Agungsp,+1 +NOOR+NAILIE

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

JURNAL RISET MANAJEMEN Online ISSN : 2624-492X

Vol. 7, No. 1, Januari 2020, 95 – 104 Print ISSN : 2355-9381


https://doi.org/10.32477/jrm.v7i2.199

ANALISIS DAN PEMETAAN PRODUK UNGGULAN DAERAH KABUPATEN


JEPARA MELALUI PENDEKATAN SHIFT SHARE

Noor Nailie Azzat dan Febri Nugroho Mujiraharjo


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Saintek, Universitas Islam Nahdlatul Ulama
Jepara
[email protected]

Abstract

This study aims to analyse and map the featured product in Jepara using shift
share approach. There were two stages of analysis: 1) shift share analysis,
and 2) commodity profile analysis. Shift share analysis is conducted by using
Central Java GRDP (PDRB in Indonesian) and Jepara GRDP data, while
commodity profile analysis is conducted by observing business in featured
sector. The result showed that 6 of 17 business sector in Jepara had positive
competitiveness. The manufacturing sector has the highest competitive
advantage than other sectors. The two business in this sector that absorb a
lot of labour are the wood processing industry and the tile industry. The
implication of this research is that the local government need to improve the
managerial capabilities of business in this sector and accelerate the use of
technology in business activities.

Keywords: GRDP, Featured Product, Shift Share

PENDAHULUAN daerah terhadap pemerintah pusat (Utama dan


Kesuma, 2015).
Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator
Fungsi otonomi daerah dalam
keberhasilan pemerintah dalam mengelola
perekonomian adalah untuk mengelola
perekonomian masyarakatnya. Berbagai
sumberdaya-sumberdaya yang ada dengan
program pembangunan dilakukan oleh
membentuk pola kemitraan antara pemerintah
pemerintah guna melakukan akselerasi
daerah dengan sektor swasta. hal ini dilakukan
pertumbuhan ekonomi. Kerjasama antara
sebagai upaya dalam menciptakan lapangan
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
pekerjaan dan merangsang perkembangan
dalam mengelola sumber daya daerah masing-
kegiatan perekonomian di daerah terkait
masing menjadi salah satu kunci dalam
(Arsyad, 2005). di dalam Rencana
menumbuhkan beragam sektor perekonomian
Pembangunan Jangka Panjang Nasional
masyarakat. Indonesia menjadi salah satu
2005-2003, pembangunan ekonomi dilakukan
negara yang menerapkan kebijakan otonomi
secara bertahap melalui transformasi
setiap daerah sehingga pemerintah daerah
perekonomian berbasis keunggulan komparatif
dapat mengatur sendiri laju pertumbuhan
SDA daerah yang selanjutnya menjadi
ekonomi daerahnya masing-masing. Adanya
keunggulan kompetitif. Dengan adanya
otonomi ini mendorong pemerintah daerah
keunggulan kompetitif ini, pemerintah daerah
untuk membentuk kemandirian atau
perlu mengupayakan pertumbuhan ekonomi
mengurangi ketergantungan pemerintah
dengan memperhatikan sektor unggulan di
daerah masing-masing. Penentuan sektor

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 7 No. 2 (Juli 2020) 95


ANALISIS DAN PEMETAAN PRODUK UNGGULAN DAERAH KABUPATEN JEPARA
MELALUI PENDEKATAN SHIFT SHARE
unggulan dapat membantu pemerintah daerah Penelitian ini berkontribusi pada literatur
dalam menentukan prioritas pembangunan dan praktik mengenai sektor unggulan daerah.
daerah sesuai dengan potensi daerah yang Penelitian ini menggunakan teori pertumbuhan
dimiliki. Hal ini berkaitan dengan variasi potensi jalur cepat dimana setiap wilayah perlu melihat
daerah sehingga perlu mengetahui sektor sektor yang memiliki potensi besar dan dapat
ekonomi yang dominan (Basuki dan Gayatri, dikembangkan dengan cepat. Studi kasus
2009). penelitian ini adalah kabupaten Jepara
sehingga dengan adanya penelitian ini mampu
Salah satu indikator yang dapat
memberikan wawasan mengenai aplikasi teori
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi
pada kebijakan. Selanjutnya, hasil penelitian ini
adalah PDRB. Laju pertumbuhan ekonomi
dapat digunakan oleh pemerintah daerah
dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas
dalam menentukan prioritas pembangunan
dasar harga konstan tahun yang bersangkutan
perekonomian berdasarkan sektor-sektor
terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan
unggulan daerah. Dengan mengembangkan
ekonomi ini dipandang sebagai pertambahan
sektor unggulan ini, pemerintah daerah
jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh
menggali potensi daerah dengan cepat dan
semua lapangan usaha kegiatan ekonomi di
harapannya mampu meningkatkan laju
suatu daerah dalam kurun waktu satu tahun.
pertumbuhan perekonomian daerah.
Selama kurun waktu 2013-2017, laju
pertumbuhan ekonomi kabupaten Jepara lebih LANDASAN TEORI
rendah dari laju pertumbuhan ekonomi wilayah
Provinsi Jawa Tengah (BPS, 2017). Hal Teori Pertumbuhan Jalur Cepat
tersebut menunjukkan bahwa kabupaten Teori pertumbuhan jalur cepat ini
Jepara memiliki laju ekonomi yang sedikit diperkenalkan pertama kali oleh Samuelson
lambat dari pusat wilayahnya. Oleh karena itu, pada tahun 1955. Samuelson (1955)
penting bagi peneliti untuk menganalisis dan mengemukakan bahwa setiap wilayah perlu
memetakan sektor unggulan yang dimiliki oleh melihat sektor atau komoditi yang memiliki
Kabupaten Jepara. Tujuannya adalah agar potensi besar dan dapat dikembangkan
penelitian ini dapat digunakan sebagai salah dengan cepat melalui potensi sumber daya
satu dasar pemerintah daerah dalam alam yang memiliki competitive advantage.
memprioritaskan pembangunan perekonomian Kebutuhan modal yang sama pada sektor
di daerah tersebut. tersebut dapat memberikan nilai tambah yang
Ada beberapa pendekatan dalam lebih besar, berproduksi dalam waktu yang
menganalisis produk unggulan daerah. Salah relatif singkat, dan jumlah sumbangan untuk
satunya adalah pendekatan shift share. perekonomian juga cukup besar. agar
Pendekatan shift share merupakan sebuah pasarnya terjamin, produk tersebut perlu
analisis yang dilakukan dengan menembus dan bersaing di pasar
membandingkan perbedaan laju pertumbuhan internasional. Perkembangan pada sektor
berbagai sektor industri di daerah dengan tersebut pun akan mendorong sektor lain untuk
wilayah yang lebih besar (Tarigan, 2005). ikut berkembang sehingga perekonomian
Analisis ini berguna untuk mengetahui sektor semakin lama akan semakin bertumbuh
industri yang potensial untuk dikembangkan di (Tarigan, 2007).
suatu daerah (Tarigan, 2005). Beberapa Produk Unggulan Daerah
peneliti sebelumnya menggunakan
pendekatan ini dalam menganalisis produk Produk Unggulan Daerah (PUD)
unggulan daerah (Soleh dan Maryoni, 2017; merupakan komoditas baik berbentuk barang
Basuki dan Mujiraharjo, 2018; Utama dan atau jasa yang berada di daerah tertentu dan
Kesuma, 2015). Pada kasus ini, peneliti menjadi kekayaan local yang mempunyai
menganalisis produk unggulan daerah potensi ekonomi dan daya saing tinggi dan
kabupaten Jepara dengan menggunakan mampu menyerap tenaga kerja yang berada di
pendekatan shift share. Kawasan tersebut, yang di olah berdasarkan
kearifan lokal dan mampu di serap oleh pasar

96 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 7 No. 2 (Juli 2020)


Noor Nailie Azzat
Febri Nugroho Mujiraharjo
baik domistik ataupun luar sehingga mampu 10. Teknologi yang di gunakan
berkembang dan mendorong perekonomian 11. Manajemen Usaha
local di Kawasan tersebut. (Permendagri No 9 12. Harga
tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan
Produk Unggulan Daerah (PUD)).
METODE PENELITIAN
Indeks Konsep Pembangunan Ekonomi
Daerah melalui Pengembangan Produk Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Unggulan Daerah Jepara dengan menggunakan dua data, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer
Usaha mengembangkan dan
diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan
menumbuhkan perekonomian masyarakat
oleh peneliti dan data sekunder diperoleh dari
merupakan pilar yang penting dalam
data yang dikeluarkan oleh BPS Jawa Tengah
membentuk daerah yang mandiri yang
dan BPS Kabupaten Jepara pada kurun waktu
merupakan tujuan dari desentralisasi
2013-2017.
kekuasaan. Di dalam Perencanan
Pembangunan daerah dapat diartikan sebagai Variabel penelitian yang digunakan
suatu tahapan atau proses dimana pemerintah adalah PDRB menurut lapangan usaha
daerah dan masyarakat melakukan pengelola Kabupaten Jepara dan Provinsi Jawa Tengah
sumber daya alam atau manusia yang ada dan selama 2013-2017. Berikut ini adalah lapangan
membentuk jaringan kemitraan antara usaha yang menjadi dasar dalam ketetapan
pemerintah daerah dengan swasta untuk PDRB:
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan Tabel 1. Lapangan Usaha berdasar
merangsang perkembangan Perekonomian penetapan PDRB
daerah tersebut.
No Lapangan Usaha
Di dalam pengembangan Produk
Unggulan daerah berdasarkan permendagri no 1 Pertanian
9 tahun 2014 tentang pedoman 2 Pertambangan Dan Penggalian
pengembangan Produk Unggulan Daerah 3 Industri Pengolahan
dapat dilakukan melalui: 4 Pengadaan Listrik Dan Gas
1. Pengembangan PUD melalui Cluster 5 Pengadaan Air
Industri 6 Bangunan
2. Pengembangan PUD melalui Model 7 Perdagangan Besar Dan Eceran
Kompetensi Inti
8 Transportasi
3. Pengembangan PUD Melalui Model One
9 Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum
Village One Product (OVOP).
10 Informasi Dan Komunikasi
11 Jasa Keuangan Dan Asuransi
Oleh sebab itu maka untuk menetapkan
komoditas unggulan daerah maka pemerintah 12 Real Estat
melalui permendagri no 9 tahun 2014 13 Jasa Perusahaan
menetapkan kriteria produk unggulan daerah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, Dan
adalah sebagai berikut: 14 Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan
1. Penyerapan Tenaga Kerja
2. Sumbangan Terhadap Perekonomian 16 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial
3. Merupakan Sektor Basis Ekonomi Daerah 17 Jasa Lainnya
4. Dapat Diperbaharui
5. Unsur Sosial Budaya
Penelitian ini menggunakan analisis shift
6. Ketersediaan Pasar
share dalam menentukan produk unggulan
7. Ketersediaan Bahan Baku
yang kemudian dianalisis profil komoditasnya.
8. Modal
Analisis shift share merupakan analisis yang
9. Sarana dan Prasarana Produksi
digunakan untuk mengetahui terjadinya

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 7 No. 2 (Juli 2020) 97


ANALISIS DAN PEMETAAN PRODUK UNGGULAN DAERAH KABUPATEN JEPARA
MELALUI PENDEKATAN SHIFT SHARE
pergeseran pangsa sektor-sektor ekonomi di Y*ij = PDRB dari sektor i di daerah j akhir
suatu daerah. Selain itu, analisis shift share tahun analisis (Kab. Jepara)
diperlukan untuk menganalisis kontribusi Gij = Pertumbuhan PDRB Total
sektoral PDRB sehingga dapat diketahui Kabupaten Jepara
struktur perekonomian suatu daerah dan Nij = Komponen National Share atau nilai
melihat sektor yang dominan atau yang pertumbuhan PDRB sektor i di daerah j (Kab.
berpengaruh di suatu daerah. Analisis ini Jepara)
mengombinasikan data ekonomi nasional dan Pij = Komponen Proportional Shift atau
ekonomi daerah (Mondal, 2009). Analisis shift bauran industri sektor i di daerah j (Kab.
share memiliki tiga komponen (Tarigan 2005; Jepara)
Putra 2011), yaitu: Dij = Komponen Differential Shift atau
keunggulan kompetitif sektor i di daerah j (Kab.
1. National Share (N)
Jepara)
Komponen ini menjelaskan
rn = rata-rata laju pertumbuhan PDRB di
perbandingan pertumbuhan ekonomi
daerah n (Provinsi Jawa Tengah)
dari Kabupaten terkait dengan
rin = laju pertumbuhan PDRB sektor I di
pertumbuhan ekonomi daerah yang
daerah n (Provinsi Jawa Tengah)
lebih luas. Pada penelitian ini, studi
rij = Laju pertumbuhan PDRB sektor i di
kasus difokuskan pada kabupaten
daerah n (Kabupaten Jepara).
Jepara dengan melihat pertumbuhan
Selanjutnya, tahap analisis profil
ekonomi Provinsi Jawa Tengah
komoditas diperlukan untuk melihat sebaran
sebagai pembanding.
komoditas tersebut. Pada tahap ini, peneliti
2. Proportional Shift (P)
melakukan observasi terhadap beberapa
Komponen ini menjelaskan perubahan
usaha pada sektor unggulan yang potensial.
kinerja dari suatu sektor ekonomi di
Peneliti melakukan identifikasi terhadap
suatu daerah (Kabupaten Jepara)
beberapa aspek usaha seperti penyerapan
terhadap sektor yang sama di daerah
tenaga kerja, sumbangan terhadap
yang dijadikan referensi (Provinsi
perekonomian, ketersediaan bahan baku,
Jawa Tengah).
modal, dan sarana prasarana produksi.
3. Differential Shift (D)
Komponen ini menunjukkan
kemampuan daya saing industri di
HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu daerah (Kabupaten Jepara)
dengan perekonomian di daerah yang 1. Gambaran Umum Kabupaten Jepara
dijadikan referensi (Provinsi Jawa Kabupaten Jepara merupakan salah
Tengah). satu Kabupaten yang berada di Provinsi
Rumus yang digunakan dalam analisis JawaTengah yang secara geografis terletak di
shift share adalah sebagai berikut: utara Kabupaten Demak dan barat Kabupaten
𝐺𝑖𝑗 = 𝑌 ∗ 𝑖𝑗 − 𝑌𝑖𝑗 Pati dan Kudus, menurut peraturan kepala
badan pusat statistik (BPS) Nomor 37 tahun
= 𝑁𝑖𝑗 + 𝑃𝑖𝑗 + 𝐷𝑖𝑗 2010 tentang klasifikasi perkotaan dan
𝑁𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 . 𝑟𝑛 pedesaan di Indonesia menempatkan
kabupaten jepara sebagaian besar daerahnya
𝑃𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 (𝑟𝑖𝑛 − 𝑟𝑛)
merupakan kawasan pedesaan hal ini dapat
𝐷𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛) dilihat dari tingkat kepadatan penduduk
sebesar 1.218/Km2 (Kabupaten Jepara dalam
Keterangan:
Angka Tahun 2018).
i = Sembilan sektor ekonomi yang
diteliti Dari data yang diperoleh dari Badan
j = Wilayah yang diteliti (Kab. Jepara) Pusat Statistik Jepara dalam angka tahun 2018
Yij = PDRB dari sektor i di daerah j awal menyatakan bahwa sebagai besar mata
tahun analisis (Kab. Jepara) pencaharian penduduk Kabupaten Jepara

98 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 7 No. 2 (Juli 2020)


Noor Nailie Azzat
Febri Nugroho Mujiraharjo
adalah sebagai karyawan swasta sebesar 116.094,62 (dalam miliar). Hal ini berarti
105.077 (44%) , nelayan, petani dan peternak perekonomian Jepara tumbuh lebih cepat
sebanyak 92.079 (39%) dan sisanya sebagai daripada pertumbuhan rata-rata provinsi.
ASN, pensiunan dan karyawan BUMN, BUMD. Sektor yang memiliki pertumbuhan paling
cepat adalah
2. Analisis Shift Share
Analisis Shift Share dilakukan dengan sektor industri pengolahan, yaitu
menggunakan data PDRB Jawa Tengah dan sebesar Rp. 39.707,48 (dalam miliar).
PDRB Kabupaten Jepara selama kurun waktu Selanjutnya, berdasarkan pergeseran
2013-2017. Berikut ini merupakan struktur proporsional (Proportional Shift/Pij), seluruh
pembentuk PDRB Kabupaten Jepara selama sektor perekonomian Kabupaten Jepara
kurun waktu tersebut: memiliki nilai proporsi yang positif. Artinya,
pertumbuhan sektor perekonomian di
Kabupaten Jepara tumbuh lebih cepat
dibandingkan sektor sejenis di tingkat provinsi.
Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Jepara
memiliki pertumbuhan yang cepat.
Dilihat dari sisi pergeseran diferensial
(Differensial Shift/Dij), terdapat beberapa
sektor yang memiliki nilai positif dan juga
negatif. Sektor yang memiliki nilai positif
diantaranya adalah: 1) industri pengolahan, 2)
bangunan, 3) penyediaan akomodasi dan
makan minum, 4) informasi dan komunikasi, 5)
jasa perusahaan, dan 6) jasa kesehatan. Di sisi
Gambar 1. Struktur PDRB Kabupaten Jepara
lain, sektor yang memiliki nilai negatif
Sumber : PDRB Kabupaten Jepara tahun
diantaranya adalah: 1) pertanian, 2)
2013 - 2017
pertambangan dan penggalian, 3) pengadaan
Gambar 1 menunjukkan bahwa sektor
listrik dan gas, 4) pengadaan air, 5)
pembentuk PDRB kabupaten jepara di topang
perdagangan besar dan eceran, 6)
oleh sektor industri pengolahan sebesar 33 %,
transportasi, 7) jasa keuangan dan asuransi, 8)
sektor perdagangan besar dan eceran sebesar
real estat, 9) administrasi pemerintahan,
18 % dan Sektor Industri pertanian sebesar 13
pertahanan, dan jaminan sosial wajib, 10) jasa
%. Pada sektor industri olahan sebagian besar
pendidikan, dan 11) jasa lainnya. Industri
di topang oleh sub sektor industri olahan kayu,
pengolahan memiliki daya saing paling kuat
baik industri furniture ataupun industri olahan
dengan nilai positif sebesar Rp. 10.526,34
kayu.
(dalam miliar). Meskipun sektor yang memiliki
Peneliti melakukan analisis shift share nilai positif lebih sedikit, secara keseluruhan
dengan menggunakan data PDRB Jawa sektor ekonomi di Kabupaten Jepara memiliki
Tengah dan Kabupaten Jepara, serta data laju daya saing yang kuat atau memiliki keunggulan
pertumbuhan Jawa Tengah dan Kabupaten kompetitif yang tinggi dilihat dari nilai total yang
Jepara tahun 2013-2017 yang ditunjukkan bernilai positif.
pada tabel 2.
Berdasarkan nilai national share,
Berdasarkan data tersebut, rerata proportional shift, dan differential shift, nilai
pertumbuhan daerah Jawa Tengah adalah pertumbuhan PDRB Total kabupaten Jepara
sebesar 5,278 (Rn). Pengaruh pertumbuhan bernilai positif. Artinya, kabupaten Jepara
ekonomi Jawa Tengah terhadap mengalami pertambahan nilai absolut atau
perekonomian Kabupaten Jepara (National kenaikan kinerja perekonomian daerah
Share/ Nij) menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp. 208.095,66 (dalam miliar).
terhadap semua sektor ekonomi yang ada
3. Analisis profil komoditas
dengan total nilai output sebesar Rp.

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 7 No. 2 (Juli 2020) 99


ANALISIS DAN PEMETAAN PRODUK UNGGULAN DAERAH KABUPATEN JEPARA
MELALUI PENDEKATAN SHIFT SHARE
Hasil analisis shift share menunjukkan sebesar 33 % sesuai dengan
bahwa sektor industri pengolahan memiliki perhitungan di atas.
daya saing yang paling kuat diantara sektor c. Merupakan Sektor Basis Ekonomi
lainnya. Hal ini berarti sektor industri Daerah
pengolahan menjadi sektor unggulan yang d. Dapat Diperbaharui
dimiliki oleh Kabupaten Jepara. Oleh karena Industri olahan merupakan produk non
itu, peneliti melakukan analisis profil komoditas Batu bara sehingga menurut

Tabel 2. Hasil Analisis Shift Shar


PERTUMBUHAN ( R ) KOMPONEN
Nij (Eij x
NO SEKTOR Rn Rin Rij Rn) Pij Dij Gij
1 Pertanian 6,27 5,43 17.481,80 3.292,41 -2.784,39 17.989,82
Pertambangan Dan
2 Penggalian 17,01 12,76 2.184,33 4.856,21 -1.757,93 5.282,61
3 Industri Pengolahan 9,18 10,58 39.707,48 29.349,15 10.526,34 79.582,96
4 Pengadaan Listrik Dan Gas 10,11 9,99 107,15 98,08 -2,50 202,73
5 Pengadaan Air 5,82 5,39 74,29 7,67 -6,07 75,89
6 Bangunan 10,31 10,94 7.716,43 7.361,73 922,67 16.000,82
Perdagangan Besar Dan
7 Eceran 8,62 8,18 19.678,69 12.452,29 -1.636,34 30.494,63
8 Transportasi 12,69 10,74 4.318,22 6.065,88 -1.600,65 8.783,44
Penyediaan Akomodasi Dan
9 Makan Minum 11,64 12,40 4.601,71 5.543,11 664,42 10.809,24
10 Informasi Dan Komunikasi 11,04 13,22 2.715,83 2.967,01 1.118,20 6.801,03
Jasa Keuangan Dan
11 Asuransi 10,74 9,92 2.512,97 2.600,16 -390,10 4.723,04
12 Real Estat 10,49 9,39 1.780,25 1.756,41 -368,14 3.168,52
13 Jasa Perusahaan 13,39 13,42 541,68 832,81 3,30 1.377,79
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, Dan Jaminan
14 Sosial Wajib 7,66 6,92 2.903,85 1.308,73 -404,04 3.808,54
15 Jasa Pendidikan 11,63 10,40 6.199,62 7.457,50 -1.436,67 12.220,45
Jasa Kesehatan Dan
16 Kegiatan Sosial 12,43 13,16 1.094,32 1.482,20 151,86 2.728,38
17 Jasa Lainnya 11,82 11,09 2.477,52 3.072,17 -344,62 5.205,07
Total 5,278 9,36 9,46 116.096,14 89.850,44 2.149,07 208.095,66
pada dua jenis usaha dalam sektor tersebut, permendagri no 9 tahun 2014
yaitu industri olah kayu dan genteng. tergolong komoditas yang dapat
diperbaharui dengan menanam pohon
kembali
4. Industri Olahan Kayu (Mebel/Furnitur) e. Unsur Sosial Budaya
a. Penyerapan Tenaga Kerja Industri furniture dan mebel
Pada industry ini serapan tenaga kerja mempunyai sejarah yang Panjang di
menurut data kabupaten jepara dalam kabupaten jepara dan mempunyai
angka tahun 2018 sebesar 77.187 budaya yang erat dengan daerah.
tenaga kerja yang mampu di serap dari f. Ketersediaan Pasar
sector ini Dengan berkembangnya kebutuhan
b. Sumbangan Terhadap Perekonomian akan ruang, rumah dan Gedung maka
Industry ini mempunyai kontribusi kebutuhan akan mebel dan furniture
sektoral yang besar terhadap akan selalu ada, hal ini dapat di lihat
perekonomian kabupaten jepara dari ekspor dari pelabuhan yang ada di
kabupaten Jepara cukup tinggi.

100 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 7 No. 2 (Juli 2020)


Noor Nailie Azzat
Febri Nugroho Mujiraharjo
g. Ketersediaan Bahan Baku kebanyakan tenaga kerja yang di ambil
Ketersediaan akan bahan baku cukup merupakan warga di sekitar industry
tinggi namun bahan baku kayu berasal tersebut.
dari luar kabupaten jepara dan hanya b. Sumbangan terhadap perekonomian
sedikit yang dihasilkan dari kabupaten Industry ini mempunyai kontribusi
jepara sendiri sectoral yang besar terhadap
h. Modal perekonomian kabupaten jepara
Dari hasil observasi yang dilakukan sebesar 33 % sesuai dengan
dapat disimpulkan bahwa sebagian perhitungan di atas.
besar permodalan dalam usaha ini c. Sektor basis Ekonomi Daerah
berasal dari modal sendiri d. Dapat Diperbaharui
i. Sarana dan Prasarana Produksi Industri olahan merupakan produk non
Sebagian besar sarana dan prasarana Batu bara sehingga menurut
yang digunakan dalam usaha ini masih permendagri no 9 tahun 2014
menggunakan peralatan tradisional tergolong komoditas yang dapat
dan belum menggunakan pendekatan diperbaharui dengan menanam pohon
modern. kembali
j. Teknologi yang di gunakan e. Unsur Sosial Budaya
Di dalam usaha mebel / furnitur ini Industri genting yang ada di kabupaten
belum banyak teknologi yang di adopsi jepara agak berbeda dengan industry
baik dari sistem produksinya ataupun genting di daerah yang lainnya, industri
alur produksinya, sehingga genteng di Jepara mempunyai
produktivitasnya belum begitu tinggi. keunikan tersendiri dengan sistem
k. Manajemen Usaha pres.
Jika ditinjau dari segi manajemen, f. Ketersediaan Pasar
pengolahan rumah produksi ini juga masih Dengan berkembangnya kebutuhan
di jalankan secara tradisonal karena baik akan ruang, rumah dan Gedung maka
pengolahan produksinya ataupun kebutuhan akan Genteng dan Bata
pengolahan manajemen usahanya masih akan selalu ada. Hal ini dapat dilihat
belum berjalan dengan baik. Manajemen dari ekspor dari pelabuhan yang ada di
usaha masih dicampurkan dengan urusan kabupaten Jepara cukup tinggi.
keluarga sehingga pembukuan keuangan, g. Ketersediaan Bahan Baku
asset, dan cash flow keuangan masih Bahan Baku yang digunakan untuk
tercampur antara usaha dan keluarga. genting di mayong kidul sangat
l. Harga melimpah karena banyak lahan
Dari segi harga, sebagian produk yang di pertanian yang ada, dimana sebagian
hasilkan dari usaha mebel / Furnitur ini besar lahan tersebut tidak diolah untuk
cukup bersaing dengan komoditas yang lahan pertanian akan tetapi untuk lahan
sama di pasaran tergantung dengan model, industri genteng dan batu bata.
bahan dan tingkat kesulitan dalam proses h. Modal
pengerjaan-nya. Dari hasil observasi yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa sebagian
5. Genteng besar permodalan dalam usaha ini
a. Penyerapan tenaga Kerja berasal dari modal sendiri.
Penyerapan industry genteng di i. Sarana dan Prasarana produksi
kabupaten jepara menurut data BPS Sebagian besar sarana dan prasarana
(kabupaten jepara dalam angka tahun yang digunakan dalam usaha ini masih
2018) mencapai angka 11.724 tenaga menggunakan peralatan tradisional
kerja hal memperlihatkan potensi dan belum menggunakan pendekatan
ekonomi yang besar karena perputaran modern
ekonomi yang mampu melibatkan j. Teknologi
masyarakat sekitar, karena

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 7 No. 2 (Juli 2020) 101


ANALISIS DAN PEMETAAN PRODUK UNGGULAN DAERAH KABUPATEN JEPARA
MELALUI PENDEKATAN SHIFT SHARE
Di dalam usaha mebel / furnitur ini kayu dan genteng. Kedua, peneliti hanya
belum banyak teknologi yang di adopsi menggunakan analisis shift share dalam
baik dari sistem produksinya ataupun mengidentifikasi sektor unggulan daerah.
alur produksinya, sehingga Peneliti selanjutnya dapat menggunakan
produktivitasnya belum begitu tinggi analisis lain seperti LQ atau metode
k. Manajemen Usaha perbandingan eksponensial. Hasil penelitian
Jika ditinjau dari segi manajemen tersebut akan memperkuat hasil penelitian ini.
pengolahan rumah produksi ini juga
Penelitian memberikan implikasi bahwa
masih di jalankan secara tradisonal
pemerintah daerah perlu meningkatkan
karena baik pengolahan produksinya
kemampuan manajerial bagi pelaku usaha
ataupun pengolahan manajemen
terutama di sektor industri pengolahan agar
usahanya masih belum berjalan
para pelaku usaha mampu mengelola
dengan baik karena masih bergabung
usahanya dengan baik. Selain itu, pemerintah
dengan manajemen keluarga.
daerah juga dapat memberikan kesempatan
l. Harga
usaha untuk mengakselerasi penggunaan
Dari segi harga, sebagian produk yang
teknologi di dalam kegiatan usaha. Beberapa
di hasilkan dari usaha mebel / Furnitur
upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah
ini cukup bersaing dengan komoditas
adalah dengan mempermudah kredit pinjaman
yang sama di pasaran tergantung
untuk pembelian teknologi, pemberian subsidi,
dengan model, bahan dan tingkat
dan bantuan teknologi untuk usaha pelaku
kesulitan dalam proses pengerjaan-
sektor industri pengolahan.
nya
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
Arsyad, L. (2005). Pengantar Perencanaan
Penelitian ini menunjukkan bahwa Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE
industri pengolahan menjadi sektor yang UGM. Yogyakarta.
memiliki keunggulan terbaik diantara sektor Basuki, A. T., & Gayatri, U. (2009). Penentu
lainnya di kabupaten Jepara. Dari 17 sektor sektor unggulan dalam pembangunan
lapangan usaha yang ada, hanya 6 sektor yang daerah: studi kasus di Kabupaten Ogan
memiliki daya saing positif, diantaranya adalah Komering Ilir. Jurnal Ekonomi & Studi
industri pengolahan, bangunan, penyediaan Pembangunan, 10(1), 34-50.
akomodasi dan makan minum, informasi dan Basuki, M., & Mujiraharjo, F. N. (2018). Analisis
komunikasi, jasa perusahaan, dan jasa Sektor Unggulan Kabupaten Sleman
kesehatan. Setelah dilakukan observasi pada Dengan Metode Shift Share Dan Location
dua jenis industri pengolahan, industri Quotient. Jurnal Sains Dan Teknologi
pengolahan kayu dan genteng mampu Industri, 15(1), 19-27.
menyerap tenaga cukup tinggi sehingga BPS. (2017). Produk Domestik Regional Bruto
potensial untuk dikembangkan oleh Kabupaten Jepara Menurut Lapangan
pemerintah daerah Kabupaten Jepara. Usaha 2013-2017. Badan Pusat Statistik
Meskipun begitu, masih ada beberapa Kabupaten Jepara.
kelemahan yang perlu diperhatikan oleh BPS. (2017). Produk Domestik Regional Bruto
pemerintah daerah, yaitu terkait manajemen Provinsi Jawa Tengah Menurut Lapangan
usaha yang belum baik dan penggunaan Usaha 2013-2017. Badan Pusat Statistik
teknologi yang masih minim. Provinsi Jawa Tengah
Mondal I, Wali. (2009). An Analysis of the
Penelitian ini memiliki beberapa
Industrial Development Potential of
keterbatasan. Pertama, peneliti hanya
Malaysia: A Shift Share Approach. The
melakukan observasi pada dua jenis usaha
Clute Institute, 7(5), 41-46.
pada sektor industri pengolahan, sehingga
Permendagri No 9 tahun 2014 Tentang
peneliti selanjutnya dapat melakukan
Pedoman Pengembangan Produk
observasi terhadap jenis usaha selain olahan
Unggulan Daerah (PUD)

102 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 7 No. 2 (Juli 2020)


Noor Nailie Azzat
Febri Nugroho Mujiraharjo
Putra, M.F. (2011). Studi Kebijakan Publik dan
Pemerintahan dalam Perspektif Kuantitatif.
Universitas Brawijaya (UB) Press, Cetakan
Pertama, April 2011, Malang.
Samuelson, P. A. (1955). Professor
Samuelson on operationalism in economic
theory: Comment. The Quarterly Journal of
Economics, 69(2), 310-314.
Soleh, A., & Maryoni, H. S. (2017). Analisis
Sektor Ekonomi Unggulan dan
Hubungannya dengan Kesempatan Kerja
dan Investasi di Kabupaten
Batanghari. Jurnal Ekonomi-Qu, 7(1).
Tarigan, Herlina. (2007). Peningkatan nilai
tambah melalui pengembangan
agroindustri pisang di kabupaten
Lumajang. Pusat Analisa Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian, Bogor.
Tarigan, R. (2005). Perencanaan
Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Utama, S., Made, I., Kesuma, A., & Luh, N.
(2015). Analisis Sektor Unggulan dan
Pergeseran Pangsa Sektor-Sektor
Ekonomi Kabupaten Klungkung. Jurnal
Ekonomi Kuantitatif Terapan, 8(1), 44332.

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 7 No. 2 (Juli 2020) 103


ANALISIS DAN PEMETAAN PRODUK UNGGULAN DAERAH KABUPATEN JEPARA
MELALUI PENDEKATAN SHIFT SHARE

104 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 7 No. 2 (Juli 2020)

Anda mungkin juga menyukai