LK. 2.3 Perancangan - VIVIN OKVIANTI
LK. 2.3 Perancangan - VIVIN OKVIANTI
LK. 2.3 Perancangan - VIVIN OKVIANTI
3
PERANCANGAN PEMBELAJARAN
(RPL BIMBINGAN KELOMPOK)
Oleh:
VIVIN OKVIANTI
NIM. 233112715736
KELAS 004
1. Tujuan
SKKPD Pengenalan Akomodasi Tindakan
Peserta didik mampu Peserta didik Peserta didik dapat Peserta didik dapat
menghindari perilaku dapat mengaitkan mengendalikan
prokastinasi akademik menganalisis dampak perilaku perilaku
penyebab prokastinasi dengan prokastinasi dalam
perilaku kehidupan sehari- kehidupan sehari-
prokastinasi. hari. (A4) hari. (P3)
(C4)
Profil Pelajar 1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
Pancasila 2. Mandiri
3. Bernalar kritis
2. KEGIATAN LAYANAN
1. Tahap Awal/Pendahuluan
Pembentukan rappor
1) Guru BK membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar )
dan menciptakan rasa nyaman dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok
2) Guru BK melakukan kontrak layanan dengan peserta didik dan mengajak
peserta didik untuk berkomitmen mengikuti bimbingan kelompok sampai tuntas
3) Guru BK menyampaikan tujuan layanan bimbingan kelompok
4) Guru BK menanyakan kesiapan kepada peserta didik untuk melanjutkan ke
tahap selanjutnya
2. Tahap Inti
Assesment
5) Guru BK bertanya kepada peserta didik tentang penyebab perilaku prokastinasi.
6) Guru BK bertanya apakah peserta didik pernah menonton film tentang prokastinasi.
Preperation (persiapan),
7) Guru BK memberi pemahaman serta motivasi tentang tema dalam film atau video
yang akan di putar
Pemberian stimulan berbentuk film.
8) Guru BK memutar video prokastinasi
Implementation (Pelaksanaan),
9) Guru BK menugaskan peserta didik untuk menonton film dengan tujuan
mengembangkan pengetahuan atau pemahaman peserta didik tentang prokastinasi.
Self reflection (refleksi diri),
10) Guru BK menugaskan peserta didik untuk menelaah secara kritis tokoh-tokoh dan
peristiwa yang terjadi di dalam video tersebut.
Pengembangan komitmen.
11) Guru BK memandu peserta didik dengan pertanyaan yang terkait dengan pemahaman
isi video, pertanyaan kritis atau refleksi yang berkaitan dengan penempatan diri pada
posisi tokoh, dan bukan pertanyaan dengan jawaban salah dan benar tetapi jawaban
yang dapat membuat siswa mengungkapkan jati diri.
Uji coba komitmen.
12) Peserta didik mengemukakan jawaban atau pendapat.
Melakukan perbaikan diri.
13) Perbaikan diri dilakukan berdasarkan hasil refleksi
3 Tahap Penutup
14) Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah
dilakukan
15) Guru BK mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil dari kegiatan yang sudah
dilakukan
16) Guru BK memberikan penguatan dan rencana tindak lanjut
17) Guru BK mengajak peserta didik bersyukur / berdoa dan mengakhiri dengan salam
3. EVALUASI
Evaluasi proses Evaluasi proses dilakukan menggunakan lembar pedoman observasi
selama proses layanan bimbingan kelompok berlangsung terkait
antusias dan keaktifan peserta didik selama proses layanan,
kemampuan bertanya /menyampaikan pendapat,memberikan
penjelasan terhadap pertanyaan guru
Evaluasi hasil Menggunakan Lembar evaluasi diri
Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong
TTD TTD
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi tentang prokastinasi
2. Lembar penilaian proses
3. Lembar penilaian hasil
EVALUASI PROSES
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Petunjuk
Berilah tanda cheklist ( v ) pada perilaku yang telah ditentukan selama proses pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok
Isilah dengan
Skor 4 :Sangat aktif
Skor 3 :aktif
Skor 2 :Cukup aktif
Skor 1 :Kurang aktif
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
1 Peserta didik bertanya kepada guru BK pada saat
proses bimbingan kelompok
2 Peserta didik bertanya dengan mengangkat tangan
jika ada sesuatu yang kurang dimengerti
3 Peserta didik menjawab pertanyaan apabila guru
bertanya
4 Peserta didik berani berpendapat mengenai
prokastinasi akademik
Keterangan :
1. Skor minimal yang dicapai 1x4=4, skor maksimal yang dicapai 4x4=16
2. Kategori Hasil
Sangat Baik : 13 - 16
Baik : 9 - 12
Cukup Baik : 5 - 8
Kurang Baik : 1 - 4
EVALUASI HASIL
LEMBAR EVALUASI DIRI
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan diri anda masing masing, dengan
cara memberikan tanda centang pada kolom yang tersedia .
skor
No Pernyataan 1 2 3 4
KETERANGAN
1 = tidak sesuai
2 = kurang sesuai
3 = sesuai
4 = sangat sesuai
Penentuan skor :
Total skor = jumlah skor x 100
24
Kriteria hasil :
81 - 100 Sangat baik
61 - 80 Baik
41 - 60 Cukup baik
10 - 40 Kurang baik
MATERI
Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu “pro” yang berarti “maju”, ke depan,
lebih menyukai dan “crastinus” yang berarti “besok” (Steel, 2006). Jadi dari asal katanya
prokrastinasi adalah lebih suka melakukan tugasnya besok. Orang yang melakukan
prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator. Prokrastinasi adalah menunda dengan
sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat
menghasilkan dampak buruk.
Menurut Ferrari et.al (1995) menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat
dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu 1).prokrastinasi adalah setiap perbuatan
untuk menunda mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan tujuan dan alasan
penundaan 2). Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang mengarah
kepada trait dan penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon yang menetap
seseorang dalam menghadapi tugas dan biasanya disertai dengan keyakinan yang
irrasional 3). Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku
menunda tetapi melibatkan struktur mental yang saling terkait.
Di bidang Akademik cukup sering terlihat secara langsung perilaku prokrastinasi di
kalangan mahasiswa. Menurut Ferrari et al (1995), sebagai suatu perilaku penundaan,
prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu dan diamati
melalui ciri-ciri tertentu berupa :
Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi
Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, karena melakukan hal-hal lain
yang tidak dibutuhkan.
Kesenjangan waktu antara rencana yang ditetapkan dan kinerja aktual
Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas yang
harus dikerjakan (seperti ngobrol, nonton, mendengarkan musik, jalan-jalan,
dll)
Penyebab Prokrastinasi
Prokrastinasi terjadi bukan terjadi karena Anda malas, tetapi lebih kepada pola
pikiran. Karena itu sumbernya bermacam-macam. Untuk tiap sumber ada, cara yang bisa
Anda gunakan untuk menangkal kebiasan menunda-nunda pekerjaan. Apa saja
penyebabnya? Ini dia:
Meremehkan pekerjaan yang akan dilakukan
Seringkali Anda meremehkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan cenderung menunda pekerjaan tersebut karena merasa bahwa
pekerjaan yang akan
dilakukan bisa diselesaikan dengan cepat. Padahal, pekerjaan yang harus dilakukan ternyata
cukup sulit dan memerlukan waktu yang lama untuk diselesaikan.
Untuk mengatasi menunda pekerjaan, Anda bisa memulai pekerjaan lebih awal. Ketika
pekerjaan selesai berikan hadiah untuk diri Anda karena telah berhasil menyelesaikan
pekerjaan lebih awal.
Menunggu hingga ‘kondisi yang tepat’
Selain meremehkan pekerjaan yang perlu dilakukan, prokrastinasi selalu dibenarkan karena
Anda merasa bahwa saat sekarang belum ideal untuk melakukan pekerjaan yang perlu
dilakukan.
Sebenarnya tidak ada ‘kondisi ideal’ yang sesuai untuk melakukan pekerjaan Anda, karenanya
menunda pekerjaan karena Anda merasa sedang tidak termotivasi atau tidak dalam kondisi
yang tepat hanya merupakan alasan untuk melakukan prokrastinasi saja.
Tidak percaya diri
Rasa tidak percaya diri dapat berpengaruh pada prokrastinasi. Anda tidak percaya diri karena
merasa kurang mampu menyelesaikan tugas sehingga akhirnya menunda pekerjaan karena
khawatir tidak bisa memberikan hasil yang memuaskan.
Anda tidak perlu rendah diri, bila Anda merasa kesulitan dengan pekerjaan yang harus
dilakukan, mintalah bantuan teman atau orang yang bisa memberikan Anda dukungan dan
saran untuk pekerjaan yang perlu dilakukan.
Merasa pekerjaan sulit dilakukan
Prokrastinasi dapat terjadi karena Anda merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan sangat sulit.
Anda akhirnya menunda pekerjaan tersebut dan malah melakukan pekerjaan lain yang
memiliki batas waktu yang lebih lama.
Jika Anda merasa pekerjaan tersebut lebih sulit dari yang lainnya dan membuat Anda tidak
nyaman, jadikan pekerjaan tersebut sebagai tantangan yang harus diselesaikan untuk menjadi
lebih baik.
Belajar dari orang lain
Jangan salah, prokrastinasi adalah perilaku yang bisa dicontoh dari orang lain. Anda bisa saja
mempelajari tindakan menunda pekerjaan dari orang lain dan merasa bahwa kebiasaan
tersebut adalah sesuatu yang akan membuat Anda terlihat keren dan disegani orang-orang.
Terkadang perilaku prokrastinasi dapat diikuti dari sosok saudara ataupun orangtua yang
terlihat tidak mempedulikan apapun. Namun, Anda harus ingat bahwa menunda pekerjaan
dapat memberikan berbagai konsekuensi negatif bagi Anda.
Faktanya, tidak semua hal akan berujung negatif. Anda hanya perlu mengubah pola pikir Anda
dan yakinkan diri Anda bahwa tidak semua hal akan berujung negatif
Lebih fokus ke masa sekarang
Jika Anda adalah tipe orang yang lebih fokus ke masa sekarang, terkadang Anda mungkin lupa untuk
mempertimbangkan konsekuensi atau pencapaian yang bisa didapatkan di masa yang akan datang.
Anda perlu mengingat bahwa hal menyenangkan seperti prokrastinasi, justru akan memberikan
Anda konsekuensi buruk nantinya.
Terlalu perfeksionis
Segala sesuatu yang berlebih tidaklah baik, begitupun juga dengan sikap terlalu perfeksionis.
Keyakinan pada semuanya harus sempurna membuat Anda memberikan standar yang terlalu tinggi
untuk dicapai.
Pada akhirnya Anda akan melakukan prokrastinasi karena standar tinggi yang Anda tetapkan
sendiri. Cobalah untuk fokus menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya daripada terlalu
terpusat untuk menciptakan hasil pekerjaan yang sempurna.
Untuk menangani prokrastinasi, Anda harus bisa mengenali sumber yang menyebabkan Anda
menunda pekerjaan. Jika sudah menemukan akar masalahnya, gunakanlah pola pikir yang tepat
untuk mengatasinya.
Apabila Anda masih merasa kesulitan dalam mengatasi kebiasaan prokrastinasi yang dilakukan atau
perilaku menunda pekerjaan yang dilakukan telah mengganggu kehidupan sehari-hari, Anda bisa
berkonsultasi dengan konselor atau psikolog.
Oleh:
VIVIN OKVIANTI
NIM. 233112715736
KELAS 004
1. Tujuan
SKKPD Pengenalan Akomodasi Tindakan
Peserta didik mampu Peserta Peserta didik dapat Peserta didik dapat
memilih sekolah didik/konseli dapat mengklasifikasikan menentukan
lanjutan sesuai bakat menganalisis macam-macam jurusan pilihan sekolah
dan minatnya kesesuaian antara yang ada di SMA / lanjutan
bakat dan cita-cita SMK serta prospeknya. SMA/SMK/MA
atau karir profesi. (A4) (P5)
(C4)
Profil Pelajar 1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
Pancasila 2. Mandiri
3. Bernalar kritis
2. KEGIATAN LAYANAN
1 Tahap Awal/Pendahuluan
1) Membuka dengan salam dan berdoa
2) Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar da
3) Guru BK melakukan kontrak layanan dengan peserta didik.
4) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling.
5) Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan
menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking.
6) Guru BK menanyakan kesiapan kepada peserta didik dan melanjutkan ke tahap inti.
2 Tahap Inti
2.1. Pengalaman Nyata.
1. Guru BK membagi siswa menjadi 3 kelompok, masing masing kelompok terdiri
dari 8 siswa
2. Guru BK mengajak siswa untuk bercerita tentang kelanjutan sekolahnya dan share
tentang kebingungannya dalam memilih sekolah lanjutan yang akan dituju setelah
tamat SMP.
2.2 Observasi /refleksi (mengamati)
3. Guru BK menampilkan materi tentang bakat minat (power point)
4. Guru BK memutarkan video tentang sekolah lanjutan yang dapat dituju setelah tamat
SMP agar memperoleh gambaran tentang sekolah lanjutan.
2.3 Konseptualisasi (Berfikir)
5. Guru BK mengajak siswa menelaah dengan Tanya jawab atau diskusi video yang
telah diputarkan tentang jenis-jenis, syarat-syarat sekolah lanjutan yang terdapat
dalam tayangan video yang telah diamati.
2.4 Implementasi / eksperimen
6. Guru Bk meminta peserta didik menuliskan apa bakat yang ia miliki , serta minatnya
setelah lulus SMP
3 Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah
dilakukan
3.2 Guru BK mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil dari kegiatan yang sudah
dilakukan
3.3 Guru BK memberikan penguatan.
3.4 Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.5 Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
3. EVALUASI
Evaluasi proses Evaluasi proses dilakukan menggunakan lembar observasi selama
proses layanan berlangsung terkait antusias dan keaktifan peserta
didik selama proses layanan, kemampuan bertanya
/menyampaikan pendapat,memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan guru
Evaluasi hasil Laijapen : Menganalisis LKPD mengenai pengenalan sekolah
lanjutan, kemudian memberikan penilaian jangka pendek (Laijapen)
Laijapan : Menganalisis lembar refleksi kemudian memberikan
penilaian jangka panjang (Laijapen), peserta didik yang belum
memahami dan membutuhkan bantuan, maka konselor segera
memberikan layanan sesuai jenis layanan BK
Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong
TTD TTD
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi tentang bakat minat
2. Materi tentang sekolah lanjutan
3. Lembar Kerja Peserta Didik
4. Lembar penilaian proses
5. Lembar penilaian hasil
EVALUASI PROSES
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Petunjuk
Berilah tanda cheklist ( v ) pada perilaku yang telah ditentukan selama proses pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal
Isilah dengan
Skor 4 :Sangat aktif
Skor 3 :aktif
Skor 2 :Cukup aktif
Skor 1 :Kurang aktif
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
1 Peserta didik bertanya kepada guru BK pada saat
proses bimbingan klasikal
2 Peserta didik bertanya dengan mengangkat tangan
jika ada sesuatu yang kurang dimengerti
3 Peserta didik menjawab pertanyaan apabila guru
bertanya
4 Peserta didik berani berpendapat mengenai
prokastinasi akademik
Keterangan :
1. Skor minimal yang dicapai 1x4=4, skor maksimal yang dicapai 4x4=16
2. Kategori Hasil
Sangat Baik : 13 - 16
Baik : 9 - 12
Cukup Baik : 5 - 8
Kurang Baik : 1 - 4
Lembar Evaluasi Hasil
Identitas
Petunjuk : Berilah tanda centang (v) pada kolom skor sesuai hasil penilaian anda
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
1 Layanan yang diberikan menyenangkan
2 Menurut saya materi ini menarik
3 Saya memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru
dari materi yang diberikan
4 Saya memahami materi sesuai tujuan layanan
5 Saya mampu membedakan dan mengidentfikasi
perbedaan sekolah lanjutan sesuai materi layanan
6 Saya dapat merencanakn dan menentukan pilihan studi
lanjut sesuai bakat ,minat dan kemampuan
saya
7 Saya merasa perlu konsultasi dengan guru BK
untuk lebih memantapkan pilihan studi lanjut setelah
lulus SMP
Kriteria Penilaian:
Skor 4 :Sangat Baik
Skor 3 :Baik
Skor 2 :Cukup Baik
Skor 1 :Kurang Baik
Keterangan :
1. Skor minimal yang dicapai 1x7=7,skor maksimal yang dicapai 4x7=28
2. Kategori Hasil
a. Sangat Baik : 23 - 28
b. Baik : 17 - 22
c. Cukup Baik : 11 - 16
d. Kurang Baik : 0 – 10
Lembar kerja peserta didik
A. BAKAT
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus. Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada dua jenis bakat, yaitu
sebagai berikut:
1. Kemampuan pada bidang khusus. Misalnya bakat musik, melukis, dll.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan
khusus, misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi
kemampuan di bidang arsitek.
Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat
yang secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk
berkembang atau dikembangkan.
1. Aktivitas berupa latihan rutin yang dilakukan sejak dini dengan diarahkan oleh
pelatih yang profesional di bidangnya. Misalnya, seorang anak yang berbakat
musik dimasukkan ke dalam sekolah musik. Demikian pula anak yang berbakat
dalam sepak bola diikutkan dalam klub sepak bola.
2. Aktivitas yang mengarah pada kompetensi. Misalnya anak yang berbakat musik
diikutsertakan dalam lomba bermain musik. Ajang kompetensi dapat dijadikan
ajang pemacu bagi anak untuk giat berlatih dan meningkatkan prestasi.
3. Menanamkan pemahaman terhadap makna bakat terhadap kehidupannya di
masa mendatang. Hal ini dapat dilakukan dengan menunjukkan kepada anak
tentang tokoh-tokoh yang sukses melalui bidang tertentu. Misalnya anak yang
berbakat di bidang sepakbola ditunjukkan tokoh sepakbola dunia yang hidupnya
sukses berkat permainannya yang gemilang di lapangan bola.
Menemukan bakat sendiri tidak mudah dilakukan, bahkan memerlukan bantuan
seorang ahli untuk menemukan bakat. Namun ada cara yang lebih sederhana yang bisa
dilakukan untuk mengetahui bakat sendiri. Salah satu caranya adalah dengan mencoba
beberapa kegiatan, kemudian menentukan kegiatan yang menimbulkan perasaan suka,
nyaman, dan bahagia; keinginan untuk melakukannya lagi; tidak menemukan kesukaran
untuk melakukannya; dapat dilakukan dengan cepat, tidak menimbulkan rasa bosan;
membuahkan suatu hasil/prestasi.
Kegiatan yang biasa memenuhi hal di atas, biasanya memberi gambaran bakat
yangdimiliki. Selain mencoba beberapa kegiatan, untuk dapat mengetahui kemampuan diri
yang selama ini tidak disadari, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain;
1. Menyebutkan mata pelajaran yang prestasinya paling tinggi
2. Menyebutkan tingkat kesenangan tiap bidang studi;
3. Memberikan alasan dan tingkat kesenangan tiap bidang studi yang disenangi;
4. Membandingkan tingkat kesenangan dengan prestasi belajar yang dicapai
dan fasilitas dini kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada waktu senggang
Kemungkinan bakat tidak berkembang bisa dikarenakan oleh beberapa hal,
misalnya:
1. Tidak menyadari bakat yang dimiliki
2. Tidak ada sarana penunjang
3. Tidak ada pembimbing;
4. Tidak bersemangat;
5. Kurang ulet dalam berusaha, dan lain-lain.
Pada zaman sekarang, biaya pendidikan sangat mahal maka pengembangan bakat
bisa menjadi jalan keluar agar bisa meraih kesuksesan dalam kehidupan masa
mendatang.
B. MINAT
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau
keinginan seseorang. Menurut John Holland, minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang
membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan.
Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya
minat pada bidang yang akan ditekuni.
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk
mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek, cenderung untuk
memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada objek tersebut.
Minat terhadap suatu hal dapat muncul karena berbagai hal, antara lain:
1. Ada unsur subjektif yang mempengaruhi. Misalnya seorang siswa yang tertarik
pada penampilan gurunya menjadi berminat mengikuti materi pelajaran yang
diajarkan guru tersebut. Oleh karena itu, guru yang simpatik mengundang minat
siswa untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikannya.
2. Memahami manfaat yang ditimbulkan. Misalnya karena mengetahui bahwa
senam itu baik untuk kesehatan maka menaruh minat untuk mempelajari dan
menguasai senam.
3. Motivasi yang kuat dari dalam individu berupa perasaan ingin tahu. Misalnya
ingin tahu yang begitu besar merupakan dorongan yang kuat untuk menaruh
minat terhadap sesuatu.
4. Sesuatu yang baru. Pada umumnya orang tertarik untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hal-hal baru. Khususnya pada anak-anak yang masih dalam taraf
pertumbuhan dan perkembangan awal (masa balita) sangat besar minatnya
terhadap berbagai hal karena banyak hal yang dianggapnya sebagai hal baru.
5. Adanya kemampuan dasar berupa bakat yang dimiliki. Misalnya seorang anak
yang berbakat dalam bidang musik akan menaruh minat yang kuat untuk
mendalami lebih jauh tentang musik dan berusaha mempelajari dengan sungguh-
sungguh.
6. Adanya motivasi atau dorongan dari luar yang sangat kuat. Misalnya orang tua
yang terus menerus mendorong anaknya untuk mempelajari sesuatu dengan
berbagai cara sehingga anaknya mau mengikuti arahannya. Hal ini banyak terjadi
di kalangan anak-anak yang masih sangat tergantung dari orang tua sehingga
peran orang tua sangat besar terhadap pengembangan dirinya.
Agar pekerjaan dapat memberikan gambaran diri tentang minat terhadap bidang studi
dan jenis kegiatan yang benar, maka kerjakan setiap tugas dengan sebaik-baiknya.
Munculnya minat selain dikarenakan adanya motivasi bakat, juga kemungkinan adanya
perasaan ingin tahu yang besar. Minat yang ditujukan seseorang anak terhadap pada suatu
bidang menunjukkan adanya keinginan yang kuat pada diri anak untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai bidang tersebut. Pengalaman sejarah membuktikan bahwa penemuan
mesin uap oleh James Watt yang kemudian menjadi peletak dasar revolusi industri, berawal
dari rasa ingin tahu yang besar terhadap kekuatan uap panas yang mampu menggerak-
gerakkan tutup ketel. Ada banyak cara untuk mengembangkan minat anak terhadap
suatu bidang, antara lain, sebagai berikut:
1. Membekali anak dengan berbagai ilmu pengetahuan.
2. Memperluas cakrawala pengetahuan anak melalui kegiatan-kegiatan
pengamatan, baik secara langsung maupun melalui berbagai eksperimen. Hal ini
khususnya yang berkaitan dengan teori- teori ilmu pengetahuan alam.
3. Memperluas pengalaman anak melalui berbagai kegiatan yang menarik seperti;
studi banding, kunjungan ke pabrik, wisata ke alam bebas dan sebagainya.
4. Melalui arahan dan bimbingan yang terus menerus dan dilakukan sejak dini. Ada
pepatah “tak kenal maka tak sayang” demikian halnya dengan minat. Bagaimana
mungkin seseorang anak berminat terhadap seni merangkai janur jika tidak
pernah dikenalkan seni merangkai janur.
5. Melalui penerapan sanksi berupa hadiah. Ketertarikan seorang anak terhadap
suatu hal kadang kala diawali bukan dari bidang yang diarahkan tersebut
melainkan dari yang diperoleh. Misalnyaseorang ibu selalu membelikan kue
kesukaan anaknya jika anaknya bersedia les piano. Demikian pula seorang anak
yang semula enggan mengikuti lomba tetapi karena tergiur akan hadiah yang
dijanjikan ia berusaha keras untuk mengikutinya.
6. Motivasi yang tinggi. Motivasi adalah dorongan yang mempengaruhi perilaku
seseorang. Motivasi ini bisa dari dalam (internal) berupa kesadaran diri, tetapi
bisa berasal dari luar (eksternal) yakni dari orang lain atau sesuatu dari luar
dirinya.
MATERI
Contohnya: Otomotif,
Akuntansi,TataBoga,dll
Peluang Kerja Peluang masuk dunia kerja Peluang masuk dunia kerja lebih
lebih kecil karena bekalyang besar, karena dibekali
Lulusan didapat disekolah lebih keterampilan (skill) sesuai
banyak materi umum
dengan program keahlian.
dibandingkan keterampilan
tertentu.
Biaya Biaya pendidikan di SMA Biaya pendidikan di SMKrelatif
relatif lebih kecil lebih mahal
dibandingkan dengan SMK, dibandingkan SMA/MA,karena
karena di SMA tidak banyak banyak praktik, prakerin, dan
praktik. lain-lain.
Oleh:
VIVIN OKVIANTI
NIM. 233112715736
KELAS 004
1. Tujuan
SKKPD Pengenalan Akomodasi Tindakan
Kematangan
intelektual
2. Tahap Inti
1) Konselor mengidentifikasi masalah konseli
2) Konselor menetapkan masalah yang akan dibahas yaitu sulit
bangun pagi
3) Konselor menanyakan apa hal yang paling disukai konseli
Penugasan pertama
4) Konselor memberikan penugasan pertama yaitu konselor
menugaskan konseli untuk melakukan sesuatu yang mengarah
kepada usaha untuk meringankan atau menyelesaikan masalah
konseli
Umpan balik / reinforcement pertama
5) Konselor memberikan umpan balik berupa reinforcement pertama
(berupa pujian)
6) Konselor kembali memberi penegasan / penguatan akan
memberikan tambahan reinforcement kepada konseli apabila ia
mampu atau berhasil melakukan dan menyelesaikan hal yang
disuruhkan atau diperintahkan konselor kepada konseli
7) Konselor memberikan motivasi dan akan memberikan reinforcement
berikutnya yaitu berupa mendapat tambahan uang saku apabila
konseli ada perubahan perilaku dari yang pertama baru bisa
bangun jam 5.30 menjadi harus bisa bangun jam 5.00. Apabila ini
bisa dilakukan konseli maka dia akan mendapat reinforcement
berupa tambahan uang saku.
Penugasan kedua
8) Konselor memberi penugasan kedua yaitu konselor menugaskan
konseli untuk melakukan sesuatu berdasarkan apa yang telah
dicapai pada penugasan sebelumnya, hal ini bertujuan untuk
memelihara dan mengembalikan tingkah laku sebelumya kepada
tingkah laku yang sangat diharapkan . Dalam penugasan kedua
konselor mencoba membuat konseli bangun lebih awal lagi. Dari
jam 5.00 menjadi harus bisa bangun jam 4.30 untuk bisa sholat
subuh.
Umpan balik / reinforcement kedua
6) Konselor memberikan umpan balik berupa reinforcement kedua
berupa tambahan hadiah dari konselor berupa tambahan nilai PPKN
yang diberikan kepada konseli setiap kali mampu atau berhasil
melakukan dan menyelesaikan hal yang disuruhkan atau
diperintahkan konselor kepadanya.
Penguatan reinforcement
7) Konselor terus memotivasi konseli agar konseli terus berusaha
mengubah kebiasaannya buruknya menjadi kebiasaan baik
3. Tahap Penutup
3.1. Tahap Penutup
1) Konselor dan konseli sama sama menyimpulkan hasil konseling
2) Konselor senantiasa memberikan penguatan-penguatan
(reinforcement) atau motivasi kepada konseli agar hasil yang
telah dicapai bisa dipertahankan dan dikembangkan kapanpun
dan dimanapun
3) Konselor memberikan tanda akan berakhirnya waktu konseling
4) Konselor menutup kegiatan konseling dengan syukur
5) Konselor bersalaman dengan konseli dengan mengucap salam
3. EVALUASI
Evaluasi proses Mengamati sikap dan tanggapan konseli selama
proses konseling berlangsung
Evaluasi hasil Konselor melakukan evaluasi hasil konseling dengan
menggunakan skala kepuasan konseli terhadap
proses konseling
Laiseg : Konseli menulis surat pernyataan perjanjian
Laijapen : Konseli berjanji rajin masuk sekolah
Laijapang : Melihat perkembangan tingkah laku di
akhir semester
Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong
TTD TTD
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Petunjuk
Berilah tanda cheklist ( v ) pada perilaku yang telah ditentukan selama
proses pelaksanaan layanan konseling individual
Isilah dengan
Skor 4 :Sangat aktif
Skor 3 :aktif
Skor 2 :Cukup aktif
Skor 1 :Kurang aktif
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
1 Konseli bertanya kepada konselor pada
saat proses konseling
2 Konseli bertanya jika ada sesuatu yang
kurang dimengerti
3 Konseli menjawab pertanyaan apabila
konselor bertanya
4 Konseli berani berpendapat dan
mengutarakan isi hatinya
Keterangan :
1. Skor minimal yang dicapai 1x4=4, skor maksimal yang dicapai
4x4=16
2. Kategori Hasil
Sangat Baik : 13 - 16
Baik : 9 - 12
Cukup Baik : 5-8
Kurang Baik : 1 - 4
EVALUASI HASIL
SKALA KEPUASAN KONSELI TERHADAP PROSES KONSELING
INDIVIDUAL
Identitas
Nama Konseli : ……………………………………………………….
Nama Konselor : ..............................................................................
Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia
1: Sangat Memuaskan
2: Memuaskan
3: Kurang Memuaskan
Pilihan
No. Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Sikap/Penerimaan guru bimbingan dan konseling
atau konselor terhadap kehadiran Anda
2. Kemudahan guru bimbingan dan konseling atau
konselor untuk diajak curhat
3. Kepercayaan Anda terhadap guru bimbingan dan
konseling atau konselor dalam layanan konseling
4. Pelayanan pemecahan masalah tercapai melalui
konseling individual
ANCANGAN / RENCANA KONSELING INDIVIDU
Pertemuan ke 1
A. DESKRIPSI KASUS
SR adalah siswa laki laki di kelas VIIIA. Dari hasil pemantauan bapak ibu wali kelas SR
selalu terlihat ngantuk dan lesu saat di kelas. SR juga jarang mengerjakan tugas yang
diberikan bapak ibu guru. Dihampir semua pembelajaran SR selalu ijin ke kamar mandi
dan cenderung berlama lama dikamar mandi sebelum akhirnya kembali ke kelas.
Berdasarkan data keluarga, jarah tempat tinggal ke sekolah sekitar 5 km. SR ke sekolah
mandiri, dengan membawa sepeda motor sendiri. SR tinggal bersama kedua orang tua.
Namun dalam hal pengawasan SR lebih sering bersama ibu tiri dan adiknya. Ayahnya
bekerja di luar kota sebagai supir truk. Sehingga ayahnya hanya pulang sesekali untuk
memberikan uang SR. kadang 2 minggu sekali. Dari hasil wawancara dengan orang tua,
diketahui konseli sering sulit dibangunkan saat akan berangkat sekolah. Setiap hari
SR baru bisa bangun jam 5.30. sedangkan jam 6.00 harus sudah sampai di sekolah untuk
melaksanakan sholat dhuha bersama. Padahal konseli tidurnya selalu tepat waktu dan
tidak tidur terlalu malam. Hal inilah yang menyebabkan konseli terkadang juga tidak
masuk sekolah karena terlambat bangun pagi. Ketika konseli dibangunkan paksa
menyebabkan konseli biasanya menjadi tidak bersemangat saat akan berangkat sekolah.
Menurut orang tua, konseli memang mempunyai kebiasaan sulit dibangunkan sejak di
SD kelas 2.
Dari pemantauan tatib di buku absen kelas tercatat di bulan November saja konseli sudah
8 kali tidak masuk sekolah. Tiap kali tidak masuk orang tua tidak pernah mengijinkan
anaknya. HP juga sulit dihubungi. ini yang melatar belakangi perlunya konseling
individu karena konseli merasa apa yang dilakukannya itu adalah hal yang biasa karena
tidak adanya dukungan positif dari orang tua. Dan apabila di teruskan akan berakibat
konseli bisa tidak naik kelas. Karena syarat kenaikan kelas adalah harus memenuhi 80%
kehadiran.
B. TUJUAN KONSELING
Salah satu pendekatan yang dianggap efektif untuk bisa mengatasi perilaku
sulit dibangunkan saat akan berangkat ke sekolah adalah pendekatan
behavioristik dengan teknik shaping. Melalui konseling individual
pendekatan behavioristik dengan teknik shaping ini diharapkan individu
yang mengalami masalah dapat teratasi serta bisa mengembangkan potensi
yang ada dalam diri konseli yaitu aktif saat pembelajaran dan mudah
menyampaikan ide idenya dikelas. Karena pada dasarnya tujuan dari
konseling ini adalah merubah perilaku yang negatif menjadi perilaku yang
positif dan juga supaya konseli dapat hadir tepat waktu ke sekolah dan selalu
masuk sekolah setiap hari sehingga dalam proses belajar mengajar konseli
tidak terganggu dan tidak terancam tidak naik kelas.
Waktu yang direncanakan untuk melakukan konseling individu adalah bulan desember
2023. Konseling individual akan dilaksanakan di ruang BK dengan durasi 120 menit.
Pihak yang terlibat dalam hal ini adalah konselor dan konseli. Alat assessment yang
digunakan adalah DCM. Sumber data yang digunakan adalah buku absen kelas. Alat
konseling yang dipergunakan adalah form konseling individu.
Kajian literatur
“Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya”
(Corey, 2003:198). Selain itu, pembentukan pola tingkah laku juga dapat dilakukan
dengan memberikan ganjaran atau penguatan segera setelah tingkah laku yang
diharapkan itu muncul.
10) Penutup
konselor menutup perjumpaan atau kegiatan dengan senantiasa memberikan
penguatan-penguatan (reinforcement) atau motivasi kepada konseli agar hasil
yang telah dicapai bisa dipertahankan dan dikembangkan kapanpun dan
dimanapun
LAMPIRAN
DCM