Tugas Makalah Psikologi
Tugas Makalah Psikologi
Tugas Makalah Psikologi
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, yang telah melimpahkan keberkahan serta kelancaran dalam
penyusunan makalah ini. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad SAW, yang merupakan sumber inspirasi dan teladan bagi seluruh umat
manusia.
Makalah ini kami persembahkan dalam rangka menggali dan mengupas tuntas dua aspek
penting dalam kehidupan manusia, yaitu "Intelejensi dan Kreativitas". Melalui makalah ini,
kami berusaha untuk membahas dan menganalisis secara mendalam tentang bagaimana interaksi
dan hubungan antara intelejensi dan kreativitas dapat membentuk pemahaman yang lebih holistik
tentang potensi manusia.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Terima kasih yang setulus-tulusnya kami sampaikan kepada dosen
pembimbing kami, yang telah memberikan arahan, koreksi, dan panduan berharga dalam
perjalanan kami menyusun makalah ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberikan inspirasi serta motivasi.
Makalah ini tentunya masih memiliki keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan
datang.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era yang dinamis dan kompleks ini, penting bagi individu untuk mengembangkan
intelegensi dan kreativitas guna menghadapi tantangan dan peluang dengan sukses. Psikologi
memainkan peran vital dalam memahami dan memajukan kedua aspek ini. Pengertian
intelegensi meliputi keterampilan kognitif, pemecahan masalah, pengetahuan, dan
kemampuan belajar. Pemahaman akan perkembangan IQ dari masa kanak-kanak hingga
dewasa mempengaruhi cara kita belajar dan berinteraksi dengan dunia.
1
1.3 Tujuan masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka kami simpulkan tujuan masalah sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam menyelesaikan suatu masalah ada yang cepat, ada juga yang
lambat, keadaandemikian ditentukan juga oleh faktor inteligensi dari indviu
bersangkutan. Inteligensi berasal dari bahasa Inggris “intelligence” yang artinya
menghubungkan ata menangkut satu sama lain.Secara umum, inteligensi sering
kali disebut kecerdasan, oleh karena itu seseorang yang mrmilikiinteligensi tinggi
disebut cerdas atau jenius.Sampai saat ini, para ahli belum ada
kesamaan pendapat tentang pengertian inteligensi, mengingat intelignsi merupaka
n suatu konsep yangkompleks, sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah
kemampuan atau kapasitas pikiran(Wechsler, 1975).Soslo (1988) mendefinisikan
inteligensi sebagai kemampuan dalammemperoleh dan menggali pengetahuan,
menggunakan pengetahuan untuk memahami berbagaikonsep konkret dan absrak,
dan menghubungkan di antara objek dengan gagasan,
menggunakan pengetahuan dengan cara-cara yang lebih efektif.
3
kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dari pengalaman hidupnya
merupakan definisi luas intelegensi yang kita dapatkan.
4
2.3 Aspek atau Unsur Kreativitas
Suharnan (1998) mengemukakan bahwa dalam berkreativitas terdapat aspek atau
unsur sebagai berikut :
1. Aktivitas berpikir
Kreativitas selalu melibatkan aspek berpikir dalam diri seseorang.
Aktivitas ini merupakan suatu proses yang tidak tampak oleh orang lain
dan hanya dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Aktivitas ini bersifat
kompleks karena melibatkan berbagai kemampuan kognitif seperti
pesepsi, atensi, ingatan imajiner, penalaran, pengambilan keputusan, dan
penyelesaian masalah.
2. Menemukan sesuatu yang baru
Menemukan sesuatu yang baru yang meliputi kemampuan
menghubungkan dua gagasan atau lebih yang semula tidak berhubungan.
Kemampuan mengubah pandangan yang ada dan menggantikan dengan
cara pandang lain yang baru dan kemudian membuat kombinasi baru
berdasarkan konsep yang telah ada dalam pikiran. aktivitas menemukan
sesuatu berarti melibatkan proses imajinasi, yaitu suatu kemampuan
memanipulasi sejumlah objek atau situasi di dalam pikiran sebelum
sesuatu yang baru diharapkan timbul.
3. Orisinal
Pada dasarnya, kreativitas dapat dilihat dari adanya suatu produk baru.
Produk ini
biasanya akan dianggap sebagai karya kreatif bila belum pernah diciptakan
sebelumnya, bersifat luar biasa dan dapat dinikmati oleh masyarakat.Sifat
baru yang tedapat dalam kreativitas adalah produk bersifat baru dan belum
pernah ada sebelumnya, produk yang memiliki sifat baru sebagai hasil
kombinai berbagai produk yang sudah ada sebelumnya,
dan produk yang memiliki sifat baru sebagai hasil inovasi dan pengemban
gan dari hasil yang sudah ada.
5
4. Produk yang bermanfaat
Suatu karya yang dihasilkan dari proses kreatif harus memiliki manfaat
yang dapatdirasakan oleh masyarakat, seperti lebih mudah dipakai, lebih
cepat, dan lebih enak. Disamping itu, dapat mendorong, mendidik,
menyelesaikan masalah, mengurangi hambatan,dan mendatangkan hasil
lebih baik atau lebih banyak dari sebelumnya.
6
pendidikan, dan stimulasi berperan penting dalam perkembangan
intelegensi anak.
3. Tes IQ: Tes IQ adalah alat yang digunakan untuk mengukur intelegensi
seseorang. Tes ini biasanya melibatkan serangkaian pertanyaan atau tugas
yang dirancang untuk mengukur berbagai aspek intelegensi, seperti
pemahaman verbal, pemecahan masalah, dan kemampuan spasial. Nilai IQ
rata-rata adalah 100, dengan sebagian besar populasi berada dalam kisaran
85 hingga 115.
4. Stabilitas dan Fleksibilitas: Intelegensi dapat tetap relatif stabil
sepanjang hidup, tetapi juga dapat berubah. Sebagai contoh,
perkembangan otak yang sehat, pendidikan yang terus-menerus, dan
pengalaman hidup bisa meningkatkan IQ. Pada saat yang sama, faktor-
faktor seperti cedera otak, penyakit, atau stres bisa mengurangi IQ.
5. Penuaan dan Intelegensi: Seiring bertambahnya usia, beberapa aspek
intelegensi dapat menurun, seperti kecepatan pemrosesan informasi.
Namun, intelegensi kristal (pengetahuan dan pengalaman) biasanya
bertahan dengan baik atau bahkan meningkat seiring bertambahnya usia.
6. Kepintaran dan Bakat: Kepintaran dan bakat adalah komponen yang
berbeda dalam perkembangan intelegensi. Kepintaran mencakup
kemampuan umum untuk berpikir dan belajar, sementara bakat adalah
keunggulan dalam bidang tertentu, seperti musik, olahraga, atau
matematika.
7. Intervensi dan Pendidikan: Pendidikan dan pelatihan dapat memainkan
peran penting dalam perkembangan intelegensi. Penyediaan pendidikan
yang berkualitas dan stimulasi intelektual yang tepat pada tahap
perkembangan yang tepat dapat mempercepat perkembangan intelegensi.
8. Intelegensi dalam Masyarakat: Intelegensi juga dapat memengaruhi
peran seseorang dalam masyarakat. Orang dengan tingkat intelegensi yang
tinggi sering memiliki lebih banyak kesempatan pendidikan dan pekerjaan
yang lebih baik. Namun, ini juga memicu diskusi tentang kesetaraan dan
hak individu.
7
Oleh karena itu dengan kita mengetahui intelegensinya, seorang anak dapat
dikategorikan sebagai anak yang cerdas, sedang, atau bodoh (idiot)
Uji intelegensi yang dirancang oleh Binet dimulai dari konsep usia mental
(Mental Age-MA) yang telah dikembangkannya. Menurut binet anak-anak yang
terbelakang secara mental akan bertingkah dan berkinerja seperti anak-anak
normal yang berusia lebih muda. Binet mengembangkan aturan-aturan intelegensi
dengan cara memberi tes kepada lima puluh orang anak dimulai dari usia tiga
hingga sebelas tahun. Tidak luput juga teruntuk anak-anak yang memiliki
keterbatasan secara mental pun juga melalui tes, dan performa mereka
dibandingkan dengan anak-anak yang usia kronologisnya sama didalam sampel
yang normal.
Perbedaan antara usia mental (MA) dengan usia-usia kronologis (CA) usia
sejak lahir- inilah yang digunakan sebagai batas ukur intelegensi seseorang. Untuk
anak yang cerdas memiliki MA di atas CA, sedangkan anak yang kurang cerdas
memiliki MA di bawah CA.
8
IQ= MA/CA x100
Menurut Spearman, orang yang cerdas mempunyai banyak sekali faktor umum,
dan faktor umum ini merupakan dasar dari semua perilaku cerdas manusia, mulai
dari keunggulan di sekolah sampai pada kemampuan berlayar di laut (Myers,
1996).
9
umum yang dikemukakan oleh Spearman itu pada dasarnya terdiri dari 7
kemampuan primer yang dapat dibedakan dengan jelas serta dapat digali melalui
test inteligensi, yaitu:
1) Inteligensi komponensial,
10
mengambil keputusan, dan memecahkan masalah, serta kemampuan mener
jemahkan pemikiran-pemikiran sendiri dalam wujud performa.
2) Inteligensi eksperiensial,
3) inteligensi kontekstual.
Dalam menciptakan produk kreatif, selalu ada sifat yang menandai produk
tersebut. Sifat itu memiliki ciri-ciri:
11
produk baru sebagai hasil kombinasi beberapa produk sebelumnya
produk baru sebagai hasil inovasi dan evolusi dari produk sebelumnya.
Kreativitas merupakan salah satu aspek dari kualitas manusia yang saat ini
sangat berperan penting dalam menunjang pembangunan bangsa dan negara
Indonesia yang sedang mengalami permasalahan-permasalahan yang
kompleks. Sebab dengan kreativitas, manusia akan memiliki kemampuan
adaptasi kreatif dan kepiawaian yang imajinatif, sehingga manusia akan
mampu mencari penyelesaian masalah dengan cara yang baru di dalam
mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi yakni akan terus bergerak ke
arah kemajuan untuk tidak hanyut dan tenggelam dalam persaingan antar bangsa
dan negara, terutama didalam era globalisasi ini.
Kreativitas di dalam pendidikan yaitu bila siswa mengerti suatu cara diluar
dari kebiasaannya dan tetap tenang untuk menyelesaikan masalah didalam
kelompoknya. (Sternberg, 1999). Kreativitas adalah proses penyatuan
pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk
menghasilkan ide yang baru dan lebih baik. (West,M,2000). Ford (dalam West,
M., 2000), menyatakan bahwa kreativitas adalah suatu pertimbangan
subyektif dan berkontek spesifik mengenai kebaruan dan nilai suatu hasil dari
perilaku individual dan kolektif.
Menurut Cambell (1986), dan Glover (1990), kreativitas merupakan
kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya :
Baru (novelty), yang berarti invasi, belum pernah ada sebelumnya dan
aneh
Berguna (useful), yang berarti lebih praktis, mempermudah, mengatasi
kesulitan, dan menghasilkan yang lebih baik
Dimengerti (under-standable), yang berarti hasil yang sama dapat
dimengerti atau dipahami dan dapat dibuat pada waktu yang berbeda.
12
menyampaikan bahwasanya kreatifitas perlu dikembangkan melalui dunia
pendidikan untuk mengembangkan potensi yang ada para seorang anak. Guilford
juga menjelaskan bahwa ada dua jenis kemampuan dalam berpikir, yaitu:
1. Berpikir konvergen (convergent thinking), disebut juga penalaran logis
yang mengarah pada pemikiran yang menghasilkan satu jawaban
berdasarkan tes intelegensi standar.
2. Berpikir Divergen (divergent thingking), mengarah pada pemikiran yang
menghasilkan beragam jawaban atas pertanyaan yang sama.
13
2.7 Perkembangan Kreatifitas
Getzels dan Jackson (1962) merupakan pakar psikolog dari Universitas
Chicago yang telah melakukan penelitian mengenai kreatifitas. Salah satu hasil
dari penelitian tersebut bahwa siswa yang memiliki kreatifitas tinggi memiliki
prestasi sekolah yang tidak jauh berbeda dengan siswa yang intelegensinya lebih
tinggi.
14
2. Seorang anak perlu dihargai dan disayangi.
3. Seorang anak sebaiknya menjadi pelajar yang aktif, didorong untuk
membawa pengalaman, gagasan, dan minat ke kelas.
4. Seorang anak perlu merasa nyaman tanpa adanya tekanan dan ketegangan
di kelas.
5. Harus mempunyai rasa memiliki dan kebangsaan di dalam kelas, serta
dilibatkan dalam merencanakan kegiatan belajar.
6. Guru seharusnya berperan sebagai narasumber agar anak dapat
menghormati dan merasa nyaman serta aman bersama guru.
7. Selalu menumbuhkan sifat kerjasama yang tinngi daripada kompetisi.
8. Pengalaman belajar sebaiknya sama dengan pengalaman yang terjadi di
dunia nyata.
15
nantinya. Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen
karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif.
Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu
menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa
kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan intelegensi,
tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu.
16
4. Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan sistematisasi dan
mengatur rincian ide di kepala dan membawanya keluar.
Guilford meyakini bahwa standar tes intelegensi yang ada pada saat
itu tidak mendukung proses berpikir divergen. Tes intelegensi hanya dirancang
untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen. Ini merupakan
akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang
memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini
terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu
pengetahuan. Renzulli (Akbar & Hawadi, 2006 : 12) seorang pakar pendidikan
Amerika mengatakan bahwa individu yang memiliki keunggulan dan mampu
berprestasi tinggi adalah mereka yang memiliki kemampuan diatas rata-rata,
kreativitas, serta pengikatan diri terhadap tugas. Semuanya memiliki keterkaitan,
mereka yang memiliki kemampuan intelegensi tinggi dituntut memiliki
kreativitas sebagai kemampuan untuk :
a. Bersikap luwes(flexibility)
b. Lancar dalam memberikan pendapatnya(fluency)
c. Mampu menciptakan sesuatu yang baru(originality)
d. Mampu memperkaya suatu ide (elaboration)
Keterkaitan antara kreativitas dan intelegensi menurut Satiadarma dan
Waruwu (2003: 111) menunjukkan bahwa hingga tingkat tertentu terdapat
hubungan antara kreativitas dan inteligensi. Hubungan itu merupakan sesuatu
yang mutlak karena kreativitas tidak dapat berfungsi dalam suatu kekosongan.
Kreativitas menjurus ke penciptaan suatu yang baru tergantung pada kemampuan
untuk mendapatkan pengetahuan yang sudah umum diterima sebelumnya
dan ini tergantung pada kemampuan intelektual seseorang. Senada dengan
sebelumnya, Mulyadi (Pamilu, 2007: 11) mengatakan antara kecerdasan dan
kreativitas anak itu mempunyai hubungan yang sangat erat, oleh karena itu anak
tidak boleh hanya di didik menjadi seorang anak yang cerdas saja, tetapi juga
menjadi anak yang kreatif dan mempunyai emosi stabil.
17
Anderson (Munandar, 1999). Kreativitas merupakan suatu proses penyatuan
pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk
menghasilkan ide-ide yang bermanfaat dengan cara baru dan lebih baik serta
mampu merealisasikannya; dan kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas
antara tiga atribut psikologis yaitu inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian,
yang secara bersamaaan membantu memahami apa yang melatar belakangi
individu yang kreatif. Mendukung pendapat sebelumnya, Glinow (2012:216)
menyebutkan ada empat karakteristik utama yang menjadikan seseorang
berpotensi lebih kreatif yaitu: kecerdasan, ketekunan, pengetahuan dan
pengalaman, ciri personal dan nilai yang mempresentasikan kebebasan imajinasi.
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Intelegensi adalah kemampuan berpikir, memecahkan masalah secara
kompleks, dan menyesuaikan diri dari pengalaman hidup.
19
DAFTAR PUSTAKA
iii