Hakikat Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan
Hakikat Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan
Hakikat Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan
Kelompok II
Disusun Oleh:
Yuli Epriana (2023010104181)
Mardiana (2023010104167)
Risna (2023010104168)
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaiakan tugas mata kuliah ” DASAR-DASAR PENDIDIKAN” dengan judul makalah “HAKIKAT
PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN”.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya hakikat pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan bukanlah hanya sekedar
pengertian serta definisi pendidikan semata. Didalam hakekat pendidikan banyak hal menarik
untuk dipelajari contohnya saja seperti objek ilmu pendidikan dan macam-macam ilmu
pendidikan. Hal-hal menarik inilah yang mendorong kami untuk mempelajari lebih dalam
mengenai hakikat pendidikan diluar dari tugas yang telah ditentukan.
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh instingnya.
Sedangkan manusia, hidup menggunakan akal pikiran yang dimilikinya dalam setiap berperilaku.
Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu usaha manusiauntuk meningkatkan ilmu pengetahuan,
yang didapat dari lembaga formal maupun nonformal.
Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia. Sifat tersebut akan
mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal
sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur
tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui
interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Secara universal, terdapat tiga jenis
pengetahuan yang selama ini mendasari kehidupan manusia yaitu: logika yang dapat
membedakan antara benar dan salah; etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk;
serta estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki,
merupakan modal dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut.
Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang lazim
dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan
dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu
koherensi dan korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan
benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam
pengetahuan diperoleh melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional.
1
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan?
2. Apa itu definisi dan konsep dari Pendidikan?
3. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Pendidikan?
4. Apa Peran dalam Ilmu Pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari hakikat pendidikan
2. Mengetahui definisi dan konsep dari pendidikan
3. Mengetahui pengertian ilmu pendidikan
4. Mengetahui peran dalam ilmu pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umumnya, ketiga kalimat ini membawa maksud pendidikan tetapi jika diteliti secara
lebih mendalam ternyata ketiga istilah ini membawa maksud yang berlainan. Menurut al-Attas
(1992), antara ketiga kalimah tersebut, kalimah ta’dib lebih tepat kerana ia mempunyai makna
yang lebih spesifik untuk menggambarkan proses pendidikan manusia berbanding dengan
kalimah tarbiyyah yang mempunyai maksud yang lebih luas sehingga meliputi haiwan, di
samping penekanannya kepada pengasuhan fizikal lebih daripada penyuburan mental dan
rohani (al-Attas 1992; Rosnani 2006). Hujahnya diperkuatkan lagi dengan mengambil contoh
Rasulullah Saw yang telah menggunakan perkataan ta’dib untuk merujuk tentang pendidikan
yang diberikan oleh Allah kepada baginda Rasulullah.
Dalam konteks Islam pula, pendidikan merupakan satu pelajaran atau pendidikan bagi
kognitif, fizikal dan roh untuk melahirkan insan yang berperikemanusiaan. Definisi falsafah ini
merujuk kepada pembentukan individu sehingga menjadi seorang manusia yang benar-benar
sempurna bukan saja dari segi pertambahan ilmu bahkan dari segi pembentukan akhlak dan
rohani (Kurshid 1975). Menurut Thoha (1996), pendidikan Islam adalah pendidikan yang falsafah
dan tujuan serta teori-teorinya dibangun untuk melaksanakan praktik pendidikan yang
didasarkan kepada nilai-nilai Islam yang terkandung dalam al-Quran dan hadis Nabi.
5
Al-Attas (1992) pula memberikan pengertian bahawa pendidikan Islam adalah usaha yang
dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat
yang benar dari segala sesuatu dari aturan penciptaan sehingga membimbing mereka ke arah
kebaikan.
Walau bagaimanapun, Islam tidaklah melihat pendidikan dari skop yang sempit, ia tidak
terbatas kepada pendidikan duniawi semata-mata bahkan meliputi dua lapangan yaitu di dunia
dan akhirat. Dalam konteks ini, Ibn Khaldun (2000) telah membagi ilmu kepada dua bahagian
yang utama. Pertama, ilmu yang berbentuk fardhu ain yang dituntut ke atas setiap orang supaya
mengetahui dan mempelajarinya dalam melaksanakan tuntutan agama seperti ilmu tauhid, fiqh,
akhlak, akidah dan sebagainya; yang kedua ialah ilmu fardhu kifayah yaitu ilmu yang mesti ada
pada sekumpulan orang dalam masyarakat tanpa melihat kepada individu tertentu seperti ilmu
pertukangan, kemahiran, perniagaan, kedokteran, ekonomi, fizik, astronomi dan sebagainya
yang boleh mandatangkan manfaat kepada manusia. Ini membuktikan bahwa agama Islam tidak
mementingkan pencapaian intelektual yang tinggi semata-mata bahkan perlu dilengkapi dengan
kefahaman yang jelas mengenai agama Islam itu sendiri untuk menghasilkan manusia yang
cemerlang di dunia mahupun di akhirat.
Jelasnya pendidikan Islam dijadikan sebagai satu proses mengasuh dan mendidik, membela,
melatih, menyucikan, membaikkan, mengawal hawa nafsu, membentuk ketaatan kepada Allah
Swt membentuk sikap sopan dan beradab (mempunyai akhlak yang baik) dan memadamkan
semua sifat tercela yang ada dalam diri manusia. Semua definisi ini memberikan pemahaman
bahwa hampir keseluruhan pendidikan yang dikehendaki dalam Islam ialah merujuk kepada
pendidikan rohani manusia selaku hamba Allah di muka bumi ini bagi memancarkan kejernihan
akhlak dan budi pekerti yang tinggi selain untuk perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri
yang merupakan medium yang amat penting dalam membangunkan ketamadunan manusia
yang hidup di dunia.
2. Hakikat Pendidikan
Pendidikan tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Semenjak masih di dalam
kandungan hingga dewasa, pendidikan terus berlangsung selama manusia itu hidup. Pendidikan
adalah khas milik dan alat manusia. Pendidikan dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar
oleh manusia. Pendidikan sendiri digunakan sebagai alat untuk bertahan hidup dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya (UU No. 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).
Secara umum, pendidikan dilakukan semenjak manusia diciptakan. Pendidikan ini merupakan
pendidikan yang bersifat umum pada masyarakat. Pendidikan secara umum didasarkan pada
insting seorang manusia. Mendidik secara insting diikuti oleh mendidik yang bersumber dari
pikiran dan pengalaman manusia. Manusia mampu menciptakan cara-cara dalam mendidik
karena perkembangan pikirannya. Semakin maju perkembangan pikiran, semakin pula variasi
orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Pendidikan mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan manusia.
Pendidikan bermaksud membuat manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan
6
alamiah menjadi berbudaya. Pendidikan erat kaitannya dengan membudayakan manusia.
Membudayakan manusia sendiri merupakan proses atau upaya meningkatkan hidup dan
kehidupan manusia atau kelompok. Secara sederhana adalah cara hidup yang dikembangkan
oleh masyarakat.Insting, pendidikan, dan kebudayaan saling berkatian. Insting dibawa oleh
manusia sejak lahir. Pendidikan dan kebudayaan didapat melalui proses pembelajaran yang
didasarkan pada insting itu sendiri. Pendidikan dan budaya berjalan bersama untuk saling
memajukan. Makin tinggi kebudayaan, makin tinggi pula pendidikan dan cara mendidiknya.
Pendidikan merupakan aspek dari kehidupan manusia dan ada dalam kebudayaan akan tetapi,
kebudayaan hanya bisa dibentuk melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan diperlukan
untuk membudayakan atau memanusiakan manusia.
1) Pendidikan sebagai suatu ilmu Pendidikan dikatakan sebagai suatu ilmu jika memenuhi
persyaratannya sebagai ilmu itu sendiri yaitu:
a) Memiliki objek
Objek pendidikan ada dua macam, yaitu objek materi dan objek formal. Objek
materi berkaitan dengan peserta didik dan warga belajarnya. Objek formal
merupakan gejala yang tampak, dirasakan, dihayati, dan diekpresikan dalam
kehidupan manusia.
b) Mempunyai metode penyelidikan
Secara umum, pendidikan dikatakan sebagai suatu ilmu jika pendidikan itu
mempunyai metode penyelidikan yang mencakup ruang lingkup, masalah, tujuan,
hipotesis, tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, instrumen
pengambilan data tentang variabel yang diteliti, dan analisis data berserta
simpulannya.
c) Sistematis
Adanya keterkaitan antara pokok-pokok yang terdapat pada pendidikan. Pokok-
pokok itu berbicara mengenai pendidikan sebagai ilmu secara global, bahan dan
proses dalam pendidikan, faktor-faktor yang menjunjang proses pendidikan,
pendidik, penyelenggaraan pendidikan, dan alat-alat yang digunakan untuk
mengembangkan pendidikan itu sendiri. Pokok-pokok pendidikan dibahas secara
sistematis tanpa mengurangi atau memindahkan urutan.
d) Mempunyai tujuan
Pendidikan untuk mengembangkan individu baik jasmani maupun rohani secara
optimal agar mampu meningkatkan hidup dan kehidupan diri, keluarga, dan
masyarakat di sekitarnya, Tujuan pendidikan juga memperhatikan aspek ontologis
(apa), epistimologis (bagaimana), dan aksiologis (untuk apa) agar pendidikan dapat
berjalan secara selaras.
Pengertian Ilmu Pendidikan adalah suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dengan memiliki metode-metode tertentu yang ilmiah untuk menyelidiki,
merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan bantuan atau didikan yang diberikan oleh orang
“dewasa” kepada orang yang “belum dewasa”
7
untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang
bermakna bagi dirinya, masyarakat dan penciptanya.
1. John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan-pembentukan kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
2. Langeveld
Pendidikan adalah mempengaruhi anak dalam usaha bimbingannya supaya menjadi
dewasa. Untuk membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja
antara orang dewasa dan anak-anak.
3. Hoogeveld
Pendidikan membantu anak supaya cukup cakap menyelanggarakan tugas hidupnya atas
tanggung jawabnya sendiri.
4. Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita pembekalan yang ada pada masa anak-anak, akan tetapi
kita membutuhkan pada waktu dewasa.
5. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka
sebagai manusia dan masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
6. SA. Bratanata
Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara tidak
langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
7. GBHN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
8
mengatur dan mensistemkan didalam pola pikirnya masalah yang tersusun sebagai pola
pemikiran pendidikan. Jadi, dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran
secara teoritis. Pemikiran-pemikiran teoritis inilah yang disusun dalam satu sistem
pendidikan yang biasa disebut ilmu pendidikan teoritis.
3) Ilmu pendidikan sebagai Ilmu yang bersifat empiris
Ilmu pendidikan harus bersifat empiris artinya kesimpulan atau konklusi ilmu
pengetahuan yang diambil harus tunduk kepada pemeriksaan indra manusia maka kaidah
logika formal dan hukum sebab akibat harus menjadi dasar kebenaran yang bersifat
realitas, objektif dan netral.
Adapun tujuan dari adanya Ilmu Pendidikan sendiri adalah untuk memberikan informasi
tentang pendidikan mulai dari dasar-dasar pendidikan, jenis-jenis pendidikan, jalurnya, dan
pembekalan-pembekalan yang mungkin dapat dilakukan oleh orang tua terhadap anak-
anaknya untuk melalui semua proses pendidikan yang ada. Jika semua informasi terkait
pendidikan dapat terserap dengan baik oleh masyarakat, utamanya pendidik dan yang
dididik, tentu proses belajjar mengajar akan lebih cepat sampai dan diserap dengan baik
oleh siswa.
9
Jika ilmu pendidikan yang didapat oleh pendidik masih jauh dari cukup, maka tentu akan
berpengaruh pada cara penyampaian pengajar atau pendidik kepada para murid atau siswa
yang dididiknya.
Dengan tujuan yang demikian, berarti ada beberapa fungsi dengan adanya Ilmu
Pendidikan ini, yakni dapat membantu para pelajar mendapatkan pengetahuan yang lebih
luas. Dengan adanya ilmu pendidikan yang sistematis, maka penyerapan ilmu pengetahuan
juga akan lebih cepat dan terperinci. Dengan penyerapan yang demikian, maka akan
menghasilkan pelajar-pelajar yang memiliki banyak kompetensi, memiliki kecerdasan yang
bisa bermanfaat untuk bangsa dan negaranya.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Semenjak masih di dalam
kandungan hingga dewasa, pendidikan terus berlangsung selama manusia itu hidup. Pendidikan
adalah khas milik dan alat manusia. Hakikat pendidikan adalah pendidikan untuk manusia dan
dapat diperoleh selama manusia lahir hingga dewasa.
Ilmu pendidikan bentuknya yang lebih sistematis termasuk ilmu yang sangat muda atau
masih membentuk dirinya, untuk lebih memperkokoh persyaratan yang dimilikinya sebagai ilmu
yang berdiri sendiri, atau dengan kata lain Ilmu pendidikan adalah suatu kumpulan pengetahuan
atau konsep yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang
bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau
suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk
mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul/article/view/5492
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-padang/dasar-dasar-ilmu-
pendidikan/ilmu-pendidikan/32622470
12