~p ~q p→q q→p ~p → ~q →
~q ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

5. Ekuivalensi/Biimplikasi:
Jika dua pernyataan p dan q dirangkai dengan menggunakan dengan kata hubung “… jika
dan hanya jika …”, maka diperoleh pernyataan baru yang berbentuk “p jika dan hanya jika q”
yang disebut biimplikasi. Biimplikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p ↔ q”. Nilai
kebenaran biimplikasi p ↔ q memenuhi sifat berikut: p ↔ q dinyatakan benar jika p dan q
mempunyai nilai kebenaran yang sama. p ↔ q dinyatakan salah jika mempunyai nilai kebenaran
yang tidak sama.
TABEL KEBENARAN

p q ~p ~q p^q pvq p→q ~(p^q) ~p v ~q ~(pvq) ~p^~q ~(p→q) p^~q p↔q


B B S S B B B S S S S S S B
B S S B S B S B B S S B B S
S B B S S B B B B S S S S S
S S B B S S B B B B B S S B

 KUANTOR
Kuantor adalah suatu istilah yang menyatakan “berapa banyak” dari suatu objek dalam suatu
sistem. Suatu kesimpulan dalam logika sering digambarkan menggunakan kuantor-kuantor
sebagaiberikut

6
1. Kuantor Universal (Kuantor Umum)
Pernyataan “Semua manusia adalah fana” dapat dinyatakan dengan “Untuk setiap obyek,
obyek itu fana”. Kata “obyek itu” adalah sebagai ganti “obyek” sebelumnya. Kata ini
dinamakan variabel individual, yang dapat kita ganti dengan lambang “x”, sehingga kita peroleh
“Untuk setiap x, x adalah fana”.

Lebih singkat lagi, sesuai dengan cara pemberian symbol pada pernyataan tunggal, kita
peroleh : “Untuk setiap x, Mx”.
Ungkapan “Untuk setiap (semua) x” disebut Kuantor Universal atau Kuantor Umum
(Universal Quintifier), dan diberi simbol dengan “(∀)”. Dengan symbol batu ini kita dapat
melengkapi simbolasi (pemberian symbol) pernyataan umum pertama tadi dengan notasi (∀x)
Mx.
Tanda ∀ dibaca “untuk setiap” atau “untuk semua”. Notasi lain daripada ∀ adalah A. bahkan
ada pula para ahli yang tidak mencantumkan kedua simbolini dalam menyatakan Kuantor
Umum, sehingga notasinya cukup dengan: (∀x) Mx.
Notasi (∀x) Mx, seperti diatas, dibaca “untuk setiap x, x mempunyai sifat “M”, atau “untuk
setiap x, berlaku Mx”. Akibat adanya kuantor ∀x, maka Mx menjadi kalimat tertutup
(pernyataan).

Contoh :
a) Misalkan Mx : x + 2 > 0. Maka M (-1/2) = -1/2 + 2 > 0 ada lah pernyataanyang B
(benar).

b) Misalkan x adalah bilangan real, maka (∀x) [𝑥2 + 2 > 0] mempunyai nilaikebenaran B
(benar).

c) Misalkan x adalah bilangan real, maka(∀x) [𝑥2 + 1 = 0] nilai kebenarannyaS (salah).

7
2. Kuantor Eksistensial (Kuantor Khusus)
Seperti halnya dalam menyusun ungkapan pernyataan umum pada Kuantor Umum di
atas, kita pun dapat melakukan hal yang serupa untuk pernyataan “Sesuatu adalah fana”,
dengan:
 Ada paling sedikit satu yang fana.
 Ada sekuran-kurangnya satu yang fana.
Ada paling sedikit satu obyek, sedemikian rupa sehingga obyek itu adalah fana. Ada paling
sedikit satu x, sedemikian rupa sehingga x adalah fana.

Lebih singkat lagi dapat kita tulis : Ada paling sedikit satu x, sedemikian rupa sehingga
Mx.
Pernyataan “Ada paling sedikit satu x, sedemikian rupa sehingga”, atau “Ada sekurang-
kurangnya satu x, sedemikian rupa sehingga” dinamakan “Kuantor Khusus” atau “Kuantor
Eksistensial” (Exitential Quantifier), dan diberi simbol “(Ǝx)”. Dengan menggunakan symbol
baru ini, kita dapat melengkapi penyimbolan terhadap pernyataan umum kedua di atas dengan
: (Ǝx) Mx.
Pernyataan (Ǝx) Mx dibaca : Ada paling sedikit satu x, sedemikian rupa sehinggaMx, atau
beberapa x, sehingga berlaku Mx.
Contoh :
a) (Ǝx) [x2 + 1 = 0], dibaca “ada paling sedikit satu x, sehingga x2 + 1 = 0”.Nilai
kebenaran pernyataan ini adalah salah (S).

b) (Ǝx) [2x + 5 ≠ 2 + 2x], dibaca “ ada paling sedikt satu x, sehingga 2x + 5 ≠ 2+ 2x”.
nilai kebenarannya adalah benar (B).

Kuantifikasi Eksistensial dalam fungsi proposisi adalah benar jika dan hanya jika sekurang-
kurangnya satu substitution instansenya benar. Demikian pula, jika Kuantifikasi Universal
sebuah proposisi benar, maka Kuantifikasi Eksistensialnya tentu benar pula. Ini berarti, jika
(∀x) Mx benar, maka (Ǝx) Mx benar pula.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa ilmu logika matematika bisa
diterapkan untuk membantu cabang ilmu matematika lain dalam menyusun kalimat matematika,
lalu membuktikan pernyataan- pernyataan di dalamnya sehingga pernyataan menjadi bersifat
universal dan dapat dipahami oleh matematikawan serta pembelajar matematika di seluruh
penjuru dunia.
Selain itu, cabang ilmu logika matematika juga turut membantu umat manusia dalam
mengasah alur berpikir yang benar serta membentuk suatu pemikiran yang sistematis dan logis.
Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan sebuah masalah, umat manusia diharapkan dapat
mengaplikasikan teori logika matematika ini sehingga masalah yang dihadapi bisa terselesaikan
secara rasional.

B. Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan tentang apa-apa saja tuurunan itu. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangatlah
dibutuhkan penyusun, mengingat masih banyak kekurangan dari karya ini.

88
8
DAFTAR PUSTAKA

Soehardjo.1996. Dasar Matematika. Surakarta: UNS Press


Syariful Fahmi, Soffi Widyanesti Priwantoro. (2021). Logika Matematika dan Himpunan. UAD
PRESS, 2021 Retno Damayanti, S.Pd. (2021). Logika Matematika. Pemeral Edukreatif

88
8

Anda mungkin juga menyukai