Laporan 2 - Praktikum Rangkaian Listrik

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

RANGKAIAN SEDERHANA REAKTANSI INDUKTIF

DAN REAKTANSI KAPASITIF

NAMA : AMMILIA DARA NABILA

NIM : 20063073

PRODI : PEND. TEKNIK ELEKTRO

Dosen Pengampu :

Nevi Faradina, S.T., M.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mahasiswa dapat melakukan percobaan reaktansi induktif, reaktansi kapasitif, dan
reaktansi induktif induktif/kapasitif
2. Mahasiswa dapat menghitung besarnya reaktansi induktif dan kapasitif dari hasil
pengukuran.
B. TEORI SINGKAT
Reaktansi adalah suatu hambatan yang ditimbulkan oleh pengaruh frekuensi dengan
komponen pasif dari rangakaian.Karena Reaktansi disebabkan oleh dua komponen pasif
yaitu komponen induktor dan komponen kapasitif serta penggabungan dari kedua
komponen tersebut. Dari komponen itu akan didapatkan Reaktansi tersebut menjadi 3
reaktansi yaitu reaktan induktif, reaktansi kapasitif dan reaktansi penggabungan
(reaktansi).Reaktansi penggabungan dapat bersifat induktif atau reaktansi kapasitif.
1. Reaktansi Induktif (XL)
Jika suatu inductor dilewati oleh arus bolak balik,maka pada inductor akan
timbul tegangan lawan yang besarnya sebanding dengan arus dan besarnya inductor
yaitu
dan
2. Reaktansi Kapasitif (Xc)
Jika sumber arus boolak balik tersambung dengan sebuah Kapasitor, maka pada
kapasitor akan terjaditegangan pengisian dari kapasitor yang besarnya sebanding
dengan arus yang mengalir dan besarnya reaktansi kapasitif yaitu

3. Reaktansi (X)
Reaktansi ini merupakan penggabungan antara Reaktansi Induktif dan kapasitif.
Dalam rangkaian terdapat komponen inductor yang tersambung seri dengan
komponen kapasitif. Dari penjumlahan kedua rektansi tersebut didapatkanlah
reaktansi, karena arah dari reaktansi induktif dan kapasitif berlawanan arah maka
didapatkan rumus reaktansi yaitu

C. ALAT DAN BAHAN


1. Audio Function Generator (AFG)
2. Dekade Induktor
3. Dekade Kapasitor
4. Volt meter Aditeg
5. Ampmeter Aditeg
6. Kabel Penghubung secukupnya
D. RANGKAIAN PERCOBAAN
1. Reaktansi Induktif

2. Reaktansi Kapasitif
3. Reaktansi Kapasitif

E. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian kerja.
2. Pastikan polaritas dan batas ukur dari alat ukur tidak terbalik dengan batas ukur lebih
besar dari sumber.
3. Tentukan jenis tegangan sumber yang digunakan dalam rangkaian ini dan putar
selektor dari alat ukur ke posisi AC atau DC
4. Buat rangkaian kerja seperti gambar, konsultasikan dengan pembimbing anda untuk
dicek kebenarannya.
5. Hubungkan ke sumber tegangan listrik kemudian Atur frekuensi 50 Hz dan tegangan
AFG dengan memutar amplitudo hingga tegangan 5 Volt dari alat ukur voltmeter
yang digunakan. Setelah ini baru masukkan besar beban yang digunakan. Untuk
percobaan pertama adalah beban induktor sebesar 500 mH.
6. Lakukan pengamatan sesuai dengan yang diminta oleh tabel pengamatan.
7. Apabila telah selesai lanjutkan ke rangkaian kerja yang ke 2 dan ke 3 dengan cara
yang sama dan sesuai dengan yang diminta oleh tabel pengamatan.
8. Jika telah selesai melakukan percobaan kembalikan alat dan bahan ke tempat
semula.
F. TABEL PENGAMATAN
1. Reaktansi Induktif
L (mH) F (Hz) V (V) I (mA)
2H 25 Hz 3V 2.8 A
3H 50 Hz 3.6 V 2 A
4H 75 Hz 4V 1A
5H 100 Hz 4.3 V 0.5 A

2. Reaktansi Kapasitif
C( ) F (Hz) V (V) I (mA)
4 25 Hz 4.5 V 2.8 mA
6 50 Hz 2.9 V 6 mA
8 75 Hz 2.1 V 6.8 mA
12 100 Hz 1 V 7.4 mA

3. Reaktansi Induktif dan Kapasitif


L (mH) C ( ) F (Hz) V (V) I (mA)
2 4 25 Hz 3V 2.7 mA
3 6 50 Hz 3.8 V 2 mA
4 8 75 Hz 4.2 V 1 mA
5 12 100 Hz 4.5 V 0.5 mA

G. HASIL PERHITUNGAN
1. Reaktansi Induktif ( XL )
a.
b.

c.

d.

2. Reaktansi Kapasitif (
a.

Ω
b.

c.
d.

3. Reaktansi Induktif dan Kapasitif

a b c d

Ω Ω

Ω
H. ANALISIS DATA
1. Dari percobaan yang telah dilakukan, Jelaskan beda antara reaktansi induktif
dengan kapasitif !
a. Sifat Fisik Komponen: Reaktansi induktif terkait dengan komponen yang
disebut induktor, yang memiliki sifat menyimpan energi dalam bentuk
medan magnetik saat arus berubah. Sebaliknya, reaktansi kapasitif
terkait dengan kapasitor, yang memiliki sifat menyimpan energi dalam
bentuk medan listrik dalam lempengan-lempanagn paralel saat
tegangan berubah.

b. Pengaruh terhadap Arus: Reaktansi induktif (XL) menyebabkan aliran


arus mengalami fase tertinggal terhadap tegangan (arus terlambat). Di
sisi lain, reaktansi kapasitif (XC) menyebabkan aliran arus mengalami
fase maju terhadap tegangan (arus terdepan). Ini terjadi karena
perbedaan dalam cara masing-masing komponen menyimpan dan
melepaskan energi. Nilai Reaktansi: Reaktansi induktif (XL) dihitung
dengan rumus

c. Nilai Reaktansi : Reaktansi induktif (XL) dihitung dengan rumus


sementara reaktansi kapasitif (XC) dihitung dengan rumus

di mana f adalah frekuensi sinyal dan L adalah induktansi

(henry) untuk XL, sedangkan C adalah kapasitansi (farad) untuk XC.

d. Nilai dan Tanda: Reaktansi induktif (XL) selalu positif, sedangkan


reaktansi kapasitif (XC) juga selalu positif. Namun, keduanya memiliki
tanda yang berlawanan. Ketika XL lebih besar dari XC, rangkaian akan
lebih induktif, dan ketika XC lebih besar dari XL, rangkaian akan lebih
kapasitif.
e. Penggunaan: Reaktansi induktif sering digunakan dalam aplikasi seperti
motor listrik, transformator, dan perangkat elektronik yang
memerlukan filter frekuensi rendah. Reaktansi kapasitif umumnya
digunakan dalam rangkaian seperti filter frekuensi tinggi dan alat
penyimpanan energi seperti kapasitor.

Dalam rangkaian RLC (resistor-inductor-capacitor), perbedaan antara XL


dan XC memiliki dampak signifikan pada respons frekuensi dan fase
sinyal, sehingga penting untuk memahami konsep ini dalam
perancangan dan analisis rangkaian AC.
2. Berdasarkan Tabel 3, Tuliskan pendapat anda terhadap reaktansi dengan beban
kapasitor yang dirangkai seri dengan induktor !
a. Dalam rangkaian RLC seri, reaktansi induktor (XL) dan reaktansi
kapasitor (XC) akan berinteraksi, dan dampaknya akan tergantung pada
nilai masing-masing komponen dan frekuensi sinyal AC yang digunakan.
Berikut adalah beberapa pendapat umum terkait dengan rangkaian RLC
seri:
b. Penetrasi Frekuensi: Dalam rangkaian seri, XL dan XC akan memiliki
tanda yang berlawanan. Ketika frekuensi sinyal AC rendah, XL akan
mendominasi dan rangkaian akan bersifat induktif. Ketika frekuensi
sinyal AC tinggi, XC akan mendominasi dan rangkaian akan bersifat
kapasitif. Di suatu titik dalam spektrum frekuensi, XL dan XC akan
memiliki magnitudo yang sama, yang dikenal sebagai frekuensi
resonansi, di mana impedansi total rangkaian menjadi minimum.
c. Pembatalan dan Faktor Daya: Rangkaian RLC seri sering digunakan
dalam aplikasi koreksi faktor daya. Dalam kasus ini, kita dapat mengatur
nilai komponen (XL dan XC) sedemikian rupa sehingga menghasilkan
pembatalan efek induktif dan kapasitif sehingga faktor daya menjadi
mendekati 1.
d. Filtering: Rangkaian RLC seri juga dapat digunakan sebagai filter
frekuensi, di mana kita memanfaatkan karakteristik resonansi untuk
melewatkan atau memblokir sinyal dengan frekuensi tertentu. Ini
berguna dalam pemrosesan sinyal dan aplikasi lain yang melibatkan
pemisahan frekuensi.
e. Pentingnya Pemahaman: Penting untuk memahami perilaku reaktansi
pada rangkaian RLC seri karena hal ini memengaruhi kinerja sistem
dalam berbagai aplikasi. Pengetahuan tentang bagaimana XL dan XC
berinteraksi dengan frekuensi sinyal membantu dalam perancangan,
pemecahan masalah, dan optimalisasi rangkaian.

Jadi, pendapat saya adalah bahwa rangkaian RLC seri adalah komponen
yang sangat penting dalam elektronika dan ilmu listrik karena
karakteristiknya yang unik dan kemampuannya untuk memengaruhi
respons frekuensi dan faktor daya dalam berbagai aplikasi.
I. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai