Laporan Pendahuluan - Gagal Ginjal
Laporan Pendahuluan - Gagal Ginjal
Laporan Pendahuluan - Gagal Ginjal
DISUSUN OLEH :
Nikmatunazilah 1903041
2023/2024
D. Klasifikasi
E. Patofisiologi
Secara umum penyebab dari penyakit ginjal kronis adalah
penurunan aliran darah ke ginjal yang umumnya disebabkan oleh
Hipertensi , kerusakan sel mesangial oleh Diabetes Melitus.
1. Hipertensi
Mekanisme kerusakan ginjal oleh hipertensi disebabkan
oleh penebalan sel-sel tunica intima pada glomerulus ginjal,
penebalan sel tunica intima menyebabkan mengecilnya vaskular
yang berujung pada mengecilnya aliran pembuluh darah ke bagian
glomerulus, berkurangnya aliran pembuluh darah ke glomerulus
menyebabkan aktifnya system Renin-Angiotensin-Aldosteron yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah lebih lanjut sehingga terjadi
kerusakan ginjal yang permanen.
Awalnya mekanisme aktifasi system Renin-Angiotensin-
Aldosterone dapat mengkompensasi kurangnya aliran darah ke
ginjal, namun seiring waktu akan menyebabkan nekrosis pada sel
ginjal. Kerusakan glomerulus ginjal dapat menyebabkan Global
sclerosis dimana terjadi kerusakan yang permanen dari glomerulus
atau Focal segmental necrosis yang merupakan system kompensasi
ginjal dimana terjadi pembesaran glomerulus pada suatu area
karena kerusakan nefron pada area lain pada ginjal. Secara kronik
perubahan-perubahan pada glomerulus ginjal akan menyebabkan
kematian nefron yang akan menyebabkan penurunan GFR secara
perlahan.
2. Diabetes Melitus
Patofisiologi penyakit ginjal kronis untuk diabetes melitus
melibatkan hiperglikemia yang memicu pembentukan reactive
oxygen species (ROS) dan Advanced Glycosylation End Products
(AGE). Pembentukan AGE dan ROS menyebabkan terjadi stress
oxidative pada jaringan nefron ginjal. Peningkatan stress oxidative
pada nefron ginjal menyebabkan kenaikan permeabilitas ginjal lalu
terjadinya proteinuria, efek lain kenaikan permeabilitas glomerulus
juga mengaktifkan system RAAS yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah dan lebih jauh meningkatkan permeabilitas ginjal
dan memperparah kerusakan ginjal.
Mekanisme lain dari kerusakan ginjal dimana AGE dan
ROS menstimulasi pembentukan growth factor, growth factor yang
terbentuk berupa TGF, VEGF, dan PDGF. Pembentukan growth
factor tersebut dapat menyebabkan terjadinya fibrosis pada ginjal
dan menurunkan GFR.
F. Pathway
G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Terdiri dari nama, no rekam medis, tanggal lahir, umur,
agama, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, alamat,
tanggal masuk, diagnosa medis dan nama identitas penanggung
jawab meliputi : nama, umur, hubungan dengan pasien, pekerjaan
dan alamat.
2. Keluhan utama
Biasanya klein datang dengan keluhatan utama yang
didapat bervariasi, mulai dari urine output sedikit sampai tidak
dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidak selera
makan (anoreksi), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah,
napas berbau (ureum) dan gatal pada kulit.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya terjadi penurunan output, penurunan kesadaran,
perubahan pola napas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit,
adanya napas berbau ammonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi.
Kemana saja klien meminta pertolongan untuk mengatasi maslaah
dan mendapat pengobatan apa.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya ada riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran
kemih, payah jantung, penggunaan obat-obat nefrotoksik. Benign
Prostatic Hyperplasia, dan prostatektomi. Dan biasanya adanya
riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem perkemihan
yang berulang, penyakit diabetes melitus, dan penyakit hipertensi
pada masa sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab.
Penting untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan
masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat kemudian
didokumentasikan.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya klien mempunyai anggota keluarga yang pernah
menderita penyakit yang sama dengan klien yaitu CKD, maupun
penyakit diabetes mellitus dan hipertensi yang bisa menjadi faktor
pencetus terjadinya penyakit CKD.
6. Pola-pola aktivitas sehari-hari
a. Pola aktivitas/istirahat
Gejala : kelelahan ekstrem, kelemahan, maalaise.
Gangguan tidur (insomnia/gelisah atau somnolen).
Tanda : kelemahan otot, kehilangan tonus, penuruan
rentang gerak.
b. Pola nutisi
Makan/ cairan
Gejala : peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan
berat badan (malnutrisi). Anoreksia, nyeri ulu hati,
mual/muntah, rasa tidak sedap pada mulut (pernafasan
ammonia).
Tanda : ditensi abdomen, pembesaran hati, perubahan
turgor kulit edema, ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah,
penurunan otot, penurunan lemak sub kutan, penampilan
tidak bertenaga.
c. Pola eliminasi
Gejala : penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria (gagal
tahap lanjut), abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda : perubahan warna urin, contoh : kuning pekat,
merah,coklat berawan, oliguria, dapat menjadi anuria.
d. Pola sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri
dada (angina)
Tanda : hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan
pitting pada kaki, telapak tangan, disritmia jantung, nadi
lemah halus, hipotensi, ortostatik menunjukkan
hipovolemia, yang jarang pada penyakit tahap akhir pucat,
kulit coklat kehijauan, kuning, kecenderungan perdarahan.
e. Intregritas ego
Gejala : faktor stress, contoh : financial, hubungan,
perasaan tidak berdaya, tidak ada kekuatan
Tanda : menolak, ansietas,takut, marah, mudah
tersinggung, perubahan kepribadian.
f. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/ kejang
sindrom “kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki.
Tanda : gangguan status mental, contoh : penurunan lapang
perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan
memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, kejang,
rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaku
(memburuk saat malam hari)
Taanda: perlu berhati-hati, distraksi, gelisah
h. Pernafasan
Gejala : nafas pendek, dyspenia, nocturnal paroksimal,
batuk dengan atau tanpa sputum kental dan banyak.
i. Keamanan
Gejala : kulit gatal, ada/berulangnya infeksi
Tanda : pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), normotemia
dapat secraa actual terjadi peningkatan pada pasien yang
mengalami suhu tubuh lebihrendah dari normal (depresi
respons imun), petekie, area ekimosis pada kulit.
j. Seksualitas
Gejala : penurunan libido, amenorea, infertilitas
k. Interaksi sosial
Gejala : kesulitan menentukan kondisi, contoh tidak
mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya
dalam keluarga.
l. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal
ginjal), penyakit polikistik, nefitis herediter, kulkulus
urinaria, malignansi. Riwayat terpajan pada toksin, contoh
obat, racun lingkungan. Penggunaan antibiotic nefrotoksik
saat ini/berulang.
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum dan TTV
1) Keadaan umum klien lemah, letih dan terlihat sakit
berat
2) Tingkat kesadaran klien menurun sesuai dengan
tingkat uremia dimana dapat mempengaruhi sistem
saraf pusat
3) TTV : RR meningkat, tekanan darah didapati
adanya hipertensi
b. Kepala
1) Rambut : biasanya klien berambut tipis dan
kasar, klien sering sakit kepala, kukurapuh dan tipis
2) Wajah : biasanya klien berwajah pucat
3) Mata : biasanya mata klien memerah,
penglihatan kabur, konjungtiva anemis, dan sclera
tidak ikterik
4) Hidung : biasanya tidak ada pembengkakan
polip dan klien bernafas pendek dan kusmaul
5) Bibir : biasanya terdapat peradangan
mukosa mulut, ulserasi gusi, perdarahan gusi, dan
napas berbau
6) Gigi : biasanya tidak terdapat karies pada
gigi
7) Lidah : biasanya tidak terjadi perdarahan
c. Leher
Biasanya tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid atau
kelenjar getah bening
d. Dada/ Thorak
Inspeksi : biasanya klien dengan napas pendek,
pernapasan kusmaul (cepat/dalam)
Palpasi : biasanya fremitus kiri dan kanan
Perkusi : biasanya sonor
Auskultasi : biasanya vesicular
e. Jantung
Inspeksi : biasanya ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : biasanya ictus cordis teraba di ruang inter
costal 2 line dekstra sinistra
Perkusi : biasanya ada nyeri
Auskultasi : biasanya terdapat irama jantung yang cepat
f. Abdomen
Inspeksi : biasanya terjadi distensi abdomen, acites
atau penumpukan cairan, klien mual dan muntah
Auskultasi : biasanya bising usus normal, berkisar
antara 5-35 kali/menit
Palpasi : biasanya acites, nyeri tekan pada bagian
pinggang, dan adanya pembesaran hepar pada stadium
akhir
Perkusi : biasanya terdengar pekak karena terjadinya
acites
g. Genitourinaria
Biasnaya terjadi penurunan frekuensi urine, anuria distensi
abdomen, diare atau konstipasi, perubahan warna urine
menjadi kuning pekat, merah, coklat dan berwarna.
h. Ekstremitas
Biasanya didapatkaan adanya nyeri panggul, oedema pada
ekstremitas, kram otot, kelemahan pada tungkai, rasa panas
pada telapak kaki, keterbatasan gerak sendi.
i. Sistem integumen
Biasanya warna kulit abu-abu, kulit gatal, kering dan
bersisik adanya area ekimosispada kulit
j. Sistem neurologi
Biasanya terjadi gangguan status mental seperti penurunan
lapang pandang perhatian, ketidakmampuan konsentrasi,
kehilangan memori, penurunan tingkat kesadaran, disfungsi
serebral, seperti perubahan proses pikir dan disorientasi.
Klien sering didapati kejang, dan adanya neuropati perifer.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
napas
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
jantung
4. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi, kelebihan asupan
cairan, kelebihan asupan natrium
5. Nausea b.d gangguan biokimiawi
6. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
7. Risiko gangguan integritas kulit/jaringan b.d kekurangan/kelebihan
volume cairan
I. Rencana Tindakan Keperawatan
J. Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah pasien gagal ginjal kronis
mendapatkan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Tidak terjadi kelebihan volume cairan
2. Tidak terjadi penurunan curah jantung
3. Tidak mengalami cidera jaringan lunak
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta: EGC.
GBD 2015 Disease and Injury Incidence and Prevalence, Collaborators. (8
October 2016). "Global, regional, and national incidence, prevalence, and
years lived with disability for 310 diseases and injuries, 1990-2015: a
systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2015". Lancet.
388 (10053): 1545–1602. 10.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika.
Nahas, Meguid El & Adeera Levin.2010.Chronic Kidney Disease: A Practical
Guide to Understanding and Management. USA : Oxford University Press.
Rahman, Mahboob; Smith, Michael C. (September 1998). "Chronic renal
insufficiency: A diagnostic and therapeutic approach". Archives of
Internal Medicine. 158 (16): 1743–52. doi:10.1001/archinte.158.16.174.
Smeltzer, S. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi 1 Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi
1 Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI