Iklan Politik, Popularitas, Dan Elekabilitas Capres Cawapres 2014
Iklan Politik, Popularitas, Dan Elekabilitas Capres Cawapres 2014
Iklan Politik, Popularitas, Dan Elekabilitas Capres Cawapres 2014
DITERBITKAN OLEH:
BALAI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
BANDUNG (BPPKI)
BADAN LITBANG SDM
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
DAFTAR ISI
Topik Utama
93 Pencitraan Politik Daring: Strategi Memenangkan Massa Digital Menjelang
Pemilu 2014
Dudi Rustandi
161 Iklan Politik, Popularitas, dan Elektabilitas Calon Presiden dan Wakil Presiden
2014
Nana Suryana
85 Tentang Penulis
87 Petunjuk Penulisan
Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa ijin dan
biaya
PENCITRAAN POLITIK DARING: STRATEGI massa tersebut akan diperebutkan oleh calon-calon
MEMENANGKAN MASSA DIGITAL MENJELANG yang akan berlaga di pentas politik nasional untuk
PEMILU 2014 Pemilu presiden. Oleh karena itu, para calon yang
akan maju pada pencalonan presiden melakukan
ONLINE POLITICAL IMAGING: STRATEGY TO pencitraan politik digital. Pencitraan dilakukan
WIN DIGITAL MASS TOWARD 2014 GENERAL melalui berbagai taktik; fanpage, twitter, blog,
ELECTION publikasi media online arus utama, dan media sosial
lainnya. Melalui tulisan ini, penulis akan melakukan
Dudi Rustandi analisis dengan melakukan penelusuran informasi
digital (literasi) bagaimana setiap bakal calon
Abstract presiden melakukan pencitraannya melalui media
According data from The Association of Indonesian daring. Dari literasi yang dilakukan, salah satu calon
Internet Service Providers (APJII ) in 2014, internet cenderung kuat pada satu saluran media daring
users in Indonesia will reach 107 million. This tertentu tetapi lemah di media daring lain. Begitu
amount is to be one of the potential for election juga sebaliknya, namun dari 14 calon yang ada,
candidates both institutions or individuals in Pramono Edie dan Megawati merupakan calon
attracting the masses through new media. 100 yang paling lemah merek politik daringnya
Million masses will be contested by candidates who dibandingkan dengan calon lain karena tidak
will compete in the national political stage for the membangun saluran komunikasi melalui media-
presidential election. Therefore, the president media daring yang ada seperti website, twitter,
candidates perform digital politic imaging. Imaging official fanpage, termasuk juga media arus utama
is done through various tactics; fanpage, twitter, online.
blog, online publication in mainstream media, and
other social media. With this article, the author will Kata kunci: pencitraan merek politik, pemilu 2014,
analyze by tracing digital information (literacy) how literasi media digital, internet, media sosial.
each presidential candidate do imagery with digital
media. From the literacy results showed that, one of
the candidates tend to be strong in one particular
online media channels but weak in other online KOMUNIKASI POLITIK DALAM DEMOKRATISASI
media. But of the 14 candidates, Pramono Edie and
Megawati are the weakest candidate in online POLITICAL COMMUNICATION
political brand compared to the other candidates IN DEMOCRATIZATION
because they don't establish communication
channels through the existing online media such as Adhi Iman Sulaiman
websites, twitter, official fanpage, as well as online
media mainstream. Abstract
Political communication is very important and
Keywords: politics imaging brand, election 2014, determining in democratization. With the competing
the digital media literacy, internet, social media. interests of political communicators to influence, to
obtain, retain, and expand the power. The study
phenomena of political communication was
Abstrak interested to be discuss, ie: The phenomenon of
Menurut Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet political communication in a democratic political
Indonesia (APJII) pada tahun 2014, pengguna system with a connection, controls and balance of
internet di Indonesia akan mencapai 107 jutaan. power between the political elite with the people.
Jumlah ini menjadi salah satu potensi bagi peserta The phenomenon of political communication in a
Pemilu baik secara lembaga ataupun individu dalam campaign strategy, to provide the vision, mission
menjaring massanya melalui media baru. 100 juta and campaign program in accordance with the
KUMPULAN ABSTRAK
aspirations, problem identification and potential of better known as the political seduction, the political
the people themselves, based on campaign trends in the virtual world.
research. Dynamics of the phenomenon of political
communication can be growing with the support Keywords: developments in technology, social
and power of the mass media in realizing media, political seduction.
democratization.
Abstract
SEDUKSI POLITIK DALAM MASYARAKAT Representation of women in parliament from
BERMEDIA SOSIAL election to election have a low number, although the
government has made a breakthrough through
POLITICAL SEDUCTION IN THE COMMUNITY affirmative action to achieve 30% quotas, since the
WITH SOCIAL MEDIA elections of 2004 and 2009 elections. Many factors
affect inequality, in addition to lack of commitment
Dessy Trisilowaty by the party, lack of public trust and voter
participation, as well as competition among
Abstract candidates. Therefore necessary for women's
The development of communication technology political communication strategies to gain the trust
growing rapidly. Especially with the emergence of of the people.
social media that facilitate community to access
information and social networking. The social Keywords: affirmations, women's political
network is then used by political candidates to gain communication, 2014 election.
support from the community that have been media
literate and critical to a problem. In practice it will
not be easy because arise issue or new discourse
KUMPULAN ABSTRAK
Menjelang Pemilu adalah masa saatnya kampanye di mana setiap parpol atau
calon melakukan pendekatan pada massa untuk menarik dukungan. Menurut Mc Quail,
secara umum media massa memiliki berbagai fungsi bagi khalayaknya yaitu pertama,
sebagai pemberi informasi; kedua, pemberian komentar atau interpretasi yang membantu
pemahaman makna informasi; ketiga, pembentukan kesepakatan; keempat, korelasi
bagian-bagian masyarakat dalam pemberian respon terhadap lingkungan; kelima,
transmisi warisan budaya; dan keenam, ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang
diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat (Yuniati: 2002).
Observasi edisi ini menyajikan beberapa tulisan dengan tema “Dinamika
Komunikasi Politik menjelang Pemilu 2014” yang berisikan tentang berbagai pandangan
terhadap aktivitas penyampaian pesan politik menjelang Pemilu 2014. Dalam media
komunikasi politik, pekerjaan media pada hakikatnya adalah mengonstruksikan realitas
suatu fakta atau peristiwa yang dipilihnya, di antaranya realitas dari proses kampanye
Pemilu. Disebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah
menceriterakan peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media adalah realitas yang telah
dikonstruksikan (constructed reality). Isi media pada hakikatnya adalah hasil rekonstruksi
realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya (Sobur : 2002).
Penyunting
Topik Utama Iklan Politik, Popularitas, dan Elektabilitas Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014
Nana Suryana
Balai Pengkajian dan pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Bandung
Jl. Pajajaran No. 88 Bandung – 40173, Jawa Barat, telp. 022-6017493, HP: 081220308326
Naskah diterima tanggal 29 Oktober 2013, disetujui tanggal 20 November 2013
Abstract
Advertising on television as a means to promote the presidential and vice presidential
candidates figures and their performance. Indirectly offer work programs, mission, vision
and other political appointments. The goal is to obtain the image, popularity and
electability. This is part of the political dynamics that deserves to be discussed/reviewed.
The result showed that political advertising can impact positively or negatively on the
public, frequency of exposure or exposure to media, the quantity and quality of their
advertisement in conveying political messages and attitudes and the appreciation of the
political community itself. Political advertising influence on cognitive effects. If popularity
can be achieved through political advertisement, then with the popularity asset will gain
electability, this assumption can be justified because it is a great opportunity but not an
absolute. As for political parties that do not have/carry the presidential/vice presidential
candidate in 2014, the party elite perform a search intensively by political maneuvering,
political lobbying, coalition plans, conventions and "blusukan".
Abstrak
Iklan politik melalui televisi sebagai sarana untuk mempromosikan figur dan performa
capres/cawapres. Secara tidak langsung menawarkan program kerja, misi, visi, dan janji
politik lainnya. Tujuannya untuk memperoleh citra, popularitas, dan elektabilitas. Hal ini
merupakan bagian dinamika politik yang layak untuk dibahas/dikaji. Hasilnya,
menunjukkan bahwa iklan politik bisa berdampak positif atau negatif terhadap masyarakat,
tergantung dari frekuensi penayangan atau terpaan medianya, kualitas dan kuantitas iklan
dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya, serta sikap dan apresiasi politik. Iklan politik
berpengaruh terhadap efek kognitif. Jika popularitas bisa diraih lewat iklan politik, maka
dengan bermodalkan popularitas akan memperoleh elektabilitas, anggapan seperti ini
dapat dibenarkan karena memang peluangnya besar tapi tidak mutlak. Sedangkan bagi
161
Topik Utama Iklan Politik, Popularitas, dan Elektabilitas Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014
sukses yang berimbas pada peningkatan Mengingat ini ranah politik, berbagai
kualitas perpolitikan di tanah air. kemungkinan bisa terjadi. Bisa saja iklan
Dalam suasana dinamika politik ini, politik berpengaruh secara langsung, bukan
ada capres dan cawapres, misalnya ARB sesuatu hal yang tidak mungkin. Hanya
sudah memanfaatkan media massa yang mungkin dapat dipastikan adalah
elektronik (televisi) untuk menayangkan memperoleh efek kognitifnya,
iklan politiknya. Dengan seringnya kemungkinan besar perolehannya tidak
tayangan iklan politik ini diharapkan dapat akan sulit, apalagi kalau iklan politiknya
menaikkan citra dan popularitas diri sering ditayangkan.
(capres) yang selanjutnya dapat Perolehan pengetahuan yang bisa
memperoleh elektabilitas. Sehingga tidak menambah wawasan ini akan berindikasi
salah jika iklan politik ini bisa juga disebut pada perubahan pikiran, pendapat, dan
sebagai upaya pencitraan politik. kepercayaan masyarakat. Setidaknya
Adanya upaya pencarian citra dan masyarakat menjadi ingat dan hafal betul
popularitas melalui iklan politik adalah dengan figur, capres dan cawapres berikut
sesuatu hal yang wajar. Sebagai sarana pesan-pesan politik yang ditawarkan
sosialisasi dan komunikasi politik yang bisa melalui iklan politiknya. Sementara untuk
dinilai efektif dan efisien. Untuk lebih jelas efek afektif dan konatifnya biasanya
lagi yang dimaksud dengan pengertian menunggu perkembangan efek kognitif
iklan politik adalah sebagai kegiatan yang berimbas pada sikap politiknya lebih
mempromosikan diri dengan citra baik di lanjut.
hadapan masyarakat dengan adanya Selain melalui televisi, iklan politik
unsur-unsur politik untuk tercapainya bisa juga dilakukan melalui media
tujuan tertentu. Iklan politik ini sering informasi lainnya seperti melalui radio,
digunakan oleh para calon pemimpin untuk papan reklame, spanduk, baligo, dan lain-
mendapatkan suara terbanyak dan lain. Dengan cara seperti ini pun efeknya
menjadikan citra baik di mata masyarakat. kemungkinan tidak akan jauh berbeda
Selain itu para calon ini juga ingin agar dengan cara melalui televisi, walaupun
masyarakat dapat mengenal calon sasaran pembacanya mungkin terbatas.
pemimpinnya (Afdjani, 2012). Pemasangan iklan politik hanya melalui
Melalui iklan politik, bukan hanya visual (gambar), walaupun dilihat dari
sekedar trik politik mencari citra baik di sudut pendidikan politik rendah, tapi bisa
masyarakat, tapi juga untuk memperoleh saja melebihi keefektifan di atas, sebab
dukungan masyarakat. Karena setelah setiap hari gambar capres ini kelihatan oleh
memperoleh citra baik, akan siapa saja yang melewati tempat/jalan di
mempermudah dalam memperoleh mana foto/gambar capres dan cawapres
popularitas. Setelah memperoleh dipajang.
popularitas memberikan peluang besar Walaupun sudah ada capres dan
untuk memperoleh elektabilitas dan/ atau cawapres yang melakukan
memenangkan Pilpres dan cawapres 2014. pemasangan/penayanngan iklan politiknya
Dilihat dari aspek komunikasi, dampak melalui televisi namun belum tentu mereka
iklan politik secara keseluruhan sulit dan memperoleh popularitas dan elektabilitas
tidak bisa dipastikan. yang tinggi. Sebab keterpengaruhan
Gambar 1
Iklan Politik di Media Massa
Sarundayang. Tujuh orang lagi pesertanya Terlepas dari maksud dan tujuan
dari luar PD, yaitu Dino Patti Djalal, pemasangan iklan politik, pencarian
Dahlan Iskan, Irman Gusman, Endriartono popularitas dan elektabilitas, serta kegiatan
Sutarto, Ali Masykur Musa, Anis Baswedan, politik (manuver, lobi-lobi, konvensi, dan
dan Gita Wiryawan. Hasilnya, peserta “blusukan”) elit partai lainnya dan hasil-
konvensi yang terbaik adalah Dahlan Iskan hasil suvei lembaga survei yang ada di
dan Anis Baswedan. Meskipun sudah Indonesia, semuanya menggambarkan
diketahui peserta konvensi terbaik, namun suatu dinamika politik yang bertendensi
sampai saat ini belum ada informasi resmi positif menjelang dilangsungkannya Pilpres
yang akan menjadi capres dari Partai 2014. Dilihat dari perspektif pembangunan
Demokrat. politik (political building), dinamika politik
Kemudian ada juga yang melakukan masyarakat dapat dinilai positif, sangat
kunjungan ke pesantren-pesantren, menggairahkan dan menunjang pada
menemui para kiainya guna mendapat pembaharuan politik berjalan lancar.
restu dan dukungan, seperti yang dilakukan Ada yang menggembirakan, yaitu
Rhoma Irama. Wiranto-Hari Tanoesoedibjo situasi dan kondisi politik baik di tingkat
(capres/cawapres) “blusukan”nya ke lokal maupun nasional secara umum
komunitas masyarakat pasar tradisional. kondusif. Tidak ada kecenderungan untuk
Hal itu baru dilakukan oleh tokoh/elit partai terjadinya konflik politik, karena sudah
politik, belum lagi yang dilakukan oleh para berjalan pada rel politiknya masing-masing.
pendukung atau simpatisannya. Sehingga tumbuh subur di kalangan
Semua kegiatan dan komunikasi masyarakat dan merasa termotivasi untuk
politik yang mereka lakukan tujuannya memberikan informasi politik secara
adalah untuk memperoleh dukungan dan merata. Kondisi politik seperti ini harus
citra baik di masyarakat. Selanjutnya bisa terus dipelihara dan dikembangkan, karena
mengantarkan pada perolehan popularitas mempunyai nilai tambah bagi peningkatan
dan elektabilitas. Di sini mereka penuh partisipasi politik aktif dan kedewasaan
kehati-hatian dan banyak pertimbangan berpolitik.
dalam menentukan capres/cawapres 2014,
agar meraih kesuksesan, karena jika salah
memilih mungkin akan gagal dalam meraih Penutup
suara.
Sikap politik masyarakat ternyata Pemilihan presiden 2014 yang
sangat menentukan juga untuk diterima merupakan pesta politik lima tahunan,
atau ditolaknya iklan politik. Sikap politik waktunya masih cukup lama, sehingga
masyarakat sekarang kadang-kadang sulit baru ada satu dua capres/cawapres yang
dipengaruhi, diiming-imingi, dirayu apalagi sering muncul dalam iklan politik di televisi.
ditakuti, atau dibohongi. Kondisi sikap Tidak salah karena tujuannya adalah
politik demikian berkat kemajuan mempromosikan figur dan performa, serta
pendidikan politik secara formal dan menawarkan program kerja dan janji
non/informal, masyarakat menjadi kukuh politik, sehingga memperoleh popularitas
pendirian politiknya. dan elektabilitas. Padahal kedua aspek ini
memang memiliki indikasi saling
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arifin, Anwar (2006). Pencitraan dalam Politik: Strategi Pemenangan Pemilu Dalam
Perspektif Komunikasi Politik. Jakarta:Pustaka Indonesia.
Durianto, Darmadi, Sugiarto, Anton WW, Hendrawan S (2003). Invasi Pasar dengan iklan
yang Efektif. Jakarta: PT Gramedia, Erlangga.
Liliweri, Alo .(1992). Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: Citra Abadi Bakti.
Aini, Nurul dan Phillipus. (2006). Sosiologi dan Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Surbakti, Ramlan. (1992). Memahami Ilmu Politik. Widiasarana Indonesia, PT Gramedia,
Sumber lain:
Internet:
Afdjani, Hardiono. (2012). Periklanan Politik.Tersedia dalam <http://catatan-
anakfikom.blogspot.com/2012/03/periklanan-politik.html >.Diakses pada 2
September 2013] .
Fathoni, Lutvian Wildan. (2012). Dampak Iklan Politik Terhadap Hasil Pemilu.Tersedia
dalam<http://wildanlf.blogspot.com/2012/05/dampak-iklan-politik-terhadap-
hasil.html>diakses pada 2 September 2013.
Fhilosopheryn. (2013). Teori Sikap dan Sikap Politik. Tersedia dalam
<http://blogspot.com/2013/01/teori. Diakses tanggal 14 Oktober 2013.
Mustofa, Arif C. (2009). Pengaruh Pemasangan Iklan Politik Luar Ruangan Terhadap Minat
Pilih Masyarakat (studi kasus minat pilih tukang becak dikabupaten
bojonegoro).Tersedia dalam <http://ariefmustofa.blogspot.com/2009/07/pengaruh-
pemasangan-iklan-politik-luar.html >.diakses pada 2 September 2013.
Diana, Annur.(2013). Penentu Suatu Pilihan Popularitas atau Elektabilitas. Tersedia dalam
<http://kitabasmikorupsi.blogspot.com/2013/02/penentu-suatu-pilihan-popularitas-
atau-elektabilitas.html> diakses pada 3 September 2013.
Udianto.(2013).Peran Adverttisment dalam Meningkatkan Popularitas.Tersedia
dalam<http://udianto.blogspot.com/2013/01/peran- advertisment-dalam-
meningkatkan-20.html.
A I
Asynchronous 78 Iklan Politik 168
Image Politik 97
C Interactivity 78
Ciri-ciri radio komunitas 29 Interaksi politik 180
Citra 185
Citra politik 95 K
Culture 7 Kampanye politik 180
Kearifan Lokal 6
D Keunggulan DTV 82
Deligitimasi 12 Komunikasi Politik 136, 178
Demassification 78 Koran Masuk Desa 61
Diferensiasi 96
Digitalisasi informasi 53 L
Digitalisasi televisi 52 Landasan Hukum Televisi Digital 78
Lembaga Penyiaran Berlangganan 33
E Lembaga Penyiaran Komunitas 33
Efek negatif konglomerasi media 43 Lembaga Penyiaran Publik 33
Eksklusi 12 Literasi media 101
Ekskomunikasi 12 Local Genius 6
Elektabilitas 172 Logika budaya populer 187
Era konvergensi 27 Logika ekstasi komunikasi 187
Logika kecepatan 186
F Logika mitologisasi 187
Faktor partisipasi dalam politik 158 Logika obesitas 187
Fenomena akusisi 41 Logika pencitraan sempurna 187
Fungsi komunikasi politik 178 Logika simulakrum 187
Fungsi radio komunitas 30 Logika tontonan 187
Fungsi utama demokrasi 125
Fungsi utama komunikasi politik 126 M
Marjinalisasi 12
G Media massa 153
Generasi Y 134 Media Online 116
Geopolitik 139 Media rakyat 63
Media Sosial 100
Merek 95
INDEX
Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si. Lahir di Bandung 13 Oktober 1976. Saat ini berstatus sebagai
Lektor Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Jl. HR. Bunyamin 993 Purwokerto.
Menyelesaikan S1 di Universitas Diponegoro (1999). Tahun 2008 melanjutkan ke jenjang S2 di
Fikom UNPAD dan saat ini sedang menempuh program doktoral di IPB Bogor jurusan Komunikasi
Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Tulisan yang telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah
antara lain Konstruksi Makna Dampak Media Internet Pengguna Media Internet oleh Pelajar di Kota
Purwokerto Kabupaten Banyumas (Studi Deskriptif Kualitatif Para Pelajar di Kota Purwokerto
kabupaten Banyumas) Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 14 No 1 Tahun 2011, ISSN :1410-8291.
Terakreditasi LIPI No. 286/AU1/P2MBI/05/2010, Tantangan dan Pemanfatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) Dalam E-Government Vol. 1 No. 1. Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan
(JIPP). Quo Vadis Pilkada dan Model Kepemimpinan Kepala Daerah Prosiding Seminar Nasional
Unsoed Press (2012).
Dessy Trisilowaty, M.Si adalah dosen Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura. Mengampu
mata kuliah Perkembangan teknologi komunikasi, Desain Komunikasi Visual, Produksi Media
Cetak, Produksi Media Radio, Manajemen Media TV, Riset Komunikasi Bisnis. Telah menulis artikel
di beberapa jurnal, diantaranya tentang media blog dan dunia pariwisata diterbitkan di jurnal Univ..
Merdeka Malang dan tentang multikulturalisme di terbitkan di jurnal ilmu komunikasi Univ.
Trunojoyo Bangkalan Madura.
Dudi Rustandi, M.Si, lahir di Garut, 14 Desember 1979. Menyelesaikan pendidikan S2 di Jurusan
Ilmu Komunikasi, Unpad (2011), UIN Sunan Gunung Djati Bandung lulus tahun 2006-Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam. Riwayat pekerjaan: Sekretaris Redaksi Warta Al-Jami’ah Universitas
Islam Negeri Bandung, 2009-Sekarang, Kontributor berita pada pusat informasi dan computer UIN
SGD Bandung, Dosen Luar Biasa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
SGD Bandung 2009-Sekarang, Dosen Politeknik LP3I Bandung tahun 2009-Sekarang, Dosen
Universitas Garut. Karya tulis : ‘Meneropong Paradigma Komunikasi Kesehatan’, dimuat pada
Jurnal Observasi BPPI Bandung 2009. ‘Sosialita Layar, ketika bukan Monopoli Televisi’ dimuat
Harian Bandung Ekspress 2009. ‘Beruntung Menjadi Manusia Sunda’ dimuat Kompas tahun 2010.
Karya tulis lain tersebar di media online, sosial dan blog; www.kompasiana.com, www.kopinet.info,
www.nahakunaon.blogspot.com, www.indenpendensia.com, www.sunangunungdjati.com,
www.jejaring.com.
Dra. Haryati, M.I.Kom, , lahir di Bandung, 2 Mei 1963. Menyelesaikan pendidikan S1 nya di
Jurusan Ilmu Jurnalistik Fikom Unpad Bandung 1987, S2 di Program Pascasarjana Unpad Bandung
2011. Saat ini tercatat sebagai Peneliti Madya dan sebagai Kepala di Balai pengkajian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Bandung. Pengalaman di bidang penerbitan
antara lain: Ketua Sidang Penyunting Jurnal Penelitian Komunikasi BP2I Bandung (2006-2008);
Karya tulis yang pernah dipublikasikan antara lain “Era Media Baru, Pemerataan Akses dan
Perlindungan Konsumen”(Observasi Vol. 6 No. 2 Tahun 2008); “Belenggu Budaya Patriarki Dalam
Pola Komunikasi Diadik Suami Istri” (Ragam Komunika V0l. 2 N0. 1 Tahun 2008); “Fenomena
Konvergensi Media dan Radio online” (Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol. 13 No. 1 Januari-
TENTANG PENULIS
Juni 2009). “Hubungan Penerapan Etika Pers dengan Persepsi Mahasiswa tentang Pornografi di
Media Cetak”(Thn 2006); “Analisis Framing Penyelesaian Kasus Hukum Soeharto pada H.U.
Pikiran Rakyat”(Thn 2006); “Studi Interaksionisme Simbolik, Budaya Telepon Genggam”(Thn
2007); “Studi Literasi TIK pada Pegawai Negeri Sipil di Provinsi Jambi, Bangka Belitung, dan
Bengkulu”” (Tahun 2009).
Drs. Nana Suryana, lahir di Bandung 27 Juli 1955. Menyelesaikan S1di Universitas Padjadjaran
(UNPAD) Bandung Fakultas Sosial Politik Jurusan Ilmu Pemerintahan. Saat ini tercatat sebagai
Peneliti Madya di Kantor Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
(BPPKI) Bandung, Kementrian Komunikasi dan Informatika RI. Pengalaman menulis di Jurnal
(Jurnal Penelitian Komunikasi Bandung, Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Banjarmasin), Observasi dan Prossiding, Seminar di BPPKI Bandung.
Noneng Sumiaty, SH. M.I.Kom, lahir di Bandung 8 Juni 1962. Menyelesaikan S2 Komunikasi di
Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung. Saat ini tercatat sebagai Peneliti Madya di Kantor Balai
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Bandung, Kementrian
Komunikasi dan Informatika RI. Pengalaman menulis di Jurnal, Observasi dan Prossiding Seminar
di BPPKI Bandung. Menjadi anggota penyunting Jurnal, Observasi di BPPKI Bandung.
1.Umum
Observasi merupakan media yang terbit secara berkala dua nomor dalam setahun.
Nomor 1 terbit setiap bulan Agustus, nomor 2 terbit bulan Desember. Proses penerbitan
nomor 1 berlangsung sejak awal Januari hingga Juli. Proses penerbitan nomor 2
berlangsung sejak Juli hingga Desember. Sebagai media pengembangan dan rekayasa ilmu
yang berasal dari hasil pengamatan lapangan, pengalaman, telaahan, gagasan, tinjauan
maupun kritik di bidang komunikasi, informatika, dan media.
Sasaran khalayak penyebaran ditujukan kepada masyarakat ilmiah, instansi
pemerintah dan swasta serta pihak-pihak yang berminat.
Jenis tulisan berupa makalah, hasil kajian pemikiran dan, tinjauan kritis, di bidang
komunikasi, informatika, dan media.
Redaksi menerima sumbangan naskah dari kalangan peneliti, akademisi, pengamat
dan praktisi komunikasi, media, dan informatika. Naskah yang disumbangkan harus orisinal
dan belum pernah dipublikasikan di media lain. Jika di kemudian hari diketahui ada
naskah yang dimuat di jurnal atau media lain maka segala risiko menjadi tanggung jawab
penulis. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia mengacu pada EYD.
Segala macam bentuk plagiasi menjadi tanggung jawab penulis dan yang
bersangkutan tidak dipekenankan untuk mengisi penerbitan di BPPKI Bandung.
Setiap naskah yang masuk akan dikaji dan ditelaah oleh Dewan Redaksi. Naskah
yang masuk tidak diterbitkan menjadi hak Redaksi dan tidak dapat diminta kembali. Untuk
menentukan layak atau tidaknya sebuah naskah dimuat, semua naskah yang masuk ke
redaksi Observasi akan ditelaah oleh Mitra Bestari sesuai dengan bidang kepakarannya.
Untuk menjaga objektivitas maka setiap naskah yang di kirim ke Mitra Bestari dalam
kondisi tanpa nama.
Setelah dalam bentuk proof, Penulis naskah diminta menandatangani lembar
pernyataan persetujuan untuk dicetak menjadi jurnal.
2. Khusus
Format Penulisan:
a. Naskah diketik dengan Souvenir Lt BT font 12 di atas kertas A4, spasi ganda melalui
program MS Word 2003/ Open Office Writer.
b. Naskah yang dikirim maksimal 20 halaman. Per halaman rata-rata sekitar 429 kata
hingga 450 kata.
c. Pengiriman dilakukan melalui e-mail ([email protected])
atau melalui hard copy (dilengkapi soft copy/CDRW) ke BPPKI Bandung, Jalan
Pajajaran no: 88 Bandung – 40173, telp. 022-6017493.
d. Naskah mengacu pada sistematika sebagai berikut: Judul; Nama Penulis (termasuk
alamat instansi, nomor hp/faxs, e-mail); Abstrak; Kata kunci; Pendahuluan;
Pembahasan; Penutup.
PETUNJUK PENULISAN
Judul: Ditulis dengan singkat, padat, maksimal 10 sampai 12 kata (ditulis dalam bahasa
Indonesia dan Inggris). Isinya mencerminkan masalah pokok. Ditulis dengan huruf kapital
font 14. Hindari judul penelitian dengan menggunakan kata-kata “Telaah”, “Studi”,
“Pengaruh”, “Analisis”, dan sejenisnya. Hindari penggunaan kata kerja dan singkatan.
Nama Penulis ( termasuk alamat instansi, nomor hp/faxs, e-mail, tgl kirim naskah):
Contoh:
Muhammad Zein Abdullah, S.Ip, M.Si
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Jurusan Komunikasi, Universitas Haluoleo Kendari
Sulawesi Tenggara - 93232
Telp/Fax/HP (0401) 3192511, 081341877133, e-mail:[email protected]
Naskah dikirim pada tanggal 7 Januari 2011
Abstrak: Ditulis dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia, maksimal 200 kata tanpa
paragraph. Isinya harus mencerminkan latar belakang dan permasalahan, pembahasan dan
implikasi. Abstrak bukan merupakan turunan dari pendahuluan.
Kata Kunci: Ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris di bawah abstrak. Terdiri atas 3
sampai 5 kata. Tidak harus kata tunggal, boleh kata majemuk. Ditulis dengan huruf kecil
format miring (Italic). Bukan kata yang bersifat Umum. Contoh judul: Membangun Format
Kemitraan Media Dalam Rangka Diseminasi Informasi. Kata-kata kunci: Kemitraan, Media,
Diseminasi Informasi.
Sumber : ………………………
Penutup: isinya mencakup simpulan dan saran.
Cara pengutipan : menggunakan pola bodynote, yakni menuliskan nama belakang penulis
buku yang dijadikan sumber dan tahun terbit buku tanpa disertai halaman.
Sumber bacaan hendaknya terdiri dari minimal 60% yang terbit dalam sepuluh tahun
terakhir ini, dan 40% bebas.
16. Paten:
Phillip Morris Inc. (1981) Optical perforating apparatus and system. Europeen
patent application 0021165A1.1981-01-07.
17. Artikel Jurnal:
Bennett, H., Gunter, H. & Reld, S. (1996) Through a glass darkly: images of
appraisal. Journal of Teacher Development, 5 (3) October, pp. 39-46.
18. Artikel Organisasi atau Institusi sebagai Penulis:
Diabetes Prevention Program Research Group. (2002) Hypertension, Insulin, and
proinsulin in participants with Impaired glucose tolerance. Hypertension, 40
(5), pp. 679-86.
19. Artikel tidak ada nama penulis:
How dangerous is obesity? (1977) British Medical Journal, No. 6069, 28 April,
p.1115.
20. Artikel nama orang dan Organisasi sebagai penulis:
Vallancien, G., Emberton, M. & Van Moorselaar, R.J; Alf-One Study Group.
(2003) Sexsual dysfunction In d, 274 European men suffering from lower
urinary tract symptoms. JUrol, 169 (6), pp. 2257-61.
21. Artikel volume dengan suplemen:
Geraud, G., Spierings, E.L., & Keywood, C. (2002) Tolerability and safety of
frovatriptan with short-and long-term use for treatment of migraine and in
comparison with sumatriptan. Headache, 42 Suppl 2, S93-9.
22. Artikel volume dengan bagian:
Abend, S.M. & Kulish, N. (2002) The psychoanalytic method from an
epistemological viewpoint. Int J Psychoanal, 83 (Pt 2), pp.491-5.
23. Artikel Koran:
Sadil, M. (2005) Akan timbul krisis atau resesi?. Kompas, 9 November, hal. 6.
24. Artikel Audio-visual ( Film 35mm, Program Televisi, Rekaman, Siaran Radio, Video
Casette, VCD, DVD):
Now voyager. (Film 35mm). (1942) Directed by Irving Rapper, New York: Warner.
Now wash your hands.(videocassette). (1996). Southampton: University of
Southamton, Teaching Support & Media Services.
25. Naskah-naskah yang tidak dipublikasikan:
Tian, D., Araki, H., Stahl, E, Bergelson, J., & Kreitman, M. (2002) Signature of
balancing selection in Arabidopsis.Proc Nati Acad Sci USA. In press.