Makalah Kelompok 6
Makalah Kelompok 6
Makalah Kelompok 6
MEMBANGUN MASYARAKAT
MADANI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
DOSEN PENGAMPU:
ZUL ATRIL, M.Sy
Puji syukur pemakalah ucapkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah nya karena atas rahmat dan hidayah nya pemakalah dapat menyelesaikan tentang
’’MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI’’ tepat pada waktunya. Dalam penyusun makalah
ini, tidak sedikit hambatan yang pemakalah temukan karena keterbatasan pengetahuan serta
bahan referensi yang dapat dijadikan sebagai acuan. Oleh karena itu, pemakalah mengucapkan
terimah kasih kepda bapak ZUL ATRIL, M.Sy Yang telah membimbing pemakalah dalam
pembuatan makalah hingga selesai.
Pemakalah mengharapkan makalah ini agar bermanfaat dan bisa dijadikan acuan dan
referensi bagi pembaca.tidak lepas dari semua itu, pemakalah menyadari sepenuhnya bahwa ada
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun kepada pembaca sebagai bahan evaluasi penulis guna
meningkatkan kinerja untuk ke depan nya.
Pemakalah
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ......................................................................................................... 12
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Permasalahan yang terus melanda ilmu-ilmu sosial hingga saat ini adalah
ketidakmampuan menjelaskan apa dan bagaimana seharusnya tatanan ideal sebuah
masyarakat. Civil Society, yang selama ini menjadi sebuah paradigma ideal mengenai
masyarakat dalam diskursus para ahli di Barat, terus mengalami kebingungan dan distorsi
konseptual ketika pemahaman itu harus diaplikasikan dalam aktivitas masyarakat riil.
Walhasil, teori-teori yang dihasilkan oleh ilmu ilmu sosial pasca renaisans ini terbatas pada
wacana yang tidak pernah membumi. Namun, jauh empat belas abad yang lalu, telah berdiri
sebuah masyarakat yang mampu melakukan lompatan besar peradaban dengan berdirinya
sebuah komunitas yang bernama Masyarakat Madinah. Transformasi radikal dalam
kehidupan individu dan sosial mampu merombak secara total nilai, simbol, dan struktur
masyarakat yang telah berakar kuat dengan membentuk sebuah tatanan baru yang
berlandaskan pada persamaan dan persaudaraan. Bentuk masyarakat Madinah inilah, yang
kemudian ditransliterasikan menjadi “masyarakat madani”, merupakan tipikal ideal
mengenai konsep sebuah masyarakat Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang ada dan untuk mengetahui gambaran yang lebih
jelas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Konsep Masyarakat Madani (Civil Society) ?
2. Nilai-nilai Masyarakat Madani (Civil Society) ?
3. Perkembangan Masyarakat Madani (Civil Society) ?
4. Keberhasilan Rasulullah Mengubah Masyarakat Jahiliah Menjadi Masyarakat Madani ?
5. Menganalisis Praktek Nilai dan Semangat Masyarakat Madani (Civil Society) Dalam
kehidupan sehari hari ?
6. Mengintegrasikan Nilai QS.Al-A'raf: 96 Untuk Menuju Negara Yang Adil dan
Makmur ?
1
C. TUJUAN MASALAH
Adapun manfaat dan tujuan yang hendak dicapai penulis melalui makalah ini yaitu :
1. Menjelaskan dan Memahami Konsep Masyarakat Madani (Civil Society)
2. Menjelaskan dan Mengetahui Nilai-nilai Masyarakat Madani (Civil Society)
3. Menjelaskan dan Mengetahui Perkembangan Masyarakat Madani (Civil Society)
4. Menjelaskan dan Mengetahui Keberhasilan Rasulullah Mengubah Masyarakat
Jahiliah Menjadi Masyarakat Madani
5. Menjelaskan, Mengetahui dan Menganalisis Praktek Nilai dan Semangat Masyarakat
Madani (Civil Society) Dalam kehidupan sehari hari
6. Menjelaskan, Mengetahui dan Mengintegrasikan Nilai QS.Al-A'raf: 96 Untuk Menuju
Negara Yang Adil dan Makmur.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1 https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/03/05/03000011/perbedaan-civil-society-dan-masyarakat-madani
3
Hikam (Supriatna) berpendapat bahwa civil society secara institusional diartikan sebagai
pengelompokan anggota-anggota masyarakat sebagai warga negara mandiri yang dapat dengan
bebas bertindak aktif dalam wacana dan praktis mengenai segala hal yang berkaitan dengan
masalah kemasyarakatan pada umumnya.
Gallner (Supriatna), menunjuk konsep civil society sebagai masyarakat yang terdiri atas
berbagai institusi non-pemerintah yang otonom dan cukup kuat untuk mengimbangi negara.
Victor Perez-Diaz, menyatakan bahwa civil society lebih menekankan pada keadaan pada
keadaan masyarakat yang telah mengalami pemerintahan yang terbatas, memiliki kebebasan,
mempunyai sistem ekonomi pasar dan timbulnya asosiasi-asosiasi masyarakat yang mandiri
serta satu sama lain saling menopang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan secara umum masyarakat madani atau civil
society dapat diartikan sebagai suatu corak kehidupan masyarakat yang terorganisir,
mempunyai sifat kesukarelaan, keswadayaan, kemandirian, namun mempunyai kesadaran
hukum yang tinggi.
Masyarakat madani (civil society) sebagai sebuah tatanan masyarakat yang mandiri dan
menunjukkan kemajuan dalam hal peradaban, mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu
yang membedakannya dengan bentuk masyarakat lainnya. Menurut A.S Hikam ada empat ciri
utama dari masyarakat madani, yaitu sebagai berikut :
1. Kesukarelaan artinya tidak ada paksaan, namun mempunyai komitmen bersama untuk
mewujudkan cita-cita bersama.
4
2. Keswasembadaan, setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi, mandiri yang kuat
tanpa menggantungkan pada negara atau lembaga-lembaga negara atau organisasi
lainnya.
3. Kemandirian yang cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-kelompok dalam
masyarakat, utamanya ketika berhadapan dengan negara.
4. Keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama. Masyarakat madani
adalah masyarakat yang berdasarkan hukum dan bukan negara kekuasaan.
Sementara itu Nurcholis Madjid dalam sudut pandang lain mengemukakan ciri-
ciri masyarakat madani sebagai berikut:
1. Semangat egalitarianisme atau kesetaraan.
2. Penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi, bukan prestise seperti keturunan
kesukuan, ras, dan lain-lain.
3. Keterbukaan.
4. Partisipasi seluruh anggota masyarakat.
5. Penentuan kepemimpinan melalui pemilihan.
2 Suroto.2015,konsep masyarakat madani di Indonesia dalam masa postmodern(sebuah analitis kritis).jurnal pendidikan
kewarganegaraan:volume 5,nomor 9,hal 665-666
5
B. NILAI-NILAI MASYARAKAT MADANI (Civil Society)
Masyarakat Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda dengan negara
lainnya.Karakteristik tersebut diantaranya adalah:
1. Pluralistik/keberagaman.
Pluralisme atau keberagaman menggambarkan kondisi di mana suatu masyarakat
atau kelompok terdiri dari berbagai elemen dengan ciri-ciri yang berbeda, seperti
agama, budaya, bahasa, dan nilai-nilai. Ini menciptakan suatu lingkungan di mana
perbedaan dihargai dan diterima sebagai bagian yang integral dari kehidupan bersama.
Pluralisme dapat menghasilkan dinamika positif, memungkinkan pertukaran ide,
pengalaman, dan pemahaman yang lebih kaya di antara anggotanya. Penting untuk
menciptakan kerangka kerja yang mendukung toleransi dan kerjasama di tengah
keberagaman ini.
2. Sikap saling pengertian antara sesama anggota masyarakat
Sikap saling pengertian antara sesama anggota masyarakat mencakup
kemampuan untuk memahami, menghargai, dan menerima perbedaan antarindividu. Ini
melibatkan kesediaan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, menggali
pemahaman terhadap perspektif orang lain, dan berusaha membangun hubungan yang
inklusif. Sikap ini menciptakan fondasi yang kuat untuk harmoni sosial dan kerjasama
yang efektif di dalam masyarakat, karena mempromosikan rasa saling menghargai dan
toleransi terhadap keberagaman.
3. Toleransi yang tinggi
Toleransi yang tinggi merujuk pada kemampuan individu atau masyarakat untuk
menerima, menghormati, dan menghargai perbedaan, baik itu dalam hal keyakinan,
budaya, suku, atau pandangan hidup. Orang dengan toleransi yang tinggi cenderung
bersikap terbuka terhadap keberagaman dan tidak mudah terpengaruh oleh perbedaan
tersebut. Mereka mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang yang
memiliki latar belakang atau pandangan yang berbeda, menciptakan lingkungan yang
inklusif dan saling mendukung.
4. Memiliki sanksi moral.
Memiliki sanksi moral mengacu pada kemampuan atau kecenderungan suatu
masyarakat atau individu untuk mengevaluasi tindakan berdasarkan standar moral atau
etika. Sanksi moral mencakup respons emosional atau penilaian moral terhadap
perilaku yang dianggap baik atau buruk berdasarkan norma-norma moral yang dianut
oleh masyarakat atau individu tersebut. Dengan kata lain, sanksi moral mencerminkan
6
bagaimana suatu tindakan dinilai dari sudut pandang moral atau etis, dan dapat
melibatkan pujian atau kritik moral tergantung pada kesesuaian tindakan tersebut
dengan nilai-nilai yang dianut. 3
Setidaknya terdapat lima point penting dalam civil society, yaitu sebagai berikut :
1. Partisipasi rakyat. Rakyat dalam sebuah masyarakat madani tidak bergantung secara
penuh terhadap negara, tetapi ia berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan
dirinya secara mandiri.
2. Otonom. Masyarakat sipil atau masyarakat madani diartikan sebagai masyarakat yang
berupaya memenuhi kebutuhannya sendiri, selalu mengembangkan daya kreatifitas
untuk memperoleh kebahagiaan dan memenuhi tuntutan hidup secara bebas dan
mandiri, dengan tetap mengacu pada perundangan dan hukum yang berlaku.
3. Tidak bebas nilai. Masyarakat madani sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan agar hal-hal yang dikerjakan selalu berada dalam jalur kebajikan dan
menghasilan dampak positif yang dirinya (masyarakat) secara umum.
4. Menjunjung tinggi rasa saling menghargai, menghormati, dan menerima segala bentuk
perbedaan sehingga dalam kedamaian sosial yang dibangun terpancar keindahan ragam
perbedaan yang memperkaya budaya dan menjadi nilai lebih yang positif. Masyarakat
madani harus meletakkan permasalahan di atas perbedaan sehingga tidak ditemui
pertikaian antar kelompok yang berbau SARA.
5. Terwujudnya dalam badan organisasi yang rapi dan modern dalam upaya penciptaan
hubungan stabil antar elemen masyarakat. 4
3 Suroto.2015,konsep masyarakat madani di Indonesia dalam masa postmodern(sebuah analitis kritis).jurnal pendidikan
kewarganegaraan:volume 5,nomor 9,hal 666-666
4Haniah Hanifie dan Ana Sabhana Azmy, Kekuatan-kekuatan Politik. (Depok : Rajawali Pers, 2018). hal. 38. l
7
Adanya dominasi negara dalam mengontrol proses politik membuat masyarakat kesulitan
untuk terlibat dalam proses pembangunan politik. Akibatnya, masyarakat yang demokratis pun
tidak tercipta. Keruntuhan Orde Baru pada Mei 1998 menjadi langkah awal perkembangan
masyarakat dan menjadi momentum bagi terbukanya gerakan masyarakat madani.Jatuhnya
Orde Baru menjadi tanda dimulainya iklim demokrasi dan penguatan masyarakat madani yang
selama ini dilemahkan negara.Pada era reformasi, kekuatan masyarakat madani semakin
menguat.Hal ini tampak dari adanya perluasan jaminan terkait pemenuhan hak-hak asasi yang
dapat mengarahkan pada aspek kemandirian setiap warga negara.Selain itu, semakin
berkembangnya masyarakat madani juga terlihat dari dibuatnya berbagai peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang kebebasan individu, termasuk mengenai hak politik warga
negara.
Mencermati keadaan sekarang, maka diperlukan sebuah strategi jitu untuk mencapai
kehidupan yang madani. Proses pemberdayaan tersebut menurut Dawam Rahardjo dapat
dilakukan dengan tiga model strategi sebagaimana sebagai berikut :
1. Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik.
2. Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi.
3. Strategi yang memilih pembangunan masyarakat madani sebagai basis yang kuat ke
arah demokratisasi.
5https://nasional.kompas.com/read/2022/08/26/01500031/perkembangan-masyarakat-madani-di-indonesia
8
dan keunggulannya. di antara Keberhasilan proses akulturasi dan inkulturasi adalah untuk
kepentingan bangsa Indonesia kritis dan konstruktif. Saat ini ada pertimbangan lain mengapa
kita harus memberi perhatian khusus pada perkembangan masyarakat madani . Kita Hidup di
masa di mana interaksi tidak hanya bersifat domestik dan regional, tetapi juga global. Dari
Idiom yang kita gunakan menjadi dan kemampuan kita untuk beradaptasi, berbudaya dan
inkulturasi, lebih-lebih lagi sangat kita perlukan dalam masa reformasi menuju demokratisasi
dewasa ini. 6
6 https://www.kompasiana.com/fania1005/637dba434addee105c3a6ba2/perkembangan-masyarakat-madani-di-indonesia
9
7. Masyarakat yang Berorientasi Kesejahteraan:
Melalui konsep zakat dan sedekah, Rasulullah menciptakan masyarakat yang peduli
terhadap kesejahteraan bersama. Prinsip ini membantu mengurangi kesenjangan sosial,
memastikan distribusi kekayaan yang lebih merata, dan meningkatkan kesejahteraan
umum.
8. Toleransi dan Keanekaragaman:
Rasulullah mendorong toleransi dan menghormati keanekaragaman. Ini tercermin
dalam hubungan antarsuku, antar agama, dan antar-etnis, menciptakan masyarakat yang
inklusif dan harmonis.
7https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Bisnis/article/viewFile/1476/1350#:~:text=Selain%20beliau%20memiliki%20etos%20k
erja,pedagang%20yang%20profesional%20dan%20jujur
10
Dengan demikian, masyarakat madani bukan hanya konsep teoritis, tetapi juga menjadi
nyata melalui praktik nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan
masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.8
9https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/08/26/03000041/contoh-perwujudan-masyarakat-madani-dalam-kehidupan-
sehari-hari
11
masyarakat, negara dapat merancang kebijakan yang responsif dan mendukung pembangunan
manusia secara menyeluruh.
Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini, masyarakat dapat menciptakan lingkungan
yang harmonis di mana setiap individu dihargai dan memiliki peran aktif dalam pembangunan
negara. Kesadaran akan nilai-nilai QS Al-A'raf: 96 menjadi landasan moral yang mendorong
individu dan kolektivitas untuk berkontribusi dalam membangun negara yang adil, makmur,
dan berkelanjutan. Dalam esensi, integrasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
menjadi panduan yang menyeluruh untuk mencapai visi negara yang diidamkan.10
10 https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/download/4730/3533
https://www.liputan6.com/hot/read/5427395/isi-kandungan-al-araf-96-dan-cara-mengimaninya-ini-tafsir-menurut-kemenag-ri
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar terciptanya kesejahteraan umat maka
kita sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan yang signifikan. Selain
itu, kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi di masyarakat
sekarang ini.Agar di dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak ketinggalan berita. Adapun
Beberapa kesimpulan yang dapat penulis ambil dari pembahasan materi ini ialah bahwa di
dalam mewujudkan masyarakat madani dan kesejahteraan umat haruslah berpacu pada Al-
Qur'an dan As-Sunnah yang diamanatkan oleh Rasulullah kepada kita sebagai umat akhir
zaman.Sebelumnya kita harus mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan masyarakat madani
itu dan bagaimana cara menciptakan suasana pada masyarakat madani tersebut, serta ciri-ciri
apa saja yang terdapat pada masyarakat madani sebelum kita yakni pada zaman
Rasulullah.Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada potensi
manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia.Potensi yang ada di dalam diri
manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat madani. Karena semakin besar
potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam membangun agama Islam maka akan semakin baik
pula hasilnya. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki potensi yang kurang di
dalam membangun agamanya maka hasilnya pun tidak akan memuaskan. Oleh karena itu,
marilah kita berlomba-lomba dalam meningkatkan potensi diri melalui latihan- latihan spiritual
dan praktek-praktek di masyarakat.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih baik dalam menyelesaikan masalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Haniah Hanifie dan Ana Sabhana Azmy, Kekuatan-kekuatan Politik. (Depok : Rajawali Pers,
2018). hal. 38
Ahdiyana, Mahrita, 2009. PemiluSebagai Wahana Pendidikan Politik (Pidato Ilmiah dalam
Rangka Dies Natalis XXX STIA-AAN Yoyakarta). Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Nasiwan, 2005. Model Pendidikan Politik: Studi Kasus PKS DPD Sleman, Yogyakarta.
Yogyakarta : Cakrawala Pendidikan
Mochamad Parmudi. Kebangkitan Civil Society Di Indonesia. Fisip UIN Walisongo. Jurnal
atTaqaddum, Volume 7, Nomor 2, November 2015. Hal. 298
https://nasional.kompas.com/read/2022/08/26/01500031/perkembangan-masyarakat-madani- di-
indonesia
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Bisnis/article/viewFile/1476/1350#:~:text=Selain%2
0beliau%20memiliki%20etos%20kerja,pedagang%20yang%20profesional%20dan%20jujur.
https://www.kompasiana.com/fania1005/637dba434addee105c3a6ba2/perkembangan-
masyarakat-madani-di-indonesia
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/08/26/03000041/contoh-perwujudan-
masyarakat-madani-dalam-kehidupan-sehari-hari
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/maalim/article/download/2186/1391
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/download/4730/3533
LAMPIRAN
14
15
BERITA NASIONAL
16
https://nasional.kompas.com/read/2022/08/26/01500031/perkembangan-masyarakat-madani-
di-indonesia
https://www.kompasiana.com/fania1005/637dba434addee105c3a6ba2/perkembangan-
masyarakat-madani-di-indonesia
17
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Bisnis/article/viewFile/1476/1350#:~:text=Selain%2
0beliau%20memiliki%20etos%20kerja,pedagang%20yang%20profesional%20dan%20jujur.
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/08/26/03000041/contoh-perwujudan-
masyarakat-madani-dalam-kehidupan-sehari-hari
18
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/maalim/article/download/2186/1391
19
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/download/4730/3533
https://www.liputan6.com/hot/read/5427395/isi-kandungan-al-araf-96-dan-cara-
mengimaninya-ini-tafsir-menurut-kemenag-ri
20
21