Makalah Aldy Syuryo Pranata Logika-1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“PERNYATAAN DAN INGKARAN”

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALDY SYURYO PRANATA

NIM : C1C120021

DOSEN PEMBIMBING : Jusmawati S.Pd M.Pd

UNIVERSITAS MEGAREZKY
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subkhanallahuwata’ala. Sholawat serta


salam kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Sholallahu’alaihi
Wassalam, karena atas hidayah-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan.Makalah
ini penulis sampaikan kepada pembina Mata Kuliah Pembelajaran Logika ibu
Jusmawati S.Pd M.Pd, sebagai tugas pendalaman pembelajaran Logika.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen  Logika yang
telah mencurahkan ilmunya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan lancar dalam menulis makalah ini.

Selanjutnya kami mohon kepada ibu dosen khususnya dan pembaca pada
umumnya, bila ada kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi
bahasa maupun kontennya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang
akan datang.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bulukumba , 24 Oktober 2020

              Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................4

A.    Latar Belakang Masalah ............................................................................................4

B.     Rumusan Masalah......................................................................................................
.............................................................................................................................................4

C.     Tujuan ........................................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................................5

A.    Pengertian Logika Matematika ...................................................................................5

B.     Pernyataan ..................................................................................................................5

C.     Kata Hubung Kalimat.................................................................................................6

D.    Negasi dari Pernyataan Majemuk................................................................................10

E.     Kontradiksi, Tautologi, dan Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan Majemuk.12..........13

F.      Hukum-Hukum Logika .............................................................................................
.............................................................................................................................................14

G.    Pernyataan Berkuantor.................................................................................................15

H.    Ingkaran Pernyataan Berkuantor.................................................................................16

I.       Validitas Pembuktian.................................................................................................16

J.       Bukti dalam Matematika...........................................................................................19

K.    Latihan Soal.................................................................................................................
.............................................................................................................................................20

L.    Pembahasan..................................................................................................................21

BAB III : PENUTUP...........................................................................................................23

A.    Kesimpulan..................................................................................................................23

B.     Saran ..........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................24

BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan
argumentasi sangat sering digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari, didalam
mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya. Dalam arti luas,
logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan
yang shahih dan yang tidak shahih. Karenanya logika sangat berguna bagi maha
siswa, disamping dapat meningkatkan daya nalar atau proses berfikir yang terjadi
di saat menurunkan dan menarik kesimpulan dari pernyataan yang diketahui benar
atau dianggap benar, namun dapat diaplikasikan di dalam kehidupan nyata mereka
sehari-hari. Tujuan pembelajaran logika matematika pada dasarnya adalah agar
para mahasiswa dapat menggunakan aturan-aturan dasar logika matematika untuk
penarikan kesimpulan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari logika matematika ?

2.      Apa saja kata hubung kalimat pernyataan majemuk ?

3.      Bagaimana ingkaran dari pernyataan majemuk ?

4.      Apa saja hukum-hukum logika ?

5.      Apa saja yang digunakan untuk penarikan kesimpulan ?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian dari logika matematika.

2.      Untuk mengetahui kata hubung kalimat penyataan majemuk.

3.      Untuk mengetahui ingkaran dari pernyataan majemuk.

4.      Untuk mengetahui hukum-hukum logika.

5.      Untuk mengetahui penarikan kesimpulan.


BAB 2

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Logika Matematika

Logika Matematika atau Logika Simbol  ialah logika  yang menggunakan bahasa
Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.

Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna


tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.

B.     Pernyataan

Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang


mengandung arti. Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau
salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi,
kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan
dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa contoh berikut!

1.   Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam

2.   4 + 3 = 8

3.   Rapikan tempat tidurmu!

Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan
keduanya adalah pernyataan. Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar atau
salah, sehingga bukan pernyataan.

a)         Kalimat Terbuka

Adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat terbuka
biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti
dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi
sebuah pernyataan.

Variabel (Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu


dalam semesta pembicaraan, sedangkan konstanta  adalah lambang yang
menunjukkan anggota tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti variabel
yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai benar,
disebut selesaian atau penyelesaian.
Contoh kalimat terbuka :

1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya

2. x + 2 = 8

b)         Pernyataan Majemuk

Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu


pernyataan-pernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi
yang akan kita temui berupa kata sambung logika :

1)   Merupakan lambang operasi untuk negasi

2)   Merupakan lambang operasi untuk konjungsi

3)    Merupakan lambang operasi untuk disjungsi

4)   Merupakan lambang operasi untuk implikasi

5)   Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi

C.    Kata Hubung Kalimat

1.   Ingkaran atau Negasi

Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh


dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada
pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang
atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka
ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya.

 Contoh Soal :

Misalkan pernyataan

 p : Tembakau yang mengandung nikotin.

Ingkaran penyataan p

 ~ p : Tidak benar bahwa tembakau mengandung nikotin.


Dengan tabel kebenaran

2.   Konjungsi

Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “dan” sehingga
membentuk pernyataan majemuk “p dan q” yang disebut konjungsi. Konjungsi “p
dan q” dilambangkan dengan “p Ù q”.  Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai
benar hanya jika kedua pernyataan komponennya bernilai benar. Dan jika salah
satu atau kedua pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah.

Dengan tabel kebenaran

Contoh Soal :

Jika, p : Ima anak pandai

q : Ima anak cekatan

maka p ∧ q  : Ima anak pandai dan cekatan

Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan benar-


benar anak cekatan.

3.   Disjungsi/ Alternasi

Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “atau”


sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” yang disebut disjungsi.
Disjungsi p atau q dilambangkan dengan “p Ú q”. Dalam kehidupan sehari-hari,
kata “atau” dapat berarti salah satu atau kedua-duanya, dapat pula berarti salah
satu tetapi tidak kedua-duanya.
Berdasarkan pengertian di atas, dua buah pernyataan yang dihubungkan dengan
”atau” merupakan disjungsi dari kedua pernyataan semula. Dari pengertian kata
“atau” di atas maka muncul dua macam disjungsi yaitu sebagai berikut.

a)      Disjungsi inklusif, yaitu dua pernyataan yang bernilai benar apabila paling
sedikit satu dari keduanya bernilai benar yang diberi simbol “∨". Untuk disjungsi
inklusif dua pernyataan p atau q ditulis p ∨ q. sebagai contoh sekarang perhatikan
pernyataan berikut ini, “Andi seorang siswa yang pintar atau seorang atlit
berbakat”. Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa
yang pintar, atau seorang atlit yang berbakat, mungkin kedua-duanya”. Pernyataan
dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi inklusif. Untuk contoh
yang lain perhatian contoh berikut ini.

1)      Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut.

2)      Adi membawa pensil atau bolpoin.

Tabel kebenaran disjungsi inklusif di berikan sebagai berikut.

b)      Disjungsi eksklusif

Disjungsi eksklusif, yaitu dua pernyataan bernilai benar apabila hanya satu dari
dua pernyataan bernilai benar yang diberi simbol “⊻”. Disjungsi eksklusif dua
pernyataan p dan q ditulis p ⊻ q. Sekarang perhatikan pernyataan sebelumnya
lagi, “Andi seorang siswa yang pintar atau seorang atlit berbakat”. Pernyataan itu
akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa yang pintar, atau seorang atlit
yang berbakat, tetapi tidak kedua-duanya (dipilih salah satu)”. Pernyataan dengan
tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi eksklusif. Untuk contoh yang lain
perhatikan contoh berikut ini.

1)      Adika lahir di Bali atau di Surabaya

2)      Dua garis pada satu bidang sejajar atau berpotongan.


Tabel kebenaran disjungsi ekslusif di berikan sebagai berikut.

Catatan : Jika dalam suatu soal tidak diberikan keterangan, maka disjungsi yang
dimaksud adalah disjungsi inklusif.

4.   Implikasi

Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan “p Þ q”. Dalam implikasi p ⇒ q,


p disebut hipotesa (anteseden) dan q disebut konklusi (konsekuen). Bernilai benar
jika anteseden salah atau konsekuen benar, anteseden dan konsekuen sama-sama
benar, dan anteseden dan konsekuen salah, dan bernilai salah jika antesedennya
bernilai benar, sedangkan konsekuennya salah.

Dengan tabel kebenaran

Contoh soal:

Jika, p : Matahari bersinar

q : udara terasa hangat           

Jadi, p Þ q :  “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”,

Jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa
hangat. Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara
tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar atau
matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk udara terasa hangat. Sedangkan
untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah perlu dengan menunjukkan
udara menjadi hangat atau udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi
matahari bersinar. Karena udara dapat menjadi hangat hanya bila matahari
bersinar.

Dari suatu Implikasi p Þ q dapat dibentuk pernyataan majemuk :

Konvers, Invers, dan Kontraposisi

Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan


baru yang disebut invers, konvers, dan kontraposisi.

Ingkaran dari Implikasi Konvers, Invers dan Kontraposisi (Husein: 3013)

a)      Ingkaran Konvers: ~ (p Þ q) º (q Ù ~ p)

b)      Ingkaran Invers : ~(~ p Þ~ q) º ~p Ù q

c)      Ingkaran Kontraposisi: ~(~ q Þ~ p) º ~q Ù p

5.   Biimplikasi atau Bikondisional

Biimplikasi “p jika dan hanya jika q” dilambangkan dengan “p Û q”. Biimplikasi


bernilai benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau
kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka biimplikasi bernilai salah.

Dengan tabel kebenaran

Contoh Soal :

p : Saya memakai mantel

q : saya merasa dingin

maka, p Û q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
 Pengertian kita adalah “Jika saya memakai mantel maka saya merasa dingin” dan
juga “Jika saya merasa dingin maka saya memakai mantel”. Terlihat bahwa jika
saya memakai mantel merupakan syarat perlu dan cukup bagi saya merasa dingin,
dan saya merasa dingin merupakan syarat perlu dan cukup bagi saya memakai
mantel. Terlihat bahwa kedua peristiwa itu terjadi serentak.

D.    Negasi dari Pernyataan Majemuk

Berikut ini adalah pembahasan tentang negasi pernyataan majemuk, yaitu negasi
suatu konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi

1.      Negasi Suatu Konjungsi

Karena suatu konjungsi p ∧ q akan bernilai benar hanya jika kedua komponennya
bernilai benar. Maka negasi suatu konjungsi p  ∧ q adalah ~p  ∨ ~q; sebagaimana
ditunjukkan tabel kebenaran berikut:

Contoh Soal :

Jika, p : Ima anak pandai, dan

                        q : Ima anak cekatan.

maka p ∧ q  : Ima anak pandai dan cekatan

 Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan benar-


benar anak cekatan.

Apabila p ∧ q jika di negasikan menjadi ~p  ∨ ~q

Maka ~p  ∨ ~q : Ima bukan anak pandai atau bukan cekatan

2.      Negasi Suatu Disjungsi

Negasi suatu disjungsi p  ∨ q adalah ~p  ∧ ~q sebagaimana ditunjukkan tabel


kebenaran berikut:
Contoh soal :

Jika p : Persegi memiliki empat sisi

q : empat sudut

maka, p  ∨ q : Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut

Apabila p  ∨ q dinegasikan menjadi ~p  ∧ ~q

Maka ~p  ∧ ~q : Persegi tidak memiliki empat sisi dan empat sudut

3.      Negasi Suatu Implikasi

Negasi suatu implikasi p ⇒ q adalah p∧~q seperti ditunjukkan tabel kebenaran
berikut ini:

Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨ q

Contoh soal:

Jika, p : Matahari bersinar

        q : udara terasa hangat         

Jadi, p Þ q :  “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”

Apablia p ⇒ q dinegasikan menjadi p∧~q


Maka, p∧~q : matahari bersinar dan udara tidak terasa hangat

4.      Negasi Suatu Biimplikasi

Karena biimplikasi atau bikondisional p ⇔ q ekuivalen dengan

(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);

sehingga:

~ (p ⇔ q)  ≡ ~[(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)]

≡  ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]

≡  ~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]

≡  (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)

Contoh Soal :

p : Saya memakai mantel

q : saya merasa dingin

maka, p Û q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.

Apabila p Û q dinegasikan menjadi (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)

Maka, (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) : Jika saya memakai mantel maka maka saya merasa
dingin dan jika saya merasa dingin maka saya memakai mantel.

E.     Kontradiksi, Tautologi, Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan Majemuk

1.      Pengertian Kontradiksi

Kontradiksi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.

Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu
bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau
bukan bujang.

Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas
berbentuk p ∨ ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan tabel
kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran
komponen-komponennya, disebut tautologi.
2.      Pengertian Tautologi

Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.

Contoh pernyataan: “Pratiwi seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa”.


Pernyataan ini selalu bernilai salah, tidak tergantung pada nilai kebenaran dari
“Pratiwi seorang mahasiswa” maupun “Pratiwi bukan mahasiswa”.

Jika r : Pratiwi mahasiswa maka ~ r : Pratiwi bukan mahasiswa maka pernyataan


di atas berbentuk r ∧ ~ r (Coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan
tabel kebenaran).

Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari
komponen-komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai
salah,

maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.

3.      Ekuivalensi Pernyataan – Pernyataan Majemuk

a)      implikasi          º kontraposisi : p Þ q º ~ q Þ ~ p

b)      konvers            º invers            : q Þ p º ~ p Þ ~ q

c)      ~(p Ù q)           º ~ p Ú ~ q      : ingkaran dari konjungsi

d)     ~(p Ú q)           º ~ p Ù ~ q      : ingkaran dari disjungsi

e)      ~(p Þ q)          º p Ù ~ q          : ingkaran dari implikasi


f)       p Þ q  º ~ p Ú q

g)      ~(p Û q)         º (p Ù ~ q) Ú (q Ù ~ p) : ingkaran dari biimplikasi

F.     Hukum-Hukum Logika

1.      Sifat-Sifat Aljabar Proposisi

2.      Hukum-hukum logika :

G.    Pernyataan Berkuantor

Pernyataan berkuantor artinya pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas


atau jumlah. Pernyataan berkuantor mengandung kata semua, setiap, tiap-tiap,
ada, terdapat, beberapa dan sebagainya.

Terdapat dua macam kuantor, yaitu :

1. Kuantor Universal.

Disebut juga kuantor umum, ditandai dengan kata : “semua, setiap, tiap-
tiap” atau ditulis ("x). Kuantor universal dilambangkan (x),p(x).

Contoh Soal :
a)      Semua siswa memakai seragam.

b)      Tiap-tiap kelas selalu menjaga kebersihan.

c)      Setiap manusia punya kesalahan.

d)     Setiap bilangan asli adalah bilangan cacah.

2.      Kuantor Eksistensial.

Disebut juga Kuantor Khusus, ditandai dengan kata : “ Ada, terdapat, beberapa
“ atau ditulis ($x).  Kuantor eksistensial dilambangkan (x), p(x)

Contoh Soal:

a)      Ada siswa yang tidak mengerjakan PR.

b)      Terdapat bilangan prima yang genap.

c)      Beberapa kelas sedang tidak belajar.

H.    Ingkaran Pernyataan Berkuantor

1.      Ingkaran Kuantor Universal

Ingkaran dari pernyataan majemuk “untuk semua x, sehingga berlaku p(x)” adalah
“ada x, sehingga berlaku bukan p(x)”,ditulis ~[("x), p(x)] º ($x), ~p(x)

Contoh Soal :

p : Semua kucing berwarna putih.

-p :  Tidak benar bahwa semua kucing berwarna putih.

-p : Ada kucing yang tidak berwarna putih.

Secara umum ingkaran dari semua adalah ada/beberapa, dan dilambangkan :

– ( (x),p(x))  (x), -p(x)

2.      Ingkaran Kuantor Eksistensial.

Ingkaran dari pernyataan “ada x, sehingga berlaku p(x)” adalah “untuk semua x,
sehingga berlaku bukan p(x)”, ditulis ~[($x), p(x)] º ("x), ~p(x)

Contoh Soal:
p : Adaperempuan yang menjadi presiden.

-p : Tidak ada perempuan yang menjadi presiden.

-p : Semua perempuan tidak menjadi presiden.

Secara umum ingkaran dari Ada/beberapa adalah semua, dan dilambangkan :

– ((x), p(x) )   (x),-p(x)

I.       Validitas Pembuktian

1.      Premis dan Argumen

Premis adalah pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu


kesimpulan,   sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau
pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.

Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri
atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu
(satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-
premis.

2.      Validitas Pembuktian (I)

a)      Modus Ponen

                        Premis 1          : p Þ q

                        Premis 2          : p

                        Konklusi          : q

Contoh Soal :

Premis 1          : Jika saya belajar, maka saya lulus ujian (benar)

Premis 2          : Saya belajar (benar)

Konklusi          : Saya lulus ujian (benar)

Baris pertama dari tabel kebenaran kondisional (implikasi) menunjukkan validitas


dari bentuk argumen modus ponen.

b)      Modus Tolen :

                        Premis 1          : p Þ q


                        Premis 2          : ~ q

                        Konklusi          : ~ p        

Contoh Soal :

Premis 1          : Jika hari hujan maka saya memakai jas hujan (benar)

Premis 2          : Saya tidak memakai jas hujan (benar)

Konklusi          : Hari tidak hujan (benar)

Perhatikan bahwa jika p terjadi maka q terjadi, sehingga jika q tidak terjadi maka
p tidak terjadi.

c)      Silogisma :

                        Premis 1          : p Þ q

                        Premis 2          : q Þ r

                        Konklusi          : p Þ r

Contoh :

Premis 1          : Jika kamu benar, saya bersalah (B)

Premis 2          : Jika saya bersalah, saya minta maaf (B)

Konklusi          : Jika kamu benar, saya minta maaf (B)

d)      Silogisma Disjungtif

                        Premis 1          : p Ú q

                        Premis 2          : ~ q

                        Konklusi          : p

Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai
benar, maka argumen di bawah ini tidak valid.

                        Premis 1          : p ∨ q

                        Premis 2          : q

                        Konklusi          : ~ p


Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai
benar (disjungsi eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.

Contoh Soal :

1)      Premis 1    : Pengalaman ini berbahaya atau membosankan (B)

Premis 2    : Pengalaman ini tidak berbahaya (B)

 Konklusi   : Pengalaman ini membosankan (B)

2)      Premis 1    : Air ini panas atau dingin (B)

Premis 2    : Air ini panas (B)

Konklusi    : Air ini tidak dingin (B)

3)      Premis 1    : Obyeknya berwarna merah atau sepatu

Premis 2    : Obyek ini berwarna merah

Konklusi    : Obyeknya bukan sepatu (tidak valid)

e)      Konjungsi

                        Premis 1          : p

                        Premis 2          : q

                        Konklusi          : p Ù q

                        Artinya : p benar, q benar. Maka p Ù q benar.

f)       Tambahan (Addition)

                        Premis 1          : p

                        Konklusi          : p Ú q

Artinya : p benar, maka p Ú q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang

dimiliki q).

g)      Dilema Konstruktif :

                        Premis 1          : (p Þ q) Ù (r Þ s)

                        Premis 2          : ~ q Ú ~ s


                        Konklusi          : ~ p Ú ~ r

J.      Bukti dalam Matematika

1.      Pembuktian Tidak Langsung

Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian


yang langsung. Suatu argumen adalah valid secara logis jika premis-premisnya
bernilai benar dan konklusinya juga bernilai benar. Berdasarkan pemikiran ini,
jika premis-premis dalam suatu argumen yang valid membawa ke konklusi yang
bernilai salah, maka paling sedikit ada satu premis yang bernilai salah. Cara
pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau pembuktian dengan
kontradiksi atau reductio ad absurdum.

Contoh Soal :

Premis 1 : Semua manusia tidak hidup kekal (Benar)

Premis 2 : Chairil Anwar adalah manusia (Benar)

Buktikan bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal” (premis 3) dengan


melakukan      pembuktian tidak langsung.

Bukti :

Kita misalkan bahwa : Chairil Anwar hidup kekal (premis 4) (dan kita anggap
bernilai benar).

Maka berarti : Ada manusia hidup kekal (premis 5).

Tetapi premis 5 ini merupakan negasi dari premis 1. Yang sudah kita terima
kebenarannya.

Oleh karena itu premis 5 ini pasti bernilai salah.

Karena premis 5 bernilai salah maka premis 4 juga bernilai salah. Sebab itu
premis 3 bernilai benar.

Jadi terbukti bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal”.

Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar,


dengan menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan
dengan menurunkan konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasi
pernyataan itu dan pernyataan atau pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima
kebenarannya.
K.LATIHAN SOAL

1.      Amati pernyataan berikut ini:

p : Hari ini ahmad pergi ke toko buku

q : Hari ini ahmad pergi ke supermarket

Ubah kedua pernyataan diatas dengan logika matematika di bawah ini:

A. p Ù q

B. p Ù ~q

C. ~ p Ù q

D. ~ p Ù ~q

2.      Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan di bawah ini:

"Jika hari ini hujan maka Wayan mengendarai mobil"

3.      Tentukan kesimpulan dari premis berikut:

Premis 1 : Jika Panji rajin belajar maka ia lulus ujian

Premis 2 : Jika Panji lulus ujian maka ia masuk universitas

4.      Tentukan negasi dari pernyataan:

a)      Bogor hujan lebat dan Jakarta tidak banjir.

b)      Hari ini tidak mendung dan Budi membawa payung

5.      Tentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dari (~p ∧ r) ∨ (~r ⇒ q

L.PEMBAHASAN :

1.      Penyelesaian :

A. p Ù q :  Hari ini Ahmad pergi ke toko buku dan supermarket

B. p Ù ~q :  Hari ini Ahmad pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket

C. ~ p Ù q : Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku tetapi ke supermarket
D. ~p Ù ~q : Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket

2.      Penyelesaian :

Pernyataan di atas adalah implikasi p Þ q sehingga:

p : Hari ini hujan

q : Wayan mengendarai mobil

Konvers dari pernyataan tersebut adalah q Þ p

"Jika Wayan mengendarai mobil maka hari ini hujan"

Invers dari pernyataan di atas adalah ~p Þ ~q

"Jika hari ini tidak hujan maka Wayan tidak mengendarai mobil"

Kontraposisi dari pernyataan tersebut adalah ~q Þ ~p

"Jika Wayan tidak mengendarai mobil maka hari ini tidak hujan"

3.      Penyelesaian :

Kita gunakan prinsip silogisme

                        Premis 1          : p Þ q

                        Premis 2          : q Þ r

                        Konklusi          : p Þ r

Maka kesimpulannya adalah : "Juka Panji rajin belajar maka ia masuk universitas"

4.      Penyelesaian :

Ingkaran (negasi) dari konjungsi.

a)      Bogor hujan lebat dan Jakarta tidak banjir.

Ingat:

~(p ∧ q ) º ~p ∨ ~q

Sehingga ingkarannya adalah:

Bogor tidak hujan lebat atau Jakarta banjir.

Hari ini tidak mendung dan Budi membawa paying


Ingat:

~(p ∧ q ) º  ~p ∨ ~q

Sehingga ingkarannya adalah:

Hari ini mendung atau Budi tidak membawa paying

5.      Penyelesaian :

BAGIAN III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Logika Matematika atau Logika Simbol  ialah logika  yang menggunakan bahasa
Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna
tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.

Mata pelajaran Logika Matematika mempelajari beberapa hal yang berkaitan


dengan logika, seperti logika secara kalimat, logika dalam pemrograman dan
logika dalam rangkaian digital. Logika dalam kalimat dinyatakan sebagai
proposisi dan pola-pola argumen/pernyataan logis dengan hukum-hukum logika.
Logika dalam pemrograman diperlihatkan dengan struktur dasar dari
pemrograman dan aliran/kontrol program dengan flow chart. Logika dalam
rangkaian digital diperlihatkan dengan logika biner dan gerbang-gerbang logika
serta penyederhanaan dalam rangkaian.

Di dalam pembelajaran logika matematika ini membahas tentang pernyataan


majemuk beserta negasinya, hukum-hukum logika, kontradiksi, tautologi,
ekuivalensi pernyataan-pernyataan majemuk, dan juga penarikan kesimpulan.

B.     SARAN

1.      Diharapkan mahasiswa dapat memahami mata pelajaran logika matematika


dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

2.      Penulis dalam menulis makalah ini menyadari masih banyak kekurangan,


oleh karena itu pembaca diharapkan memberikan kritik dan saran jika menemukan
kesalahan dalam penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2013. ”disjungsi nilai kebenaran pernyataan” (online),

http://mafia.mafiaol.com/2013/06/disjungsi-nilai-kebenaran-pernyataan.html,
diakses tanggal 25 Maret 2016

Blogspot. 2014. “Makalah Logika Matematika” (online),

(http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/11/makalah-logika-matematika.html),
diakses tanggal 25 Maret 2016

Joko, jokom 42. 2012. “logika-matematika” (online),

https://jokom42joko.wordpress.com/2012/01/04/logika-matematika/, diakses
tanggal 27 Maret 2016

Matematikastudycenter. ”sma soal pembahasan logika matematika” (online),


http://matematikastudycenter.com/kelas-10-sma/93-10-sma-soal-pembahasan-
logika-matematika, diakses tanggal 23 Maret 2016

Rumusmatematikadasar. 2015. ”contoh soal logika matematika dan


pembahasannya sma kelas 10”
(online),http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/01/contoh-soal-logika-
matematika-dan-pembahasannya-sma-kelas-10.html, diakses tanggal 25 Maret
2016

Smartblogmathematic. “ingkaran” (online),

https://smartblogmathematic.wordpress.com/ingkaran/, diakses tanggal 27 Maret


2016

Sriyanto. 2007. Quick Math (Cara Cepat Belajar Matematika).Yogyakarta :


Penerbit Indonesiatera.

Tampomas, Husein. 2013. Seribu Pena Matematika untuk SMA/MA kelas


X. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai