7243 18499 1 SM
7243 18499 1 SM
7243 18499 1 SM
Jurnal
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Teknologi
homepage jurnal: https://ojs.unimal.ac.id/jtk Kimia
Unimal
Abstrak
Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) merupakan salah satu tanaman yang
potensial digunakan untuk bidang medis, industri serta pangan. Porang memiliki
kandungan glukomanan yang tinggi. Selain mengandung senyawa glukomanan,
umbi porang juga mengandung senyawa kalsium oksalat. Kalsium oksalat pada
umbi porang dapat menyebabkan iritasi dan gatal pada lidah saat dikonsumsi
serta dapat menyebabkan gangguan ginjal bila dikonsumsi berlebih. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar kalsium oksalat dengan metode
perebusan dalam larutan NaHCO3, dengan variasi suhu dan waktu perebusan,
sehingga dapat menaikkan kadar glukomanan pada tepung porang. Metode yang
digunakan dalam penentuan kadar kalsium oksalat adalah titrasi
permanganometri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar glukomanan
tertinggi yang diperoleh pada suhu 80⁰C dengan waktu 70 menit yaitu sebesar
84,98%, kemudian hasil kadar air paling rendah yaitu sebesar 1,42% pada suhu
dan waktu reaksi yang sama, kemudian untuk hasil kadar abu pada umbi porang
diperoleh nilai sebesar 3,99% dengan waktu 70 menit dan suhu 80 ⁰C dan
penurunan kadar kalsium oksalat pada tepung porang yang paling baik diperoleh
pada proses perebusan dengan suhu 80 ⁰C yang dilanjutkan dengan waktu 70
menit sebesar 48,6 mg/100 gram. Penurunan kadar kalsium oksalat pada tepung
porang ini sudah aman untuk dikonsumsi karena sudah memenuhi ambang batas
yang dianjurkan yaitu sebesar 71 mg/100 gram.
Kata kunci: Umbi porang, Kalsium oksalat, Glukomananan, Perebusan, dan
NaHCO3.
1. Pendahuluan
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang besar terutama pada
jenis tumbuhan. Salah satu jenis tumbuhan yang terdapat di Indonesia adalah
Amorphophallus sp. Salah satu jenis Amorphophallus yang sangat potensial
untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor di Indonesia adalah porang.
1
Eka Sri Astuti/ Jurnal Teknologi Kimia Unimal 11 :1 (Mei 2022) 1–10
Umbi porang merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.
Tidak banyak yang mengenal umbi porang sebagai bahan pangan lokal yang
banyak tumbuh di lahan hutan di Jawa Timur. Porang (Amorphophallus) adalah
salah satu jenis tanaman iles-iles yang tumbuh dalam hutan. Porang merupakan
tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah. Umbi porang berpotensi
memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena mengandung glukomanan yang baik
untuk kesehatan, dan dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan, tetapi
porang juga mengandung asam oksalat yang tidak baik jika dikonsumsi (Sitompul
& Suryana, 2018)
Salah satu kendala dalam penggunaan umbi porang adalah adanya rasa
gatal yang disebabkan oleh senyawa oksalat dan proteinase. Konsumsi makanan
yang mengandung oksalat tinggi dapat mengganggu kesehatan karena dapat
menyebabkan terbentuknya batu ginjal serta menurunkan absorpsi kalsium
didalam tubuh. Pengurangan kadar oksalat dilakukan dengan perendaman dalam
larutan asam, basa, garam (untuk menurunkan kadar oksalat tak larut) serta
perendaman dalam air hangat (untuk menurunkan kadar oksalat terlarut)
(Penelitian et al., 2017)
sistematis asam etanadioat. Asam oksalat dapat ditemukan dalam bentuk bebas
ataupun dalam bentuk garam. Bentuk yang lebih banyak ditemukan dalam bentuk
garam. Standar mutu tepung porang dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1 Standar Mutu Tepung Porang
Parameter Persyaratan
No
1 Kadar Air 10,0%
2 Kadar Glukomanan >80%
3 Kadar Abu 4%
4 Kadar Sulfit <0,03%
5 Kadar Timah <0,003%
6 Kadar Arsenik <0,001%
7 Kalori 3 Kkal/100g
8 Kadar Kalsium Oksalat 71 mg/100g
9 Viskositas (konsentrasi tepung 1%) >35.000 mps
10 pH (pada konsentrasi tepung 1%) 7
11 Kenampakan Putih
12 Ukuran Partikel 90 mesh
Penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu persiapan bahan baku,
perebusan umbi menggunakan larutan NaHCO3 6% dengan memvariasikan waktu
dan suhu perebusan, pembuatan tepung porang, ekstraksi glukomanan
menggunakan larutan etanol 70% kemudian dianalisa kalsium oksalat
menggunakan metode permanganometri, kadar air, kadar abu dan analisa gugus
fungsional menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR).
dihaluskan dan diayak dengan ayakan ukurun 100 mesh. Tepung yang diperoleh
kemudian dianalisa kadar kalsium oksalatnya.
4
Eka Sri Astuti/ Jurnal Teknologi Kimia Unimal 11 :1 (Mei 2022) 1–10
5
Eka Sri Astuti/ Jurnal Teknologi Kimia Unimal 11 :1 (Mei 2022) 1–10
3.2 Pengaruh Waktu dan Suhu Perebusan terhadap Kadar Glukomanan (%)
Berdasarkan hasil uji glukomanan yang di dapat, bahwa suhu dan waktu
reaksi mempengaruhi kadar glukomanan. Hasil yang didapatkan yaitu nilai
glukomanan pada masing-masing sampel umbi porang dengan variasi suhu dan
waktu reaksi mengalami peningkatan. Nilai tertinggi pada penelitian ini adalah
84,98% dari suhu 80°C dengan waktu 70 menit. Tinggi rendahnya kadar
glukomanan yang dihasilkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis tanaman
atau spesies, semakin tua umur tanaman semakin tinggi kadar glukomanan yang
dihasilkan serta perlakuan saat pengeringan, bagian yang digiling serta alat yang
digunakan (Andriani & Arizal, n.d.)
3.3 Pengaruh Waktu dan Suhu Perebusan terhadap Kadar Abu (%)
Kadar abu adalah salah satu tolak ukur dari kualitas tepung porang. Kadar
abu yang tinggi dalam tepung porang mempengaruhi warna produk. Semakin
tinggi kadar abu maka warna dari tepung menjadi semakin kecokelatan.
6
Eka Sri Astuti/ Jurnal Teknologi Kimia Unimal 11 :1 (Mei 2022) 1–10
3.4 Pengaruh Waktu dan Suhu Perebusan terhadap Kadar Air (%)
7
Eka Sri Astuti/ Jurnal Teknologi Kimia Unimal 11 :1 (Mei 2022) 1–10
Berdasarkan hasil uji kadar air dapat kita lihat bahwa suhu dan waktu
mempengaruhi kadar air tepung porang, hasil yang didapatkan yaitu kadar air
pada masing-masing sampel tepung porang dengan variasi suhu dan waktu yang
konstan. Kadar air dengan nilai terendah di peroleh pada suhu 80°C dan waktu
reaksi 70 menit dengan persentase 1,42%.
Kadar air dalam bahan makanan ikut menentukan keseragaman dan daya
tahan bahan makanan tersebut. Untuk memperpanjang daya tahan bahan maka
sebagian air dalam bahan makanan harus dihilangkan dengan cara yang sesuai
dengan jenis bahan seperti cara pengeringan.
8
Eka Sri Astuti/ Jurnal Teknologi Kimia Unimal 11 :1 (Mei 2022) 1–10
9
Eka Sri Astuti/ Jurnal Teknologi Kimia Unimal 11 :1 (Mei 2022) 1–10
5. Daftar Pustaka
1. Andriani, D., & Arizal, R. (N.D.). Ekstraksi Glukomanan Dari Tepung
Porang ( Amorphophallus Muelleri Blume ) Dengan Etanol Extraction Of
Glucomannan From Porang ( Amorphophallus Muelleri Blume ) Flour Using
Ethanol Ekstraksi Glukomanan Dari Tepung Iles-Iles Kuning … ( Nurlela ,
Dkk .).
2. Dengan, A., & Titrasi, M. (2019). Analisis Kadar Kalsium Oksalat Pada
Tepung Dalam Larutan Asam. 5(2).
3. Ftir, M., Nmr, S. E. M. D. A. N., & Faridah, A. (2014). Identifikasi Porang
Glukomanan Hasil Optimasi Ekstraksi. 8(2).
4. Pasaribu, G., Hastuti, N., Efiyanti, L., Waluyo, T. K., & Pari, G. (2019).
Optimasi Teknik Pemurnian Glukomanan Pada Tepung Porang (
Amorphophallus Muelleri Blume ) ( The Glucomannan Purification
Tecniques Optimation Of Porang ( Amorphophallus Muelleri Blume ) Flour
). 37(3), 201–208.
5. Penelitian, C., Dewi, S. K., Dwiloka, B., & Setiani, B. E. (2017).
Pengurangan Kadar Oksalat Pada Umbi Talas Dengan Penambahan Arang
Aktif Pada Metode Pengukusan. 6(2), 2–5.
6. Saputro, E. A., Lefiyanti, O., & Mastuti, E. (2014). Pemurnian Tepung
Glukomanan Dari Umbi Porang (Amorphophallus Muelleri Blume)
Menggunakan Proses Ekstraksi/ Leaching Dengan Larutan Etanol. Simposium
Nasional, 7–13.
7. Sitompul, M. R., & Suryana, F. (2018). Ekstraksi Asam Oksalat Pada Umbi
Porang (Amorphophallus Oncophyllus) Dengan Metode Mechanical
Separation. March, 1–4. Https://Doi.Org/10.12962/J23373539.V7i1.28831
8. Wardani, R. K., & Arifiyana, D. (2021). Pengaruh Lama Perendaman Dan
Suhu Larutan Jeruk Nipis Terhadap Kadar Kalsium Oksalat Pada Umbi
Porang. Journal Of Research And Technology, Vii(2460), 1–8.
9. Widari, N. S., & Rasmito, A. (2018). Penurunan Kadar Kalsium Oksalat
Pada Umbi Porang (Amorphopallus Oncophillus) Dengan Proses
Pemanasan Di Dalam Larutan NaCl 13(September), 1–4.
10