2TA13127
2TA13127
2TA13127
15
nilai estetika, yang memungkinkan hadirnya suatu kepuasan emosional disertai
makna mendalam yang dapat dirasakan oleh penghayat seni dan seniman yang
melihatnya. Dalam hal ini suatu tempat pameran seni harus menciptakan
suasana yang mendukung nilai-nilai tersebut.
16
masa ‘Hindia Jelita’ (1908-1937), atau masa Hindia Indah’,atau disebut juga ‘
Mooi Indie’, para seniman memandang segala sekelilingnya dari sudut pandang
yang molek, cantik, dan indah. Pelukis mamandang dunia dari segi visualnya.
Sifat cirri lukisan pada masa Hindia Jelita hampir mirip dengan lukisan Raden
Saleh, jika lukisa raden saleh lebih cokelat kegelapan maka Hindia Jeliat lebih
menyala untuk mendapatkan kejelitaan dari pemandangan dan subjek yang
dilukis. Tahun 1937 lahirlah Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) yang
bertujuan mengembangkan seni luks dikalangan Bangsa Indonesia, dengan
mencari corak Indonesia baru.. Masa Persagi dan Revolusi berlangsung dari
tahun 1937-1950. Persagi diresmikan pada tanggal 23 Oktober 1938 di Jakarta.
Lahirnya masa periode kekinian berlangsung seputar tahun 1950, pada masa ini
lahirlah beberapa sekolah seni rupa di Indonesia seperti “Balai Pendidikan
Universiter Guru Gambar” di Bandung. Di Yogyakarta lahir “Akademi Seni
Rupa Indonesia” (ASRI) yang diresmikan pada tahun 1950.
17
Gambar 2.1. Lukisan Pasir Winarto Kartupat menunjukkan karya lukisan berbahan pasir yang tembus
pasar Internasional.
(Sumber: http://www.medanbisnisdaily.com)
18
2.1.4 Aliran Seni Lukis
2.1.4.1 Surrealisme
Pada awalnya Surrealisme merupakan sebuah aliran pada
karya sastra, ditemukan oleh Apollinaire untuk sebuah judul pada
dramanya pada tahun 1917. Setelah itu Andre Breton mengambilnya
pada tahun 1919 sebagai eksperimen metode penulisannya. Breton
mengatakan, Surrealisme adalah otomatis psikis yang murni, dengan
proses pemikiran yang sebenarnya untuk diekspresikan secara verbal,
tertulis ataupun cara lain. (Seni Rupa Modern, Hal. 92). Surrealisme
memiliki dasar realitas yang superior, keserbabisaan mimpi, pemikiran
kita yang otomatis tanpa control dari kesadaran. Marc Chagall adalah
sesorang yang dianggap sebagai pelopor Surrealisme oleh kaum
Surrealis. Karyanya diilhami dari lingkungan sekitarnya dan cerita
rakyat di daerahnya. Karyanya memiliki cirri khas penuh kelembutan,
kesegaran, nostalgia, bertemakan cinta, perkawinan, yang dilukiskan
secara fantastis, naïf, dan kekanakkan. Kreatifitas kaum Surrealis adalah
berusaha membebaskan diri dari control kesadaran, menghendaki
sebebas oirang sedang bermimpi.
2.1.4.2 Kubisme
Aliran ini dipelopori oleh Pablo Picasso dan Georges Braque
di Paris pada tahun 1906. Terdapat dua tipe Kubisme, yaitu Kubisme
Analitik dan Kubisme Sintetik. Kedua tipe ini memiliki cara yang
berbeda dalam melukiskan objek, yakni berdasarkan pemisahan objek
19
(analisis), berdasarkan berbagai unsure sehingga menghasilkan bentuk
baru (sintetis). Kubisme Analitik diturunkan dari cara-cara
melukisrealisme Cezanne, yang berarti keinginan untuk
mempertahankan kesan dwi matra dari bidang kanvas. Kubisme Sintetik
muncul dari teknik baru “Papiers Colles’ yang berarti kolase kertas yang
dikenal dengan teknik temple, konstruksi gampar disini menjadi penting,
kemudian dilanjutkan dengan teknik menempel potongan-potongan,
garis bidang bentuk dan warna menjadi kesatuan utuh. Kubisme Sintetik
dipelopori oleh Braque pada musim seni tahun 1912.
20
2.1.4.4 Plural Painting
Adalah sebuah bahasa visual yang menampilkan idiom agar
relatif dapat mencapai ketepatan oleh intuisi menggunakan idiom-idiom
yang bersifat: multi-etnis, multi-etnik, atau multi-style.
2.1.4.5 Badingkut-isme
Merupakan suatu agaya atau proses kreatif yang dipelopori
oleh Gerry Dim pada tahun 1970-an. Membuat karya dengan
menggunakan bahan bekas ini dapat menjadi karya seni dua dimensi,
tiga dimensi, karya ruang, atau karya seni tata panggung teater.
2.1.4.6 Ekspresionisme
Ekspresionisme muncul dari realism dinamis sebagai
pelepasan diri dari ketidakpuasan paham realisme formal. Pada aliran ini
seniman cenderung untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek
emosional. Istilah emosi ini cenderung mengarah kepada emosi
kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
2.1.4.7 Dadaisme
Aliran ini muncul pada saat berkecamuknya Perang Dunia I.
Dipeolpori oleh Tristan Tzara, Marcel Janco, Jerman Hugo Ball,
Richard Huelsenbeck, serta senirupawan Perancis Hans Arp. Sinisme
21
dan ketiadaan ilusi merupakan ciri khas “Dada” berarti bahasa anak-
anak dalam menyebutkan kuda mainan. Aliran ini menolak semua
hokum seni dan keindahan yang ada sebagai bukti protes nilai sosial
yang semakin runyam. “Dada” yang memiliki cirri ekspresi bentuk
main-main, mistis maupun sesuatu yang menimbulkan kejutan. Aliran
“Dada” menolak setiap mode moral, sosial, dan pandangan estetis.
2.1.4.8 Fauvisme
Fauvisme berasal dari bahasa Perancis “les fauves” yang
memiliki arti binatang liar. Nama ini berasal dari Louis Vauxcelles yang
merupakan seorang kritikus yang terkejut melihat kelompok pelukis
muda yang mengadakan pameran di Salon d’Automne, yang kemudian
menyebut pameran itu Cage des fauves (sangkar burung liar). Aliran ini
awalnya dipelopori oleh Henri Matisse yang mengatakan bahwa fauvism
lahir dari reaksi dari methodime yang lamban, tidak tepat pada
neoimpresionisme Seurat dan Segnac. Karya Matisse banyak
dipengaruhi oleh studinya atas seni Timur. Gerakan ini disebut dengan
gerakan liar yang sering terjadi pada pameran pada tahun 1905. Aliran
ini merupakan aliran pembebas aturan seni pada masa itu. Fauvisme
memiliki andil besar atas pengaruhnya terhadap seni rupa modern
selanjutnya.
22
Gambar 2.9. “Portrait Matisse”, karya Andre Derain
(Sumber: http://uk.wikipedia.org)
2.1.4.9 Impresionisme
Aliran impresionisme merupakan aliran yang muncul pad
aabad 19, tahun 1860-an di Paris. Lukisan impresionisme menampilkan
kesan-kesan pencayaan yang kuat dan berfokus pada permainan warna
dibandingkan bentuk. Kritikus Louis Leroy menggunakan istilah ini
dalam artikelnya di “Le Charivari”. Impresionisme memiliki karakter
goresan kuas yang kuat, warna cerah, komposisi terbuka, penekanan
pada kualitas pencahayaan, subjek lukisan yang tidak menonjol, sudut
pandang yang tidak biasa. Kebanyakan pelukis impresionisme
mengharamkan menggunakan warna hitam karena bukan merupakan
warna dari cahaya. Dari segi pengerjaan lukisannya, impresionisme
memiliki ciri khas sebagai berikut:
- Goresan kuas yang pendek dan tebal, hampir sama dengan teknik
sketsa untuk menangkap esensi subjek daripada detailnya
- Warna dari sedikit percampuran pigmen cat yang digunakan
- Bayangan dari percampuran warna komplementer (tidak
menggunakan warna hitam)
- Tidak menggunakan teknik timpa dengan warna berikutnya
- Teknik transparansi cat dihindari.
- Memperhitungkan detail sifat pantulan cahaya dari sebuah objek
yang kemudian digunakan didalam lukisan
- Dikerjakan diluar ruangan.
23
Gambar 2.10. “Pantai Pacemengan”, koleksi Omprog Gallery
(Sumber: http://omprog-gallery.blogspot.com)
2.1.4.10 Realisme
Aliran Realisme berusaha menunjukkan suasana sebenarnya
dari subjek sebagaimana subjek tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Realisme menunjukkan kebenaran dari suatu objek
2.1.4.11 Naturalisme
Aliran Naturalisme merupakan gerakan lanjut dari Realisme,
sebagai reaksi dari suksesnya aliran romantisme. Aliran ini muncul
pada abad 19. Naturalisme berusaha melukiskan sesuatu objek yang
sesuai dengan alam. Objek yang digambar disesuaikan dengan
tangkapan mata. Oleh karena itu proporsi, keseimbangan, perspektif,
warna, semua disesuaikan dengan tangkapan mata melihat.
24
Gambar.2.12 “Keluarga Berencana“, karya Basuki Abdullah.
(Sumber: http://id.scribd.com/doc/87660433/6/Corak-Aliran-Gaya-Seni-Rupa-a-Naturalisme)
2.1.4.12 De Stijl
Aliran “De Stijl” atau dalam Bahasa Inggris berarti “The
Sytle”, dipelopori oleh Theo van Deosburg di Leiden, Belanda pada
tahun 1917. Theo van Deosburg adalah seorang arsitek dan pelukis.
Aliran De Stijl diinspirasi oleh gerakan Dadaisme, berusaha mencari
sistem keharmonisan baru dengan mencari estetika baru dalam seni.
Selain Theo van Deosburg, pelopor lainnya adalah Piet Mondrian,
pemahat patung Vantongerloo, arsitek Jacobus Johannes Pieter Oud,
arsitek seklaigus desainer Gerrit Rietveld. Karakterisk aliran ini
menggunakan komposisi visual yang disederhanakan menjadi bidang
dan garis horizontal dan vertical dengan menggunakan warna primer
seperti warna merah, biru, kuning, dengan bantuan warna hitam, dan
putih. Garis vertical dan horizontal saling melewati satu sama lain,
memiliki bentuk yang abstrak namun sederhana.
Gambar. 2.13 “The Composition II”, tribut untuk karya Piet Mondrian
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/De_Stijl)
25
2.1.4.13 Seni Lukis Kontemporer
Galeri berasal dari kata Galleria, yang berarti sebuah ruang terbuka
tanpa pintu yang dibatasi dinding berbentuk U dan disangga tiang-tiang
kantilever yang berfungsi sebagai ruang pertemuan umum untuk berdiskuasi
apa saja. Galeri menurut kamus Free Dictionary adalah sebuah bangunan atau
ruangan untuk pameran hasil karya seni. Galeri menurut kamus Merriam–
Webster adalah sebuah institusi atau suatu bisnis yang dipamerkan dan
berhubungan dengan seni. Galeri menurut Oxford dictionary adalah sebuah
bangunan atau ruangan sebagai tempat pertunjukan atau pelelangan dari hasil
karya seni. Galeri menurut Collins Dictionary adalah sebuah bangunan atau
ruang pameran hasil karya seni. Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan, galeri adalah bangunan atau ruangan yang digunakan sebagai
tempat untuk pameran hasil karya seni atau juga dapat berfungsi tempat
pelelangan hasil karya seni. Keberadaan galeri kini cukup beragam seperti
misalnya yang cukup sering ditemui berupa galeri lukisan, kerajinan patung,
batik, koleksi barang-barang langka, dan perhiasan.
26
Secara tipologi, galeri termasuk dalam klasifikasi museum, yaitu
museum seni. Tapi galeri berbeda dengan museum secara umum. Barang
koleksi yang terdapat pada galeri tidak dapat dijual, namun pada galeri
terdapat barang koleksi yang dapat dilelang secara umum. Selain memiliki
fungsi utama sebagai ruang pameran seni, galeri juga terkadang digunakan
sebagai tempat untuk pertunjukan seni, konser musik, dan baca puisi.
Museum bersifat sosial dan merupakan sauatu bangunan yang befungsi untuk
menyimpan obyek atau koleksi barang-barang langka. Sedangkan galeri
berifat komersil karena barang barang koleksinya dapat dilelang. Menurut
Robillard ruang public pada museum terbagi menjadi empat, yaitu Entrance
Hall, Jalur Sirkulasi, Galeri, dan Lounge (ruang duduk).
27
2.1.7 Jenis Galeri
Berdasarkan fungsi dan karakter, galeri dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu:
• Galeri dalam museum,
merupakan galeri khusus yang bersifat non-profit dan memamerkan
benda yang dianggap memiliki nilai sejarah.
• Galeri kontemporer,
merupakan galeri yang memiliki fungsi komersial/ milik swasta.
Biasanya terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Tapi karena
bersifat semi-swasta biasanya mencari keuntungan dari hasil penjualan
seni.
• Vanity galeri,
merupakan galeri yang mendapatkan keuntungan dari senimannya,
seniman harus membayar untuk memamerkan hasil karyanya.
Biasanya sebagian besar pendapatan didapatkan dari seniman, bukan
dari hasil pameran koleksi.
• Galeri arsitektur,
merupakan galeri yang memamerkan hasil karya perancangan
arsitektur
• Galeri komersil,
adalah galeri yang tujuannya mencari pendapatan secara pribaci dalam
menjual karya.
Ditinjau dari koleksi barang dan kegiatannya, galeri seni lukis secara umum
terbagi menjadi:
• Galeri Tetap
Pada galeri ini kegiatan dan koleksi lukisan yang dipajang bersifat
permanen berada di galeri (koleksi tidak keluar dari area galeri).
• Galeri Temporer
Kegiatan yang berlangsung didalam galeri dan barang koleksi yang
dipamerkan berlangsung sesuai jadwal waktu tertentu yang ditetapkan
(berubah-ubah).
28
• Galeri Keliling
Pameran yang diadakan tidak menetap pada satu lokasi atau
berpindah-pindah.
29
Ditinjau dari sifat kepemilikannya, galeri dibedakan menjadi:
• Private Art Gallery
Galeri yang dimiliki perseorangan maupun kelompok.
• Public Art Gallery
Galeri yang dimiliki oleh pemerintah.
• Combination Art Gallery
Merupakan kombinasi dari Private Art Gallery dan Public Art Gallery.
30
• Galeri Internasional
Galeri yang memamerkan hasil karya seni yang berasal dari berbagai
negara.
2.1.8 Preseden
Museum Affandi
Museum Affandi terletak di Jalan L. Adisucipto 167, yaitu di jalan
utama yang menghubungkan Jalan Solo. Museum mnempati tanah sekitar
3500m2 yang terdiri atas bangunan museum beserta bangunan pelengkap, dan
bangunan rumah tinggal pelukis Affandi dan keluarganya. Pembangunan
kawasan museum dirancang sendiri oleh Affandi.
31
Sebagai bagian dari kompleks Museum Affandi, rumah tinggal
Affandi dan keluarganya berbentuk rumah panggung dengan konstruksi tiang
penyangga utama dari beton dan tiang-tiang kayu, dan atap dari bahan sirap
yang membenruk sebuah pelepah daun pisang. Bangunan yang berada dalam
kawasan museum secara keseluruhan memiliki konsep bentuk spiral lengkung
dan bentuk atap yang menyerupai pelepah daun pisang.
32
Gambar 2.16. Interior Museum Affandi
(Sumber: Dokumentasi Penulis)
Interior pada galeri tiga didominasi oleh warna putih, coklat muda dan coklat
tua. Warna putih polos yang terletak pada dinding menghasilkan pantulan
efek pencahayaan yang fokus pada lukisan dan menciptakan suasana yang
nyaman untuk menikmati visual lukisan.
33
seni, seniman melakukan perbincangan dan pembelajaran yang
menyenangkan, kritis dan membangun dengan para tokoh tersebut. Pada
akhirnya seniman membuat sebuah proyek seni berdasarkan hasil
perbincangan dengan para tokoh tersebut sehingga menghasilkan karya seni
yang kritis dan berbobot.
34
Kalmar Museum of Art
Kalmar Museum of Art dimiliki oleh Municipality of Kalmar.
Dirancang oleh Tham & Videgård Hansson Arkitekter, dengan luas bangunan
1,595m2. Terletak di Kota Kalmar, Sweden. Tepatnya terletak di Taman
Kota dari Kota Kebangkitan Kalmar. Museum ini berbentuk kubus dilapisi
oleh panel kayu yang berskala besar dan memiliki bukaan kaca yang besar.
Museum ini digunakan sebagai tempat pameran seni kontemporer, video, dan
pertunjukan konser.
35
Salah satu elemen utama arsitektur yang menonjol adalah tangga
terbuka yang berpola spiral yang terbuat dari beton cor dan memiliki
ketinggian sama dengan ketinggian bangunan museum, dimulai dari lobi pintu
masuk utama yang menghubungkan antara area taman dengan area pinggir
danau.
36
Gambar 2.24. Lower ground floor plan Gambar 2.25. Upper floor plan
Sumber: www.architecture-buildings.com Sumber: www.architecture-buildings.com
37
Gambar 2.28. Cafe pada Kalmar Museum
Sumber: www.architecture-buildings.com
2.1.9.1 Persyaratan
38
Gambar 2.30. Pencahayaan buatan
39
Gambar 2.31. Teknik pencahayaan buatan
(Sumber: Time Saver Standards for Building Types, Joseph De Chiara dam Michael J. Crosbie)
3. Publik dapat melihat pameran tanpa rasa lelah dan nyaman. Dalam
Hal ini sirkulasi ruang dan penataan lukisan penting untuk
diperhitungkan. Penyusunan setiap lukisan pada satu dinding
memberikan efek ruang menjadi lebih kecil.
40
dengan ketinggian dinding ±3,6m. Jarak melihat paling dekat ±1,2m
dengan sudut pandang horizontal 30° dan 40°.
(Sumber: Time Saver Standards for Building Types, Joseph De Chiara dam Michael J. Crosbie)
41
Gambar 2.35. Tata letak lukisan pada Cedar Rapids Museum of Art
(Sumber: Time Saver Standards for Building Types, Joseph De Chiara dam Michael J. Crosbie)
42
Selain pencahayaan, tingkat temperatur udara juga perlu untuk
diperhatikan. Menurut Time Saver Standard, galeri seni memiliki standar
temperatur udara yang berkisar 20°c – 21°c untuk ruang pameran publk, dan
untuk penyimpanan 15,5°c - 20°c.
43
2.2.2 Klasifikasi Cafe
f. A La Carte Restaurant
Adalah restoran yang mendapat ijin penuh untuk menjual makanan
lengkap dengan banyak variasi. Restoran ini memberikan kebebasan
kepada konsumennya untuk memilih makanan, dan tiap-tiap makanan
memiliki harga tersendiri.
g. Table de’Hote Restaurant
Merupakan restoran khusus yang menyediakan menu yang lengkap dari
hidangan pembuka sampai hidangan penutup dengan harga yang telah
ditentukan.
h. Cafetaria atau Cafe
Merupakan restoran kecil yang mengutamakan penjualan kue, roti, kopi,
dengan menu yang terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.
i. Inn Tavern
Adalah restoran yang dikelola perorangan dengan harga menu yang
terjangkau. Biasanya terletak di tepi kota dan suasananya dibuat sangat
dekat dan ramah dengan konsumennya sekaligus menyediakan makanan
yang lezat.
j. Snack Bar atau Milk Bar
Adalah restoran yang tidak terlalu luas dan sifatnya tidak resmi.
Konsumen pun mengumpulkan makanan mereka diatas baki yang diambil
dari atas counter (meja panjang).
44
2.2.3 Sejarah perkembangan Cafe
Cafe merupakan istilah yang berasal dari bahasa Perancis, yaitu Cafe.
Secara umum Cafe memiliki arti (minuman) kopi. Kemudian kegiatan minum
kopi ini menjadi suatu kebiasaan dan lokasi yang dijadikan tempat untuk
minum tersebut dinamakan Cafe yang kini tidak hanya sebagai tempat minum
kopi saja melainkan juga beragam minuman lain. Dari sudut pandang budaya,
Coffehouse atau Cafe berfungsi sebagai pusat interaksi sosial, serta
memberikan wadah kepada pengunjungnya untuk dapat melakukan kegiatan
menulis, berdiskusi, menghabiskan waktu, bercengkrama, membaca, baik
secara perorangan maupun kelompok kecil yang berjumlah dua atau tiga orang.
Pada abad ke 17, Coffeehouse atau Cafe merupakan tempat untuk
berkumpulnya para politisi untuk mengkritik system pemerintahan yang sedang
berjalan secara bebas tanpa rasa takut.
(sumber: Wikipedia)
45
Gambar 2.38. Cafe rekat dengan keberadaan kalangan pemuda
(Sumber: www.motodream.ne)
2.2.5 Preseden
ViaVia Cafe merupakan Cafe yang terletak di Jl. Prawirotaman no. 30,
Yogyakarta. Sejarahnya, sebelum berganti kepemilikan Cafe ini dimiliki oleh
46
Nusa Dua Cafe. Kemudian berganti kepemilikan dan dilakukan beberapa
renovasi oleh arsitek Eko Prawoto. Bagian ruang dalam terlihat simple namun
nyaman untuk berlama-lama didalma bangunan tersebut. Selain itu arah
bangunan yang mengarah ke utara juga mempengaruhi kondisi pengudaraan ke
dalam bangunan karena tidak langsung menghadap kearah sinar matahari.
ViaVia Cafe terdiri dari dua lantai. Lantai satu terdapat area makan indoor,
dapur, kasir, children’s corner, no smoking area, kelas yoga, reservasi travel
untuk para turis, dan galeri pernak pernik tradisional.
Lantai dua merupakan area semi outdoor yang terdiri dari area makan,
gudang, dan dapur kecil. Interior lantai dua ditata secara epik, memberikan
nuansa relax karena terdapat susunan bambu dan unsur komponan interior kayu
yang mencolok. Elemen-elemen ini ditata sedemikian rupa sehingga tidak
menjadi suatu tampilan yang monoton. Tapi sangat disayangkan ketika hujan
area semi outoodor tersebuu tidak dapat digunakan hujan tempias masuk
kedalam area tersebut.
47
Gambar 2.42. Area tangga naik
(Sumber: dokumentasi penulis)
48
Gambar 2.43. Fasad Royal/T Gallery & Cafe
(Sumber: http://www.archdaily.com/10793/royal_t-project-why-architecture/
(Sumber: http://www.archdaily.com/10793/royal_t-project-why-architecture/
49
Gambar 2.45. Denah Royal/T Gallery Cafe
(Sumber: http://www.archdaily.com/10793/royal_t-project-why-architecture/
50
Pengunjung 3 Datang- parkir- makan/minum di Cafe- Parkiran, Cafe,
duduk-duduk- KM/WC- parkiran- pulang KM/WC
Direktur Galeri & Datang- parkir- menuju ruang kerja- Parkiran, ruang
Cafe berorientasi- rapat- istirahat- makan siang- direktur, ruang rapat,
KM/WC- memantau keadaan Galeri & lounge, KM/WC
Cafe- membuat rencana kegiatan- menemui
peneliti unruk seniman residensi-
memeriksa laporan karyawan- parkiran-
pulang
Sponsor Datang- parkir- rapat- keliling Galeri Cafe- Parkiran, ruang rapat,
makan siang- KM/WC- parkiran- pulang Galeri, Cafe, KM/WC
Sekretaris Datang- parkir- menuju ruang kerja- Parkiran, ruang
berorientasi- memeriksa jadwal kegiatan sekretaris, lounge,
direktur- rapat- istirahat- makan siang- ruang rapat, KM/WC,
KM/WC- mengatur jadwal kegiatan mushola
direktur- mengatur dokumen penting
direktur- sholat- mengumpulkan laporan
karyawan- parkiran- pulang
Bendahara Datang- parkir- menuju ruang kerja- Parkiran, ruang kerja,
berorientasi- rapat- istirahat- makan siang- ruang rapat, lounge,
KM/WC- memeriksa laporan keuangan KM/WC,
Galeri & Cafe- mengatur pendapatan dan
pengeluaran Galeri & Cafe- parkiran-
pulang
Kepala bagian Datang- parkir- menuju ruang kerja- Parkiran, ruang kerja,
Galeri/ Kurator berorientasi- rapat- patroli memeriksa objek ruang rapat, galeri,
Galeri- seleksi lukisan yang akan dipajang- gudang lukisan, lounge,
membuat dan mengumpulkan laporan KM/WC
kegiatan dan objek lukisan yang ada di
Galeri- istirahat- makan- KM/WC- bekerja-
parkiran- pulang
Kepala bagian Cafe Datang- menuju ruang kerja- berorientasi- Parkiran, ruang kerja,
rapat- membantu pekerjaan di Cafe- ruang rapat, Cafe,
istirahat- makan- KM/WC- membuat lounge, KM/WC
laporan- parkiran- pulang
51
Kepala bagian Datang- parkir- menuju ruang kerja- Parkiran, ruang kerja,
operasional berorientasi- rapat, memeriksa utilitas ruang rapat, ruang
bangunan bangunan- menyusun laporan- istirahat- utilitas, gudang, lounge,
makan- KM/ WC- parkiran- pulang KM/WC
Teknisi Datang- parkir- menuju ruang kerja- Parkiran, ruang loker,
berorientasi- memeriksa utilitas bangunan- ruang utilitas, gudang,
memperbaiki utilitas yang rusak- istirahat- lounge, KM/WC
makan- KM/WC- ruang loker- parkiran-
pulang
Kepala bagian Datang- parkir- ruang kerja- berorientasi- Parkiran, ruang kerja,
operasional Galeri memeriksa jadwal kegiatan- rapat- ruang rapat, lounge,
& Cafe memeriksa dan membantu pekerjaan staf KM/WC
bawahannya- istirahat- makan- KM/WC-
membuat laporan- parkiran- pulang
Kepala bagian Datang- parkir- ruang kerja- memeriksa Parkiran, ruang kerja,
dokumentasi dan jadwal kegiatan- berorientasi- rapat- ruang rapat, lounge,
publikasi merencanakan dan mendesain publikasi KM/WC
Galeri & Cafe- dokumentasi pameran yang
sedang berlangsung- membuat laporan-
istirahat- makan- KM/WC- parkiran- pulang
Kepala bagian Datang- ruang kerja- memeriksa jadwal Parkiran, ruang rapat,
residensi kegiatan- rapat- mempersiapkan kebutuhan ruang kerja, lounge,
pameran seniman residensi- mencari KM/WC
peneliti- istirahat- makan- KM/WC-
membuat laporan- parkiran- pulang
Staf administrasi Datang- parkir- ruang kerja- berorientasi- Parkiran, ruang kerja,
menyusun keperluan administrasi- istirahat- lounge, KM/WC
makan- KM/WC- bekerja- parkiran- pulang
Staf inventaris Datang- parkir- ruang kerja- berorientasi- Parkiran, ruang loker,
memeriksa jadwal kegiatan- gudang inventaris,
mempersipakan keperluan inventaris KM/WC, lounge
pameran- membeli/ menyewa kebutuhan
pameran- menata inventaris pameran-
istirahat- makan- KM/WC- loker- parkiran-
pulang
52
Staf dokumentasi Datang- parkir- ruang kerja- berorientasi- Parkiran, ruang loker,
dan publikasi dokumentasi kegiatan di Galeri & Cafe- lounge, Galeri, Cafe,
mendesain untuk publikasi galeri- istirahat- KM/WC
makan- loker- parkiran- pulang
Seniman residensi Bangun tidur- mandi- sarapan- Kamar tidur, KM/WC,
mempersiapkan proyek seni- mengerjakan dapur, area jemur,
proyek seni- makan- KM/WC- berdiskusi workshop, Galeri,
dengan peneliti- istirahat- mandi- makan lounge/ Cafe, KM/WC
malam- mengerjakan proyek seni- istirahat-
tidur
Tutor melukis Datang- parkir- mempersiapkan materi- Parkiran, ruang kelas,
mengajar melukis- makan- KM/WC- lounge, KM/WC
parkiran- pulang
Pemandu Datang- parkir- loker- menunggu Parkiran, ruang loker,
pengunjung di lobi- memandu- istirahat- lobi, Galeri, lounge,
makan- KM/WC- menunggu pengunjung di KM/WC
lobi- memandu- loker-pulang
Satpam Datang- parkir- bekerja- patroli- istirahat- Parkiran, pos
makan- KM/WC- patroli- ganti shift- keamanan, KM/WC
pulang
OB Datang- parkir- loker- bersih-bersih- Parkiran, ruang loker,
istirahat- makan- KM/WC- bersih-bersih- KM/WC, Galeri &
loker- pulang Cafe
Tukang kebun Datang- parkir- bersih-bersih- istirahat- Parkiran, taman,
makan- KM/WC- bersih-bersih- pulang gudang
Koki Datang- parkir- loker- masak- istirahat- Parkiran, ruang loker,
makan- KM/WC- masak- loker- pulang dapur, gudang
persediaan, KM/WC
Pelayan Cafe Datang- parkir- loker- melayani Parkiran, ruang loker,
pengunjung- istirahat- makan- KM/WC- area makan Cafe,
melayani pengunjung- loker- pulang KM/WC, gudang
persediaan
(Sumber: Analisa penulis)
53
gudang lukisan, ruang utilitas, ruang loker, gudang inventaris, dapur galeri Cafe, gudang
persediaan Cafe, mushola, area makan, workshop, plaza, ruang kelas seni, pos keamanan,
dan taman. Untuk area residensi terdapat ruang kamar tidur, dapur, KM/WC, dan area
jemur. Karena masing-masing ruang digunakan oleh pelaku yang kegiatannya berbeda-
beda, maka berikut kebutuhan standar ruang kenyamanan per orangnya:
Bangunan Galeri & Cafe harus memiliki eye-catching agar dapat lebih
menarik pengunjung dan mencerminkan bangunan galeri seni, terutama pada bagian
pintu masuk utama untuk menciptakan komunikasi sirkulasi yang baik.
54