136-Article Text-429-1-10-20191125
136-Article Text-429-1-10-20191125
136-Article Text-429-1-10-20191125
Ririn El Sintarini
[email protected]
Djawoto
[email protected]
ABSTRACT
This research aims to determine the influence of profitability, liquidity, solvency and activity on the company value in
the pharmaceutical sector which is listed in the Indonesia Stock Exchange. The population in this research are all the
pharmaceutical companies which is listed in Indonesia Stock Exchange which amounted to 10 companies in the 2013-
2016 period. The technique of determining the sample that been used is purposive sampling, so the final sample that
been used is 9 companies incorporated in the pharmaceutical sector in Indonesia Stock Exchange at 2013-2016 period.
Data analysis techniques that used are multiple regression analysis and classical assumption test with the help of SPSS
23 application. The result of the analysis shows that profitability has an insignificant influence on the company value
in the pharmaceutical sector in Indonesia Stock Exchange at 2013-2016 period, while liquidity, solvency and activity
significantly influence the company value in pharmaceutical sector in Indonesia Stock Exchange period 2013-2016.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan aktivitas
terhadap nilai perusahaan pada sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
berjumlah 10 perusahaan periode 2013-2016. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling, sehingga sampel akhir yang digunakan adalah 9 perusahaan yang tergabung dalam sektor
perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi berganda dan uji asumsi klasik dengan bantuan aplikasi SPSS 23. Hasil analisis
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor
farmasi di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016, sedangkan likuiditas, solvabilitas dan aktivitas
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2016.
PENDAHULUAN
Perusahaan adalah bentuk badan usaha yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok
orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi
kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan distribusi dilakukan guna memperoleh
laba yang sebesar-besarnya. Nilai perusahaan dapat menggambarkan keadaan perusahaan.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Dengan
baiknya nilai perusahaan maka perusahaan akan dipandang baik oleh calon investor begitu pula
kinerja perusahaan akan dipandang baik oleh kreditur.
terjamin pula tingkat kelangsungan hidup perusahaan dan juga pemilik modal sehingga
berdampak pada nilai perusahaan.
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan terhadap
kewajiban jangka pendek. Perusahaan yang memiliki nilai likuiditas yang tinggi menggambarkan
bahwa perusahaan mampu memenuhi keawjiban jangka pendek dengan tepat waktu atau
Psebelum jatuh tempo, dengan tingginya nilai likuiditas, mampu meningkatkan kepercayaan
para investor dan berpengaruh terhadap nilai perushaan.
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka panjang. Rasio ini mengukur seberapa banyak penggunaan hutang oleh perusahaan
sebagai pendanaannya. Semakin tinggi nilai solvabilitas semakin tinggi pula risiko investasi.
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi dalam
pengolahan aset yang dimiliki. Perputaran aset yang cepat dalam kurun waktu tertentu,
merupakan sinyal positif bagi pasar. Hal ini menjadi cerminan dari perusahaan dalam
pengolahan aset.
Pada penelitian ini mengambil perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
untuk diteliti. Perusahaan farmasi merupakan jenis perusahaan dimana operasionalnya
memproduksi obat, serta jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Seiring zaman
metropolitan seperti sekarang ini, banyak sekali produsen yang menciptakan produk makanan
dan minuman cepat saji seiring perkembangan masyarakat yang sibuk dan ingin serba instan.
Sehingga menuntut kesadaran masyarakat akan kesehatan dan gaya hidup sehat terus meningkat
didukung dengan perkembangan zaman yang sangat cepat, bisnis alat kesehatan dan teknologi
kedokteran semakin canggih. Hal ini menuntut perusahaan farmasi untuk dapat terus
meningkatkan kemampuan usahanya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Salah
satu cara yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan adalah dengan melakukan
analisis rasio.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2) Apakah likuiditas berpengaruh
terhadap nilai perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3) Apakah solvabilitas
berpengaruh terhadap nilai perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4)
Apakah aktivitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 2) Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh
likuiditas terhadap nilai perusahaan. 3) Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh
solvabilitas terhadap nilai perusahaan. 4) Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh aktivitas
terhadap nilai perusahaan.
TINJAUAN TEORITIS
Profitabilitas
Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dari penggunaan modalnya sendiri. Kasmir (2017:196) menyatakan bahwa rasio
profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya
adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 7, Nomor 7, Juli 2018
3
Likuiditas
Harjito dan Martono (2014:55) menyatakan bahwa suatu perusahaan yang ingin
mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya harus memiliki kemampuan melunasi
kewajiban-kewajiban finansial uang segera dilunasi. Dengan demikian likuiditas merupakan
indikator kemampuan perusahaan untuk membayar dan melunasi kewajiban-kewajiban
finansialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar yang tersedia.
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditur), investor,
distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang
dimilikinya. Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditur
untuk memberikan pinjaman selanjutnya. Kemudian, bagi pihak distributor adanya kemampuan
membayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang
dagangan secara angsuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan akan mampu
dibayar secara tepat waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu-satunya cara atau syarat untuk
menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit.
Solvabilitas
Menurut Kasmir (2017:150) untuk menjalankan operasinya setiap perusahaan memiliki
berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar perusahaan tetap berjalan
sebagaimana mestinya. Dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya
yang diperlukan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang. Dana juga dibutuhkan untuk
ekspansi atau perluasan usaha investasi baru. Artinya di dalam perusahaan harus selalu tersedia
danadalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat dibutuhkan.
Kasmir (2017:151) menyatakan rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya
berapa besar beban utang yang di tanggung perusahaan dibanding dengan aktivanya. Dalam arti
luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Aktivitas
Menurut Hanafi (2013:38) Rasio ini melihat seberapa besar dana tertanam pada asset
perusahaan. Jika dana yang tertanam pada asset tertentu cukup besar, sementara dana tersebut
mestinya bisa dipakai untuk investasi pada aset lain yang lebih produktif, maka profitabilitas
perusahaan tidak sebaik yang seharusnya.
Kasmir (2017:172) menyatakan bahwa dari pengukuran ini, akan diketahui berbagai hal
yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan sehingga manajemen dapat mengukur kinerja
mereka selama ini. Hasil yang diperoleh misalnya dapat diketahui seberapa lama penagihan
suatu piutang dalam periode tertentu. Kemudian hasil ini dibandingkan dengan target yang telah
ditentukan atau dibandingkan dengan hasil pengukuran beberapa periode sebelumnya. Di
samping itu, rasio ini juga digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan di
gudang, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap dalam satu periode, penggunaan
seluruh aktiva terhadap penjualan dan rasio lainnya.
Pengaruh Profitabilitas Likuiditas... - Sintarini, Ririn;Djawoto
4
Nilai Perusahaan
Menurut Brigham dan Houston (2015:133) jika ingin memaksimalkan nilai suatu
perusahaan, manajemen harus memanfaatkan kekuatan yang ada dan memperbaiki kelemahan
pada perusahaan tersebut. Analisis keuangan melibatkan perbandingan kinerja perusahaan
dengan perusahaan lain, khususnya yang bergerak dalam industri yang sama, kemudian
mengevaluasi tren posisi keuangan perusahaan selama ini.
Menurut Aries, 2011:158 (dalam Herawati, 2012) nilai perusahaan merupakan hasil kerja
manajemen dari beberapa dimensi. Pertama variabel arus kas bersih menunjukkan kinerja
manjemen atas keputusan investasi yang telah dibuatnya. Semakin tepat keputusan investasi
manajer, maka proses investasi akan menciptakan peningkatan nilai asset perusahaan, dengan
demikian nilai perusahaan akan turut meningkat
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahan
Kasmir (2017:196) menyatakan bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan
yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan
dapat berbuat banyak untuk kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk
dan melakukan investasi baru.
Profitabilitas memiliki arti yang sangat penting bagi perusahaan karena merupakan salah
satu faktor untuk menilai baik buruknya kinerja suatu perusahaan. Profitabilitas dapat dicapai
apabila manajemen mampu mengelolah perusahaan secara efektif dan efisien. Semakin tingginya
profitabilitas maka semakin tinggi pula tingkat kemakmuran perusahaan, dan juga
mencerminkan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi para pemegang
saham.
Tingginya profitabilitas akan memudahkan bagi perusahaan untuk menarik investor
baru, karena profitabilitas yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan
menggambarkan perusahaan dalam kondisi yang sehat sehingga akan menjadi sinyal positif bagi
para investor untuk menanamkan modalnya dimana tingginya harga saham akan mempengaruhi
nilai perusahaan.
H1 : Return on equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan
karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara variabel dependen dan variabel
independen. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh antar variabel independen yang
terdiri dari ROE, CR, DER, TATO terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.
Tabel 2
Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
2 INAF Indofarma (Persero) Tbk
3 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
4 KLBF Kalbe Farma Tbk
5 MERK Merck Indonesia Tbk
6 PYFA Pyridam Farma Tbk
7 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk
8 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
9 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
Sumber: (Data Sekunder diolah tahun 2017)
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Hutang Lancar
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 7, Nomor 7, Juli 2018
7
Solvabilitas, solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang yang
di tanggung perusahaan dibanding dengan aktivanya.
Total utang
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Ekuitas
Aktivitas, aktivitas melihat seberapa besar dana tertanam pada asset perusahaan. Jika dana yang
tertanam pada asset tertentu cukup besar, sementara dana tersebut mestinya bisa dipakai untuk
investasi pada aset lain yang lebih produktif, maka profitabilitas perusahaan tidak sebaik yang
seharusnya
Penjualan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
Total Aktiva
Variabel Dependen
Nilai perusahaan dapat diukur dengan PBV (Price Book Value). PBV menggambarkan seberapa
besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV yang dimiliki
perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan yang dibangun untuk menarik para
investor.
Harga Pasar per Saham
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 =
Nilai buku per saham
𝑌 = a + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4 𝑋4 + 𝑒
Keterangan:
Y = Nilai perusahaan
a = Konstanta
b = Koefisien regresi dari variabel bebas
X1= ROE (Return on equity)
X2 = CR (Current ratio)
X3= DER (Debt to equity ratio)
X4= TATO (Total assets turnover)
e= Standart error
Kolmogrov-Smirnov memuat suatu data dikatakan normal apabila nilai Kolmogrov-Smirnov lebih
dari 0,05. Dengan menggunakan pengujian ini, maka keputusan ada atau tidaknya error
berdistribusi normal bergantung pada: Jika didapatkan angka signifikan > 0,05 yang berarti
menunjukkan bahwa error berdistribusi normal dan Jika didapatkan angka signifikan < 0,05 yang
berarti menunjukkan bahwa error tidak berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016:134) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas dengan cara melihat Grafik Plot
antara nilai prediksi variable terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-
studentized.
Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2016:107) Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Ada beberapa cara yang dapay digunakan untuk mendeteksi adanya
autokorelasi, salah satunya dengan uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson hanya digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu (firtst order outocorrelation) dan masyarakat adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variable lagi di antara variable independen
(Ghozali, 2016:108).
Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolinier bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Cara yang
dapat digunakan untuk mengetahui adanya multikolinieritas adalah dengan cara menggunkan
uji Variance Influence Factor atau VIF. Apabila uji dilakukan dengan bantuan SPSS, maka tidak
adanya multikolinieritas dapat diketahui jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1.
Pengujian Hipotesis
Uji t
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji Statistik t. Menurut Ghozali
(2016:98) Uji Statistik t pada umumnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variabel-variabel dependen.
Adapun penerimaan dan penolakan hipotesis dengan menggunakan nilai signifikansi α = 0,05
yaitu: Jika nilai signifikansi uji t > 0,05 , maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel
independen berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan Jika nilai signifikansi uji
t < 0,05 , maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
1. Nilai konstanta menunjukkan nilai sebesar -19,374, hal ini menunjukkan bahwa jika return
on equity, current ratio, debt to equity ratio, dan total assets turnover bernilai nol, maka nilai
perusahaan turun sebesar 19,374.
2. Nilai koefisien return on equity bernilai positif yaitu sebesar 2,111, hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah. Artinya, jika variabel return on equity mengalami
peningkatan sebesar satu satuan, maka nilai perusahaan juga akan mengalami
peningkatan sebesar 2,111 satuan dan sebaliknya, dengan asumsi bahwa variabel bebas
yang lain konstan.
3. Nilai koefisien current ratio bernilai positif yaitu sebesar 2,007, hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah. Artinya, jika variabel current ratio mengalami
peningkatan sebesar satu satuan, maka nilai perusahaan juga akan mengalami
peningkatan sebesar 2,007 satuan dan sebaliknya, dengan asumsi bahwa variabel bebas
yang lain konstan.
4. Nilai koefisien debt to equity ratio bernilai positif yaitu sebesar 11,026, hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah. Artinya, jika variabel debt to equity ratio mengalami
peningkatan sebesar satu satuan, maka nilai perusahaan juga akan mengalami
peningkatan sebesar 11,026 satuan dan sebaliknya, dengan asumsi bahwa variabel bebas
yang lain konstan.
5. Nilai koefisien total assets turnover bernilai positif yaitu sebesar 8,753, hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah. Artinya, jika variabel total assets turnover mengalami
peningkatan sebesar satu satuan, maka nilai perusahaan juga akan mengalami
peningkatan sebesar 8,753 satuan dan sebaliknya, dengan asumsi bahwa variabel bebas
yang lain konstan.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan melihat Grafik Plot
antara nilai prediksi variable terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-
studentized. Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Dari gambar 1 menunjukkan bahwa titik-titik data tersebar didaerah antara 0 – Y dan tidak
membentuk pola tertentu, maka model regresi yang terbentuk diidentifikasi tidak terjadi
heteroskedastisitas. Karena data yang diolah tidak mengandung heteroskedastisitas, maka
persamaan regresi linier berganda yang diperoleh dapat digunakan untuk penelitian.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Durbin-Watson
Model Summaryb
Std. Error
Adjusted of the Durbin-
Model R R Square R Square Estimate Watson
1 .544a .296 .196 3.580137 1.959
Sumber: Data Sekunder diolah, 2017
Pengaruh Profitabilitas Likuiditas... - Sintarini, Ririn;Djawoto
12
Nilai Durbin-Watson sebesar 1,959 nilai ini dibandingkan dengan menggunakan nilai
signifikasi sebesar 0,05 dengan jumlah sampel (n) 33 dan jumlah variabel bebas 4 (k=4).
Berdasarkan pengujian diatas diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,959. Karena nilai DW
berada diantara du dan 4-du maka model regresi yang terbentuk tidak terjadi autokorelasi.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF
ROE 0,555 1,802
CR 0,264 3,789
DER 0,255 3,928
TATO 0,652 1,534
Sumber: Data Sekunder diolah, 2017
Dari tabel 6 menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang diketahui memiliki nilai
tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10 maka penelitian ini bebas dari
multikolinieritas.
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar
0,038. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk memprediksi pengaruh
nilai signifikasi < 0,05 maka model yang digunakan untuk memprediksi pengaruh return on
equity, current ratio, debt to equity ratio, dan total assets turnover terhadap nilai perusahaan layak
digunakan.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 7, Nomor 7, Juli 2018
13
Tabel 8
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square The Estimate
1 ,544a ,296 ,196 3,580137
Sumber: Data Sekunder diolah, 2017
Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi berganda atau R Square adalah
sebesar 0,296 atau 29,6%. Hal ini menunjukkan bahwa presentasi pengaruh return on equity,
current ratio, debt to equity ratio, dan total assets turnover terhadap nilai perusahaan adalah sebesar
29,6% sedangkan sisanya 70,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian.
b. Likuiditas
Hipotesis 2: Current ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan farmasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel likuiditas yang di
proksikan ke current ratio adalah sebesar 0,015. Hal ini menunjukkan bahwa current ratio
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
c. Solvabilitas
Hipotesis 3: Debt to equity ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel solvabilitas yang di
proksikan ke debt to equity ratio adalah sebesar 0,009. Hal ini menunjukkan bahwa debt to
equity ratio berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
d. Aktivitas
Hipotesis 4: Total assets turnover berpengaruh terhadap nilai perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel aktivitas yang di
proksikan ke total assets turnover adalah sebesar 0,014. Hal ini menunjukkan bahwa total
assets turnover berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, menguji dan menganalisa apakah return on
equity, current ratio, debt to equity ratio, dan total assets turnover berpengaruh terhadap nilai
perusahaan yang diukur dengan price book value. Berikut ini adalah pembahasan dari masing-
masing variabel yang terkait dalam penelitian ini:
mayoritas bahan baku obat masih tergantung pada impor. Selain itu daya beli masyarakat yang
menurun juga menjadi faktor masyarakat beralih ke produk yang murah. Meskipun perusahaan
juga memproduksi obat generik yang lebih murah, keuntungan yang didapatkan juga tidak
maksimal, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum bisa menghasilkan keuntungan yang
tinggi bagi para pemegang saham karena perusahaan belum mampu mengelola modal yang
tersedia secara efisien untuk mengasilkan pendapatan. Sehingga kurang dipandang oleh investor
sebagai sinyal positif untuk menanamkan modalnya.
Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudiani dan
Darmayanti (2016), dan Wulandari (2013) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Herawati
(2012), menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
diterima atas penggunaan hutang karena manfaat yang diterima tidak sebanding dengan biaya
yang ditimbulkan, sehingga proporsi hutang yang rendah dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Hal ini berarti perusahaan mampu mengelola hutang dan dapat dikatakan solvable karena
rendahnya rasio leverage dan resiko kerugian lebih kecil pula.
Hasil penelitian ini tidak sependapat oleh penelitian yang dilakukan Herawati (2012),
Analisa (2011), dan Prasetyorini (2013) yang menunjukkan bahwa rasio solvabilitas tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian ini sependapat dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rompas (2013) yang menunjukkan hasil bahwa rasio solvabilitas
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diambil maka saran yang dapat
diberikan adalah: Bagi investor sebaiknya tidak hanya menggunakan return on assets sebagai
keputusan untuk penanaman modal. Rasio keuangan lainnya juga bisa dijadikan dasar dalam
menginvestasikan modalnya dan sebagai alat ukur penilaian kinerja perusahaan. Bagi
manajemen perusahaan hendaknya tetap menjaga tingkat Current Ratio agar tetap likuid dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan
tingginya tingkat likuiditas maka semakin tinggi pula kepercayaan investor. Bagi manajemen
perusahaan hendaknya tetap menjaga tingkat Debt to Equity Ratio. Artinya, semakin rendah
tingkat solvabilitas maka semakin baik karena perusahan dianggap mampu mengurangi proporsi
hutangnya dan mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari hutang. Bagi manajemen
perusahaan hendaknya menjaga kestabilan Total Assets Turnover. karena dengan kinerja
perusahaan yang baik dalam memanfaatkan dana baik untuk aset atau investasi akan berdampak
pada nilai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Analisa, Y. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan Deviden
Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. Semarang
Astutik, D. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Penjualan, Leverage, Aktivitas Terhadap
Nilai Perusahaan. Skripsi. Program Studi S1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA). Surabaya
Bursa Efek Indonesia. 2010. Laporan Keuangan dan Tahunan. www.idx.co.id. Diakses 20 Desember
2017 (20.32)
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2015. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11. Cetakan
Ketujuh. Salemba Empat. Jakarta
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Cetakan
Kedelapan. Undip. Semarang
Hanafi. 2013. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Cetakan Keenam. BPFE. Yogyakarta
Harjito dan Martono. 2014. Manajemen Keuangan. Edisi 2. Cetakan Keempat. Ekonosia.
Yogyakarta
Herawati, T. 2012. Pengaruh Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan. Skripsi. Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri. Padang
Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Cetakan Kesepuluh. Rajawali Pers. Jakarta
Kurniasari, M.P. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Rasio Aktivitas, dan Leverage Terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur di BEI. Skripsi. Program Studi S1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya
Prasetyorini, B. F. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning Ratio dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen 1(1)
Rompas, G.P. 2013. Likuiditas Solvabilitas dan Rentabilitas Terhadap Nilai Perusahaan BUMN
Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA 1(3)
Sudiani, N.K.A dan N.P.A. Darmayanti. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan,
dan Investmen Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud 5(7)
Wulandari, D.R. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Intervening. Jurnal Analisis Akunting 3(1)