Contoh Proposal Riset

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

1.

1 Latar Belakang

Hipertensi adalah adanya peningkatan tekanan darah 160 sistol dan diastol
95mmHg merupakan masalah yang sering dihadapi oleh lanjut usia, dengan
prevalensi mencapai sekitar 60-80%. Semakin bertambah usia, maka tekanan
darah akan meningkat karena pembuluh darah cenderung mengalami
pengerasan di usia lanjut(Anies, 2018, pp.19-20). Hipertensi merupakan
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah dari
normal yang ditunjukkan oleh sistolik (bagian atas) dan diastolik (bagian
bawah) dengan menggunakan alat pengukuran tekanan darah berupa
Spyhgmomanometer atau alat lainnya (Bruner & Sudarth, 2013). Hipertensi
merupakan suatu peningkatan tekanan darah secara kronis, ini menyebabkan
beban kera jantung lebih tinggi untuk menyebarkan nutrisi dan yang lainnya
keseluruh tubuh (Riskesdas,2018).

Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan penderita


hipertensi di seluruh dunia berjumlah 600 juta orang dengan kasus 3 juta
kematian setiap tahunnya. Di Amerika di perkirakan 1 sampai 4 orang
dewasa menderita Hipertensi (Setiawan, 2006 dalam Sianipar & Farianing,
2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukan prevelensi
hipertensi di Indonesia yang di peroleh melalui pengukuran pada usia >18
Tahun sebesar 34,1%, tetapi yang terdiagnosis oleh Dokter atau Riwayat
minum obat anti hiprertensi hanya sebesar 8,8% hal itu menandakan bahwa
Sebagian besar kasus hipertensi pada masyarakat belum terdiagnosis dan
terjangkau pelayanan Kesehatan. Prevelensi tertinggi hipertensi pada umur
>18 tahun menurut provinsi yaitu Jawa Barat (38,1%) Menempati urutan ke 2
tertinggi setelah provinsi Kalimantan Selatan (44,1%) (Riskesdas, 2018).
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa prevelensi
hipertensi hipertensi di Jawa Barat mencapai 32,55% Hipertensi bisa
menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan
penyebab risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, dan ginjal (Riskesdas
Jabar, 2020). Berdasarkan survey awal satu tahun terakhir kasus
Hipertensi di Puskesmas Pebayuran pada tahun 2020 berjumlah 1203 orang
dari usia 20-70 tahun keatas. Dan kasus Hipertensi menurun pada tahun
2021 yaitu sebanyak 242 orang (Dinkes Kab. Bekasi, 2021)

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses


sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku
terbuka atau open behavior (Donsu, 2017).Pengetahuan atau knowledge
adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu
objekmelalui pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna
penginderaan terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan
pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas perhatiandan persepsi
terhadap objek. Pengetahuan seseorang sebagian besar diperoleh melalui
indra pendengaran dan indra penglihatan (Notoatmodjo, 2014)

Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan


kebiasaan pengontrolan tekanan darah. Dimana semakin tinggi pengetahuan
maka kebiasaannya semakin baik. pengetahuan yang dimiliki responden
berdampak besar terhadap pencegahan dan menjaga kesehatan responden itu
sendiri terhadap penyakit hipertensi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada 30 responden yang memiliki pengetahuan kurang. Beberapa faktor
yang mempengaruhi pengetahuan responden berdasarkan karakteristik seperti
tingkat pendidikan, usia dan pekerjaan. Tingkat pendidikan mempengaruhi
proses belajar seseorang dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin mudah seseorang untuk mendapatkan informasi,
baik dari orang lain maupun dari media lainnya. Semakin banyaknya
informasi yang didapatkan makan semakin banyak pula pengetahuan yang
didapatkan tentang penyakit hipertensi. Kemudian usia, usia juga dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dikarenakan orang yang
sudah tua mengalami penurunan baik fisik maupun mentalnya, khususnya
pada kemampuan dalam menerima informasi berkaitan dengan penyakit
hipertensi.

Berdasarkan hasil observasi 30 Responden mengenai gambaran tingkat


pengetahuan Masyarakat tentang penyakit Hipertensi, bahwasannya tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi berpengaruh dengan jumlah
kasus hipertensi saat ini. Dengan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi
sehingga masyarakat yang paham akan penyakit hipertensi lebih menjaga
pola makan dan menjalani pola hidup sehat. Terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahua dengan jumlah kasus hipertensi di
daerah Puskesmas Pebayuran (Sumadi, 2009) Menyatakan bahwa semakin
baik pengetahuan responden mengenai hipertensi maka semakin baik pula
upaya responden untuk mengendalikan hipertensi yang dideritanya.

Tingginya risiki terkena hipertensi pada pendidikan yang rendah,


Kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan pada seseorang
yang berpendidikan rendah teradap Kesehatan dan sulit atau lambat
menerima informasi (Penyuluhan) yang diberikan oleh petugas sehingga
berdampak pada perilaku/pola hidup sehat (Anggara dan Prayitno,2013).
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh (Haera, 2007) Ia
menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa ada korelasi Tingkat pengetahuan
tentang hipertensi dengan sikap pencegahan komplikasi hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah di uraikan di atas, peneliti ingin
mengetahui “ Apakah ada Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Di Desa Karang Patri mengenai Penyakit Hipertensi Terhadap Jumlah
Kasus Hipertensi ?”

1.3 Tujuan Penelitian

A. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat


pengetahuan masyarakat Desa Karang Patri tentang penyakit hipertensi.

B. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik responden


usia, pekerjaan, ekonomi, dan tingkat Pendidikan

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini di harapkan, dapat menambah wawasan Masyarakat


Desa Karang Patri tentang Bahaya Hipertensi sehingga menjadi bahan evaluasi
Masyarakat Desa Karang Patri untuk meningkatkan kualitas hidup, Salah
satunya dengan cara menerapkan pola makan yang sehat.
BAB II
Tinjaua Pustaka

2.1 Pengertian

Hipertensi adalah adanya peningkatan tekanan darah 160 sistol dan diastol
95mmHg merupakan masalah yang sering dihadapi oleh lanjut usia, dengan
prevalensi mencapai sekitar 60-80%. Semakin bertambah usia, maka tekanan
darah akan meningkat karena pembuluh darah cenderung mengalami
pengerasan di usia lanjut (Anies, 2018, pp.19-20).

Hipertensi merupakan keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah dari normal yang ditunjukkan oleh sistolik (bagian atas) dan
diastolik (bagia n bawah) dengan menggunakan alat pengukuran tekanan
darah berupa Spyhgmomanometer atau alat lainnya (Bruner & Sudarth,
2013).

Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah secara kronis, ini


menyebabkan beban kera jantung lebih tinggi untuk menyebarkan nutrisi
dan yang lainnya keseluruh tubuh (Riskesdas,2018).

2.2 Klasifikasi

Table. 2.1

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa >18 tahun

Kategori Tekanan Darah


Tekanan Darah
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (Sedang) 160-179 mmHg 100-119 mmHg
Stadium 3 (Berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 (Maligna) 210- mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Sumber: (Smeltzer & Bare, 2001)

2.3 Penyebab Hipertensi

Penyebab hipertensi menurut Nikon Manurung (2018) berdasarkan


etiologinya, hipertensi dibagi atas hipertensi esensial dan hipertensi sekunder:

1. Hipertensi primer atau esensial

disebut juga hipertensi primer atau idiopatik , adalah hipertensi yang tidak
jelas etiologinya. lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok
ini. kelainan hemodinamik utama pada hipertensi esensial adalah peningkatan
resistensi perifer. penyebab hipertensi esensial adalah multifaktor, terdiri dari
faktor genetik dan lingkungan . faktor keturunan bersifat poligenik dan
predisposisi genetik ini berupa sensitifitas pada natrium, kepekaan terhadap
stress. peningkatan reaktivitas vascular terhadap vasokonstriktor) dan
resistensi insulin. paling sedikit ada tiga faktor lingkungan yang
menyebabkan hipertensi yakni, makan garam (natrium ) berlebihan ,stres
psikis , dan obesitas.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder prevalensinya hanya sekitar 5 sampai 8% dari seluruh


Penderita hipertensi hipertensi nya ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal
hipertensi Renal penyakit endokrin hipertensi endokrin obat dan lain-lain

2.4 Faktor Resiko Penyakit Hipertensi

Faktor resiko penyakit hipertensi menurut smeltzer dan Bare 2001 faktor
risiko hipertensi dibedakan atas faktor yang tidak dapat diubah yaitu umur
jenis kelamin riwayat keluarga genetik dan faktor yang dapat diubah atau
dikontrol yaitu kebiasaan merokok konsumsi garam atau asin konsumsi
lemak jenuh konsumsi alkohol obesitas dan stress

2.5 Gejala Klinis Hipertensi

gejala klinis hipertensi menurut Brown 2000 menyebutkan bahwa sebagian


besar gejala klinis timbul Setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun
berupa nyeri kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual dan muntah
akibat peningkatan tekanan darah intrakranial penglihatan kabur Akibat
kerusakan retina akibat hipertensi ayunan langkah yang tidak mantap karena
kerusakan sistem syaraf pusat nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal
dan filtrasi glomerulus edema dependen dan pembengkakan akibat
peningkatan tekanan kapiler gejala lain yang umumnya terjadi pada
hipertensi yaitu pusing Muka Merah sakit kepala keluar darah dari hidung
secara tiba-tiba tengkuk terasa pegal dan lain-lain wiryowidagdo 2002 dalam
Manurung 2018)

6. Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol vasokontriksi dan vasodilatasi pembuluh dara


yang terletak di pusat vasomotor pada medulla di otak dari pusat vasomotor
ini bermula saraf simpatis, yang menuju ke bawah ke koda spinalis di thoraks
dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor di hantarkan dalam bentuk
implus yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini neuron preganglion melepaskan asetikolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh Drh, dimana dengan
dilepaskannya neroprinefin mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah.
Banyak factor yang memicu terjadinya respon tubuh terhadap rangsangan
vasokontriksi yaitu kecemasan yang ketakutan

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh


darah sebagai respons rangsang emosi, system kelenjar adrenal juga ikut
terangsang menambah terjadinya vasokontriksi pembuluh darah. Kemudian
medulla adrenal mengeksresi epineprin yang menyebabkan vasokontriksi,
sedangkan korteks adrenal menegsresikan kortisol dan steroid lainnya yang
dapat merangsang dan memperkuat terjadinya vasokontriksi. Vasokontriksi
yang akan mengakibatkan oenurunan aliran darah ke ginjal, Menyebabkan
pelepasan renin, Renin merangsang pembentukan angiotensin 1 yang
kemudian akan di ubah ke angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat yang
pada gilirannya akan merangsang eksresi aldosterone oleh kortes adrenal.
Hormon ini menyebabkan retansi natrium dan air oleh tubkus ginjal,
Meningkatkan volume intravaskuler pada pembuluh darah.

Berubahnya structural dan fungsi pembuluh darah perifer bertanggung jawab


pada perubahan pada tenakanan darah, perubahanntersebut meliputi
arteroskleorosis, hilangnya jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot
polos pembuluh darah, akibatnya pembuluh darah besar seperti aerta dan
arteri berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
di pompakan oleh jantung dan emngakitbatkan penurunan curah jantung dan
meningkatkan tahanan perifer (Beunner & Suddarth, 2013)

7. Komplikasi Hipertensi

Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endotel arteri
dan mempercepat aateroklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk
rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, mata, otak, dan pembuluh
darah besar. Hipertensi adalah factor resiko utama penyakit serebrovaskuler
(Stroke, Transien ischeme attack), Penyakit arteri coroner (Infarj miokard,
angina), gagal ginjal, demensia, dan arterial fibrilasi. Apabila penderita
hipertensi mengalamu factor-faktor resiko yang bermakna untuk penyakit
coroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung (Syarifudin, 2015
dalam Nugraha 2016).
8. Penatalaksanaan Hipertensi

1. Penatalaksanaan Farmakologis

Penatalaksanaan farmakologis menurut (Manurung 2018) penatalaksanaan


farmakologis adalah penatalaksanaan hipertensi dengan menggunakan obat-
obatan kimiawi seperti jenis obat antihipertensi. Ada berbagai macam jenis
obat antihipertensi pada penatalaksanaan farmakologis, yaitu. 2 diuretik,
penghambat adrenergik ( ẞ- Blocker) vasodilator (penghambat enzim)
konveksi angiotensin ( penghambat Ace), antagonis kalium

2. Penatalaksanaan Non Farmakologis

Penatalaksanaan non farmakologis menurut (Dalimartha 2008), upaya


pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan non farmakologis
termasuk mengubah gaya hidup yang tidak sehat, penderita hipertensi
membutuhkan perubahan gaya hidup yang sulit dilakukan dalam jangka
pendek Oleh karena itu, faktor-faktor yang menentukan dan membantu
kesembuhan pada dasarnya adalah diri sendiri dalam kurung falmer 2007
tutup kurung 6 langkah dalam perubahan gaya hidup yang sehat bagi
penderita hipertensi.

a) Mengatur pola makan


b) Aktivitas
c) Bantuan dari kelompok pendukung
d) Berhenti merokok dan hidari konsumsi alcohol berlebih

3. Terapi herbal
BAB III

KERANGKA KONSEPSUAL, DAN DFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah penjelasan tentang konsep konsep yang terkandung didalam
asumsi yang di gunakan untuk mengabstraksikan unsur-unsur yang terkandung
dalam fenomena yang akan di teliti dan menggambarkan bagaimana hubungan
diantara konsep-konsep tersebut (Dharma Kusuma, 2011)

Kerangka konsep pada penelitian ini akan menggambarkan bahwa yang akan di teliti
adalah Gambaran tingkat pengetahuan masyarakat Desa Karan Patri tentang penyakit
hipertensi.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Faktor -faktor yang


Masyarakat Desa mempengaruhi
Karang Patri pendidikan

B. Variable independen

Variable ini sering disebut sebagai variable stimulus, predictor, antecedent. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable bebas. Variable bebas adalah
merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variable dependen (sugiyono,2017). Dalam penelitian ini terdapat variable
independen ini adalah : perawatan hipertensi

Variable inn sering disebut sebagai variable output, kriteria, konsekoer. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variable terikat. Variable terikat merupakan variable
yang di pengaruhi atau yang menjadi Akibat karena Adanya variable bebas (Sugiyono,
2017). Dalam penelitian ini terdapat variable dependen ini Adalah: hipertensi

B. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Alat Hasil Ukur Skala


Operasional ukur ukur
Tingkat Kemampuan Memberi Kuisioner Terabgi dalam tiga Ordinal
Pengetahuan untuk tanda (√) kategori yaitu:
mengetahui Pada 1. Tingkat pengetahuan
tentang jawaban baik
hipertensi setuju atau 2. Tingkat pengetahuan
(Definisi, tidak setuju sedang
Komplikasi, 3. Tingkat pengetahuan
terapi dan kurang
dietnya)
Usia Lama waktu Menuliskan Kuisioner 1. Remaja Ordinal
hidup seseorang usia saat ini 2. Dewasa Awal 920-35
sejak di lahirkan di lembar Tahun)
quisioner 3. Dewasa Tengah (36-
60 Tahun)
4. Lansia
Pendidikan Sekolah formal Memberi Kuesioner 1. SD Ordinal
yang telah tanda (√) 2. SLTP
diikuti dan telah di kolom 3. SLTA
memiliki tanda Pendidikan 4. Perguruan Tinggi
bukti lulus dari kuisioner
instansi resmi
yang terkait
Pekerjaan Pekerjaan Memberi Kuesioner 1. Buruh Nominal
Responden tanda (√) 2. Petani
di kolom 3. Wirausaha
Pekerjaan 4. Pegawai Swasta
kuisioner 5. Pegawai Negeri
6. Pensiunan
8. Lainnya
Riwayat Riwayat Memberi kuesioner 1. Diri sendiri Nominal
Hipertensi Hipertensi pada tanda (√) 2. Orang Tua
responden atau di kolom 3. Tidak ada
pada orang tua riwayat
responden hipertensi
kuisioner
Sumber Sumber Memberi Kuesioner 1. Keluarga
Informasi Informasu tanda (√) 2. Pemberi
tempat di kolom pelayanankesehatan
responden sumber 3. Internet
mendapatkan informasi 4. Media massa/TV
informasi di kuisioner 5. Lain- lain
mengenai 6. Tidak pernah
hipertensi

BAB IV

METODE PENELITIAN

Dalam Bab ini akan menguraikan tentang desain penelitian, populasi, sample, tempat
penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, alat pengukuran data, prosedur
pengumpulan data dan analisa data

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu dengan menggunakan metode
pendekatan Deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupkan salah satu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur, dengan
jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran
terhadap objek yang di teliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku umum (Sugiyono, 2012:29)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Karang Patri

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November- Desember 2021

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah masyarakat Desa Karang Patri, Kec. Pebayuran, Kab.
Bekasi

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang di teliti (Notoatmodjo, 2010) Populasi pada
penelitian ini adalah Masyarakat Desa Karang Patri, Kec. Pebayuran, Kab. Bekasi.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah bagian penelitian atau Sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2012). Jumlah sampel yang di
ambil untuk penelitian ini adalah sebanyak 30 orang responden yang berasal dari
masyarakat Desa Karang Patri, Metode pengambilan sampel yang di pakai dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan total sampling dengan kriteria inklusi:

a) Masyarakat Desa Karang Patri

b) Masyarakat yang bersedia menjadi responden.

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan berbentuk kueioner yang terdiri dari 20 perntanyaan dengan
jawaban dalam bentuk skala Good Man: Ya, Tidak, Setiap item memiliki alternative
pilihan jawaban dengan skor satu sampai lima.

Anda mungkin juga menyukai