Perjalanan Politik Dinasti Di Indonesia Dan Keterkaitannya Dengan
Perjalanan Politik Dinasti Di Indonesia Dan Keterkaitannya Dengan
Perjalanan Politik Dinasti Di Indonesia Dan Keterkaitannya Dengan
Oleh
Mia Rangga, Program Studi Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Tidar
E-mail: [email protected]
Abstrak
Pada artikel ini penulis mencoba untuk menganalisa perjalanan politik dinasti di Indonesia dan
keterkaitannya dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang baik. Politik dinasti tidak dilarang secara
tegas oleh undang-undang, tetapi keberadaannya memunculkan indikasi terjadinya pemerintahan yang
koruptif. Tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk mengkaji keberadaan politik dinasti dan
memberikan pemahaman mengenai politik dinasti di Indonesia yang seringkali diwajarkan oleh
masyarakat. Penulis menggunakan metode penelitian normatif dengan menggunakan Undang-Undang,
keputusan Mahkamah Konstitusi, dan literasi terkait mengenai politik dinasti. Dari analisis penulis dapat
disimpulkan bahwa : (1) Politik dinasti tidak dilarang keberadaannya di Indonesia, hal tersebut berkaitan
dengan hak asasi warga negara dalam pemerintahan, yaitu turut serta dalam membangun masyarakat,
bangsa, dan negaranya sesuai dengan pasal 15 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia (2) Pejabat pemerintahan yang berasal dari politik dinasti memiliki kecenderungan untuk
melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan yang baik, padahal diketahui bahwa AAUPB merupakan salah
satu hukum positif yang berlaku diluar hukum tertulis.
lingkungan pemerintah1. Secara sederhana, akuntabilitas yang pada akhirnya akan merugikan
nepotisme dapat diartikan sebagai perilaku masyarakat.
penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat
Politik dinasti juga bertentangan dengan asas-
pemerintah demi menguntungkan sanak keluarga
asas umum pemerintahan yang baik.
nya untuk menduduki jabatan tertentu dalam
Pemerintahan yang baik adalah
pemerintahan. Dewasa ini, nepotisme memiliki
pemerintahan yang mengembangkan dan
kecenderungan untuk kembali hadir dalam
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas,
pemerintahan Indonesia dengan munculnya
akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima,
politik dinasti sebagai pemantiknya.
demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi
Politik dinasti merupakan gejala yang timbul hukum, dan dapat diterima seluruh masyarakat.
dari nepotisme itu sendiri, sehingga Bertentangan dengan hal tersebut, pada dinasti
keberadaannya pun harus diperangi bersama- politik pejabat pemerintahan tidak menunjukkan
sama. Terbukti banyaknya kandidat yang profesionalitas nya, karena pada akhirnya mereka
terafiliasi dengan beberapa pejabat pemerintahan. akan menguntungkan satu sama lain. Ketika
Hal ini akan berdampak pada kemunduran kepentingan pribadi itu mendominasi, pejabat
pemerintahan itu sendiri. Dapat dipastikan tersebut sudah pasti tidak akan dapat
kebijakan yang diambil tidak akan merugikan mempertanggungjawabkan jabatannya dan tidak
pihak satu sama lain dan kebijakan-kebijakan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada
tersebut akan saling melindungi satu sama lain, masyarakat.
sehingga praktik kecurangan semakin merajalela.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari total 124 calon kepala daerah yang
Dalam artikel ini penulis akan menganalisis
memiliki hubungan kekerabatan dengan pejabat
perihal perjalanan politik dinasti di Indonesia dan
pemerintahan, sebanyak 67 diantaranya
2 proses perkembangannya sekarang. Berikutnya,
memenangkan pemilihan . Artinya kini ada 50%
penulis juga akan menganalisis keterkaitan Asas-
calon kepala daerah yang memiliki hubungan
Asas Umum Pemerintahan yang Baik dengan
darah dengan pejabat pemerintahan lain. Undang-
politik dinasti.
undang tidak secara tegas melarang keberadaan
sanak keluarga pejabat pemerintahan untuk C. TUJUAN PENELITIAN
memiliki jabatan dalam suatu pemerintahan,
karena di dasarkan pada hak individu dalam Penelitian ini bertujuan untuk meninjau
pemerintahan, yaitu hak dipilih dan memilih. keberadaan politik dinasti di Indonesia dalam
Alasan keberadaan dinasti politik perlu diperangi perspektif hukum dan keterkaitannya dengan
adalah demi upaya preventif terjadinya Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik agar
penyalahgunaan kekuasaan. Pada kenyataannya dapat digunakan masyarakat sebagai sumber
jika terjadi penyalahgunaan kekuasaan, kerabat pengetahuan mengenai pemerintahan.
tersebut akan cenderung menutupi, hal tersebut
akan berdampak pada sulitnya transparansi dan
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia 200833-32-583132/dinasti-politik-di-pilkada-2020-
2
Dinasti Politik di Pilkada 2020 disebut meningkat, disebut-meningkat-67-menang (di akses pada
67 menang, tanggal 1-3-2021)
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201216
Perjalanan Politik Dinasti (mia) |3
3
Riwayat Politik Dinasti,
https://historia.id/kultur/articles/riwayat-politik-
dinasti-P0Kng (di akses pada tanggal 15-3-2021)
Perjalanan Politik Dinasti (mia) |4
menjadi tantangan untuk membangun Gubernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati,
pemerintahan yang sesuai dengan kaidah negara serta Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali
demokrasi. Sehingga, praktik politik dinasti ini Kota adalah yang memenuhi persyaratan tidak
bukan tidak mungkin akan terus terjadi, terlebih memiliki konflik kepentingan dengan petahana.”
politik dinasti tidak dilarang dalam perundang- Yang dimaksud dengan “kepentingan dengan
undangan. Hal ini berkaitan dengan hak dalam pertahanan” dijelaskan dalam penjelasan UU
pemerintahan, yaitu hak dipilih dan hak tersebut, bahwa “Yang dimaksud dengan "tidak
memilih.4 memiliki konflik kepentingan dengan petahana”
adalah tidak memiliki hubungan darah, ikatan
Politik dinasti semakin berkembang setelah
perkawinan dan/atau garis keturunan tingkat
lengsernya masa jabatan Soeharto pada era orde
lurus ke atas, ke bawah, ke samping dengan
baru. Hal tersebut dikarenakan masyarakat
petahana yaitu ayah, ibu, mertua, paman, bibi,
semakin bebas mengeluarkan pendapat dan
kakak, adik, ipar, anak, menantu kecuali telah
mudahnya mencalonkan diri sebagai pejabat
melewati jeda 1 kali masa jabatan.” Mahkamah
negara. Namun, pemerintahan Soeharto juga
Konstitusi berdalih bahwa pasal tersebut
mnyimpan cerita tersendiri mengenai praktik
membatasi keluarga pejabat untuk mendapatkan
politik dinasti. Soeharto acap kali menunjuk
hak nya dalam pemerintahan dan hal tersebut
rekanan militernya untuk mengisi jabatan sipil,
bertentangan dengan Deklrasi Universal HAM
mulai dari walikota hingga Wakil Presiden,
PBB tahun 1948 yang menjamin individu untuk
Soeharto pernah memberikannya kepada rekanan
ikut serta dalam pemerintahan negara nya.
militernya. Bukan hanya rekanan militernya,
Sejalan dengan pasal tersebut, pasal 15 UU
keluarganya pun ikut menikmati keuntungannya,
HAM7 juga menjamin hal yang sama, yaitu setiap
seperti pada proyek pembangunan jalan tol,
individu berhak untuk ikut serta membangun
impor minyak, pengelolaan air minum, dan
negara, masyarakat, dan bangsa nya baik secara
sebaginya. Hal tersebut juga yang menjadi salah
individu maupun kolektif.
satu faktor penurunan jabatan Soeharto pada
1998. Rakyat menilai praktik politik yang Politik dinasti berpotensi besar menimbulkan
dilakukan oleh pemerintahan Soeharto sudah perilaku koruptif maupun mal administrasi
tidak sehat. Terlalu banyak catatan korupsi, lainnya. Namun, politik dinasti tidak hanya dapat
kesewenang-wenangan, dan pelanggaran HAM. dicegah melalui peraturan perundang-undangan.
Politik dinasti dapat dicegah oleh partai politik.
Pada 2017 lalu, Mahkamah Konstitusi
Upaya preventif tersebut berkenaan dalam
menghapus pasal yang berkenaan dengan politik
merekrut calon-calon anggota secara akuntable
dinasti5. Ketentuan tersebut tercantum pada Pasal
dan tidak memaksakan diri untuk mengajukan
7 huruf r UU No. 8 tahun 2015 tentang Pilkada6
calon pejabat negara yang berasal dari dinasti
yang berbunyi “Warga negara Indonesia yang
dapat menjadi Calon Gubernur dan Calon Wakil
4
Leo Agustino, Dinasti Politik Pasca Orde Baru: Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Pengalaman Banten, Majalah Pemikiran Sosial Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Ekonomi, vol. 29 no. 3, Juli 2010, hlm. 102 Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi
5
Iskandar Zulkarnain, Etika Politik Dinasti dan Undang-Undang
7
Urgensi PILKADA 2020 Dalam Ancaman Covid-19, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang
Jurnal Etika dan Pemilu, vol. 6 no. 1, 2020 Hak Asasi Manusia
6
UU Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Perjalanan Politik Dinasti (mia) |5
politik yang tidak memiliki kompetensi dan visi yang berlaku dalam administrasi pemerintahan9,
yang baik untuk jabatannya. yaitu :
8 9
Ridwan, HR, 2017, Hukum Administrasi Negara, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
(Jakarta: Rajawali Pers), hlm. 230 Administrasi Pemerintahan
Perjalanan Politik Dinasti (mia) |6
Peraturan Perundang-Undangan :
Web :