PAPER KEL.9 - Pengaruh Budaya Dan Lintas Budaya Pada Produk Indomie
PAPER KEL.9 - Pengaruh Budaya Dan Lintas Budaya Pada Produk Indomie
PAPER KEL.9 - Pengaruh Budaya Dan Lintas Budaya Pada Produk Indomie
INDOMIE
Khairunnisa 2021011001
Elita Yuni Setiyarini 2021011004
Rizky Khairunnisa 2021011026
Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
ABSTRAK
Dalam bab ini, kami memeriksa pengaruh budaya dan faktor lintas budaya pada
tanggapan afektif dan kognisi konsumen, perilaku, dan lingkungan fisik dan
sosial. Kami mendefinisikan budaya sebagai makna yang dimiliki bersama oleh
orang-orang dalam suatu masyarakat (atau dalam kelompok) dan mendiskusikan
bagaimana pemasar Indomie dapat mempelajari isi budaya. Kami
mengidentifikasi beberapa nilai penting dan tren gaya hidup dalam budaya Lokal
dan mancanegara untuk menarik beberapa implikasi dalam strategi pemasaran.
Kami menyajikan model proses budaya dimana makna budaya dipindahkan di
antara lokasi yang berbeda, terutama dari lingkungan ke produk dan dari produk
ke konsumen. Kemudian kami memeriksa pengaruh perbedaan lintas budaya pada
konsumen. Akhirnya, kami membahas bagaimana pemasar dapat menggunakan
pengetahuan ini untuk mengembangkan strategi pemasaran internasional yang
efektif.
Kata Kunci: Indomie, budaya, lintas budaya, strategi pemasaran internasional
1. Pendahuluan
Indonesia sebagai negara berpenduduk besar telah menempatkan industri
pangan sebagai industri yang strategis baik dalam penyerapan pasar maupun
penyediaan sumber daya. Keragaman budaya dari ratusan suku bangsa yang
tersebar di luasan wilayah kepulauan Indonesia merupakan warisan leluhur yang
sangat bernilai tinggi. Perilaku makan merupakan bagian penting pula dari adat
istiadat di banyak suku. Bahkan makanan telah menjadi simbol kebudayaan dan
berpotensi menjadi bagian budaya nasional.
Perubahan gaya hidup konsumen yang menuntut semuanya lebih praktis
menyebabkan makanan instan semakin diminati. Salah satunya adalah mie instan,
produk makanan cepat saji yang semakin digemari masyarakat karena kemudahan
dalam hal penyajiannya, harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan
sifatnya yang tahan lama.
Indomie sebagai pemimpin pasar mie instant telah melakukan banyak
terobosan dalam menjaga keutuhan pangsa pasar dan bahkan meningkatkannya.
Salah satu produk Indomie yang diluncurkan adalah dalam program Lintas
Budaya Nusantara adalah Indomie Selera Nusantara (ISN). ISN merupakan hasil
dari pengembangan produk yang mengangkat cita rasa makanan khas daerah di
Indonesia. Selain itu, harga yang cukup terjangkau dan variasi rasa yang beragam
yang kemudian menyebabkan konsumen untuk memutuskan membeli produk mie
instan merk Indomie. Serta kualitas yang selalu terjaga sehingga konsumen tetap
bertahan pada mie instan merk Indomie tersebut.
Dengan perkembangan pesat Indomie dalam pasar lokal, Indofood berusaha
untuk mengembangkan pasarnya juga ke Mancanegara sehingga pada tahun 1992
pertama kalinya Indomie mengekspor produknya. Awalnya, Indofood membentuk
Direktorat Ekspor dengan tugas fokus mengembangkan ekspor Indomie ke
berbagai negara. Tim ini aktif mempelajari semua izin impor di setiap negara.
Lalu tahap selanjutnya adalah menetapkan target negara. Pada saat itu, sasaran
utamanya adalah negara dengan tenaga kerja Indonesia paling banyak, yaitu Hong
Kong, Taiwan, Arab Saudi, dan negara lainnya. Selain menargetkan pada negara
dengan tenaga kerja Indonesia, Indofood juga menargetkan negara yang menjadi
tujuan pelajar Indonesia melanjutkan pendidikannya diluar negeri, seperti
Amerika Serikat dan Australia. Sampai saat ini Indomie sudah dipasarkan dan
berkembang di lebih dari 80 negara.