Kia-N Gagal Ginjal Akut
Kia-N Gagal Ginjal Akut
Kia-N Gagal Ginjal Akut
Oleh:
MAKMUR, S.Kep
NIM : 2214901220
v
LAPORAN KIA-N
Oleh:
MAKMUR, S.Kep
NIM : 2214901220
v
ABSTRAK
Latar Belakang : Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan penyakit renal tahap
akhir yang merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible,
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme,
keseimbangan cairan dan elektrolit. Ginjal mengatur cairan tubuh dan elektrolit
dan keseimbangan asam basa sekaligus mengeluarkan zat racun dari darah melalui
urine. Ginjal juga berperan sangat penting dalam eritropoietin dan sintesis
prostaglandin, dalam penurunan insulin.
Tujuan : Melakukan pengkajian secara komprehensif, menegakkan diagnosa
keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik, merumuskan perencanaan
asuhan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, melakukan evaluasi
asuhan keperawatan dan menerapkan keperawatan mandiri dengan Evidenced
based Nursing (EBN).
Metode : melakukan pengkajian langsung kepada pasien Tn.A dengan gangguan
gagal ginjal kronik.
Kesimpulan : merupakan kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi ginjal
struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolik
(toksis uremik) didalam darah, Tanda dan gejala yang di tunjukan oleh gagal
ginjal kronis adalah Ginjal dan Gastrointestinal, Kardiovaskuler, Respiratoriy
system, Gastrointestinal, Integumen, Neurologis, Endokrin, Hematopoitiec,
Muskuloskeletal. hasil pengkajian yang dilakukan dengan melibatkan pasien,
keluarga pasien dan data penunjang, maka terdapat 3 diagnosa keperawatan
dengan prioritas masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Tubuh, Kelebihan Volume Cairan, Intoleransi Aktifitas.
Kata Kunci : Gagal ginjal kronik, Hemodialisa, Evidenced Based Nursing (EBN)
v
ABSTRACT
Background : Chronic renal failure (CKD) is a late stage renal disease which is a
progressive and irreversible renal function disorder, where the body's ability to
fail to maintain metabolism, fluid and electrolyte balance. The kidneys regulate
body fluids and electrolytes and acid-base balance while removing toxins from the
blood through urine. The kidneys also play a very important role in erythropoietin
and prostaglandin synthesis, in reducing insulin.
Methods: conduct a direct assessment of the patient Mr. A with chronic renal
failure disorders.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh
karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir Ners
dengan judul ‘‘Analisa Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Perkemihan : Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit
Umum Latersia Binjai” dengan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan tugas
akhir profesi ners adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi
ners pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Flora Medan.
Dalam penyusunan dan pelaksanaan Asuhan Keperawatan ini, penulis
mendapat dukungan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan laporan ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini, yaitu :
1. Bapak dr.Fithria Aldy,M.Ked(Oph),SpM Selaku Ketua Yayasan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan.
2. Ibu Suherni,S.Kep,Ns,M.Kep selaku Ka. Prodi Ilmu Keperawatan & Profesi
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan.
3. Ibu Julidia Safitri Parinduri, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan, terima kasih atas segala bimbingan serta
masukan selama penyusunan KIA-N ini.
4. Bapak Chairul Munir, S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan dalam penyusunan KIA-N ini.
5. Seluruh staf atau dosen di Sekolah Tinggi Kesehatan Flora Medan.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua saya, Ayahanda Irwansyahrial, SH, Ibunda
Paridah dan abang Supomo, S.Kep.,Ns yang sedang bertugas di RSUD
Kabupaten Aceh Tamiang, adik Iqrom yang sedang meniti Pendidikan di
STIKes Flora Medan, semua keluarga saya yang tidak pernah berhenti
memberi semangat, dukungan serta do’a, dan untuk kedua orang tua saya yang
selalu memberikan dukungan baik moral maupun materi dan tiada henti
mengorbankan tenaga, membesarkan, dan mendidik saya dan selalu
mendo’akan saya hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan KIA-N ini.
v
i
Dalam penyusunan Asuhan Keperawatan ini penulis menyadari masih jauh
dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa
mendatang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga Asuhan
Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan khususnya bagi kalangan profesi keperawatan dan kita senantiasa
berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Medan, 22 Agustus 2023
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah..................................................................... 3
1.3. Tujuan Praktek Belajar Lapangan Komprehensif........................ 3
1.3.1. Tujuan Umum.................................................................... 3
1.3.2. Tujuan Khusus................................................................... 3
1.3.3. Tujuan Khusus................................................................... 4
1.4. Manfaat PBLK................................................................................... 4
1.4.1. Bagi Penulis....................................................................... 4
1.4.2. Bagi Pasien........................................................................ 4
1.4.3. Bagi Rumah Sakit.............................................................. 4
1.4.4. Bagi Institusi Pendidikan................................................... 5
iii v
3.1.4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu......................................... 28
3.1.5. Riwayat Keluarga............................................................. 28
3.1.6. Riwayat Keadaan Psikososial........................................... 29
3.2. Pemeriksaan Fisik....................................................................... 31
3.2.1. Keadaan Umum................................................................ 30
3.2.2. Tanda-tanda Vital............................................................. 30
3.2.3. Pemeriksaan Head To Toe............................................... 30
3.3. Pemeriksaan Diagnostik.............................................................. 35
3.3.1. Hasil Laboratorium........................................................... 35
3.3.2. Pemeriksaan Penunjang.................................................... 35
3.4. Penatalaksanaan Terapi Farmakologi......................................... 36
3.5. Analisa Data................................................................................ 36
3.6. Diagnosa Keperawatan............................................................... 38
3.7. Intervensi Keperawatan.............................................................. 39
3.8. Implementasi Keperawatan......................................................... 42
3.9. Catatan Perkembangan................................................................ 47
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 52
4.1. Tahap Pengkajian........................................................................ 52
4.2. Tahap Diagnosa Keperawatan..................................................... 52
4.2.1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh ............................................................................. 53
4.2.2. Kelebihan Volume Cairan................................................ 53
4.2.3. Intoleransi Aktifitas.......................................................... 53
4.3. Intervensi Keperawatan.............................................................. 53
4.4. Implementasi Keperawatan......................................................... 54
4.5. Evaluasi....................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 56
LAMPIRAN
ivv
DAFTAR TABEL
v
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Resume I
Lampiran II Resume II
ivi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal ginjal terbagi menjadi 2 yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal
kronik. Definisi gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal baik struktur dan atau
fungsinya yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Apabila kondisi perubahan
fungsi ginjal terjadi mendadak atau akut dan belum mencapai 3 bulan maka
disebut gangguan ginjal akut. Penyebab terbanyak gagal ginjal kronik di
Indonesia adalah penyakit diabetes mellitus/kencing manis dan hipertensi/tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol. Namun pandangan di masyarakat awam
menganggap bahwa konsumsi obat darah tinggi atau obat kencing manis dalam
jangka waktu lama yang justru dapat menyebabkan gagal ginjal kronik
(Kemenkes RI, 2021).
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh kita. Gagal ginjal kronis
merupakan salah satu penyakit ginjal yang mempunyai risiko kematian yang
tinggi dan biaya perawatan yang tinggi. Berdasarkan data dari WHO sebanyak
697,5 juta pasien gagal ginjal kronis pada tahun 2017 dan sebanyak 1,2 juta
meninggal pada tahun 2017. Pemerintah sendiri telah menggalakan gaya hidup
sehat agar terhindar dari penyakit gagal ginjal.
1
juta penduduk dan prevalensi pasien GGK yang menjalani hemodialisis mencapai
15.424 pada tahun 2015 (IRR, 2015). Berdasarkan data IRR (Indonesia Renal
Registry) pada tahun 2015 tersebut dapat diketahui bahwa sampai dengan tahun
2015, sebanyak 15.424 orang penduduk Indonesia mengalami ketergantungan
pada hemodialisa (IIR, 2015).
Prevalensi kasus gagal ginjal di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) saat ini
tergolong tinggi. Secara kuantitatif angkanya memasuki peringka terbesar kelima
nasional dari 34 provinsi yaitu sebesar 1125 pasien di seluruh DIY. Saat ini di
Unit Hemodialisa RS PKU Gamping Sleman Yogyakarta sendiri, register pasien
GGK yang menjalani hemodialisa mencapai 117 orang (IRR, 2015). Dan Jawa
Barat sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki konstribusi penderita
GGK yang cukup besar. Jumlah penderita GGK yang menjalani hemodialisa di
Jawa Barat pada tahun 2009 tercatat 2.003 penderita. Tahun 2010 penderita
meningkat menjadi 2.412 penderita dan pada tahun 2011 tercatat sebanyak 3.038
penderita (Indonesian Renal Registry, 2012).
Data prevalensi penderita penyakit Gagal Ginjal Kronik di Sumatera Utara
dilaporkan mencapai 0,2 % (Rikesda, 2013).
Dan dari hasil observasi dilakukan tanggal 05 Agustus 2021 di Ruangan HD
RSU Latersia Binjai 2021, didapatkan dari data 2 bulan terakhir yaitu Juni s/d Juli
2021 bahwa, 10 penyakit terbesar di ruangan tersebut dengan urutan sebagai
berikut: GGK (Gagal Ginjal Kronik) sebanyak (25%), Tumor Paru sebanyak
(19%), PPOK sebanyak (14%), PSMBA sebanyak (12%), Dispepsia sebanyak
(10%), Diabetes Melitus sebanyak (8%), Dermatitis (5%), Anemia sebanyak
(4%), ISK sebanyak (2%), Efusi Pleura sebanyak (1%).
Data medical record RSUP HAM 2021 menunjukkan bahwa prevalensi
GGK (Gagal Ginjal Kronik) di RA2 dari mulai bulan Juni sampai dengan bulan
Agustus 2021 adalah 24 orang pasien. Dan observasi yang dilakukan di ruangan
RA2 (Interna Pria) dapat disimpulkan bahwa masalah yang sering ditunjukkan
pada pasien GGK (gagal ginjal kronik) antara lain mual muntah tidak nafsu
makan, lemah tidak bisa beraktifitas. Berdasarkan hal tersebut, masalah utama
2
pada pasien GGK (Gagal Ginjal Kronik) yang harus ditangani dengan tindakan
keperawatan mandiri.
3
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan secara menyeluruh pada pasien
GGK (Gagal Ginjal Kronik) di Ruangan HD RSU Latersia Binjai Tahun 2023.
2. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien GGK (Gagal Ginjal
Kronik) di Ruangan HD RSU Latersia Binjai Tahun 2023.
3. Merumuskan perencanaan asuhan keperawatan pada pasien GGK (Gagal
Ginjal Kronik) di Ruangan HD RSU Latersia Binjai Tahun 2023.
4. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien GGK (Gagal Ginjal Kronik) di
Ruangan HD RSU Latersia Binjai Tahun 2023.
5. Melakukan evaluasi (catatan perkembangan) keperawatan pada pasien GGK
(Gagal Ginjal Kronik) di Ruangan HD RSU Latersia Binjai Tahun 2023.
6. Menerapkan tindakan keperawatan mandiri berdasarkan Evidence Based
Nursing (EBN) pada pasien GGK (Gagal Ginjal Kronik) di Ruangan RA2
(Interna Pria) RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2023.
4
GGK (Gagal Ginjal Kronik) dan discharge planning. Oleh karena itu, laporan ini
dapat diakses oleh mahasiswa sebagai bahan belajar yang dapat memperluas
wawasan dan pengetahuan tentang konsep terkait.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
6
2. Kardiovaskuler
Biasanya terjadi hipertensi, aritmia, kardiomyopati, uremic pericarditis,effuse
pericardial (kemungkinan bisa terjadi tamponade jantung), gagal jantung,
edema periorbital dan edema perifer.
3. Respiratoriy system
Biasanya terjadi edema pulmonal, nyeri pleura, priction rub dan efusi pleura,
crackles, sputum yang kental, uremic pleuritis dan uremic lung, dan sesak
nafas.
4. Gastrointestinal
Biasanya menunjukan adaanya inflamasi dan userasi pada mukosa
gastrointestinal karena stomatitis, ulserasi dan pendarahan gusi, dan
kemungkinan juga disertai parotitis.
5. Integumen
Kulit pucat, kekuning-kuningan, kecoklatan kering dan ada scalp. Selain itu
biasanya juga menunjukan adanya purpura, ekimosis, dan timbunan urea pada
kulit.
6. Neurologis
Biasanya di tunjukan dengan adaya neuropathy perifer, nyeri, gatal pada lengan
dan kaki. Selain itu juga adanya kram pada otot dan reflex kedutan, daya
memori menurun, apatis, rasa kantuk meningkat, pusing, koma, kejang. Dari
hasil EEG menunjukan adanya perubahan metabolik encephalophaty.
7. Endokrin
Biasa terjadi infertilitas dan penurunan libido, amenorrhea dan gangguan siklus
menstruasi pada wanita, impoten, penurunan sekresi sperma, peningkatan
sekresi aldosterone, dan kerusakan metabolisme karbohidrat.
8. Hematopoitiec
Terjadi anemia, penurunan waktu hidup sel darah merah, trombositopenia
(dampak dari dialysis) dan kerusakan platelet. Biasanya masalah yang serius
pada sistem hematologi ditunjukan dengan adanya perdarahan (purpura,
ekimosis dan petechiae).
8
9. Muskuloskeletal
Nyeri pada sendi dan tulang, demineralisasi tulang, fraktur pathologis dan
klasifikasi (otak, mata, gusi, sendi miokard).
2.1.4. Stadium Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik selalu berkaitan dengan penurunan progresif
GFR (glomerular filtration rate). Stadium-stadium gagal ginjal kronik
didasarkan pada tingkat GFR yang tersisa dan mencakup menurut Corwin
(2011) adalah:
1. Penurunan cadangan ginjal, yang terjadi apabila GFR turun 50% dari normal
2. Insufisiensi ginjal, yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari
normal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri
karena beratnya beban yang mereka terima.
3. Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal. Semakinn
banyak nefron yang mati.
4. Penyakit ginjal stadium-akhir, yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari
5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal
ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus.
a. Stadium 1:
Kerusakan ginjal dengan LFG normal (90 atau lebih). Kerusakan
pada ginjal dapat dideteksi sebelum LFG mulai menurun. Pada stadium
pertama penyakit ginjal ini, tujuan pengobatan adalah untuk
memperlambat perkembangan GGK dan mengurangi risiko penyakit
jantung dan pembuluh darah.
b. Stadium 2:
Kerusakan ginjal dengan penurunan ringan pada LFG (60-89). Saat
fungsi ginjal kita mulai menurun, dokter akan memperkirakan
perkembangan GGK kita dan meneruskan pengobatan untuk mengurangi
risiko masalah kesehatan lain.
c. Stadium 3:
Penurunan lanjut pada LFG (30-59). Saat GGK sudah berlanjut
pada stadium ini, anemia dan masalah tulang menjadi semakin umum. Kita
9
pada kulit dan timbul hanya pada uremia berat. Pigmentasi kulitdapat
timbul dan anemia dapat menyebabkan pucat.
3. Neurologis
Gagal ginjal yang tidak diobati dapat menyebabkan kelelahan,
kehilangan kesadaran, dan bahkan koma, sering kali dengan tanda iritasi
neurologis (mencakup tremor, asteriksis, agitasi, meningismus,
peningkatan tonus otot dengan mioklonus, klonus pergelangan kaki,
hiperefleksia, plantar ekstensor, dan paling berat kejang).
4. Imunologis
Fungsi imunologis terganggu pada gagal ginjal kronik dan infeksi
sering terjadi. Uremia menekan fungsi sebagaian besar sel imun dan
dialisis dapat mengaktivasi efektor imun, seperti komplemen, dengan tidak
tepat.
2.2. Penatalaksanaan
2.2.1. Medis
Penatalaksanaan medis untuk mengatasi penyakit gagal ginjal kronik
menurut Corwin (2011) adalah:
1. Pada penurunan cadangan ginjal dan insufisiensi ginjal, tujuan penatalaksanaan
adalah memperlambat kerusakan nefron lebih lanjut, terutama dengan restriksi
protein dan obat-obat anti hipertensi.
2. Pada gagal ginjal, terapi ditujukan untuk mengoreksi ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit.
3. Pada penyakit ginjal stadium-akhir, terapi berupa dialisis atau transplantasi
ginjal.
2.2.2. Keperawatan
A. Data Fokus Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas Pasien
11
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi, strategi, atau tindakan keperawatan dipilih setelah tujuan dan
hasil yang diharapkan ditetapkan. Intervensi keperawatan adalah tindakan yang
dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke
tingkat kesehatan yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan. Memilih
intervensi keperawatan sesuai adalah proses pembuatan keputusan (Bulecheck &
Mccloskey, 2013).
Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat
lakukan atas nama klien. Perawat memilih intervensi untuk mencapai hasil.
Metode pemilihan intervensi adalah selalu sama ; tetapi tipe intervensinya adalah
bersifat individual bagi klien. Tipe intervensi terbagi 3, (Bulechek & Mccloskey,
2013) yaitu :
1. Intervensi Perawat
Intervensi perawat adalah respons perawat terhadap kebutuhan perawatan
kesehatan dan diagnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “suatu
tindakan autonomi berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk
keuntungan klien dalam cara yang diprediksi yang berhubungan dengan
diagnosa keperawatan dan tujuan klien. Intervensi ini tidak membutuhkan
supervisi atau arahan dari orang lain. Sebagai contoh, intervensi untuk
meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat atau aktivitas
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan hygiene adalah tindakan
keperawatan mandiri. Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dari
dokter atau profesi lainnya.
2. Intervensi Dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respons dokter terhadap diagnose medis,
dan perawat menyelesaikan instruksi tertulis. Memberikan medikasi,
mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan, dan
menyiapkkan klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh-contoh
dari intervensi tersebut. Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik
legal keperawtan bagi perawat untuk meresepkan atau menginstruksikan
tindakan ini, tetapi intervensi tersebut berada dalam praktik keperawatan bagi
13
Apakah intervensi mempunyai nilai yang efektif baik secara klinis maupun biaya?
c) Waktu
Apakah waktu dan sumber tenaga tertangani dengan baik ?
5) Keberterimaan klien
a) Rencana tindakan harus selalu dengan tujuan klien dan nnilai
perawatan kesehatan klien
b) Tujuan keperawatan yang diputuskan secara mutual.
c) Klien harus mampu melakukan perawatan diri atau mempunyai orang
yang dapat membantu dalam perawatan kesehatan tersebut.
6) Kompetensi dari perawat
a) Berpengetahuan banyak tentang rasional ilmiah intervensi.
b) Memiliki keterampilan fisiologis dam psikomotor yang diperlukan untuk
menyelesaikan intervensi.
c) Kemampuan untuk berfungsi dalam lingkungan dan secara efektif dan
efisien menggunakan sumber perawatan kesehatan.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Perry, 2011).
Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi
keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus
mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan
interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan
kegiatan komunikasi (Potter & Perry, 2011).
15
a) Subjective adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diberikan.
b) Objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,
penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
c) Analisis adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa
masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi.
d) Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.
Tabel 2.1
Diagnosa Keperawatan, NOC dan NIC pada pasien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan
19
l. Gangguan tekanan darah
m. Gelisah
n. Hepatomegali
o. Ketidakseimbangan
elektrolit
p. Kongesti pulmonal
q. Oliguria
r. Ortopnea
s. Penambahan berat badan
dalam waktu sangat
singkat
t. Peningkatan tekanan vena
sentral
u. Penurunan hematokrit
v. Penurunan hemoglobin
w. Perubahan berat jenis
urine
x. Perubahan status mental
y. Perubahan tekanan arteri
pulmonal
20
INTEGRITAS KULIT selama 3x24 jam integritas jaringan: kulit dan a. Observasi ekstremitas untuk warna,
Definisi: Perubahan pada mukosa klien normal dengan kriteria hasil: panas, keringat, nadi, tekstur, edema,
epidermis dan dermis a. Temperatur jaringan dalam rentang yang dan luka
diharapkan b. Inspeksi kulit dan membran mukosa
Batasan karakteristik : b. Elastisitas dalam rentang yang diharapkan untuk kemerahan, panas, drainase
a. Gangguan pada bagian c. Hidrasi dalam rentang yang diharapkan c. Monitor kulit pada area kemerahan
tubuh d. Warna dalam rentang yang diharapkan d. Monitor penyebab tekanan
b. Kerusakan pada lapisan e. Tekstur dalam rentang yang diharapkan e. Monitor adanya infeksi
kulit f. Kulit utuh f. Monitor warna kulit
c. Gangguan permukaan g. Monitor temperatur kulit
kulit h. Catat perubahan kulit dan membran
mukosa
Faktor yang berhubungan: i. Monitor kulit di area kemerahan
Eksternal :
a. Hipertermia atau
hipotermia
b. Substansi kimia
c. Kelembapa
d. Faktor mekanik (alat yang
dapat menimbulkan luka,
tekanan, restrain)
e. Immobilitas fisik
f. Radiasi
g. Usia yang ekstrim
h. Kelembaban kulit
i. Obat-obatan
Internal :
a. Perubahan status
21
metabolik
b. Tulang menonjol
c. Defisit imunologi
d. Faktor yang berhubungan
dengan perkembangan
e. Perubahan sensasi
3 INTOLERANSI Setelah dilakuakan tindakan keperawatan TERAPI AKTIFITAS
AKTIFITAS selama 3x24 jam diharapakan intoleransi a. Peningkatan mekanika tubuh
aktivitas klien dapat teratasi dengan kriteria b. Bantuan perawatan diri
Definisi: Ketidakcukupan hasil : c. Bantuan perawatan diri : ADL
energi psikologis atau a. Tingkat ketidaknyamanan d. Terapi latihan : ambulasi
fisiologis untuk b. Istirahat e. Terapi latihan : keseimbangan
mempertahankan atau c. Status perwatan diri f. Terapi latihan : pergerakan sendi
menyelesaikan aktivitas d. Perawatan diri : aktivitas sehari-hari
kehidupan sehari-hari yang (ADL)
harus atau yang ingin e. Tanda-tanda vital
dilakukan. f. Ambulasi : kursi roda
g. Kepuasan klien : bantuan fungsional
Batasan karakteristik : h. Perilaku patuh : aktivitas yang disarankan
a. Dispnea setelah partisipasi latihan
beraktivitas
b. Keletihan
c. Ketidaknyamanan setelah
beraktivitas
22
c. Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan
oksigen
d. Tirah baring
4 KETIDAKSEIMBANGAN 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan MONITOR NUTRISI
NUTRISI KURANG DARI selama 3x24 jam status nutrisi klien a. Berat badan pasien dalam batas normal
KEBUTUHAN TUBUH normal dengan kriteria hasil : b. Monitor adanya penurunan berat badan
Definisi: Keadaan dimana a. Intake nutrien normal c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
individu mengalami intake b. Intake makanan dan cairan normal biasa dilakuakan seperti: berjalan
nutrisi yang kurang dari c. Berat badan normal kekamar mandi dan lingkungan
kebutuhan tubuh untuk d. Massa tubuh normal ruangan
memenuhi kebutuhan 2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan d. Monitor interaksi klien selama makan
metabolik. selama 3x24 jam status nutrisi: intake e. Monitor makanan kesukaan
nutrient klien adekuat dengan kriteria f. Monitor kalori dan intake nutrisi
Faktor yang berhubungan: hasil:
a. Mual a. Intake kalori MANAJEMEN NUTRISI
b. Muntah b. Intake protein a. Kaji adanya alergi makanan
c. Ketidakmampuan menelan c. Intake lemak b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
d. Penyakit kronik d. Intake karbohidrat menentukan jumlah kalori dan nutrisi
e. Intoleransi makanan e. Intake vitamin yang dibutuhkan pasien
f. Kesulitan mengunyah f. Intake mineral c. Yakinkan diet yang dimakan
g. Hilang nafsu makan g. Intake zat besi mengandung tinggi serat untuk
h. Intake kalsium mencegah konstipasi
d. Berikan makanan yang terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
e. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
f. Berikan informasi tentang kebutuhan
23
nutrisi
5 NYERI AKUT Setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN NYERI
Definisi: Sensori yang tidak selama 3x24 jam Klien dapat mengontrol a. Lakukan pengkajian nyeri secara
menyenangkan dan nyeri dengan kriteria hasil: komprehensif termasuk lokasi,
pengalaman emosional yang a. Mengenali faktor penyebab karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
muncul secara aktual atau b. Mengenali onset (lamanya sakit) dan faktor presipitasi
potensial, kerusakan jaringan c. Menggunakan metode pencegahan b. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
atau menggambarkan adanya d. Mencari bantuan tenaga kesehatan untuk mengetahui pengalaman nyeri
kerusakan e. Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan pasien
f. Mengenali gejala-gejala nyeri c. Bantu pasien dan keluarga untuk
Batasan karakteristik : g. Melaporkan nyeri sudah terkontrol mencari dan menemukan dukungan
a. Laporan secara verbal atau h. Melaporkan adanya nyeri d. Kontrol lingkungan yang dapat
non verbal i. Frekuensi nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu
b. Fakta dan observasi j. Panjangnya episode nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
c. Gerakan melindungi k. Ekspresi nyeri pada wajah e. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
d. Tingkah laku berhati-hati l. Kurangnya istirahat (farmakologi, non farmakologi dan
e. Gangguan tidur (mata m. Perubahan pada frekuensi pernafasan inter personal)
sayu, tampak capek, sulit n. Perubahan tekanan darah f. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
atau gerakan kacau, o. Keringat berlebih menentukan intervensi
menyeringai) p. Kehilangan selera makan g. Kolaborasikan dengan dokter jika
f. Tingkah laku distraksi keluhan dan tindakan nyeri tidak
(jalan-jalan, menemui berhasil
orang lain, aktivitas
berulang-ulang)
g. Respon autonom
(diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan
pola nafas, nadi dan
24
dilatasi pupil)
h. Tingkah laku ekspresif
(gelisah, marah, menangis,
merintih, waspada, napas
panjang, iritabel)
i. Berfokus pada diri sendiri
j. Fokus menyempit
(penurunan persepsi pada
waktu, kerusakan proses
berfikir, penurunan
interaksi dengan orang
dan lingkungan)
25
26
GGK
Nausea Vomitus
Hipertropi Ventrikel Kiri Ketidak Efektifan Perfusi Jaringan
Intoleransi Aktifitas
Iritasi Lambung
Payah Jantung Kiri
Gastritis
COP turun Bendungan Atrium Kiri Naik
Mual dan muntah
Suplai O₂ ke Jaringan Turun Tekanan Vena
Ketidakseimbangan Nutrisi
Fatigue ( Nyeri Sendi)
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Gangguan Pertukaran Gas
Nyeri
26
3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Alamat : Jln. Binjai Km.18
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk : 31 / 07 / 2023
NO. RM : 00.71.24.84
Ruangan /Kelas / Bed : Hemodialisa
Tanggal Pengkajian : 01 / 08 / 2023
Diagnosa Medis : GGK (Gagal Ginjal Kronik)
Penggung Jawab : Ny. S
Hub. Dgn Klien : Istri Klien
Alamat : Jln. Binjai Km.18
27
28
b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan: Istirahat tidur dan minum obat
2. Quantity/ quality
a. Bagaimana: Mual dan muntah timbul tiba-tiba juga pada saat makan
b. Bagaimana klien dilihat: Tampak gelisah dan lemas
3. Region
a. Dimana lokasinya: Abdomen
b. Apakah menyebar: Tidak ada penyebaran
4. Severity (mengganggu aktivitas)
a. Mual dan muntah yg dirasakan, menganggu istirahat klien
5. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
a. Mual muntah yang di alami mulai SMRS hingga sekarang
2. Saudara Kandung
Klien mengatakan bahwa saudara klien tidak ada yang menderita penyakit
yang sama.
3. Penyakit Keturunan
Klien mengatakan bahwa ada penyakit keturunan didalam keluarga mereka.
4. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan bahwa ada anggota keluarga klien yang sudah meninggal.
Genogram
Ket :
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Klien
: Satu rumah
c. Konsep Diri
30
2.Wajah
a. Warna kulit : Sawo matang
b. Struktur Wajah : Oval
3. Mata
a. Bentuk : Simetris kanan/kiri
b. Palpebra : Tidak ada kelainan
c. Pupil : Isokor
d. Konjungtiva : Baik/Tidak anemis
e. Sklera : Tidak ada masalah
d. Kornea : Tidak ada kelainan
e. Visus : Tidak ada kelainan penglihatan
f. Alat bantu lihat : Tidak ada alat bantu lihat
4. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum : Simetris
b. Kebersihan : Keadaan bersih
c. Passege udara : Normal
d. Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
5. Telinga
a. Bentuk : Simetris kanan/kiri
b. Ketajaman : Mampu mendengar dengan baik
c. Kebersihan : Keadaan bersih
d. Alat bantu dengar : Tidak ada alat bantu dengar
6. Mulut
a. Mukosa mulut : Kering
b. Keadaan gigi : Tidak lengkap
c. Kebersihan mulut : Bersih
7. Leher
a. Posisi Trakea : Normal
b. Kelenjar tiroid : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
c. Kelenjar limfe : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
d. Vena jugulasi : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
32
11. Genitalia
a. Genetalia : Bersih
b. Lubang uretra : Tidak ada kelainan
c. Kelainan pada genetalia : Tidak ada kelainan
12. Status Neurologis
1. Tingkat kesadaran (GCS) : 15 Compos mentis
2. Meningeal sign : Tidak ditemukan adanya kaku
3. Status mental
a. Kondisi emosi : Stabil, klien dapat memgontrol emosi
b. Orientasi : Baik, klien dapat mengenal orang, tempat dan
waktu
c. Proses berpikir : Baik, tidak mengalami gangguan
d. Motivasi : Mempunyai motivasi untuk sembuh
e. Persepsi : Klien yakin akan sembuh
f. Bahasa : Bahasa indonesia
4. Fungsi motorik
a. Cara berjalan : Klien tidak dapat berjalan dengan baik dan harus
menggunakan bantuan
b. Test jari-hiduung : Dapat menunjuk hidung
c. Pronasi-supinasi : Normal, tanpa bantuan
5. Fungsi sensori
a. Identifikasi Sentuhan Ringan : Dapat merasakan sentuhan
b. Test Tajam-tumpul : Dapat membedakan tajam dan tumpul
c. Test Panas-dingin : Dapat membedakan panas dan dingin
d. Test Getaran : Dapat merasakan getaran
e. Sterognosis Test : Dapat membedakan objek
f. Membedakan Titik : Dapat membedakan dua titik
g. Topognosis Test :Dapat membedakan bagian tubuh yang
diberi sentuhan
Tabel 3.1
Laboratorium
Sebagai penghambat
1 Inj.Omeprazole 40 mg/12 jam
sekresi asam lambung
MASALAH
No DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
37
Penurunan Berat
Badan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Output (makanan +
minum, total ±500
ml/ hari) dan jumlah
cairan normal untuk
pasien HD adalah
(1000 ml/hari).
Iritasi lambung
Resiko perdarahan
Hematemesis/ melena
Anemia
Keletihan
Intoleransi aktifitas
Tabel 3.4
Intervensi Keperawatan Tn. A
41
42
ml/hari)
A:
Kelebihan volume
cairan
P:
a. Pantau intake dan
output cairan klien
agar sesuai
pemasukan dan
pengeluaran
b. Catat secara akurat
intake dan output
(seperti volume air
putih yang diminum
klien dan BAK yang
dikeluarkan klien)
09.00 Dx 3 a. Bantu perawatan diri: S:
personal hygiene klien Klien mengatakan
(Mengelap seluruh lemah tidak bisa
tubuh klien dan melakukan aktifitas,
membantu untuk terbaring ditempat tidur
menyikat gigi) O:
a. Terpasang kateter
(+)
b. Kaki dan tangan
12.00 b. Bantu latihan: ambulasi edema (+)
(berjalan dari tempat c. Mual dan muntah
tidur ke kursi roda). (+)
A:
Intoleransi Aktifitas
P:
a. Bantu perawatan diri:
personal hygiene
klien
b. Bantu latihan:
ambulasi (seperti: dari
tempat tidur ke kursi
roda, dan dari kursi
roda berdiri, hingga
berjalan).
minum + cairan
infus, total: ± 3.200
ml/hari)
d. Output (makanan +
minum, total: ± 600
ml/hari)
A:
Kelebihan volume
cairan
P:
Intervensi dilanjutkan
Tabel 3.5
Catatan Perkembangan
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi masih
dilanjutkan
09.30 Dx 2 a. Memantau intake dan S:
output cairan klien agar Klien mengatakan
sesuai pemasukan dan masih bengkak pada
pengeluaran (Intake: ± tangan dan kaki
3.100 ml/hari dan O:
Output: ± 550 ml/hari) a. Tampak
09.45 b. Mencatat secara akurat bengkak/edema
intake dan output b. Ditekan dengan
(seperti volume air kedalaman 3-5 mm
putih yang diminum dan dengan waktu
klien dan BAK yang kembali 5 detik
dikeluarkan klien) ( Derajat II)
c. Intake (makanan +
minum + cairan
infus, total: ±
3.100 ml/hari)
d. Output (makanan +
minum, total: ±
500 ml/hari)
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi masih
dilanjutkan
10.00 Dx 3 a. Bantu perawatan diri: S:
personal hygiene klien Klien mengatakan
(Mengelap seluruh masih lemah tidak
tubuh klien dan bisa melakukan
membantu untuk aktifitas, terbaring
10.15 menyikat gigi) ditempat tidur
b. Bantu latihan: ambulasi O:
(berjalan dari kursi
roda ketempat tidur). a. Terpasang kateter
(+)
b. Kaki dan tangan
edema (+)
c. Mual dan muntah
(+)
A:
Masalah belum
49
teratasi
P:
Intervensi masih
dilanjutkan
P:
Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN
51
52
4.5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi merupakan tahap terakhir
dari proses keperawatan (Perry & Potter, 2013).
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 2x12 jam, didapatkan
dari keluhan klien bahwa masalah keperawatan belum teratasi.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
1. Dapat disimpulkan bahwa penyakit GGK (Gagal Ginjal Kronik) merupakan
kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi ginjal struktur ginjal yang
progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolik (toksis uremik)
didalam darah.
2. Penyebab GGK (Gagal Ginjal Kronik) dibagi berdasarkan 2 kategori yaitu:
Morfologi dan Etiologi.
3. Tanda dan gejala yang di tunjukan oleh gagal ginjal kronis adalah Ginjal dan
Gastrointestinal, Kardiovaskuler, Respiratoriy system, Gastrointestinal,
Integumen, Neurologis, Endokrin, Hematopoitiec, Muskuloskeletal.
4. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dengan melibatkan pasien,
keluarga pasien dan data penunjang, maka terdapat 3 diagnosa keperawatan
dengan prioritas masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Tubuh, Kelebihan Volume Cairan, Intoleransi Aktifitas.
5. 2. Saran
1. Diharapkan kepada keluarga agar rutin memantau dan memberi klien nutrisi
yang adekuat.
2. Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk memantau intake dan output
pasien untuk mencegah terjadinya bengkak (edema), dan agar klien rutin
melaksanakan HD ( Hemodialisa).
3. Mengajurkan kepada pasien untuk untuk melakukan ADL ( aktifitas sehari-
hari ) utuk mencegah terjadinya kekakuan pada sendi dan mencegah timbulnya
luka dekubitus.
4. Perawat dan penulis khususnya harus lebih meningkatkan pengetahuan agar
dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang lebih baik untuk klien
dan keluarga.
65
67
DAFTAR PUSTAKA
Sherly. 2016. Jurnal Tentang Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas
Mual Dan Muntah Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa. Jawa Tengah : Fk.Universitas Ngudi Waluyo Ungaran.
RESUME I
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 48 Tahun
Jenis kelamin : Laki Laki
Alamat : Jln. Karya jaya Lk.II No. 25 Binjai
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tggl masuk : 08/ 08 / 2023
NO RM : 00.70.55.88
Ruangan / kelas / bed : Ruangan HD RSU Latersia Binjai
Tggl Pengkajian : 16/08/ 2023
Diagnosa medis : Batu Ginjal
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hub. Dgn Klien : Istri Klien
Alamat : Jln. Karya jaya Lk.II No. 25 Binjai
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mangatakan nyeri pada daerah perut bagian bawah dan pinggang
bagian belakang, terdapat darah pada urin ketika BAK, badan terasa lemah
terbaring ditempat tidur , mudah lelah tidak bisa melakukan aktifitas.
67
4. RIWAYAT KELUARGA
A. Orang tua
Klien mengatakan bahwa orang tua klien tidak ada yang menderita
penyakit yang sama, hanya ayah klien yang memiliki riwayat hipertensi.
B. Saudara Kandung
Klien mengatakan bahwa saudara klien tidak ada yang menderita penyakit
yang sama.
C. Penyakit Keturunan
Klien mengatakan bahwa ada penyakit keturunan didalam keluarga
mereka.
D. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan bahwa ada anggota keluarga klien yang sudah
meninggal.
6. PEMERIKSAAN FISIK
A. Kadaan umum
Nyeri pada daerah perut bagian bawah dan pinggang bagian belakang,
terdapat darah pada urin ketika BAK, badan terasa lemah terbaring ditempat
tidur , mudah lelah tidak bisa melakukan aktifitas.
B. Tanda-tanda vital
6. TB/BB : TB: 170cm/BB: 60 kg
7. Tekanan darah : 150/90 mmHg
8. Suhu : 360C
9. Nadi / Pols : 80x / menit
10. RR : 20 x / menit
69
7) Leher
a. Posisi Trakea : Normal
b. Kelenjar tiroid : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
c. Kelenjar limfe : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
d. Vena jugulasi : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
e. Proses menelan : Tidak ada masalah
8) Dada
a. Bentuk thoraks : Simetris
b. Pengembangan : Normal (kembang kempis)
c. Palpasi getaran : Bergetar dengan normal
d. Perkusi : Suara paru-paru sonor
e. Auskultasi : Bunyi nafas vasikuler
d. Suara paru : Normal
f. Kelainan : Tidak ada kelainan
g. Bunyi jantung
BJ I : LUPH
BJ II : DUPH
h. Suara tambahan : Tidak ada suara tambahan
i. Kelainan : Tidak ada kelainan
j. Heart Rate : 80x/i (Tidak ada masalah)
9) Abdomen
a. Bentuk : Simetris
b. Bekas tanda : Tidak ada bekas operasi
c. Peristaltik usus : ±35x/i
d. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
e. Benjolan massa : Tidak ada benjolan massa
f. Hepar : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
g. Lien : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
h. Suara : Timpani
10) Pemeriksaan Kulit/ Integumen
a. Kebersihan : Bersih
71
b. Kehangatan : Hangat
c. Turgor : Kulit ditarik kembali dalam 4 detik
d. Warna : Sawo matang
e. Kelembutan : Kering
f. Kelainan kulit : Bekas alergi pada seluruh kulit
11) Genitalia
a. Genetalia : Bersih
b. Lubang uretra : Tidak ada kelainan
d. Kelainan pada genetalia : Tidak ada kelainan
12) Status Neurologis
7. Tingkat kesadaran (GCS) : 15 Compos mentis
8. Meningeal sign : Tidak ditemukan adanya kaku
9. Status mental
g. Kondisi emosi : Stabil, klien dapat memgontrol emosi
h. Orientasi :Baik, klien dapat mengenal orang, tempat
danwaktu
i. Proses berpikir :Baik, tidak mengalami gangguan
j. Motivasi : Mempunyai motivasi untuk sembuh
k. Persepsi : Klien yakin akan sembuh
l. Bahasa : Bahasa indonesia
10. Fungsi motorik
d. Cara berjalan : Klien tidak dapat berjalan dengan baik dan harus
menggunakan bantuan
e. Test jari-hiduung : Dapat menunjuk hidung
f. Pronasi-supinasi : Normal, tanpa bantuan
11. Fungsi sensori
h. Identifikasi Sentuhan Ringan : Dapat merasakan sentuhan
i. Test Tajam-tumpul : Dapat membedakan tajam dan tumpul
j. Test Panas-dingin : Dapat membedakan panas dan dingin
k. Test Getaran : Dapat merasakan getaran
l. Sterognosis Test : Dapat membedakan objek
72
b. Terapi Farmakologi
No Nama Obat Dosis Efek terapi
Sebagai obat antigulan
1 Heparin 500-1000 IU/mg
(pengencer darah)
Sebagai obat untuk
mengatasi tekana darah
2 Valsartan 1x10 mg
tinggi (hipertensi) dan
gagal jantung
Untuk memenuhi cairan
3 Infus Nacl 0,9 % 10 gtt / i
elektrolit
Untuk membuang cairan
4 Furosemid 1 amp/jam
berlebih di dalam tubuh
Obat analgetik untuk
5 Keterolac 1 amp/8 jam
penghilang rasa nyeri
74
8. ANALISA DATA
Pelepasan mediator
nyeri
Disampaikan ke saraf
afferent NE
Hipotalamus
Nyeri dipersepsikan
Nyeri Akut
75
2.
Ds: Obstruktif saluran Resiko Infeksi
kemih
Klien mengatakan
sulit saat BAK dan
urine bercampur
darah. Retensi Urin
Do :
Urine berdarah Batu Besar dan Kasar
Hematuria
Iritasi/ Cedera
Resiko Infeksi
Intoleransi Aktifitas
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut
2. Resiko Infeksi
3. Intoleransi Aktifitas
76
77
10.00 3 a. Membantu S:
perawatan diri: Os mengatakan lemah
personal hygiene tidak bisa beraktifitas,
klien berbaring di tempat tidur
10.15 b. Membantu latihan: O:
ambulasi (seperti: tampak lemah tirah baring
dari tempat tidur ke di tempat tidur
kursi roda, dan dari
kursi roda berdiri, A:
hingga berjalan). Intoleransi Aktifitas
P:
a. Bantu perawatan diri:
personal hygiene
klien
b. Bantu latihan:
ambulasi (seperti: dari
tempat tidur ke kursi
roda, dan dari kursi
roda berdiri, hingga
berjalan).
2 Jum’at 1 a. Melakukan S:
pengkajian nyeri Os mengatakan masih
17/08/23 secara komprehensif nyeri pada pinggang
termasuk lokasi, O:
09.15
karakteristik, durasi, tampak meringis seperti
frekuensi, kualitas tertusuk-tusuk, skala
82
09.00 3 a. Membantu S:
perawatan diri: Os mengatakan masih
personal hygiene lemah tidak bisa
klien beraktifitas, berbaring di
b. Membantu latihan: tempat tidur
ambulasi (seperti: O:
83
3 Senin 1 a. Melakukan S:
20/08/23 pengkajian nyeri Os mengatakan
secara komprehensif masih nyeri pada
09.15 termasuk lokasi, pinggang
karakteristik, durasi, O:
frekuensi, kualitas tampak meringis
dan faktor seperti tertusuk-
09.30 presipitasi tusuk, skala nyeri:
b. Mengobservasi 6 (sedang)
reaksi non verbal A:
dari Masalah belum
ketidaknyamanan teratasi
c. Mengontrol P:
lingkungan yang Intervensi
dapat dilanjutkan oleh
mempengaruhi nyeri perawat ruangan
seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
d. Memilih dan
melakukan
penanganan nyeri
(non farmakologi)
yaitu distraksi
(pengalihan) seperti
mendengarkan
musik dan
mengajarkan pasien
melakukan tehnik
relaksasi nafas
dalam.
09.45 2 a. Mengontrol S:
penularan infeksi
b. Memantau Os mengatakan BAK
lingkungan yang masih berdarah
memungkinkan
84
10.15 3 a. Membantu S:
perawatan diri: Os mengatakan masih
personal hygiene lemah tidak bisa
klien beraktifitas, berbaring di
10.30 b. Membantu latihan: tempat tidur
ambulasi (seperti: O:
dari tempat tidur ke tampak lemah tirah baring
kursi roda, dan dari di tempat tidur
kursi roda berdiri, A:
hingga berjalan). Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
oleh perawat ruangan
85
RESUME II
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. K
Umur : 50 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sei Binge Binjai
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggl masuk : 15/08/23
No. RM : 00.69.24.20
Ruangan / kelas / bed : Ruangan HD RSU Latersia Binjai
Taggl Pengkajian : 04/08/2021
Dx Medis : GGA (Gagal Ginjal Akut)
Penggung jawab : Ny. E
Hub. dgn klien : Istri
Alamat : Sei Binge Binjai
2. Keluhan utama
Pasien mangatakan bengkak/ edema seluruh tubuh, mual muntah tidak
nafsu makan dan telah mengalami penurunan BB hingga 2 kg mulai dari sebelum
masuk rumah sakit sampai selama dirawat.
2) Quantity/ quality
c. Bagaimana: Mual muntah tidak mau makan
d. Bagaimana klien dilihat: Tampak meringis
3) Region
c. Dimana lokasinya: Mual muntah dirasakan dari abdomen
d. Apakah menyebar: Tidak ada penyebaran
4) Severity (mengganggu aktivitas)
Nyeri yang dirasakan, menganggu istirahat klien
5) Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
b. Nyeri yang di alami mulai sebelum masuk rumah sakit hingga sekarang
86
7. Riwayat Keluarga
1) Orang tua
Klien mengatakan bahwa orang tua klien tidak ada yang menderita
penyakit yang sama.
2) Saudara Kandung
Klien mengatakan bahwa saudara klien tidak ada yang menderita penyakit
yang sama.
3) Penyakit Keturunan
Klien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan didalam keluarga
mereka.
4) Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan bahwa belum ada anggota keluarga klien yang sudah
meninggal.
8. Riwayat Keadaan Psikososial
a. Bahasa yang digunakan: bahasa Indonesia dan Jawa
b. Persepsi klien tentang penyakitnya: Pasien berharap penyakitnya akan cepat
sembuh.
c. Konsep diri
11. Body image : Klien dapat menerima keadaan saat ini
12. Ideal diri : Berharap agar cepat sembuh
13. Harga diri : Tidak malu dengan keadaannya sekarang
14. Peran diri : Klien merupakan seorang kepala keluarga
15. Personal identity : Klien anak ke 3 dari 5 bersaudara
d. Keadaan emosi: Stabil dan terkontrol
87
e. Perhatian terhadap orang lain/ lawan bicara: Baik, klien memberi respon
dengan baik jika ditanya perawat.
f. Hubungan dengan keluarga: Baik dan harmonis
g. Hubungan dengan saudara: Baik dan harmonis
h. Hubungan dengan orang lain: Baik, tetangga klien datang menjenguk klien
i. Kegemaran: Memancing
j. Daya adaptasi: Baik, klien dapat beradaptasi dengan baik
k. Mekanisme pertahanan diri: Pasrah dan berdoa kepada tuhan untuk
kesembuhannya.
B. Pemeriksaan fisik
1. Kadaan umum
Bengkak/ edema seluruh tubuh, mual muntah tidak nafsu makan dan telah
mengalami penurunan BB hingga 2 kg mulai dari sebelum masuk RS BB 60 kg
sampai selama dirawat BB 58 kg.
2. Tanda-tanda vital
1. TB/BB : TB: 150 cm, BB sebelumnya: 60 kg, BB sekarang:
58 kg
2. Tekanan darah : 130/70 mmHg
3. Suhu : 360C
4. Nadi / Pols : 82x / menit
5. RR : 20 x / menit
3. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk : Simetris
b. Kebersihan : Kulit kepala terlihat bersih
c. Jenis dan struktur rambut : Ikal dan menyebar
2.Wajah
a. Warna kulit : Sawo matang
b. Struktur Wajah : Oval
3. Mata
a. Bentuk : Simetris kanan/kiri
b. Palpebra : Tidak ada kelainan
c. Pupil : Isokor
d. Konjungtiva : Baik/Tidak anemis
e. Sklera : Tidak ada masalah
d. Kornea : Tidak ada kelainan
e. Visus : Tidak ada kelainan penglihatan
f. Alat bantu lihat : Tidak ada
4. Hidung
a. Tulang hidung dan poosisi septum : Simetris
b. Kebersihan : Keadaan bersih
88
11. Genitalia
1. Genetalia : Bersih
Lubang uretra : Tidak ada kelainan
Kelainan pada genetalia : Tidak ada kelainan
2. Anus perineum
Lubang anus : Normal
Kelainan pada anus : Tidak ada kelainan
Perineum : Normal
12. Status Neurologis
1. Tingkat kesadaran (GCS) : 15 (compos mentis)
2. Meningeal sign : Tidak ditemukan adanya kaku
3. Status mental
m. Kondisi emosi : Stabil, klien dapat memgontrol emosi
n. Orientasi : Baik, klien dapat mengenal orang, tempat
dan waktu
o. Proses berpikir : Baik, tidak mengalami gangguan
p. Motivasi : Mempunyai motivasi untuk
sembuh
q. Persepsi : Klien yakin akan sembuh
r. Bahasa : Bahasa indonesia dan Jawa
4. Fungsi motorik
g. Cara berjalan : Klien dapat berjalan
h. Test jari-hiduung : Dapat menunjuk hidung
i. Pronasi-supinasi : Normal, tanpa bantuan
5. Fungsi sensori
o. Identifikasi sentuhan ringan : Dapat merasakan sentuhan
p. Test tajam-tumpul : Dapat membedakan tajam dan
tumpul
q. Test panas-dingin : Dapat membedakan panas dan
dingin
r. Test getaran : Dapat merasakan getaran
s. Sterognosis test : Dapat membedakan objek
t. Membedakan titik : Dapat membedakan dua titik
u. Topognosis test : Dapat membedakan bagian tubuh
yang diberi sentuhan
6. Reflek Refleks bisep : Kontraksi dan fleksi siklus pasien
(+)
k. Refleks strisep : Ekstensi siku pasien(+)
l. Refleks Brachioradialis : Respon telapak tangan (+)
m. Refleks Patellar : Tidak ada dilakukan pemeriksaan
n. Refleks Tendon achiles : Ada kontraksi pada telapak
o. Refleks plantar : Kontraksi pada jari (+)
13. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola tidur
a. Waktu tidur : Tidak teratur
b. Waktu bangun : Tidak dapat ditentukan
c. Masalah tidur : Tidak mengalami masalah tidur
d. Hal yang memperbaiki tidur : -
90
2. Makan
a. Pola makan : Tidak teratur
b. Jenis diet : TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
c. Jumlah porsi yang dihabiskan: ± ½ dari porsi yang disajikan
d.Masalah gangguan makan : Tidak mengalami masalah
e. Upaya yang dilakukan : Mengikuti kemauan pasien
3. Minum
a. Pola minum : Tidak teratur/ Baik ± 2000 ml/ hari
b. Jenis minuman : Air putih
c. Masalah/kesulitan : Tidak ada masalah
d. Upaya yang dilakukan :-
4. BAK
a. Pola berkemih : Tidak teratur, terganggu
b. Frekuensi : ± 300 ml/ hari yang dikeluarkan
c. Warna : Kuning keruh
d. Bau : Amoniak
e. Penggunaan obat perangsang : Ada
f. Masalah/ gangguan : Ada masalah, jarang BAK
5. BAB
a. Pola BAB : Terganggu
b. Frekuensi : 1 x/ 2 hari
c. Konsistensi : Encer
d. Warna : Kuning
e. Penggunaan obat perangsang : Ketorolac sub
C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin (HGB) 12.0 g/Dl 12-16 g/dL
Eritrosit 4.18 Juta/µL 4.10-5.10 Juta/µL
Leukosit 14.330/µL 4.000-11.000/µL
Hematokrit 37% 36-47 %
Trombosit 143.000/µL 150.000-450.000/µL
Blood Urea Nitrogen 22 mg/Dl 10-20 mg/dL
(BUN)
Ureum 47 mg/dL 21-43 mg/dL
Kreatinin 3.27 mg/dL 0.7-1,1 mg/dL
Natrium (Na) 131 mEq/L 135- 155 mEq/L
Kalium (K) 2.9 mEq/L 3.6- 5.5 mEq/L
Klorida (Cl) 98 mEq/L 96- 106 mEq/L
91
2. Terapi Farmakologi
Nama Obat Dosis Efek Terapi
Ceftriaxon 500 mg/12 jam Antibiotik
Untuk sakit maag yang
terjadi peningkatan asam
Ranitidine 1 amp/8 jam
lambung dan luka pada
lambung
Furosemid 1 amp/8 jam Untuk membuang cairan
berlebih di dalam tubuh
Keterolac 1 amp/8 jam Obat analgetik untuk
penghilang nyeri
D. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Ds: Os mengatakan Ketidakmampuan ginjal Kelebihan Volume
bengkak/ edema mengeksresikan urine/ Cairan
seluruh tubuh Disfungsi ginjal
Do: Tampak
bengkak/ edema Retensi cairan, Natrium
seluruh tubuh dan elektrolit
F. Intervensi Keperawatan
RESUME III
C. Pengkajian
4. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Langkat
Status perkawinan : Menikah
99
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tggl masuk : 23/08/2023
No. RM : 00.71.25.95
Ruangan / kelas / bed : Hemodialisa
Taggl Pengkajian : 04/08/2021
Dx Medis : ISK (Infeksi Saluran Kemih)
Penggung jawab : Tn. H
Hub. dgn klien : Suami
Alamat : Langkat
5. Keluhan utama
Pasien mangatakan nyeri yang dirasakan pada saat BAK, dan sering BAK
mendesak secara tiba-tiba serta tidak nyaman di area genitalia/ perineum
(selangkangan).
6. Riwayat Kesehatan Sekarang
6) Provocative/ Paliative
e. Apa penyebabnya: klien tidak tahu pasti penyebab nyeri
f. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan: istirahat tidur dan minum obat
7) Quantity/ quality
e. Bagaimana: Nyeri pada saat BAK
f. Bagaimana klien dilihat: tampak meringis kesakitan
8) Region
e. Dimana lokasinya: perineum, seperti tertusuk-tusuk, dengan skala nyeri 6
(sedang)
f. Apakah menyebar: tidak ada penyebaran
9) Severity (mengganggu aktivitas)
b. Nyeri yang dirasakan, menganggu istirahat klien
10) Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
e. Nyeri yang di alami mulai sebelum masuk rumah sakit hingga sekarang
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
100
3. Mata
a. Bentuk : Simetris kanan/kiri
b. Palpebra : Tidak ada kelainan
c. Pupil : Isokor
d. Konjungtiva : Baik/Tidak anemis
e. Sklera : Tidak ada masalah
d. Kornea : Tidak ada kelainan
e. Visus : Tidak ada kelainan penglihatan
f. Alat bantu lihat : Tidak ada
4. Hidung
a. Tulang hidung dan poosisi septum : Simetris
b. Kebersihan : Keadaan bersih
c. Passege udara : Normal
d. Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
5. Telinga
a. Bentuk : Simetris kanan/kiri
b. Ketajaman : Mampu mendengar dengan baik
c. Kebersihan : Keadaan bersih
d. Alat bantu dengar : Tidak ada alat bantu dengar
6. Mulut
a. Mukosa mulut : Lembab
b. Keadaan gigi : Lengkap
c. Kebersihan mulut : Bersih
7. Leher
a. Posisi trakea : Normal
b. Kelenjar tiroid : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
c. Kelenjar limfe : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
d. Vena jugulasi : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
e. Proses menelan : Tidak bermasalah
8. Dada
a. Bentuk thoraks : Simetris
b. Pengembangan : Normal (kembang kempis)
103
9. Abdomen
a. Bentuk : Simetris
b. Bekas tanda : Tidak ada bekas operasi
c. Peristaltik usus : ± 28x/i
d. Nyeri tekan : ada nyeri tekan pada abdomen bagian
bawah
e. Benjolan massa : Tidak ada benjolan massa
f. Hepar : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
g. Lien : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
h. Suara : Timpani
10. Pemeriksaan Kulit/ Integumen
a. Kebersihan : Bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Turgor : Normal (Kulit ditarik kembali dalam 2)
detik
d. Warna : Sawo matang
e. Kelembutan : Tidak ada masalah
f. Kelainan kulit : Tidak ada kelainan
11. Genitalia
1. Genetalia : Tidak bersih
104
c. Konsistensi : Encer
d. Warna : Kuning
e. Penggunaan obat perangsang : Ketorolac sub
H. Pemeriksaan Diagnostik
3. Hasil Laboratorium
Darah Lengkap Hasil Normal
Hb 13 gr/dL 12-18
Leukosit 17.800/µL 4000-10000/µL
Trombosit 280.000/µL 100.000-400.000/µL
Hematokrit 37% 36-47 %
4. Terapi Farmakologi
Nama Obat Dosis Efek Terapi
I. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Ds: Os mengatakan Nyeri Status urine oleh obstruksi Nyeri Akut
pada saat BAK
Do: Urine menjadi alkali
a. Meringis kesakitan
seperti tertusuk-tusuk Media yang baik untuk
b. Skala nyeri: 6 perkembangbiakan bakteri
(sedang)
Trauma jaringan akibat
aktifitas bakteri (iritasi
107
Merangsang kontraksi
kandung kemih untuk
berkemih
Iskemia vaskuler
Nyeri Akut
2 Ds: Os mengatakan sering Status urine oleh obstruksi Gangguan
BAK mendesak eliminasi urine
secara tiba-tiba Urine menjadi alkali
Do: Os tampak lemas
Media yang baik untuk
perkembangbiakan bakteri
Merangsang kontraksi
kandung kemih untuk
berkemih
Sering berkemih
Resiko Infeksi
K. Intervensi Keperawatan
Nama : Tn. D Dx Medis : ISK (Infeksi Saluran Kemih)
(jalan-jalan, menemui
orang lain, aktivitas
berulang-ulang)
g. Respon autonom
(diaphoresis, perubahan
tekanan darah,
perubahan pola nafas,
nadi dan dilatasi pupil)
h. Tingkah laku ekspresif
(gelisah, marah,
menangis, merintih,
waspada, napas panjang,
iritabel)
i. Berfokus pada diri
sendiri
j. Fokus menyempit
(penurunan persepsi
pada waktu, kerusakan
proses berfikir,
penurunan interaksi
dengan orang dan
lingkungan)
c. Dorongan berkemih
d. Inkontinensia
e. Inkontinensia urine
f. Nokturia
g. Retensi Urine
h. Sering berkemih
mendengarkan musik
dan mengajarkan
pasien melakukan
tehnik relaksasi nafas
dalam
09.30 2. a. Melakukan S:
Ganguan perawatan
inkontinensia Os mengatakan sering
Eliminasi urine BAK mendesak secara
b. Melakukan tiba-tiba
Urine O:
perawatan retensi
urine tampak lemas
09.45 c. Mebantu
A:
perawatan diri:
eliminasi Gangguan eliminasi
d. Membantu urine
berkemih
P:
a. Perawatan
inkontinensia urine
b. Perawatan retensi
urine
c. Bantuan perawatan
diri: eliminasi
d. Bantuan berkemih
10.00 3. Resiko a. Mengontrol S:
Infeksi penularan infeksi
b. Memantau Os mengatakan tidak
lingkungan yang nyaman pada area
memungkinkan genitalia/ perineum
penyebaran (selangkangan)
infeksi O:
10.15 c. Memberikan
tampak tidak nyaman
informasi tentang
perlindungan A:
infeksi
d. Memberikan Resiko infeksi
informasi tentang
imunisasi/vaksina P:
si untuk a. Kontrol penularan
pencegahan infeksi
infeksi b.Memantau
lingkungan yang
memungkinkan
penyebaran infeksi
c. Berikan informasi
tentang perlindungan
114
infeksi
d.Berikan informasi
tentang
imunisasi/vaksinasi
untuk pencegahan
infeksi
2 Selasa
22/08/23 a. Melakukan
pengkajian nyeri
09.00 1. Nyeri S:
secara
Akut komprehensif Mengatakan masih
termasuk lokasi, nyeri pada saat BAK
karakteristik,
durasi, frekuensi, O:
kualitas dan a. Meringis kesakitan
faktor presipitasi seperti tertusuk-
b. Mengobservasi tusuk
reaksi non verbal b. Skala nyeri: 6
dari (sedang)
ketidaknyamanan A:
c. Mengontrol
09.15 Nyeri akut
lingkungan yang
dapat P:
mempengaruhi
nyeri seperti suhu Intervensi masih
ruangan, dilanjutkan
pencahayaan dan
kebisingan
d. Memilih dan
melakukan
penanganan nyeri
(non
farmakologi)
yaitu distraksi
(pengalihan)
seperti
mendengarkan
musik dan
mengajarkan
pasien melakukan
tehnik relaksasi
nafas dalam.
09.30 Dx 2 a. Melakukan S:
115
10.00 Dx 3 a. Mengontrol S:
penularan infeksi
Resiko b. Memantau Os mengatakan masih
lingkungan yang tidak nyaman pada area
Infeksi genitalia/ perineum
memungkinkan
penyebaran (selangkangan)
infeksi O:
10.15 c. Memberikan
tampak masih tidak
informasi tentang
nyaman
perlindungan
infeksi A:
d. Memberikan
informasi tentang Resiko infeksi
imunisasi/vaksina
si untuk P:
pencegahan Intervensi masih
infeksi dilanjutkan
3 Rabu 1. Nyeri
a. Melakukan
23/08/23 Akut pengkajian nyeri S:
secara
09.00 mengatakan masih
komprehensif
nyeri pada saat BAK
termasuk lokasi,
karakteristik, O:
durasi, frekuensi, a. Meringis kesakitan
kualitas dan seperti tertusuk-
faktor presipitasi tusuk
b. Mengobservasi b. Skala nyeri: 6
reaksi non verbal (sedang)
dari A:
ketidaknyamanan
c. Mengontrol Masalah belum teratasi
116
lingkungan yang P:
dapat
mempengaruhi Intervensi dilanjutkan
nyeri seperti suhu oleh perawat ruangan
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
09.15 d. Memilih dan
melakukan
penanganan nyeri
(non
farmakologi)
yaitu distraksi
(pengalihan)
seperti
mendengarkan
musik dan
mengajarkan
pasien melakukan
tehnik relaksasi
nafas dalam.
09.30 Dx 2 a. Melakukan S:
perawatann Os mengatakan masih
Ganggua inkontinensia sering BAK mendesak
n urine secara tiba-tiba
b. Melakukan O:
Eliminasi
perawatan retensi Tampak masih lemas
urine A:
09.45 c. Mebantuan Masalah belum teratasi
perawatan diri: P:
eliminasi Intervensi dilanjutkan
d. Membantu oleh perawat ruangan
berkemih
10.00 Dx 3 a. Mengontrol S:
penularan infeksi
Resiko b. Memantau Os mengatakan masih
lingkungan yang tidak nyaman pada area
Infeksi genitalia/ perineum
memungkinkan
penyebaran (selangkangan)
infeksi O:
10.15 c. Memberikan tampak masih tidak
informasi tentang nyaman
perlindungan A:
infeksi Masalah belum teratasi
d. Memberikan P:
informasi tentang Intervensi dilanjutkan
imunisasi/vaksina oleh perawat ruangan
si untuk
117
pencegahan
infeksi
118
1. Pengertian
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan
baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat
kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya (Leez,
2012).
2. Tujuan
1. Membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal.
2. Memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan sehingga dapat
mengurangi hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan
perkembangan kondisi kesehatan pasien.
3. Membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum disebelum
dipulangkan.
3. Manfaat
1. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di
rumah.
2. Meningkatkan kemampuan pasien dalam kesiapan melakukan perawatan
di rumah.
3. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam memperbaiki dan
mempertahankan status kesehatan klien.
4. Prinsip
1. Discharge planning harus merupakan proses multidisiplin, dimana
sumber- sumber untuk mempertemukan kebutuhan pasien dengan
pelayanan kesehatan ditempatkan pada satu tempat.
119
6. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 57 Tahun
Jenis kelamin : Laki Laki
Alamat : Jln. Binjai Km.18
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Tggl masuk : 31 / 08 / 2023
NO RM : 71.24.84
Ruangan / kelas / bed : Hemodialisa
Tggl Pengkajian : 01 / 08 / 2023
Diagnosa Medis : GGK (Gagal Ginjal Kronik)
120
III. MATERI
Terlampir
IV. MEDIA
Leaflet
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
123
2. 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi Menyimak dan
penyuluhan secara berurutan memperhatikan
dan teratur.
Materi :
1. Pengertian Aroma terapi
lemon
2. Cara penggunaan aroma
terapi lemon
3. Manfaat aroma terapi
lemon
3. 10 menit Evaluasi :
1. Memberi kesempatan Bertanya dan
kepada pasien untuk Menjawab
bertanya
2. Memberi kesempatan
kepada pasien untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4. 2 menit Penutup :
Menyimpulkan materi Menjawab salam
penyuluhan yang telah
disampaikan
Mengkahiri penyuluhan dengan
salam
MATERI PENYULUHAN
NAMA
NAMA : EKI JUANDA
Makmur
NIM
NIM : 2014901191
2214901220
TEMPAT
TEMPAT :: RSU
RSULATERSIA
LATERSIA BINJAI
BINJAI
III. MATERI
Terlampir
IV. MEDIA
Leaflet
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
128
2. 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi :
1. Definisi Gagal Ginjal
Kronik
2. Gejala Gagal Ginjal Kronik
3. Penyebab Gagal Ginjal
Kronik
4. Upaya Pencegahan
Penyakit Gagal Ginjal
Kronik
5. Petalaksanaan
3. 10 menit Evaluasi :
1. Memberi kesempatan Bertanya dan
kepada pasien untuk Menjawab
bertanya
2. Memberi kesempatan
kepada pasien untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4. 2 menit Penutup :
Menyimpulkan materi Menjawab salam
penyuluhan yang telah
disampaikan
Mengkahiri penyuluhan dengan
salam
MATERI
GAGAL GINJAL KRONIK
A. DEFINISI
Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang irevesibel pada suatu derajat dimana memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Salah
satu sindrom klinik yang terjadi pada gagal ginjal adalah uremia. Hal ini
disebabkan karena menurunnya fungsi fungsi ginjal.
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irevesibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampahnitrogen lain dalam darah).
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik dibagi
atas 3, yaitu:
1. Konservatif
a. Dilakukan pemeriksaan lab. Darah
b. Observasi keseimbangan cairan
c. Observasi adanya edema
d. Batasi cairan yang masuk
2. Dialysis
a. Peritoneal dialysis, biasa dilakukan pada kasus-kasus emergency
131
b. Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat
akut adalah CAPD (continues ambulatory peritonial dialysis)
3. Hemodialisis
Yaitu dialysis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodialysis dilakukan melalui daerah
fermoralis nsmun untuk mempermudah, maka dilakukan:
a. AV fistule: menggabungkan vena dan arteri
b. Double lumen: langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke jantung)
c. Operasi: pengambilan batu, transplantasi ginjal
132
Daftar Pustaka
Supartondo. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit,
FKUI
Suyono, Slamet. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
133
NAMA : Makmur
NIM : 2214901220
TEMPAT : RSU LATERSIA BINJAI
Yolanda Sherly
Akoit *)
Ns. Zumrotul Choiriyah,S.Kep.,M.Kes**)
Ns. Heni
Purwaningsih,S.Kep.,M.K
ep***)
*) Alumni Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran
**) Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran
***) Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran
ABSTRAK
Kata Kunci : Gagal ginjal kronik, Hemodialisa, mual muntah, aroma terapi
lemon
Kepustakaan: 40 (2005-2016
136
ABSTRACT
Background: Patients with chronic renal failure final stage requires hemodialysis
therapy to relieve symptoms and prolong life indirectly. Hemodialysis process is not
without risk in the implementation of a complication one of which is nausea and
vomiting that are affected by the length of time hemodialysis, urea and the amount of
ultrafiltration. Nausea and vomiting can be prevented by using lemon aromatherapy by
inhalation directly. When inhaled aromatherapy lemon will give the
pharmacological effects through the bloodstream and through the nerves olfaktory.
The purpose of this study to determine the effect of lemon aromatherapy to decrease
the intensity of nausea and vomiting in patients with chronic renal failure undergoing
hemodialysis.
Method: This was a quasi-experimental study with nonequivalent control group
design. The intensity of nausea and vomiting was measured by using Numeric
Rating Scale (NRS). Analysis used Wilcoxon test and Mann Whitney Test.
Result: Mann Whitney test results obtained obtained p-value = 0.000, which means
no significant effect of aromatherapy lemon on the intensity of nausea and vomiting in
patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis in hospitals and hospitals
Ambarawa Ungaran.
Suggestion:Lemon aromatherapy can be used as a non-pharmacological
therapy to reduce nausea and vomiting in patients with chronic renal failure
undergoing hemodialysis.
Keywords : Chronic renal failure, Hemodialysis, Nausea, Vomiting, Lemon
Aromatherapy
Bibliographies: 40 (2005-2016)
136
Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas Mual dan Muntah Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Ungaran
dan RSUD Ambarawa
137
Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas Mual dan Muntah Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Ungaran
dan RSUD Ambarawa
138
Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas Mual dan Muntah Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Ungaran
dan RSUD Ambarawa
139
Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas Mual dan Muntah Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Ungaran
dan RSUD Ambarawa
140
Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas Mual dan Muntah Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Ungaran
dan RSUD Ambarawa
141
Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas Mual dan Muntah Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Ungaran
dan RSUD Ambarawa
142
derivat monoterpen umumnya bekerja tekanan darah serta cranial nervus IX,
berdasarkan mekanisme penghambat X, XI, XII. Aroma terapi lemon
musculotropic namun beberapa senyawa menekan kerja cranial nervus tersebut
bekerja pada neurotropic. Muscolotropic sehingga terjadi penurunan mual dan
artinya derivat monterpen akan muntah.
mengahambat enzim aseltikolin –esterase,
dengan menginaktifkan asetil kolin Berdasarkan hasil penelitan yang
spasmogenik. Oleh sebab itu kadar dilakukan oleh peneliti terhadap 17
monoterpen bekerja langsung pada otot responden pada kelompok intervensi di
yaitu pada otot- otot polos pernapasan RSUD Ungaran dapat disimpulkan
yaitu difragma dan otot abdomen sehingga bahwa terdapat perbedaan intensitas
terjadi penurunan mual dan muntah mual dan muntah sebelum dan sesudah
(Muchtaridi, 2015). diberikan aromaterapi lemon. Hasil uji
Mann Whitney diperoleh diperoleh p-
Ketika dihirup aroma-aroma ini value =0,000 kemudian dibandingkan
bekerja pada sistem saraf pusat dan dengan nilai α (0,05) dimana p-
merangsang organ-organ pencernaan value<α (0,05). Hal ini menunjukkan
(Akoso, 2013). Minyak jeruk bahwa ada pengaruh aromaterapi
meningkatkan aktifitas saraf parasimpatis lemon yang signifikan terhadap
dan menurukan aktivitas saraf simpatis intensitas mual dan muntah pada pasien
dengan mengurangi sekresi saliva gagal ginjal kronik yang menjalani
sehingga mengurangi rasa mual.Aroma hemodialisa di RSUD ungaran dan
yang bersifat stimulan seperti bau RSUD Ambarawa. Hal ini sejalan
minyak citrus limon akan mempengaruhi dengan hasil penelitian Dianty (2016)
lokus seruleus yang kemudian melepaskan yang mengemukakan bahwa ada
noradrenalin, serotonin dan endorfin pengaruh pemberian inhalasi
sehingga rasa mual muntah dapat menurun aromaterapi lemon terhadap morning
dikarenakan adanya rasa rileks dan sickness pada ibu hamil dengan p-
emosi yang stabil (Price, value=0,000.
2006).
Kelompok kontrol di RSUD
Emosi dapat mempengaruhi motilitas Ambarawa
lambung dengan bekerja melaui sistem
saraf outonom untuk memengaruhi derajat Dari hasil penelitian yang
ekstitabilitas otot polos lambung dilakukan oleh peneliti pada 17
(Sherwood, 2014). Pada kondisi tanpa responden yaitu kelompok kontrol di
stres, impuls dari serabut- serabut RSUD Ambarawa pre-test memiliki
parasimpatis (kolinergik) yang menonjol, nilai median sebesar 3,000 dengan
menyebabkan tubuh merasa nyaman dan intensitas minimal adalah 1 dan
menekan reflek mual dan muntah (Cook, maksimal 5. Intensitas mual dan
2008). Sistem saraf parasimpatis terletak di muntah pada 17 responden kelompok
batang otak (midbrain dan kontrol pro-test memiliki nilai median
medullaoblongata) dimana mengontrol 2,000 dengan intensitas minimal adalah
jantung dan 1 dan maksimal 4.
Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas Mual dan Muntah Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Ungaran
dan RSUD Ambarawa
143
Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas Mual dan Muntah Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Ungaran
dan RSUD Ambarawa
144
DAFTAR PUSTAKA
Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas Mual dan Muntah Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Ungaran
dan RSUD Ambarawa
145
Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Intensitas Mual dan Muntah Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Ungaran
dan RSUD Ambarawa