MKLH Agma Dinong
MKLH Agma Dinong
MKLH Agma Dinong
Dosen Pengampu :
Emilisa
Salsabila
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Jambi, 2022
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
Hlm
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Masyarakat Madani...........................................................................................3
2.2 Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesia............................................8
2.3 Hubungan Negara dengan M asyarakat Madani..............................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebagai teori atau konsep, civil society sebenarnya sudah lama dikenal sejak
masa Aristoteles pada zaman Yunani Kuno, Cicero, pada zaman Roma Kuno, pada
abad pertengahan, masa pencerahan dan masa modern. Dengan istilah yang berbeda-
beda, civil society mengalami evolusi pengertian yang berubah dari masa ke masa. Di
zaman pencerahan dan modern, isttilah tersebut dibahas oleh tokoh-tokoh ilmu-ilmu
sosial
1
2
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah dalam penelitian
Ini Dapat Di Identifikasi Menjadi Suatu Masalah Dalam Kasus - Kasus Yang Sangat
Erat Hubungannya Antara Satu Dengan Yang Lain Sehingga Dapat Di Ambil
Rumusan Masalah Sebagai Berikut:
1. Bagaimana perkembangan masyarakat madani di Indonesia?
2. Bagaimana hubungan Negara dengan Masyarakat Madani?
3. Apa posisi dan peran umat islam Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
madani ?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Civil Society sebagai sebuah konsep yang berasal dari pergolakan politik dan
sejarah masyarakat Eropa Barat yang mengalami proses transformasi dari pola
kehidupan feodal menuju kehidupan masyarakat industri kapitalis.2 Proses sejarah
dari masyarakat Barat, perkembangannya bisa diruntut mulai dari Cecero sampai pada
Antonio Gramsci dan De’Tocquville bahkan menurut Manfred Ridel, Cohen dan
Arato serta M Dawam Raharjo, pada masa Aristoteles wacana civil society sudah
dirumuskan sebagai system kenegaraan dengan menggunakan istilah koinonia politike
yaitu sebuah komunitas politik tempat warga terlibat langsung pada percaturan
ekonomi dan politik serta pengambilan keputusan.
Konsep civil society kemudian dikembangkan oleh filosof John Locke dari
istilah Civillian Govermant (pemerintahan sipil) yang berasal dari bukunya Civilian
Goverment pada tahun 1960. Buku tersebut mempunyai misi menghidupkan pesan
masyarakat dalam menghadapi kekuasaan- kekuasaan mutlak para raja dan hak
istimewa para bangsawan.3
1
Adi Suryadi Culla. Masyarakat Madani : pemikiran, Teori dan Relevansinya dengan Cita-Cita Reformasi, cet
I, 3.
2
PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah. Pendidikan Kewargaan, Demokrasi. HAM dan Masyarakat Madani. Cet. I,
142.
3
Fahmi Huwaidi. Demokrasi Oposisi dan Masyaraka Madani. Cet, 1 h. 295
3
4
4
Nurcholish Madjid. Masyarakat Tamaddun : Kritik Hermeneutis Masyarakat Madani. Cet 1, v.ii
5
Akram Dhiyauddin Umari. Masyarakat Madani ; Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi, 108-109.
5
pemegang hak dan kewajiban yang sama, maka pemaksaan kehendak oleh orang atau
kelompok masyarakat kepada orang atau kelompok masyarakat yang lain merupakan
pengingkaran terhadap prinsip masyarakat madani. Independensi masyarakat madani
seringkali ditempatkan pada posisi yang berhadapan dan bahkan berlawanan dengan
konsep kekuasaan Negara yang dapat menimbulkan kecurigaan para pengendali
Negara terhadap keberadaan masyarakat madani hanya menginginkan kesejajaran
hubungan antara warga Negara dengan Negara dengan dasar prinsip saling
menghormati dan membangun hubungan secara konsulatif dan bukan konfrontatif
yang terjadi di Negara-Negara dunia ketiga.6
Secara umum masyarakat madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat atau
institusi yang mempunyai ciri-ciri antara lain : Kemandirian, toleransi, keswadayaan,
kerelaan menolong satu sama lain dan menjujung tinggi norma dan etika yang telah
disepakati bersama-sama.7 Secara historis upaya untuk merintis institusi tersebut
sudah muncul sejak masyarakat Indosesia mulai mengenal pendidikan modern dan
sisitem kapitlisme global serta modernisasi yang memunculkan kesadaran untuk
mendirikan orgnisasi- orgnisasi modern seperti Budi Utomo (1908), Syarikat Dagang
Islam (1911), Muhammadiyah (1912) dan lain-lain. Menurut perspektif A.S Hikam,
civil society merupakan wacana yang berasal dari Barat dan lebih mendekati
subtansinya apabila tetap di sebutkan dengan istilah aslinya tanpa menterjemahkan
dengan istilah lain atau tetap berpedoman dengan kosep de' Tocquiville merupakan
wilayah sosial terorganisir yang yang mempunyai ciri-ciri antara lain : Kesukarelaan
(Voluntary), Keswasembadaan (self-generating), Keswadayaan (self- supporting),
serta kemandirian tinggi berhadapan dengan Negara dan keterkaitan dengan norma-
norma atau nilai-nilai hukum yang di ikuti oleh warganya. Civil society adalah suatu
wilayah yang menjamin berlangsungnya prilaku tindakan dan refleksi mandiri
kemudian tidak terkungkung oleh kondisi material serta tidak terserap dalam
kelembagaan politik yang resmi.8
6
Agus Widjojo. Indonesia Dalam Tradisi Menuju Demokrasi. Cet 1, 54.
7
M Din Syamsuddin. Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani. Cet I, vii
8
Muhammad A.S Hikam. Demokrasi dan Civil Society. Cet I, 3
6
Gambaran bentuk masyarakat masa depan yang di inginkan umat manusia yang
mengakui harkat manusia adalah hak-hak dan kewajibannya dalam masyarakat yaitu
masayarakat madani, dapat juga dijelaskan denngan karakteristik sebagai berikut :
Al-Baqarah 2 : 148
ِ وا يَْأ
ُ ت بِ ُك ُم هّللا ْ ُت َأي َْن َما تَ ُكون
ِ وا ْال َخي َْراْ َُولِ ُكلٍّ ِوجْ هَةٌ هُ َو ُم َولِّيهَا فَا ْستَبِق
َج ِميعًا ِإ َّن هّللا َ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر
9
H. A. R. Tilaar. Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia. Cet I, 155-156
7
Artinya: "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu
berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.10
Surat An-Nisa' 4 : 58
اس َأ ْن ِ ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن تَُؤ ُّدوا… اَأْل َمانَا
ِ َّت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَي َْن الن
صيرًا َ تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َك
ِ َان َس ِميعًا ب
Inna Allaha yamurukum an tuaddoo alamanati ila ahliha waitha hakamtum bayna
alnnasi an tahkumoo bialAAadli inna Allaha niAAimma yaAAithukum bihi inna
Allaha kana sameeAAan baseeran
Al-baqarah 2:256
10
Islaminquran. Al-baqarah ayat 148. https://bit.ly/3BYyXNI
11
Indonesiaquran. An-nisa ayat 58. https://bit.ly/3rkzaFR
8
Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” 12
Surat As-Syura 42 : 38
Artinya: “dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan
melaksanakan salat sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka”13
Secara historis kelembagaan civil society muncul ketika proses proses tranformasi
akibat modernisasi terjadi dan menghasilkan pembentukan sosial baru yang berbeda
dengan masyarakat tradisional. Hal ini dapat ditelaah ulang ketika terjadi perubahan
sosial pada masa kolonial, utamanya ketika kapitalisme mulai di kenalkan oleh
Belanda. Hal itu telah mendorong terjadinya pembentukan sosial lewat proses
industrialisasi, urbanisasi dan pendidikan modern. Pada akhirnya muncul kesadaran
dikalangan kaum elit pribumi yang kemudian mendorong terbentuknya organisasi
sosial modern di awal abad ke-XX, gejala ini menandai mulai berseminya masyarakat
madani.14 Pada awal ini gerakan-gerakan organisasi melibatkan pekerja dan
intelektual yang masih muda dan ditandai juga dengan timbulnya kesadaran para
buruh tentang kebutuhan mereka untuk berorganisasi dalam rangka menuju ke-arah
yang lebih baik. Sebenarnya pekerja Eropa yang memperkenalkan semangat
persyarikatan kepada para pekerja Indonesia, dan pada bulan Oktober 1905 pertama
12
Indonesiaquran. Al-baqarah ayat 256. https://bit.ly/3fzEOl1
13
Risalahmuslim. As-Syura ayat 38. https://bit.ly/3E6LuBe
14
Hikam. Demokrasi dan Civil Society. Cet I, 5.
9
kali didirikan serikat buruh oleh pekerja Eropa diperumka Bandung. Pada tahun 1980-
an terjadi perubahan politik yang cukup signifikan yang dipandang sebagai proses
demokratisasi dan perkembangan masyarakat madani di Indonesia. Kalangan muslim
yang sebelumnya berada dimargin politik mulai berani masuk ketengah kekuasaan
dan pada saat yang sama proses demokratisasi menemukan hal yang baru dan katup
yang membendung proses demokratisasi mulai terbuka terbukti dengan maraknya
gerakan prodemokrasi. Turunnya rezim Soeharto dan munculnya orde baru
menunjukkan proses rekonstruksi politik, ekonomi, sosial dan membawa dampak bagi
perkembangan masyarakat madani di Indonesia. Pada tataran sosial ekonomi
akselerasi pembangunan melalui industrialisasi telah berhasil menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mendorong
terjadinya perubahan struktur sosial masyarakat Indonesia yang diandai dengan
bergesernya pola-pola kehidupan masyarakat agraris.15
Berakhirnya rezim orde baru dibawah pimpinan Soeharto yang memerintah dengan
memperkuat posisi negara disegala bidang yang menyebabkan merosotnya
kemandirian dan partisipasi masyarakat sehingga menyebabkan kondisi dan
pertumbuhan masyarakat madani menampilkan beberapa produk. Misalnya dengan
semakin berkembangnya kelas menengah seharusnya semakin mandiri sebagai
keseimbangan kekuatan negara sebagaimana yang terdapat dinegara kapatalis Barat,
tetapi kenyataannya kelas menengah yang tumbuh masih bergantung kepada negara.
Tumbangnya pemerintahan Soeharto dengan cepat dan dramatis pada Mei 1998 dan
diikuti dengan perubahan-perubahan sosial dan politik sangat penting dan potensial
bagi terciptanya masyarakat madani. Secara umum politik represi (menekan) yang
menandai pemerintahan Soeharto berakhir dan digantikan dengan politik yang lebih
bebas dan demokratis. Berakhirnya era 3 parpol yaitu PPP, PDI, dan GOLKAR
dengan pemberian kebebasan kepada masyarakat untuk mendirikan partai-partai,
sehingga pada akhirnya terdapat lebih dari 100 partai, namun setelah melalui seleksi
tim 11 hanya ada 48 partai yang dinyatakan berhak mengikuti pemilu serta
berakhirnya era asas tunggal Pancasila dan memberikan kebebasan memilih asas lain
termasuk asas agama.16
15
Ibid., 5
16
Azumardi Azra. Menuju Masyarakat Madani, Vi
10
1. Teori Negara sebagai alat (teori instrumental), menurut teori ini negara adalah
alat kekuatan yang menguasai negara, teori ini dianut oleh kaum pluralisme dan
marxis klasik. Kaum pluralisme berpendapat bahwa kebijakan negara hanya
merupakan interaksi kekuatan-kekuatan di masyarakat. Sedangkan kaum marxis
klasik memandang negara sekedar alat bagi kelas yang mendominasi.
2. Teori struktural tentang Negara, negara dipandang memiliki kemandirian tetapi
sifatnya relatif, sebab kemandirian itu lahir dari konfigurasi kekuatan-kekuatan
yang ada.
17
Tilaar. Pendidikan Kebudayaan, 157
18
F. Isjwara. Pengantar Ilmu Politik, 92
11
3. Teori Negara sebagai kekuatan mandiri, negara sebagai subjek yang mempunyai
kepentingan sendiri yang berbeda dengan kepentingan-kepentingan masyarakat
yang ada.19
Pada dasarnya negara dibentuk oleh masyarakat namun dalam kenyataannya
Negara kemudian memisahkan diri mendominasi, mengontrol, bahkan
mengeksploitasi masyarakat. Konsep negara terdiri dari lembaga pemerintahan
(publik institution) dan aparat pemaksa (coercion) seperti militer, pengadilan dan
lembaga hukum serta lembaga non pemerintah yang memproduksi ideologi dan
mampu memperkuat hegemoni Negara misalkan sekolah, keluarga dan pers.
Negara yang menggunakan korporatisme sebagai strateginya dan nasionalisasi
sebagai bentuk praktisnya disebut sebagai bentuk Negara organis dimana posisi
masyarakat itu lemah, hegemoni merupakan bahasa keseharian Negara intervensi
dan kooptasi dengan dalih demi kesejahteraan masyarakat, Negara menciptakan
kesempatan kontrol sehingga posisi masyarakat dikekang oleh pemerintah atau
Negara. Demokrasi dengan teori state dan civil society keduanya tidak dapat
dipisahkan, state menjadi kuat karena melemahnya society, begitu pula
sebaliknya. Dengan demikian demokratisasi berjalan melalui melemahnya state
sehingga state mengurangi intervensinya dalam sektor publik dan membiarkan
society menjadi mandiri bebas bergerak. State berfungsi dalam pengawasan
hukum bahkan pelayanan administrasi dan pelaksanaan keputusan publik, dengan
demikian secara teoritis Negara semasa orde baru bisa dikatakan negara
organisasi.
19
Thaba. Islam dan Negara. Cet I, 45-46
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.Masyarakat Madani
Kesimpulan :
Masyarakat Madani adalah masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan
memaknai kehidupannya. Istilah Masyarakat Madanidiperkenalkan oleh mantan wakil
perdana meteri Malaysia yakni Anwar Ibrahim. Menurut Anwar Ibrahim, arti masyarakat
madani adalah sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat
Kesimpulan:
Konsep state dan civil society berada pada negara sebagai kekuasaanmandiri apabila
negara dihubungkan dengan posisi masyarakat, maka berdasarkan kriteria kemandirian
negara terdapat tiga kelompok kategori tentang Negara : Teori Negara sebagai alat (teori
instrumental), menurut teori ini negara adalah alat kekuatan yang menguasai negara,
teori ini dianut oleh kaum pluralisme dan marxis klasik.
Kesimpulan:
12
13
B. Saran
Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu Indonesia. Yakni
melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan sistem ekonomi,
serta menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya Allah dengan menjalankan
syariat Islam dengan baik dan teratur kita dapat memperbaiki kehidupan bangsa ini
secara perlahan.
1.
DAFTAR PUSTAKA
Cula, Adi Suryadi. 1999. Masyarakat madani : Pemikiran, teori, dan relevansinya dengan
Cita-Cita Reformasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Dhiyauddin, Akram. 1999. Masyarakat Madani : Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi.
Yogyakarta: Gema Insani Press.
Widjojo, Agus. 1999. Indonesia Dalam Tradisi Menuju Demokrasi. Jakarta: Lembaga Studi Agama
dan Filsafat.
Tilaar, H A R. 2000. Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Thaba, Abdul Aziz. 1996. Islam dan Negara. Jakarta: Gema Insani Press
Quran, Indonesia. An-nisa ayat 58. https://bit.ly/3rkzaFR. Diakses tanggal 04 oktober 2022
14