Makalah HAKIKAT OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISAS SERTA MODEL
Makalah HAKIKAT OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISAS SERTA MODEL
Makalah HAKIKAT OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISAS SERTA MODEL
DESENTRALISASI
Disusun oleh :
2021
BAB I
A. Latar belakang
Otonomi secara sempit diartikan sebagai “Mandiri”, sedangkan dalam arti luas adalah
“Berdaya”. Jadi otonomi daerah adalah pemberian kewenangan pemerintah kepada
pemerintah daerah untuk secara mandiri atau berdaya membuat keputusan mengenai
kepentingan daerahnya sendiri,(lama.com, 2019)
Sedang Desentralisasi menurut M. Turner dan D. Hulme adalah transfer
pemindahan kewenangan untuk menyelenggarakan beberapa pelayanan kepada
masyarakat dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Sedangkan Oeson Villispsi
menurut Shahid. David Palli dan akwan-kawan adalah proses pemerintahan kekuasaan
politik, fiskal., dan administratif kepada unit dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah. (laman.com, 2019)
Jadi Otonomi daerah dapat diartikan pelimpahan kewenangan dan tanggung
jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dalam pola pikir demikian,
otonomi daerah adalah suatu instrumen politik dan instrumen administrasi/manajemen
yang digunakan untuk mengoptimalkan sumber daya lokal, sehingga dapat dimanfaatkan
sebenar-benarnya untuk kemajuan masyarakat di daerah, terutama menghadapai
tantangan global, mendorong pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan kreatifitas,
meningkatkan peran serta masyarakat, serta mengembangkan demokrasi dimana hal
tersebut merupakan tujuan dari otonomi daerah. (laman.com, 2019)
B. Rumusan Masalah
1. Hakikat otonomi daerah dan desentralisasi serta model-model
desentralisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Otonomi Daerah dan Desentralisasi
Definisi dari Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut perkara sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.Sedangkan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu berwenang untuk mengatur da mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam ikatan Negara Republik Indonesia.Pemerintahan daerah dengan
otonomi adalah proses peralihan dari sistem dekonsentrasi ke sistem desentralisasi.
Adapun Otonomi adalah penyerahan urusan pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah yang bersifat operasional dalam rangka birokrasi pemerintahan. Sedangkan
tujuan otonomi adalah mencapai efesiensi dan efektivitas dalam pelayanan kepada
masyarakat.Dekonsentrasi (pelimpahan wewenang) adalah pelimpahan wewenang
dari Pemerintah Pusat atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat
atasnya kepada Pejabat-pejabat di daerah.Desentralisasi (penyerahan wewenang)
adalah penyerahan urusan pemerintah dari pemerintah atau daerah tingkat atasnya
kepada daerah menjadi daerah urusan rumah tangganya.Medebewind (pembantuan)
adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan tugas urusan pemerintah yang
ditugaskan kepada Pemerintah Daerah oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang
menugaskannya.(hati, 2015)
Desentralisasi adalah penyerahan Kekuasaan Pemerintahan oleh Pemerintah
Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. pengertian ini sesuai dengan
Undang-undang nomor 23 tahun 2014. Dengan adanya desentralisasi maka muncul
otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah
dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan
kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi
akhir-akhir ini sering kali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan
adanyadesentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigma pemerintahan
diIndonesia. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa desentralisasi berhubungan
dengan otonomi daerah. Sebab, otonomi daerah merupakan kewenangan suatu daerah
untuk menyusun, mengatur, dan mengurus daerahnya sendiri tanpa ada campur
tangan serta bantuan dari pemerintah pusat. Adanya desentralisasi akan berdampak
positif pada pembangunan daerah-daerah tertinggal dalam suatu negara hingga daerah
otonom tersebut dapat mandiri dan secara otomatis dapat memajukan pembangunan
nasional.(Wikipedia bahasa Indonesia, Desentralisasi, 2021)
Pada inti dari hakikat desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah pusat kepada daerah-daerah otonom guna mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan.
B. Model Model Desentralisasi
Menurut dari Rondinelli membedakan menjadi empat model desentralisasi, yaitu
(1) deconcentration, (2) delegation to semi autonomous and parastatal agencies,
(3) devolution to local governments, dan (4) nongovernment institutions (hasni, 2017)
1. Dekonsentrasi
Desentralisasi dalam bentuk dekonsentrasi, pada hakikatnya hanya merupakan
pembagian kewenangan dan tanggungjawab administratif antara departemen pusat
dengan pejabat pusat dilapangan. Jadi dekonsentrasi itu hanya berupa pergeseran
volume pekerjaan dari departemen pusat kepada perwakilannya yang ada di daerah,
tanpa adanya penyerahan kewenangan untuk mengambil keputusan atau keleluasaan
untuk membuat keputusan. Rondonelli selanjuntnya membedakan dua tipe
dekonsentrasi yaitu; field administration (administrasi lapangan)
dan local administration (administrasi lokal). Dalam tipe field administration, pejabat
lapangan diberi keleluasaan untuk mengabil keputusan seperti merencanakan,
membuat keputusan-keputusan rutin dan menyesuaikan pelakssanaan kebijaksanaan
pusat dengan kondisi setempat, kesemuanya dilakukan atas petunjuk pemerintah
pusat. Dalam sistem ini, meskipun para staf lapangan bekerja dibawah lingkungan
jurisdiksi pemerintah lokal yang memiliki kewenangan semi otonomi, mereka adalah
pegawai pemerintah pusat dan tetap berada dibawah perintah dan supervisi pusat.
Semua pejabat disetiap pemerintahan merupakan perwakilan dari pemerintah pusat,
seperti propinsi, distrik, kotapraja, dan sebagainya, yang dikepalai oleh seseorang
yang diangkat oleh, berada dibawah, dan bertanggung jawab kepada pemerintah
pusat.
2. Delegasi
A. Kesimpulan