Pert 10 Manajemen Pelayanan Kebidanan (RPL LLG)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

KELOMPOK I
KELAS LUBUKLINGGAU

Nama : 1. Eni Widiastuti 6. Oppy Andareska Praditya 11. Diana Susanti

2. Marmimi 7. Nopriya 12. Oktaviyantri

3. Indah Suciati 8. Melliza Afriyanti 13. Kristiani

4. Rubita 9. Dita Dwi Fitriani 14. Misinah

5. Eka Devi 10. Luci Aliwa 15. Retno kurniawati

Dosen Pembimbing : Jasmi, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Pelayanan
Kebidanan.
Adapun makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan tentunya semua ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya, makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembimbing, maupun pembaca yang ingin memberi saran dan kritik agar
dapat kami menjadi pembelajaran bagi kami kedepannya.
Akhirnya tim penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Tim Penyusun

KELOMPOK I

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

1.3 Tujuan .............................................................................................................. 1

1.4 Manfaat ............................................................................................................ 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

2.1 Konsep dan Prinsip Manajemen Secara Umum .............................................. 4

2.2 Manajemen Kebidanan ............................................................................... 7

2.3 Sasaran Managemen Kebidanan ...........................................................................8

2.4 Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan.........................................................12

2.5 Perencanaan dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan ...................................14

BAB III ................................................................................................................ 15

PENUTUP ............................................................................................................ 15

3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 15

3.2 Saran ............................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban umat
manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong
ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan
dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan
hati,mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat
bayinya dengan baik.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan
prakteknya, bekerjaberdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode
kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.Dalam melaksanakan
asuhan kebidanan yang merupakan salah satu dari praktik kebidanan tentunya seorang
bidan memiliki hak dan kewajiban.
Dalam hal ini asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan
kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara
a. Bertahap dan sistematis
b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.

Dua hal dasar yang harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan
profesi dengan apa yang semestinya didapatkan dari pengembanan tugas secara
maksimal. Memperoleh perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan
tugas sesuai standar profesi dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah
satu hak bidan yang mempertahankan kredibilitasnya dibidang hukum serta
menyangkut aspek legal atas dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun
daerah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara melakukan manajemen kebidanan?
2. Bagaimana konsep manajemen kebidanan yang berkualitas?
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatnya kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan
4
logis, analisis dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap jenjang
pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi/anak balita.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan kebidanan
yang efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan
evidencbased.
b. Sebagai pedoman cara pendokumentasian dari setiap asuhan
kebidanan yang diberikan disarana pelayanan kesehatan.

1.4 Manfaat

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengawasi para bidan Indonesia apakah bidan
Indonesia sudah melakukan manajemen kebidanan sesuai dengan standar.Dapat juga sebagai
acuan dalam memberikan wawasan/pengetahuan kepada mahasiswa, apakah mahasiswa sudah
memahami manajemen kebidanan.Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menggali/mencari
informasi untuk memperluas wawasan/pengetahuan tentang manajemen kebidanan

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dan Prinsip Manajemen Secara Umum
1. Definisi
Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). Manajemen
adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, kemudian menyelesaikannya.
Manajemen adalah menentukan tujuan dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan
rinci apa yang hendak dituju) dan mencapainya.
Sebenarnya, kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagemen,
yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur”. Berikut ini beberapa definisi
manajemen secara umum menurut beberapa ahli :
a. G.R. Terry : Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud maksud yang nyata.
b. ilman: Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan
orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang
sama.
c. Ricky W. Griffin: Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal.
d. Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada
sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e. William H. Newman: Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan
memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.
f. Renville Siagian: Manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergerak
dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola oleh para tenaga ahli terlatih serta
berpengalaman

6
g. Prof. Eiji Ogawa: Manajemen adalah perencanaan, pengimplementasian dan
pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk sistem pembuatan barang yang
dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan
sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi
lingkungan yang berubah.

h. Federick Winslow Taylor: Manajemen adalah suatu percobaan yang


sungguh- sungguh untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam
pimpinan perusahaan (dan organisasi lain) atau setiap sistem kerjasama
manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan menggunakan
alat-alat perumusan.

i. Henry Fayol: Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu,


merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Lyndak F. Urwick: Manajemen adalah Forecasting
(meramalkan), Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisiran),
Commanding (memerintahkan), Coordinating (pengkoordinasian) dan
Controlling (pengontrolan).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu
proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang
dan sumber daya organisasi lainnya. Secara umum manajemen juga dipandang
sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan tentang proses untuk memperoleh
tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik
organisasi.

2. Teori-teori Manajemen
a. Teori manajemen ilmiah ( Scientific Management Theory )
Teori mengatakan bahwa manager pada tingkat bawah sangat penting, karena
berhubungan langsung dengan proses produksi, dan menentukan berhasil
setidaknya suatu organisasi mencapai target yang ditentukan (Frederick W.
Taylor
b. Teori administratif ( Administratif Theory)
Teori ini menganggap yang penting adalah organisasi pada tingkat teratas, karena
segala sesuatu dapat berjalan dengan baik jika para manajer dapat manajer dapat
menggerakkan organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen.
c. Teori motivasional ( motivational Theory )
Teori ini mengatakan bahwa efektif manajer adalah seseorang yang dapat
memotivasi stafnya untuk bekerja lebih baik dengan memperhatikan staf tersebut.
d. Teori situasional ( Situational Theory )
Teori ini berdasarkan pada asumsi dasar untuk melakukan motivasi pada
7
seseorang untuk melakukan pekerjaan, yang berhubungan dengan :
1) Pencapaian tujuan yang diharapkan.
2) Kepuasan pribadi
3) Reward

3. Prinsip-prinsip Manajemen
a. Efisiensi
Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan
sarana yang perlu, atau dengan menggunakan sarana sesedikit mungkin.
Efisiensi adalah ukuran mengenai hubungan antara hasil yang dicapai dan
usaha yang telah di keluarkan (misalnya oleh seorang tenaga kesehatan).
b. Efektivitas
Efektivitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai,
efektivitas merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh manajemen.
c. Rasional dalam mengambil keputusan
Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan dalam proses
manajemen. Keputusan merupakan suatu pilihan dari dua atau lebih tindakan.
Dalam istilah manajemen, pengambilan keputusan merupakan jawaban atas
pertanyaan tentang perkembangan suatu kegiatan.

2.2 MANAJEMEN KEBIDANAN

Berdasarkan uraian di atas mengenai konsep manajemen secara umum kami


akan membahas bagaimana manajemen kebidanan manajemen kebidanan kaitannya
dengan peran dan fungsi seorang bidan di dalam prakteknya secara professional,
dituntut tanggungjawab manajerial yang bermutu. Untuk itu metode ilmiah akan dapat
dilakukan bila telah memahami betul teknik – teknik manajemen yang adekuat. Artinya
di dalam prakteknya yang penuh tanggungjawab itu dilakukan menggunakan teori-teori
dan prinsip manajemen , yang telah diakui secara nasional maupun internasional.
Dengan perkataan lain, bidan praktek telah menggunakan manajemen kebidanan
yang adekuat dalam memberikan asuhan kebidanan pada kliennya.

1. Pengertian Manajemen Kebidanan


Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis dalam
member asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun
pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi
tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan-temuan, keterampilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Pengertian manajemen kebidanan menurut beberapa sumber :
a) Menurut buku 50 tahun IBI, 2007
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan,
8
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
b) Menurut Depkes RI, 2005
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan
masyarakat.
c) Menurut Helen Varney (1997)
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keteranpilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.

Sesuai dengan perkembangan pelayanan kebidanan, maka bidan diharapkan lebih


kritis dalam melaksanakan proses manajemen kebidanan untuk mengambil keputusan.
Menurut Helen Varney, ia mengembangkan proses manajemen kebidanan ini dari 5
langkah menjadi 7 langkah yaitu mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi.
Bidan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam asuhan yang mandiri,
kolaborasi, dan melakukan rujukanyang tepat. Oleh karena itu, bidan dituntut untuk
mampu mendeteksi dini tanda dan gejala komplikasi kehamilan, memberikan
pertolongan kegawatdaruratan kebidanan dan perinatal dan merujuk kasus. Praktek
kebidanan telah mengalami perluasan peran dan fungsi dari focus terhadap ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir serta anak balita bergeser kepada upaya mengantisipasi
tuntutan kebutuhan masyarakat yang dinamis yaitu menuju kepada pelayanan
kesehatan reproduksi sejak konsepsi, persalinan, pelayanan ginekologis, kontrasepsi,
asuhan pre dan post menopause, sehingga hal ini merupakan suatu tantangan bagi
bidan.
Asuhan yang diberiakan oleh bidan harus dicatat secara benar, singkat, jelas, logis
dan sistematis sesuai dengan metode pendokumentasian. Dokumentasi sangat penting
artinya baik bagi pemberi asuhan maupun penerima pelayanan asuhan kebidanan, dan
dapat digunakan sebagai data otentik bahwa asuhan telah dilaksanakan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang professional memberikan asuhan kepada klien
memiliki kewajiban memberikan asuhan untuk menyelamatkan ibu dan anak dari
gangguan kesehatan. Asuhan yang dimaksud adalah asuhan kebidanan. Secara
definitive, asuhan kebidanan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh

9
bidan kepada individu ibu atau anak. Asuhan kebidanan merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan yang diarahkan untukmewujudakan kesehatan kelaurga dalam
rangka tercapainya keluarga kecil bahagia sejahtera.
Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode dan pendekatan yang
disebut manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan digunakan untuk mendalami
permasalahan yang dialami oleh klien, dan kemudian merumuskan permasalahan
tersebut serta akhirnya mengambil langkah pemecahannya. Manajemen kebidanan
membantu proses berfikir bidan dalam melaksanakan asuhan dan pelayanan kebidanan.
Dalam melaksanakan tugasnya pada pelayanan kebidanan, seorang bidan
melakukan pendekatan dengan metode pemecahan masalah yang dikenal dengan
manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan untuk mengaplikasikan pendekatan itu, adalah :
1. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data subjektif
dan objektif dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat.
2. Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan timbul
(potensial) serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan rujuakan.
3. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
4. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
5. Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan tingkat
keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai bahan tindak
lanjut.
Semua tahapan dari manajemen kebidanan ini didokumentasi sebagai bahan
tanggung jawab dan tanggung gugat dan juga untuk keperluan lain seperti referensi
serta penelitian.
Manajemen juga tidak dapat lepas dari adanya praktik pelayanan kebidanan. Tanpa
adanya manajemen, pelayanan kebidanan tidak akan dapat memperoleh hasil capaian
yang maksimal. Lalu, seperti apakah manajemen dilihat dari kacamata kebidanan.
Maka di bawah ini akan kita bahas tentang pengertian manajemen kebidanan dari
beberapa sumber yang dapat kita temui.
Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh A CNM
(1999) terdiri atas:
1. Mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan secara
sistematis melalui pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan setiap
10
klien, termasuk mengkaji riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan
fisik.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasar interpretasi data
dasar
3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien
4. Memberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga mampu membuat
keputusan dan bertanggungjawab terhadap kesehatannya.
5. .Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien
6. Secara pribadi, bertanggungjawab terhadap implementasi rencana individual.
7. Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan selanjutnya.
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi darurat jika
terdapat penyimpangan dari keadaan normal.
9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian
asuhan kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

2.3 Sasaran Managemen Kebidanan


Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan kebidanan
pada individu akan tetapi dapat juga diterapkan di dalam pelaksanaan pelayaanan
kebidanan yang ditujukan kepada keluarga dan masyarakat.manajemen kebidanan
mendorong para bidan menggunakan cara yang teratur dan rasional sehingga
mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam mencagahkan masalah klien dan
kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi ibu dan anak yang sehat dapat
tercapai.
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa permasalahan kesehatan ibu dan
anak yang ditangani oleh bidan mutlak menggunakan metode dan pendekatan
manajemen kebidanan. Sesuai dengan lingkup dan tanggungjawab bidang maka
sasaran manajemen kebidanan ditunjukan kepada baik individu ibu dan anak,
keluarga maupun kelompok masyarakat.
Individu sebagai sasaran didalam asuhan kebidanan disebut klien.yang dimaksud

11
klien di sini ialah setiap individu yang dilayani oleh bidan baik itu sehat maupun
sakit.klien yang sakit disebut pasien.upaya menyehatkan dan meningkatkan status
kesehatan keluarga akan lebih efektip bila dlakukan melalui ibu baik didalam
keluarga maupun didalam kelompok masyarakat.didalam pelaksanaan manajemen
kebidanan,bidan memandang keluarga dan kelompok masyarakat sebagai kumpulan
individi-individuyang berada di dalam suatu ikatan sosial dimana ibu memegang
peran sentral.
Manajemen kebidanan dapat digunakan oleh bidan di dalam setiap
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,pencegahan
penyakit,penyembuhan,pemulihan kesehatan ibu dan anak dalam lingkup dan
tanggungjawab.

2.4 Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan


Mari kita pahami bagan berikut sebagai langkah dalam manajemen kebidanan.
(Gambar Langkah-langkah dalam manajemen kebidanan)

a) Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar


Pada langkah ini kita harus mengumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh
data dapat dilakukan dengan cara:

12
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda- tanda
vital
3. Pemeriksaan khusus
4. Pemeriksaan penunjang
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam
penatalaksanaan maka kita perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan
menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya,
sehingga kita harus melakukan pendekatan yang komprehensif meliputi data
subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi
/ masukan klien yang sebenarnya dan valid. Setelah itu, kita perlu melakukan
pengkajian ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan
akurat ataukah belum.
b) Langkah II Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini kita akan melakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah
dikumpulkan pada pengumpulan data dasar. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang
spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
yang terjadi pada klien tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap
membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang
sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah
diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosa kebidanan.

Standar nomenklatur diagnosa kebidanan adalah seperti di bawah ini:


1.Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

13
c) Langkah III Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dapat dilakukan pencegahan. Pada
langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial
tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi penanganan agar masalah atau diagnosa potesial
tidak terjadi

d) Langkah IV Mengidentifikasi Perlunya Tindakan Segera Oleh Bidan / Dokter


Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan / dokter dan, atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi,
penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.
Pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan
harus sesuai dengan prioritas masalah / kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah
bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnose
atau masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan
tindakan emergency / segera untuk ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam
rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau yang bersifat rujukan.

e) Langkah V Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh yang Ditentukan


Oleh Langkah Sebelumnya

Pada langkah ini kita harus merencanakan asuhan secara menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau
diantisipasi pada langkah sebelumnya. Pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah

14
yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah
psikologi.

Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan
melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam

asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan


pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang
akan dilakukan klien.

f) Langkah VI Rencana Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien.
Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan
yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan klien

g) Langkah VII Evaluasi Keefektifan Asuhan

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian
15
yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta
berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut
berlangsung di dalam situasi klinik, maka dua langkah terakhir tergantung pada
klien dan situasi klinik.

2.5 Perencanaan dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan

Seorang Bidan haruslah berfikir logikatik, anallitis, sistematik,teruji secara empiris,


memenuhi sifat pengetahuan umum yaitu : objektif, umum dan memiliki metode ilmiah.
Penerapan di dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan.
Unsur- unsur dalam perencanaan Pelayanan Kebidanan meliputi :

1. IN – PUT

Merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktifitas


yang meliputi :

Man : Tenaga yang di manfaatkan.


Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program
Material : Bakauataumateri ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan
Metode : Cara yang di pergunakandalambekerjaatauprosedurkerja
Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
Market : Pasar dan pemasaranatausaranaprogram

2. Proses

Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi :

Manajemen Operasional dan Manajemen asuhan.

a. Perencanaan ( P1 )

b. Pengorganisasian ( P2 )

c. Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian ( P3 )

3. OUT – PUT

Cakupan Kegiatan Program :

a. Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan kebidanan (memerator), di


bandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program
kebidanan. (Denominator)

16
b. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan (Mulai dari KIE,
Asuhan Kebidanan, dsb).
Contoh : Untuk BPS : Out – Putnya adalah

1. Kesejahteraan ibu dan janin

2. Kepuasan Pelanggan

3. Kepuasan bidan sebagai provider

4. Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur dengan peran serta
masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang ada di sekitarnya ( Posyandu,
BPS, Puskesmas dsb ) yang tersedia.

5. OUT – COME ( IMPACT )


Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak ( impact ) suatu program,
perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya untuk melakukan manajemen kebidanan memang harus melewati
beberapa tahap. Seperti dikemukakan Hellen Varney ada 7 langkah sedangkan dari
depkes menyatakan 5 langkah. Pada prinsipnya masing-masing pendapat sama, hanya
berbeda dalam cara pendokumentasiannya.
Namun dalam penerapannya nanti tidaklah harus kaku menggunakan 5 langkah
atau 7 langkah yang perlu diingat bahwa dalam manajemen kebidanan tersebut
dilakukan secara sistematis dengan metode pendekatan tertentu dalam membantu
pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak.
Secara umum konsep manajemen kebidanan berkualitas meliputi :
1. Manajemen dilakukan melalui pendekatan dengan mengidentifikas
kebutuhan konsumen.
2. Meliputi seluruh kegiatan.
3. Meliputi seluruh aspek pelayanan dan dedikasi aktif seluruh staf untuk
mengidentifikasi seluruh konsumen
4. Memberikan pelayanan secara berkesinambungan. 5. Memonitor kepuasan
konsumen.
6. Memahami kebutuhan dan memantau perubahan yang terjadi melalui
pemantauan ulang
7. Meningkatkan sumber daya untuk mengembangkan kualitas tindakan dan
pelayanan khusus secara tetap melalui prosedur dan system informasi yang
fleksibel.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi para
pembaca dan dapat menambah pengetahuan tentang lingkup praktik kebidanan.untuk itu
penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk lebi jauh memahami makalah ini dan
dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun

18
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah,dkk. 2010. Konsep kebidanan. Graha Ilmu : Yogyakarta. Hal. 109


Estiwidani, dkk. 2009. Konsep Kebidanan. Fitramaya : Yogyakarta. Hal. 117

http://healthyenthusiast.com/standar-dan-standar-prosedur-operasi-sop.html

http://www.scribd.com/doc/163953771/MANAJEMEN-PELAYANAN-
KEBIDANAN
SYAHLAN, J.H.Dr. SKM. 1996. KEBIDANAN KOMUNITAS.
YAYASANBINA SUMBER DAYA KESEHATAN : JAKARTA
Tadjuddin norma. Konsep Kebidanan. Poltekkes Kemenkes Makassar :
Makassar.

19
20

Anda mungkin juga menyukai