5690 12342 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

EnviroScienteae Vol. 14 No.

3, November 2018 ISSN 1978-8096 (print)


Halaman 187-192 ISSN 2302-3708 (online)

EKOLOGI TEMPAT TUMBUH SARANG SEMUT PADA TAMAN WISATA ALAM


GUNUNG MEJA MANOKWARI

The Growth Site Ecology of Sarang semut in Gunung Meja Nature Tourism Park, Manokwari

Endria Sada, Rima Herlina S Siburian, Novita Panambe

Jurusan Kehutanan Universitas Papua, Manokwari


[email protected]

Abstract

The ant-plant Sarang Semut is one of the medicinal antimicrobial plants that is very beneficial
to human health. As such the plant has widely been exploited in their natural habitat. The
silviculture of this plant is not available due to limited knowledge about the existence in nature.
Therefore, it is imperative to undertake the ecological study on the growth site of this plant in
nature to collect the basic information for the culture and cultivation of this plant. The method
used in this research was the descriptive method with the survey technique in Gunung Meja
Nature Tourism Park, Manokwari. The research showed that one species of ant-plant was found
namely Myrmecodia cf. schlechteri Valeton. The plant is epifit to selective host plants such as
Garcinia picrorrhiza, Sterculia macrophylla, Intsia bijuga, Pometia coreacea, and Antiaris
toxicaria. The ideal growth zone of this plant is in Zone 2 and 3.

Keywords: Ant-plant; ecology; growth zone; Gunung Meja Nature Tourism Park

PENDAHULUAN tumbuhan ini menempel pada batang kayu


yang agak kasar dan kokoh, tidak licin dan
Tumbuhan sarang semut merupakan rapuh.
anggota dari famili Rubiaceae yang tumbuh Tumbuhan ini umumnya
menempel pada jenis tumbuhan lain untuk dimanfaatkan sebagai tanaman obat.
dapat hidup dan berkembang. Tumbuhan ini diantaranya sebagai obat sakit perut (Ernis
disebut sarang semut, karena berasosiasi 2013), Kanker, tumor, jantung koroner,
dengan semut. Ada dua genus yang mampu TBC, rematik, leukemia (Khairudin et al
berasosiasi dengan semut yakni 2012, Soeksmanto et al 2010,
Myrmecodia dan Hydnophytum. Prachayasittiku et al, 2008). Hal tersebut
Tumbuhan sarang semut banyak menyebabkan nilai jual tanaman ini
ditemukan di daerah Papua, mulai dari meningkat dan perburuan tanaman ini
daerah pinggir pantai, bakau hingga daerah dialampun semakin meningkat. Namun pola
pegunungan dengan ketinggian 2400 m dpl. pembudidayaan tanaman ini masih belum
Menurut Subroto (2006), genus atau marga diketahui. Untuk itu perlu dilakukan
Myrmecodia yang ditemukan di Indonesia berbagai penelitian terutama menyangkut
adalah sebanyak 26 jenis, dimana 80 % kondisi ekologi tempat tumbuh tanaman ini,
diantaranya ditemukan hidup pada daerah sebagai informasi bagi pengembangan dan
rawa dan hutan belantara. Dari 26 jenis pemuliaan tanaman ini kedepan. Tujuan
tersebut, 15 jenis diketahui penyebarannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
di wilayah Papua. Tumbuhan sarang semut ekologi tempat tumbuh sarang semut pada
merupakan tumbuhan epifit yang hanya Taman Wisata Alam Gunung Meja
menempel pada pohon inang, dan tidak Manokwari dan jenis tanaman inang sebagai
merugikan tanaman tersebut. Umumnya tempat tumbuhnya.

187
Ekologi Tempat Tumbuh Sarang Semut Pada Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari (Sada, E. et al)

METODE PENELITIAN dengan luasan area pengamatan 1ha


dengan jumlah anak jalur 5, variable
Tempat dan Waktu yang diamati yaitu populasi tumbuhan
sarang semut dan jumlah pohon inang
Penelitian ini dilaksanakan selama pada 25 petak ukur dengan metode
satu minggu pada Taman Wisata Alam sensus.
(TWA) Gunung Meja kabupaten 2. Pengamatan letak tumbuh pada pohon
Manokwari, pada bulan September 2018. inang
Dimana secara geografis Taman Wiasata Letak tumbuhan sarang semut pada
Alam (TWA) Gunung Meja terletak pada inang, ketinggian tumbuhan sarang
koordinat 134◦03’17’’ sampai 134◦04’05’’ semut pada pohon inang, jumlah
bujur timur dan 0◦ 51’29’’ sampai tumbuhan sarang semut pada pohon
0◦52’29’’lintang selatan dengan luas inang yang dilihat berdasarkan sistem
kawasan adalah 460,25 ha zonasi mengikuti metode Johansson
(1975) dalam Lungrayasa dan Mudina
Alat dan Bahan (2000).

Alat yang digunakan dalam penelitian


ini adalah GPS (global positioning sistem),
Kompas, tali raffia, parang, rol meter, haga,
papan lapangan, alat tulis-mmenulis, dan
kamera digital. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah tally sheet.
Objek yang diamati dalam penelitian
ini adalah tumbuhan sarang semut pada
Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Meja
kabupaten Manokwari.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam


penelitin ini adalah metode deskriptif
dengan teknik survei dan observasi dengan Gambar 1. zonasi pertumbuhan
menggunakan pendekatan kuantitatif dan Keterangan :
kualitatif (Kusmana.1997). Zona 1 : pangkal pohon (1/3 batang utama)
Variabel yang diamati dalam Zona 2 : batang utama hingga percabangan
penelitian ini adalah jenis dan deskriptif pertama (2/3 batang utama atas)
tumbuhan sarang semut, sebaran tumbuhan Zona 3 : Basal percabangan (1/3 panjang
sarang semut pada tumbuhan inang, Jenis cabang)
pohon inang yang menjadi tempat tumbuh Zona 4 : tengah percabangan terluar (1/3
sarang semut, dan jenis-jenis flora yang tengah percabangan)
sering tumbuh bersama tumbuhan sarang Zona 5 : percabangan terluar (1/3
semut. percabangan paling luar)

Pelakasanaan Peneltian Analisis Data

1. Pengambilan data Keseluruhan data yang akan diperoleh


Pengambilan data dilapangan dari 25 petak ukur akan dilihat pada petak-
menggunakan petak ukur tingkat pohon petak yang terdapat tumbuhan sarang semut
dengan ukuran petak 20 m x 20 m kemudian dianalisis secara deskriptif dan

188
EnviroScienteae Vol. 14 No. 3 November 2018: 187-192

disajikan dalam bentuk tabel dan gambar Myrmecodia cf. schlechteri Valeton, dengan
sesuai dengan variable yang diamati. deskripsi; bentuk bongkol ; bulat lonjong,
tidak beraturan, diameter bongkol 6-10 cm,
panjang bongkol 13 cm, warna kulit batang
HASIL DAN PEMBAHASAN bongkol; hijau kecoklatan, tekstur
permukaan; berduri, Daun : tata letak daun
Jenis dan Deskripsi Tumbuhan Sarang melingkar, bentuk daun lanset, pangkal dan
Semut pada Taman Wisata Alam (TWA) ujung daun meruncing; permukaan daun
Gunung MejaKabupaten Manokwari halus, bentuk pertulangan daun menyirip,
jelas, panjang daun; 8-12 cm, lebar daun; 4-
Jenis tumbuhan sarang semut yang 7 cm, bunga dan buah : tidak ditemukan
ditemukan pada Kawasan Taman Wisata saat penelitian berlangsung, perakaran;
Alam (TWA) Gunung Meja Kabupaten tunggang.
Manokwari hanya 1 (satu) jenis yaitu

Gambar 2. Myrmecodia cf.schlechteri dan Pola Pertumbuhan pada Zona Percabangan di Taman
Wisata Alam (TWA) Gunung Meja

Klasifikasi taksonomi dari tumbuhan Sebaran Tumbuhan Sarang Semut pada


sarang semut (Myrmecodia cf.schlechteri) Inang dan Jenis Pohon Inang yang Menjadi
dapat diuraikan pada Tabel 1 berikut ini : Tempat Tumbuh

Tabel 1. Klasifikasi Takstonomi Tumbuhan Berdasarkan hasil penelitian


Sarang Semut Myrmecodia tumbuhan sarang semut yang ditemukan
cf.schlechteriValeton dalam hutan Taman Wisata Alam (TWA)
Myrmecodia cf. Gunung Meja adalah jenis Myrmecodia
Takstonomi cf.schlechteri. Umumnya tumbuhan ini
schlechteri Valeton
Kingdom Plantae tumbuh pada batang utama dan dahan, hal
Sub Kingdom Viridreplantae ini diduga karena adanya penyebaran benih
Sub devisi Spermatophyta oleh air, angin dan hewan. Sehingga benih
Devisi Tracheophyta dari jenis ini dapat tertahan pada batang dan
Kelas Mangnoliopsida dahan serta tumbuh dan berkembang, serta
Sub kelas Lamiidae adanya bantuan sinar matahari yang mampu
Ordo Rubiales menembus ke bagian batang dan dahan
Family Rubiaceae (Rumaterai, 2016). Disamping itu tumbuhan
Genus Myrmecodia ini memilki akar tunggang yang pada saat
Spesies Myrmecodia sp. menempel pada batang kayu yang keras
dapat dengan mudah menempel dan
berkembang serta dengan mudah

189
Ekologi Tempat Tumbuh Sarang Semut Pada Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari (Sada, E. et al)

mendapatkan sinar matahari. Dari hasil pada Garcinia picrorhiza, Sterculia


penelitian yang dilakukan pada kawasan marcophylla, Intsia bijuga, Pometia
Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Meja, corecea, dan Antiaris toxicaria. Secara
tumbuhan sarang semut ditemukan tumbuh lengkap disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Sebaran Tumbuhan Sarang Semut pada Inang dan Jenis Pohon Inang yang Menjadi
Tempat Tumbuh
Penyebaran
Jenis pohon inang Jenis sarang semut tumbuh pada Ketinggian
inang
Gracinia picrorhiza Myrmecodia cf.schlechteri Val. Percabangan 18 m
Sterculia marcophylla Myrmecodia cf.schlechteri Val. Batang utama 12 m
Intsia bijuga Myrmecodia cf.schlechteri Val. Percabanga 13 m
Pometia corecea Myrmecodia cf.schlechteri Val. Percabanga 15 m
Antiaris toxicaria Myrmecodia cf.schlechteri Val. percabangan 14 m
Sumber : Data primer, 2018

Dari Tabel 2, nampak bahwa terdapat tumbuhan berkayu tertentu saja, dan juga
5 jenis tumbuhan berkayu yang merupakan bukan sebagai faktor pembatas.
inang bagi sarang semut. Sarang semut Penyebaran sarang semut pada zona
tersebut tumbuh pada jenis tumbuhan inang batang utama dan percabangan
yang berbeda dan tidak terdapat disemua mengindikasikan bahwa cahaya merupakan
petak pengamatan. Hal ini menunjukan faktor pembatas bagi penyebaran tumbuhan
bahwa, penyebaran sarang semut pada tersebut. Hal ini juga menunjukan bahwa
kawasan hutan Taman Wisata Alam (TWA) sarang semut merupakan jenis tumbuhan
Gunung Meja tidak terbatas pada jenis yang mampu tumbuh dengan bantuan sinar
matahari yang cukup.

A B C

Gambar 3. Pertumbuhan Sarang Semut pada Pohon Inang Garcinia picorrhiza (a) dan
Sterculia macrophylla (b), Pometia coreacea (c)

Pada Taman Wisata Alam(TWA) mangrove di Kampung Sakabu dan


Gunung Meja, tanaman Myrmecodia Kampung Wailen Kabupaten Raja Ampat
cf.schlechteri tumbuh pada tumbuhan terdapat 2 jenis pohon yang menjadi inang
berkayu; Garcinia picrorhiza, Sterculia tumbuhan sarang semut yaitu, jenis
marcophylla, Intsia bijuga, Pometia Rhizophora sp. dan Xylocarpus sp.,
corecea, dan Antiaris toxicaria. Rumaterai sedangkan Parinding (2007) menyatakan
(2016) menyatakan bahwa pada hutan ada 7 jenis tanaman inang tempat tumbuh

190
EnviroScienteae Vol. 14 No. 3 November 2018: 187-192

sarang semut yang ditemukan pada Taman spesifik pada satu jenis tanaman saja. Jenis
Nasional Wasur Merauke diantaranya; sarang semut tersebar mulai dari hutan
Bruguiera exaritata, Ceriops tagal, pantai, hutan bakau, hingga pada daerah
Rhizophora stylosa, Bruguiera ketinggian 2.400 m dpl.
gymnorrhiza, Thespesia populneadan Berdasarkan zonasi pertumbuhan dan
Antidesma parviflora. Selanjutnya Gunawan penyebaran sarang semut pada batang
et al (2009), di hutan pegunungan Meratus tumbuhan inang yang terdapat di Kawasan
Kalimantan Selatan menemuka tumbuhan Hutan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung
sarang semut mampu tumbuh sengan baik Meja, maka tumbuhan ini banyak tumbuh
pada 17 jenis pohon inang sebagai inang pada zonasi 2 dan zonasi 3. Hal yang sama
tumbuhan sarang semut. Dari beberapa hasil juga ditemukan oleh Rumaterai (2016),
penelitian diatas menunjukkan bahwa yang menyatakan bahwa sarang semut
tumbuhan sarang semut mampu beradaptasi banyak ditemukan pada daerah zonasi 2 dan
pada beberapa jenis tumbuhan yang 3. Sedang pada zonasi 1, 4 dan 5 jenis sarang
memiliki kulit batang yang kasar dan tidak semut tidak ditemukan (Tabrl 3).

Tabel 3. Zonasi pertumbuhan Myrmecodia cf.schlechteri pada Kawasan Hutan Taman Wisata
Alam (TWA) Gunung Meja
Penyebaran tumbuh
Jenis pohon inang Jenis sarang semut Zonasi
pada inang
Garcinia picrorrhiza Myrmecodia cf.schlechteri Val. Percabangan 3
Sterculia marcophylla Myrmecodia cf.schlechteri Val. Batang utama 2
Intsia bijuga Myrmecodia cf.schlechteri Val. Percabangan 3
Pometia corecea Myrmecodia cf.schlechteri Val. Percabangan 3
Antiaris toxicaria Myrmecodia cf.schlechteri Val. percabangan 3
Sumber : Data primer, 2018

Tumbuhan Lain Yang Tumbuh Bersama merupakan faktor pendukung dalam


Sarang Semut pada Pohon Inang pertumbuhan dan perkembangan jenis lain
(Siburian et al, 2017)
Berdasarkan data yang ditemukan
dilapangan dari ke 5 (lima) jenis pohon yang
menjadi inang sarang semut Myrmecodia
cf.schlechteri tersebut, terdapat juga
tumbuhan lain yang tumbuh bersama-sama
pada inang tersebut seperti tumbuhan;
angrek, paku-pakuan dan liana. Seperti pada
jalur 4 petak ukur 1 untuk pohon inang
Pometia coreacea, ditemukan tumbuhan
angrek (Grammatophyllum speciosa ) yang
tumbuh bersama sarang semut (Gambar 4).
Gambar 4. Tumbuhan Sarang Semut
Jumlah jenis tumbuhan berkayu
Myrmecodia cf.schlechteri yang
lainnya yang tumbuh bersama pohon inang
Tumbuh Bersama dengan
sarang semut dalam petak pengamatan
Tumbuhan Angrek
adalah sebanyak 59 jenis, dimana jenis
(Grammatophyllum speciosa)
dominan yang ditemukan dalam lokasi
pada pohon inang Pometia
pengamatan adalah Palaquium amboinensis
coreacea
dan Pometia coreacea yaitu masing-masing
sebanyak 21 individu dan 19 individu.
Keragaman jenis dalam satu lokasi juga

191
Ekologi Tempat Tumbuh Sarang Semut Pada Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari (Sada, E. et al)

KESIMPULAN Lungrayasa, I. N., & Mudiana, D. (2000).


Anggrek Bulbophyllum Alam di
1. Jenis Myrmecodia cf.schlechteri Val. Kebun Raya Eka Karya
Adalah jenis sarang semut yang dijumpai Bali. BioSMART: Journal of
pada areal Taman Wisata Alam Gunung Biological Science. 2(2).
Meja. Parinding. (2007). Potensi dan Karakteristik
2. Jenis pohon inang yang ditumbuhi sarang bio-ekologi tumbuhan sarang semut di
semut adalah, Garcinia picrorrhiza, kawasan Taman Nasional Wasur
Sterculia marcophylla, Intsia bijuga, Kabupaten Merauke. [Tesis]. Fakultas
Pometia corecea dan Antiaris toxicaria. Kehutanan Institut Pertanian Bogor
3. Penyebarannya pada pohon inang adalah (Tidak diterbitkan).
pada zonasi 2 dan 3. Prachayasittikul, S., Buraparuangsang, P.,
Worachartcheewan, A., Isarankura-
Na-Ayudhya, C., Ruchirawat, S., &
DAFTAR PUSTAKA Prachayasittikul, V. (2008).
Antimicrobial and antioxidative
Efendi, Y. N., & Hertiani, T. (2013). activities of bioactive constituents
Antimicrobial Potency Of Ant-Plant from Hydnophytum formicarum
Extract (Myrmecodia tuberosa Jack.) Jack. Molecules, 13(4), 904-921. DOI:
Against Candida albicans, Escherichia 10.3390/molecules13040904
coli, and Staphylococcus aureus. Rumatrai M. (2016). Pemanfaatan
Majalah Obat Tradisional Tumbuhan Sarang Semut Family
(Traditional Medicine Journal). 18(1): Rubiaceae di Kampung Sakabu dan
53-58. DOI: 10.22146/tradmedj.7944 Kampung Wailen Distrik Salawati
Ernis, G., Agus, S., & Dewi, H. Tengah Kabupaten Raja Ampat
(2013). Pengaruh Ekstrak Umbi Provinsi Papua Barat. [Skripsi].
“Simbagh Utak”(Hydnophytum sp) Sarjana Kehutanan (tidak diterbikan).
Terhadap Kadar Asam Urat Mus Siburian, R. H. S., Siregar. (2017). Genetic
musculus Jantan Dan Karakterisasi variation of Gyrinops verstegii
Hasil Isolasi Menggunakan originated from Papua based on
FTIR [Doctoral dissertation]. Fakultas RAPD. Asian Journal of
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Microbiology, Biotechnology and
Universitas Bengkulu. Environmental Sciences. 19(3): 1-9.
Gunawan, S. Hafizianor, & Hamidah, S. Soeksmanto, A., Subroto, M. A., Wijaya, H.,
(2009). Inventarisasi komposisi jenis & Simanjuntak, P. (2010). Anticancer
dan potensi tumbuhan sarang semut activity test for extracts of sarang
(Myrmecodia sp.) berdasarkan semut plant (Myrmecodya pendens) to
karakteristik ekologis habitatnya di HeLa and MCM-B2 cells. Pakistan
kawasan hutan pegunungan Meratus Journal of Biological Sciences. 13(3):
Kalimantan Selatan. Jurnal Hutan 148. DOI: 10.3923/pjbs.2010.148.151
Tropis Borneo. 25: 71-85. Subroto, M. A. (2006). Gempur penyakit
Khairudi, Manggau M. A., Mufidah. (2012). dengan sarang semut. Penebar
Uji efek ekstrak etanol Sarang semut Swadaya, Jakarta.
Hydnophytum sp, terhadap perubahan
bobot badan mencit (Mus musculus).
MFDF. 6 (1): 45-50
Kusmana, C. (1997). Metode survey
vegetasi. Fakultas Kehutanan IPB
Bogor.

192

Anda mungkin juga menyukai