Irma Suryani Rahman (208082000026)
Irma Suryani Rahman (208082000026)
Irma Suryani Rahman (208082000026)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
IRMA SURYANI RAHMAN
NIM: 208082000026
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
i
PENGARUH KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, DISKRIMINASI,
DAN KEMUNGKINAN TERDETEKSI KECURANGAN TERHADAP
PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK
(TAX EVASION)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 04 Desember 2012 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Irma Suryani Rahman
2. NIM : 208082000026
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul skripsi : Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi dan
Kemungkinan Terdeteksi Kecurangan Terhadap Persepsi
Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax
Evasion)
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 23 Juli 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Irma Suryani Rahman
2. NIM : 208082000026
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul skripsi : Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi dan
Kemungkinan Terdeteksi Kecurangan Terhadap Persepsi
Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax
Evasion)
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
1. Nama : Irma Suryani Rahman
2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 19 Juli 1990
3. Alamat : Perumahan Villa Cinere Mas, Kawasan
Matahari, Jl. Matahari 1 L3 No.36 Tangerang
Selatan 15419
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : H. Abdurahman Sidik
6. Nama Ibu : Rochilah Abdurasyid, S.Sos
7. Nomor Telepon : 085780677575
8. E-mail : [email protected]
vi
THE EFFECT OF FAIRNESS, TAX SYSTEM, DISCRIMINATION AND
PROBABILITY OF CHEAT DETACT AGAINTS TAXPAYER
PERCEPTIONS ABOUT ETHICAL OF TAX EVASION
ABSTRACT
vii
PENGARUH KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, DISKRIMINASI DAN
KECENDERUNGAN PERSONAL TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK
MENGENAI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK (TAX EVASION)
ABSTRAK
viii
KATA PENGANTAR
ix
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberi bimbingan, arahan, dan
ilmu pengetahuannya kepada peneliti dalam penyusunan skripsi, hingga
akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Reskino, SE., M.Si, Ak., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberi bimbingan, arahan,
dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti dalam penyusunan skripsi hingga
akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.
6. Seluruh Dosen beserta Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi
ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk mas heri, mas ajiz, mas alfred,
mpok heni, mba ani, bu siska dll yang telah membantu peneliti dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lainnya.
8. Ibu Wahyu Suminarsasi, SE., M.Si., selaku Dosen UGM Yogyakarta yang
telah memberikan referensi penelitian kepada peneliti sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan dengan baik.
9. KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru II (Bapak Pri), KPP Pratama Jakarta
Pancoran (Bapak Frandi), KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk II (Ibu Ela dan
Bapak Sembodo) dan KPP Pratama Jakarta Tamansari II (Bapak Soni dan
Bapak Supandi) yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
diperkenankan riset dengan menyebarkan kuesioner penelitian.
10. Teman-teman seperjuangan fazlun, jodi, shandy, helmi, maulana, nawang,
soim, aya, anjani, nike, silvy, putri, tika, ani, iis, sam, eka, alifah, dian, otha dll
khususnya Akuntansi A angkatan 2008 yang sama-sama berjuang dan saling
membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas akhir kuliah. Seluruh sahabat,
terima kasih atas bantuan, semangat dan do’anya.
x
11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi peneliti, suatu
kebahagiaan telah dipertemukan dengan kalian semua, terima kasih banyak.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan
dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi
dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
xi
DAFTAR ISI
xii
B. Etika ........................................................................................... 30
1. Pengertian Etika .................................................................... 30
2. Jenis-Jenis Etika .................................................................... 30
C. Penggelapan Pajak (Tax Evasion) .............................................. 33
1. Pengertian Penggelapan Pajak .............................................. 33
2. Dampak Penggelapan Pajak .................................................. 34
D. Keadilan ..................................................................................... 37
1. Jenis Keadilan Pajak .............................................................. 37
2. Cara Mewujudkan Keadilan Pajak......................................... 41
E. Sistem Perpajakan ...................................................................... .. 45
1. Asas Perpajakan ..................................................................... 45
2. Sistem Perpajakan di Indonesia ............................................ 46
F. Diskriminasi ............................................................................... 53
G. Pemeriksaan Pajak ..................................................................... 54
1. Pengertian Pemeriksaan Pajak .............................................. 54
2. Kriteria Pemeriksaan Pajak .................................................... 55
3. Tujuan Pemeriksaan Pajak ..................................................... 57
4. Wewenang Pemeriksaan Pajak ............................................. 58
5. Standar Pemeriksaan Pajak .................................................... 58
6. Jenis-Jenis Pemeriksaan Pajak ............................................... 59
7. Jangka Waktu Pemeriksaan Pajak.......................................... 66
H. Penelitian Terdahulu .................................................................. 67
I. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ................................. 72
1. Keadilan dengan Etika Penggelapan Pajak ........................... 72
2. Sistem Perpajakan dengan Etika Penggelapan Pajak ............ 73
3. Diskriminasi dengan Etika Penggelapan Pajak...................... 75
4. Kemungkinan Terdeteksi Kecurangan dengan Etika
Penggelapan Pajak ................................................................ 77
J. Kerangka Pemikiran ................................................................... 78
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 79
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 79
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 79
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 80
D. Metode Analisis Data ................................................................ 81
1. Statistik Deskriptif ............................................................... 81
2. Uji Kualitas Data ................................................................... 81
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 83
4. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................ 85
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................... 88
1. Variabel Independen (X) ....................................................... 88
2. Variabel Dependen (Y): Etika Penggelapan Pajak ............... 92
xiv
BAB V Kesimpulan Dan Saran ................................................................ 124
A. Kesimpulan ................................................................................ 124
B. Implikasi .................................................................................... 125
C. Saran ........................................................................................... 126
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 127
LAMPIRAN ................................................................................................... 130
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
khususnya sektor non migas. Dari sektor ini, Pemerintah terus meningkatkan
sektor pajak. Menurut Soemitro (2003:1) pajak merupakan iuran wajib bagi
seluruh rakyat yang harus dibayarkan kepada kas negara menurut ketentuan
pengeluaran umum negara. Oleh karena itu, semua rakyat yang menurut
1
Sistem pemungutan pajak merupakan salah satu elemen penting yang
terdapat tiga sistem pemungutan pajak, yaitu official assessment system, self
menerapkan self assessment system. Dalam sistem ini, wajib pajak dituntut
untuk berperan aktif, mulai dari mendaftar diri sebagai wajib pajak, mengisi
oleh wajib pajak. Oleh karena itu, sistem ini akan berjalan dengan baik apabila
kewajiban perpajakan atas kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta dengan
dan penghayatan Wajib Pajak akan kewajibannya dibidang perpajakan dan ikut
2008:174).
2
Seperti yang diketahui, belum optimalnya penerimaan pajak di negara
pajak (tax evasion), dan korupsi pajak. Hal ini dapat dilihat dari besarnya tax
gap, yaitu selisih antara kewajiban pajak yang seharusnya dengan pajak yang
dibayar. Tax gap dibedakan menjadi tiga: non-filing gap yaitu tax gap yang
terjadi karena pajak yang terutang tidak dibayar dan wajib pajak tidak
pajak yang dilaporkan dalam SPT dan berada di bawah yang seharusnya,
underpayment gap yaitu potensi pajak yang hilang akibat wajib pajak
tidak ada kewajiban pajak tersebut, uang yang dibayarkan untuk pajak bisa
al, 2009:1).
ini pendapatan pemerintah dari sektor pajak belumlah maksimal, bisa dilihat
dari penjelasan dari Direktur Jenderal (Ditjen) Pajak A. Fuad Rachmany yang
3
memaparkan bahwa realisasi penerimaan pajak cenderung mengalami
Tabel 1.1
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak
pemerintah dari sektor pajak belumlah maksimal, hanya pada tahun 2008 dan
yang dapat kita lihat dari realisasi penerimaan pajak pada tahun 2007 (96,7%)
adanya praktek penggelapan pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Dari tiap
Seperti yang dikatakan oleh Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Ditjen
4
tersebut tidak mencapai jumlah yang sudah ditargetkan, yaitu hanya mencapai
97,4 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2010. Berbagai macam
dimana Wajib pajak menganggap bahwa pajak merupakan momok yang dapat
Cara yang digunakan oleh Wajib Pajak dengan melanggar dan menentang
akan merugikan Negara dan tentunya akan dikenakan sanksi administrasi dan
5
Pengertian–pengertian pajak menurut para ahli menunjukan bahwa
2011:2).
pihak, masyarakat pembayar pajak sebagai pihak yang harus membayar pajak
yang dilakukannya, akan berupaya sebaliknya, yaitu mencari cara agar dapat
mengurangi pajak terutang yang harus dibayar kepada kas Negara. Hal ini
terjadi karena dari sudut pandang pembayar pajak, pajak merupakan biaya
6
berlaku di negara tempat masyarakat pembayar pajak berada. Sulitnya
Tabel 1.2
Fenomena Kasus Tindak Penggelapan dan Mafia Pajak Di Indonesia
7
Tabel 1.2 (Lanjutan)
Fenomena Kasus Tindak Penggelapan dan Mafia Pajak Di Indonesia
8
Banyaknya skandal dan kekacauan yang terjadi di institusi dan individu
institusi selalu menemui masalah yang menuntut keputusan yang bersifat etis.
Dalam hal ini tindak penggelapan pajak akan dianggap menjadi suatu
perbuatan yang etis dikarenakan buruknya birokrasi yang ada dan minimnya
penggelapan pajak dianggap suatu hal yang etis dikarenakan oleh minimnya
(overstatement of the deductions) di lain pihak. Bentuk tax evasion yang lebih
parah adalah apabila Wajib Pajak (WP) sama sekali tidak melaporkan
dipengaruhi oleh berbagai hal seperti tarif pajak terlalu tinggi, kurang
9
membayar pajak, kurangnya ketegasan pemerintah dalam menanggapi
mungkin etis jika pengaruh pajak adalah untuk menaikkan harga atau jika
penghasilan, pajak pertambahan nilai dan tarif pajak dapat di lihat dari segi
sarjana Muslim berpendapat bahwa penggelapan pajak tidak selalu etis. Ulama
dan sarjana Muslim mengutip dari segi perspektif Quran untuk membenarkan
nilai-nilai yang dapat memacu pembangunan, jelaslah bahwa agama akan turut
sistem yang dijalankan dan dikendalikan oleh manusia (fiskus dan WP).
nilai etika dan religi yang dianut oleh manusia pelaksananya. Dengan kata lain,
kesuksesan pemungutan pajak. Bila nilai etika tersebut dijunjung tinggi, maka
aparat pajak maupun Wajib Pajak tentunya sebisa mungkin akan bersikap
10
profesional dan menjalankan perannya dengan baik, demikian juga sebaliknya
pajak merupakan bagian vital dari fungsi pengawasan dalam self assessment,
11
hal yang etis, termasuk kemampuan untuk membayar pajak dan korupsi
penggelapan pajak selalu tidak etis. Salah satu alasan untuk kesimpulan ini
kewajiban untuk tidak meremehkan orang Yahudi lain. Jika seorang Yahudi
melakukan penggelapan pajak, hal itu akan membuat semua orang Yahudi
orang di enam negara. Sebuah skala pertanyaan sebanyak delapan belas item
pajak (tax evasion) secara keseluruhan memiliki tiga dimensi persepsi skala
etis dari item-item yang diuji, yaitu: 1) keadilan, yang terkait dengan kegunaan
positif dari uang, 2) sistem perpajakan, yang terkait dengan tarif pajak dan
2009:2).
12
Penelitian ini selanjutnya mengacu pada variabel-variabel seperti yang
berbagai aspek) yang telah dikemukakan diatas, pada dasarnya wajib pajak
akan memandang pajak sebagai beban, dan sudah menjadi sifat dasar manusia
untuk selalu mengurangi beban seminimal mungkin. Secara umum ada tiga
tahapan yang akan dilakukan oleh seorang wajib pajak dalam melakukan
upaya penghindaran ini tidak dapat dilakukan, maka wajib pajak akan mulai
usaha meminimalkan beban pajaknya. Dan ternyata jika hal tersebut telah
dilakukan (atau ternyata tidak dapat dilakukan secara maksimal), maka barulah
menunjukan sikap pemerintahan yang baik, jujur dan adil dalam menggunakan
13
kemudahan sistem perpajakan yang ada diharapkan untuk menjadikan
dapat tercapai dan penerimaan pajak dapat mencapai target yang diinginkan.
sebelumnya yaitu:
diskriminasi.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Pribadi
3. Selain itu, penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 sedangkan penelitian
akhir-akhir ini yang banyak dilakukan oleh Wajib Pajak beserta fiskus. Selain
itu, dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan bisa mengukur sejauh mana
secara adil dan merata, serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
14
variabel-variabel terkait terhadap persepsi dari wajib pajak terhadap tindakan
penggelapan pajak. Untuk itu peneliti melakukan penelitian ini dengan judul
B. Perumusan Masalah
masalah sbb:
pajak) ?
1. Tujuan Penelitian
15
b. Untuk menganalisis variabel independen (keadilan, sistem perpajakan,
penggelapan pajak)
2. Manfaat Penelitian
penggelapan pajak.
b. Bagi Akademisi
penggelapan pajak.
16
c. Bagi Peneliti
penggelapan pajak.
d. Pembaca
pajak.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pajak
adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi
2011:1).
18
Menurut Djayaningrat, pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan
dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara
pemerintah daerah.
(pemerintah)
ditekan.
19
Berdasarkan definisi diatas, pengertian pajak adalah iuran yang
Wajib Pajak yang membayar iuran atau pajak kepada negara tidak akan
mendapat balas jasa yang langsung dapat ditunjukkan. Tetapi imbalan yang
2. Fungsi Pajak
berimbang tercapai.
demikian maka akan dapat menumbuhkan objek pajak dan subjek pajak
yang baru yang lebih banyak lagi, sehingga basis pajak lebih meningkat
20
1) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Pajak
transaksi jual beli barang mewah. Semakin mewah suatu barang maka
pendapatan.
kesehatan).
21
Berdasarkan fungsi pajak diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
fungsi budgetair merupakan suatu alat untuk mengisi kas negara atau daerah
dan budaya.
3. Jenis Pajak
sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan
tempat tinggal.
22
c. Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak terdiri dari:
1) Pajak Negara atau Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh
pelaksana pemungutnya.
a. Stelsel Pajak
23
2) Stelsel anggapan, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak
yang telah di uraikan di atas stelsel dibagi menjadi tiga, dan ketiganya
batas negara menjadi tidak jelas bagi Wajib Pajak dalam mencari dan
Dalam pemungutan pajak penghasilan ada tiga macam cara yang biasa
tempat tinggal wajib pajak dalam suatu negara. Negara di mana Wajib
diperoleh, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri dan tanpa
24
2) Asas sumber
3) Asas kebangsaan
akan dijadikan landasan oleh negara. Seperti yang telah di uraikan di atas
merupakan asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai
25
1) Official Assessment System
terutang ada pada Fiskus, Wajib Pajak bersifat pasif. Utang pajak
terutang ada pada Wajib Pajak sendiri. Wajib Pajak aktif mulai dari,
ada pada pihak ketiga, pihak selain Fiskus dan Wajib Pajak.
mengenai besarnya PBB yang terhutang setiap tahun. Jadi Wajib Pajak
26
Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang dikeluarkan oleh KPP
dimana tempat objek pajak tersebut terdaftar . (2) Self assessment system
Wajib Pajak Badan maupun Wajib Pajak Orang Pribadi), dan SPT Masa
PPN. PBB juga menganut system self assessment dimana Wajib Pajak
pemungutan sesuai PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal
26, PPh Final Pasal 4 Ayat (2), PPh Pasal 15, dan PPN. Sebagai bukti
atas pelunasan pajak ini biasanya berupa bukti potong atau bukti pungut.
Dalam kasus tertentu ada juga yang berupa Surat Setoran Pajak (SSP).
5. Tarif Pajak
empat macam tarif pajak, yaitu tarif proposional, tarif tetap, tarif progresif,
27
a. Tarif Proposional
b. Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang
c. Tarif Progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai
d. Tarif Degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah dikenai pajak
semakin besar.
pengertian wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
perpajakan.
28
Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,
organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan
c. Wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang melalui Kantor Pos
Jadi dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak ini
terdiri dari dua jenis yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak
badan yang memenuhi definisi sebagai subjek pajak dan menerima atau
pajak tertentu.
29
B. Etika
1. Pengertian Etika
Secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethos"
yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya
berkaitan erat dengan moral yang merupakan istilah dari bahasa latin, yaitu
"mos" yang dalam bentuk melakukan perbuatan baik dan menghindari hal-
hal tindakan yang buruk. Menurut seorang muslim etika adalah cara
2) Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sejauh dengan nilai dan
norma moral.
sebagai objeknya.
30
Menurut Sidik (2007), etika dapat dikelompokan menjadi dua
a. Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang
b. Etika merupakan hukum sosial. Sifat dasar etika adalah sifat kritis, etika
bertugas:
bagi seorang ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang-
diperiksa segala macam moral, pada dasarnya hanya dua macam, yaitu
31
b. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau
c. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
hina dan sebagainya. Jamaknya “Mores” yang berarti juga adat kebiasaan
Untuk makna yang kedua, etika adalah “kajian moralitas.” Hal ini berarti
itu benar dan salah, atau baik dan jahat (Suminarsasi, 2011:4).
dan standar moral masyarakat. Merujuk pada uraian di atas dapat diambil
32
pengertian bahwa etika pajak adalah peraturan dalam lingkup dimana orang
per orang atau kelompok orang yang menjalani kehidupan dalam lingkup
“Adalah usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan beban
pajak dengan cara melanggar undang-undang. Dikarenakan melanggar
undang-undang, penggelapan pajak ini dilakukan dengan menggunakan cara
yang tidak legal. Para wajib pajak sama sekali mengabaikan ketentuan
formal perpajakan yang menjadi kewajibannya, memalsukan dokumen, atau
mengisi data dengan tidak lengkap dan tidak benar”.
“adalah usaha yang digunakan oleh wajib pajak untuk mengelak dari
kewajiban pajak yang sesungguhnya dan merupakan perbuatan yang
melanggar undang-undang pajak, sehingga membawa berbagai macam
akibat, meliputi berbagai bidang kehidupan masyarakat, antara lain bidang
keuangan, ekonomi, dan psikologi”.
33
Menurut Setiawan (2008:181) tax evasion yaitu
ketentuan tertentu
pada pada perekonomian secara makro. Akibat dari pengelakan pajak sangat
sebagai berikut:
penghindaran diri dari pajak) berarti pos kerugian yang penting bagi
34
Negara, yaitu dapat menyebabkan ketidakseimbangan anggaran dan
uang dari warga-warga yang oleh Negara harus diminta pengorbanan lain
35
3. Pengelakan/penggelapan pajak termaksud juga menyebabkan
penipuan dalam bidang fiskal, lambat laun Wajib Pajak tidak akan segan-
segan berbuat sama dalam hal ini. Akibat dari komplikasi-komplikasi ini
denda dan kenaikan pajak yang harus dibayarnya. Hal demikian kadang-
36
kadang terjadi pada saat yang kurang tepat seperti dalam keadaan
konsekuensi yang sangat beresiko secara materil dan non materil. Secara
dan kurungan pidana dalam jangka waktu tertentu, ditambah pula jika WP
sejumlah asset akan disita dan bisa berdampak pada kebangkrutan bahkan
resiko kejiwaan.
D. Keadilan
1. Keadilan Pajak
2008:18), yaitu:
a. Benefit Principle
37
b. Ability Principle
Dalam pendekatan ini, masalah pajak hanya dilihat dari sisi pajak
kemampuannya.
38
Prinsip kemampuan membayar secara luas digunakan sebagai
yaitu:
1) Keadilan Horizontal
Pajak yang berada dalam kondisi yang sama diperlakukan sama (equal
a) Definisi penghasilan
b) Globality
c) Net Income
39
menagih dan memelihara penghasilan. Sebab penerimaan atau
kemampuan ekonomis.
d) Personal Exemption
2) Keadilan Vertikal
40
a) Unequal Treatment for The Unequals
b) Progression
praktek secara pribadi ditempat yang berbeda, maka dokter ini akan
hal ini tidak mudah dijawab karena keadilan memiliki perspektif yang
pajak. Setidaknya ada tiga aspek keadilan yang perlu diperhatikan dalam
41
penerapan pajak, sebagai berikut (Siahaan, 2010:114-116 (pembahasan ini
dipublikasikan):
pajak, apa yang menjadi objek pajak, bagaimana cara pembayaran pajak,
tindakan yang dapat diberlakukan oleh fiskus kepada WP, sanksi yang
secara tidak benar, hak WP, perlindungan WP dari tindakan fiskus yang
wajib yang akan membebani WP. Untuk menilai apakah suatu undang-
undang pajak mewakili fungsi dan tujuan dari hukum pajak dapat
42
dilakukan dengan cara melihat sejauh mana asas-asas dalam pemungutan
finansial.
kewajiban perpajakan dan perpajakan dari WP. Karena itu dalam asas
memperhatikan kepentingan WP, hal ini dapat dilihat dari contoh sebagai
berikut: Dalam pasal 27A ayat (1) Undang-undang Ketentuan Umum dan
43
sebagaimana dimaksud dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling
kewajiban perpajakannya.
44
dengan harapan sampai dimana manfaat dari pemungutan pajak tersebut
E. Sistem Perpajakan
1. Asas Perpajakan
berikut:
Equality atau kesamaan mengandung arti bahwa keadaan yang sama atau
orang dalam keadaaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama.
45
b. Certainly
c. Convinience of Payment
Pajak yang dipungut harus sesuai waktu yang tepat, yaitu ketika Wajib
Seseorang yang menerima gaji akan lebih mudah membayar gaji pada
d. Economics of Collection
biaya pemungutan harus lebih kecil dari uang pajak yang masuk. Tidak
ada artinya pengenaan pajak jika pemasukan pajaknya hanya untuk biaya
46
a. Official Assessment System
ada pada Fiskus, Wajib Pajak bersifat pasif. Utang pajak timbul setelah
47
yang dikirimkan kepada WP yang bersangkutan. Pada saat SKP
ada pada Wajib Pajak sendiri. Wajib Pajak aktif mulai dari, menghitung,
menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, Fiskus tidak ikut
48
Menurut Siahaan (2010:184-185) self assessment system sebagai
suatu bentuk sistem hukum yang modern dibidang perpajakan, dan ini
dalam jiwa Pancasila. Dalam sistem ini pajak terutang bukan karena
adanya SKP (faham formal dalam utang pajak), namun adanya pajak
dari timbulnya utang pajak). Dalam hal ini bukan berarti pengertian
faham formal timbulnya utang pajak (melalui penerbitan SKP) tidak ada,
1) Uang pajak dapat segera masuk ke kas Negara tanpa melalui proses
telah ada utang pajak yang harus dibayar oleh Wajib pajak tanpa
49
hanya saja tidak dilakukan kepada semua WP tetapi terhadap WP
mestinya.
2) Karena tanpa melalui proses penagihan terhadap semua WP, maka ada
perpajakannya.
50
dengan prinsip demokrasi yang berlaku di Indonesia. Dengan
Perlu adanya kerja sama dan sosialisasi yang baik antara pemerintah
kepada pihak ketiga (bukan Fiskus atau bukan Wajib Pajak yang
pada pihak ketiga, pihak selain Fiskus dan Wajib Pajak (Mardiasmo,
2009:9).
efektif apabila dilakukan oleh orang atau badan tertentu yang ditunjuk
dan pemungutan PPh pasal 21, misalnya PPh terhadap karyawan, lebih
bulan berikutnya).
51
Dari ulasan materi di atas, menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun
ciri tersendiri yang berbeda dengan Negara lain dan menunjukan pajak
ini:
52
Dengan berbagai akses kemudahan WP dalam membayarkan
F. Diskriminasi
1. Pengertian Diskriminasi
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi,
hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan, baik individual
maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan
53
Menurut Danandjaja (2003:18), diskriminasi adalah perlakuan yang
G. Pemeriksaan Pajak
yang berupa buku - buku, dokumen dan catatan yang dilaksanakan secara
54
2. Kriteria Pemeriksaan Pajak
kriteria SPT yang dilakukan pemeriksaan pajak adalah SPT Lebih Bayar
karena dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanda
terima penerimaan SPT lebih bayar, Direktur Jenderal Pajak harus sudah
c) SPT Tahun PPh untuk bagian tahun pajak sebagai akibat adanya
Pajak.
Indonesia selama-lamanya.
55
3) Wajib Pajak orang pribadi atau badan tidak menyampaikan SPT
analisis resiko.
3) Terdapat data baru atau data yang semula belum terungkap yang
Jenderal Pajak
56
d. Pemeriksaan bukti permulaan dapat dilakukan apabila ditemukan adanya
perpajakan.
b. Penghapusan NPWP
Neto
57
j. Penetuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu
pajak baru maupun objek pajak yang lama atas rekomendasi/laporan dari
untuk:
undangan.
5. Standar Pemeriksaan
meliputi:
58
a. Standar umun pemeriksaan pajak
a. Pemeriksaan Lapangan
Pajak, tempat tinggal Wajib Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh
Direktur Jenderal Pajak (yang meliputi satu, beberapa jenis pajak, untuk
59
2) WP yang diperiksa
pemeriksa
60
paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal permintaan, jika WP tidak
atau berkedudukan.
61
6) Metode pemeriksaan pajak
langsung
Pajak,
62
e) WP yang tidak setuju sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan,
No.123/PMK.03/2006.
63
g) Pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak tidak
penyidikan.
b. Pemeriksaan Kantor
data jenis pajak tertentu pada tahun berjalan dan atau tahun-tahun
Kantor:
(satu) atau beberapa Masa Pajak dalam suatu Tahun Pajak atau untuk
yang diperiksa.
64
5) WP yang harus memenuhi panggilan sesuai dengan waktu dan tempat
Pajak.
9) Wajib Pajak yang tidak setuju atas sebagian atau seluruh hasil
Pemeriksaan.
65
11) Dalam pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, WP dapat didampingi
oleh Konsultan Pajak dan atau Akuntan Publik yang melakukan audit
atas laporan keuangan Wajib Pajak untuk tahun pajak yang sedang
diperiksa.
12) Hasil pembahasan akhir dituangkan dalam suatu Berita Acara Hasil
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak SPHP diterima WP.
66
a. Pemeriksaan kantor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 6 (enam) bulan yang
Pemeriksaan.
H. Penelitian Terdahulu
penelitian, yaitu:
67
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Metode Penelitian
Penelitian Judul Variabel
Hasil Penelitian (Kesimpulan)
(Tahun) Penelitian Penelitian Persamaan Perbedaan
Suminarsasi Pengaruh 1. Keadilan (X1) 1. Variabel 1. Ruang lingkup penggelapan pajak dipandang
dan Keadilan, 2. Sistem independen yang pengambilan sebagai suatu hal yang etis dan
Supriyadi Sistem Perpajakan sama yaitu Sistem sampel dalam juga tidak etis, hasil dalam
(2011) Perpajakan dan (X2) Perpajakan dan penelitian ini pada penelitian ini hanya mendukung
Diskriminasi 3. Diskriminasi Diskriminasi KPP di Jakarta dua dimensi saja, yaitu sistem
Terhadap (X3) 2. Proses 2. Variable perpajakan dan diskriminasi,
Persepsi Wajib 4. Etika pengambilan independen yaitu sehingga variable keadilan belum
Pajak Mengenai Penggelapan sampel dengan Kecenderungan bisa dibuktikan.
Etika Pajak (Y) metode Personal.
Penggelapan convenience
Pajak (Tax nonprobability
Evasion) sampling
3. Menggunakan
skala likert untuk
pengukuran
variabel
68
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Metode Penelitian
Penelitian Judul Variabel
Hasil Penelitian (Kesimpulan)
(Tahun) Penelitian Penelitian Persamaan Perbedaan
Ayu dan Persepsi Wajib Variabel 1. Variabel 1. Ruang lingkup Berdasarkan pengujian yang
Hastuti Pajak : Dampak Independen: Independen yaitu penelitian ini dilakukan dengan regresi liner
(2009) Pertentangan Kecurangan, Kemungkinan dilakukan Pada ditemukan bahwa kemungkinan
Diametral Pada Keadilan, Terdeteksi Wajib Pajak di terdeteksinya kecurangan
Tax Evasion Ketepatan Kecurangan Kantor Pelayanan terhadap tax evasion mempunyai
Wajib Pajak Pengalokasian, 2. Variabel Dependen Pajak se-Jogjakarta koefisien negatif ( -0.501 ) yang
Dalam Aspek dan Teknologi Penggelapan Pajak signifikan (.00), Hasil pengujian
Kemungkinan Informasi Sistem (Tax Evasion) juga menunjukan bahwa
Terdeteksinya Perpajakan 3. Data dianalisis pengaruh ketepatan pemanfaatan
Kecurangan, dengan Analisis hasil pajak berpengaruh secara
Keadilan, Variabel Regresi Linier negatif (0.286) dan signifikan
Ketepatan Dependen: Berganda (.003) terhadap tax
Pengalokasian, Penggelapan evasion.Sedangkan persepsi
Teknologi Pajak (Tax terhadap keadilan, penggunaan
Sistem Evasion) teknologi dan kecenderungan tax
Perpajakan dan evasion seseorang ternyata tidak
Kecenderungan berpengaruh secara signifikan
Personal (Studi pada tingkat tax evasion.
Wajib Pajak
Orang Pribadi)
69
Tabel 2.1 (Lanjutan)
70
Tabel 2.1 (Lanjutan)
71
I. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis
membayar pajak. Selain itu, McGee (2008) memeriksa literatur Yahudi dan
menyimpulkan bahwa penggelapan pajak selalu tidak etis. Salah satu alasan
72
untuk kesimpulan ini karena ada tekanan pemikiran dalam literatur Yahudi
bahwa terdapat kewajiban untuk tidak meremehkan orang Yahudi yang lain.
Jika seorang Yahudi melakukan penggelapan pajak, hal itu akan membuat
pajak.
keadilan yang berlaku menurut pesepsi seorang wajib pajak maka tingkat
melaporkan secara teratur jumlah pajak yang terutang dan yang telah
73
Pembinaan masyarakat atau WP dilakukan melalui berbagai upaya, antara
2010:187).
Apabila sistem yang ada dirasa sudah cukup baik dan sesuai dalam
penerapannya, maka WP akan memberikan respon yang baik dan taat pada
sistem yang ada dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, tetapi jika hal
sebaliknya yang terjadi karena WP merasa bahwa sistem pajak yang ada
perpajakannya.
diterima). Hal ini berarti para wajib pajak menganggap bahwa semakin
sebagai perilaku yang tidak etis. Akan tetapi apabila sistem perpajakannya
74
juga prosedur perpajakan yang tidak berbelit-belit akan membuat wajib
uang pajak tidak jelas, ditambah lagi petugas pajaknya justru mengorupsi
uang pajak, maka para wajib pajak enggan untuk melaporkan kewajibannya
tinggi, karena dia merasa bahwa sistem pajak yang ada belum cukup baik
pajak
75
pada Investor asing (konstruksi dan manufaktur) yang menanamkan
tabel pada tingkat signifikansi 5% adalah = 1,6517. Menurut t hitung > ttabel
terhadap persepsi etis wajib pajak. Selain itu, menurut nilai koefisien
hipotesis ketiga, yaitu bertanda positif, maka hipotesis null berhasil ditolak,
dianggap sebagai perilaku yang etis. Maka hipotesis ketiga dalam penelitian
76
4. Kemungkinan Terdeteksi Kecurangan dengan Etika Penggelapan
Pajak
evasion pada wajib Pajak Orang Pribadi menemukan bahwa bahwa persepsi
evasion.
negatif terhadap tax evasion diterima Oleh karena itu, hipotesis kelima
77
J. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Persepsi Etika
Penggelapan Pajak (Y)
Statistik Deskriptif
78
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Wajib Pajak dalam Etika Penggelapan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Populasi dalam penelitian ini berupa Wajib Pajak Pribadi yang berada
pada Kantor Pelayanan Pajak di Jakarta. Populasi bukan hanya orang, tetapi
juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti itu
(Sugiyono, 2010:61).
memperoleh data yang dibutuhkan, atau unit sampel yang ditarik mudah untuk
diukurnya dan bersifat kooperatif (Hamid, 2010). Teknik pemilihan sampel ini
79
dalam penelitian ini. Sampel yang di ambil yaitu Wajib Pajak pribadi yang
terdaftar pada 4 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang ada di Wilayah Jakarta.
Teknik pemilihan sampel ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui informasi
yang berkaitan tentang persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
maka peneliti memilih wajib pajak orang pribadi sebagai sampel penelitian.
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, internet
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian
80
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
atau tidak.
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
a. Uji Validitas
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
81
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kusioner tersebut.
1) Jika rhitung ≥ rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
(dinyatakan valid)
2) Jika rhitung < rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
b. Uji Reliabilitas
juga.
alpha nya memiliki nilai lebih besar 0,70 yang berarti bahwa instrumen
82
tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yng handal yaitu
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
heteroskedastisitas.
normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model
Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal,
b. Uji Multikolinearitas
83
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF =
adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan
c. Uji Heteroskedastisitas
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau jika tidak terjadi
heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas, serat titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
84
4. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji Statistik t
pula sebaliknya jika sig t lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak. Bila Ho
85
1) Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, ini
2) Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, ini
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua
menguji apakah ada hubungan sebab akibat antara kedua variabel untuk
Y = a + β X + β X + β X + β X +e
86
Dimana:
X1 = Keadilan
X2 = Sistem Perpajakan
X3 = Diskriminasi
nilai (Adjusted R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu
(Ghozali, 2011:97).
87
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
a. Keadilan (X1)
kontribusi yang diberikan oleh setiap wajib pajak sesuai dengan manfaat
sebaliknya.
88
kewajibannya dan sekaligus pengawasan dari pihak fiskus dalam
pengenaan pungutan pajak oleh Negara. Hal ini perlu agar kesadaran
poin yang terdiri dari (1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3) Netral, (4) Tidak
89
ketentuan yang digariskan dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan.
(Siahaan, 2010).
(1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3) Netral, (4) Tidak setuju, (5) Sangat tidak
setuju.
c. Diskriminasi (X3)
sosial.
yang paling dibenarkan dalam kasus tertentu, dimana sistem pajak dilihat
90
tidak adil, dana pajak yang terkumpul terbuang sia-sia dan di mana
(1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3) Netral, (4) Tidak setuju, (5) Sangat tidak
setuju.
pemeriksaan pajak yang dilakukan tinggi maka dia akan cenderung untuk
patuh terhadap aturan perpajakan dalam hal ini berati tidak melakukan
dikeluarkan untuk membayar denda akan jauh lebih besar daripada pajak
91
Variabel Kemungkinan terdeteksinya kecurangan adalah persepsi
wajib pajak dapat dideteksi oleh para wajib pajak. Skor 1 diberikan
berkaitan dengan 5 poin penilaian, yaitu: (1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3)
2. Variabel Dependen
dengan menggunakan cara yang tidak legal. Para wajib pajak sama sekali
memalsukan dokumen, atau mengisi data dengan tidak lengkap dan tidak
benar.
92
perpajakan, bagaimana mereka melaksanakan kewajiban perpajakannya,
apakah sudah benar, salah, baik ataukah jahat. Etika penggelapan pajak
dengan 8 (delapan) pilihan, yaitu: (1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3)
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Butir Skala
Variabel Sub Variabel Indikator
Pertanyaan Pengukuran
Keadilan a. Prinsip 1. Prinsip manfaat dari penggunaan 1, 2 Interval
(X1) Keadilan uang yang bersumber dari pajak
(Sumber: Pajak 2. Prinsip kemampuan dalam 3
Supriyadi dan membayar kewajiban pajak
Suminarsasi( 3. Keadilan horizontal dan keadilan 4
2011) dan vertikal dalam pemugutan pajak
Nickerson et
al (2009))
b. Cara 1. Keadilan dalam penyusunan 5 Interval
Mewujudk undang-undang pajak
an 2. Keadilan dalam penerapan 6
Keadilan ketentuan perpajakan
Pajak
Bersambung ke halaman berikutnya
93
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian
Butir Skala
Variabel Sub Variabel Indikator
Pertanyaan Pengukuran
Sistem Penerapan 1. Tarif pajak yang diberlakukan di 1, 2 Interval
Perpajakan sistem Indonesia
(X2) perpajakan 2. Pendistribusian dana yang 3
(Sumber: secara bersumber dari pajak
Supriyadi dan menyeluruh 3. Kemudahan fasilitas Sistem 4, 5
Suminarsasi( kepada Perpajakan
2011) dan masyarakat
Nickerson et
al (209))
Diskriminasi Cara 1. Pendiskriminasian atas agama, ras, 1, 2 Interval
(X3) Mewujudkan kebudayaan dan keanggotaan
(Sumber: Keadilan Pajak kelas-kelas sosial.
Supriyadi dan 2. Pendiskriminasian terhadap hal- 3, 4
Suminarsasi( hal yang disebabkan oleh manfaat
2011) dan perpajakan
Nickerson et
al (209))
Kemungkinan Pemeriksaan 1. Masyarakat memenuhi 1, 2 Interval
terdeteksi Pajak kewajibannya atas dasar karena
Kecurangan takut terhadap hukum
(X4) 2. Diterapkan pemeriksaan pajak 3, 4, 5
untuk mengidentifikasi adanya
(Sumber: kecurangan
Supriyadi dan
Suminarsasi(2
011), Hastuti
dan Ayu
(2009) dan
Nickerson et
al (2009))
Bersambung ke halaman berikutnya
94
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian
Butir Skala
Variabel Sub Variabel Indikator
Pertanyaan Pengukuran
Etika 1. Penerapan tarif pajak dan 1, 2, 3 Interval
Penggelapan Pentingnya kerjasama yang baik
Pajak (Y) antara fiskus dan WP
2. Penggelapan pajak dianggap 4, 5
(Sumber:
beretika karena pelaksanaan
Supriyadi
hukum yang mengaturnya lemah
dan
Suminarsasi dan terdapat peluang terhadap WP
(2011) dan dalam melakukan penggelapan
Nickerson et pajak
al (2009)) 3. Integritas atau mentalitas aparatur 6, 7
perpajakan/fiskus dan pejabat
pemerintah yang buruk serta
pendiskriminasian terhadap
perlakuan pajak
4. Konsekuensi melakukan 8
penggelapan pajak
95
BAB IV
disebar, dengan objek penelitian adalah Wajib Pajak yang terdaftar pada
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di wilayah Jakarta yang terdiri dari
empat KPP yaitu: KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru 2 yang beralamat
di Jalan Ciputat Raya No. 2 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. KPP Pratama
Barat.
yang dibutuhkan, atau unit sampel yang ditarik mudah untuk diukurnya dan
96
yang di lakukan mulai dari 24 Mei 2013 sampai dengan 10 Juni 2012.
Dimana data distribusi sampel penelitian dapat di lihat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
Kuesioner Kuesioner
No. Nama KPP Yang Yang
Dibagikan Kembali
1 KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru 2 35 35
2 KPP Pratama Jakarta Pancoran 20 20
3 KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk 2 50 50
4 KPP Pratama Jakarta Tamansari 2 25 25
Jumlah 130 130
Sumber data: Data primer yang diolah, 2013
kembali sebanyak 130 buah atau 100%, kuesioner yang dapat diolah
Tabel 4.2
Sampel Penelitian
2. Data Responden
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang
terdaftar pada empat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama: KPP Pratama
97
Jakarta Kebayoran Baru 2, KPP Pratama Jakarta Pancoran, KPP Pratama
para Wajib Pajak yang dapat mewakili dan menjadi responden. Data
Tabel 4.3
Data Statistik Responden
berikut:
98
Gambar 4.1
Data Statistik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
dibandingkan wanita.
Gambar 4.2
Data Statistik Responden Berdasarkan Umur Responden
99
Berdasarkan grafik di atas berdasarkan umur responden terlihat
Gambar 4.3
Data Statistik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
sebesar 6%. Hal ini membuktikan bahwa wajib pajak yang melakukan
100
Gambar 4.4
Data Statistik Responden Berdasarkan Pekerjaan
101
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KP 127 1.00 4.50 2.5131 .79342
SP 127 2.60 5.00 3.9638 .53120
DP 127 1.00 4.25 2.1614 .81317
KTK 127 2.40 5.00 4.0929 .53321
PP 127 1.00 4.25 2.6178 .75903
Valid N (listwise) 127
Sumber: data primer yang diolah, 2013
responden (N) ada 127. Dari 127 responden ini variabel independen
keadilan memiliki nilai minimum 1,00, nilai maksimum 4,50, nilai mean
nilai minimum 2,60, nilai maksimum 5,00, nilai mean 3,9638, dengan
1,00, nilai maksimum 4,25, nilai mean 2,6178 dengan standar deviasi
0,75903.
rtabel. Nilai rtabel 0,176, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 127 - 2 = 125,
tingkat signifikansi 5%, maka didapat r tabel 0,176. Setiap butir pertanyaan
102
dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan
lebih besar atau sama dengan rtabel (Imam Ghozali, 2011:53). Berdasarkan
karena koefisien korelasi (rhitung) > rtabel. Tabel di bawah ini menunjukkan
hasil uji validitas dari variabel keadilan dengan 127 sampel responden.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Keadilan
pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini menunjukkan
hasil uji validitas dari variabel sistem perpajakan dengan 127 sampel
responden.
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Perpajakan
103
Variabel sistem perpajakan terdiri atas 5 butir pernyataan, dari ke
- 5 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini
sampel responden.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Diskriminasi
butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kemungkinan Terdeteksi Kecurangan
pernyataan, dari ke - 5 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel
104
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Penggelapan Pajak
pertanyaan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas
105
Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7.
bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif
digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji
106
dan variabel dependen yaitu keadilan, sistem perpajakan, diskriminasi
memiliki distribusi normal atau tidak, berikut ini gambar grafik uji
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Data
Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta
107
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolonieritas
a
Coefficients
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
KP .376 2.660
1 SP .852 1.174
DP .372 2.688
KTK .896 1.117
a. Dependent Variable: PP
Sumber: data primer yang diolah, 2013
108
kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan
Gambar 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik Scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat
bahwa titik - titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas
maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
2011:139).
109
independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada
tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.13,
jika nilai probability t < 0,05 maka Ha diterima, sedangkan jika nilai
Tabel 4.12
Hasil Uji t (Parsial)
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2.780 .364 7.640 .000
KP .251 .076 .263 3.310 .001
1 SP -.159 .075 -.112 -2.115 .036
DP .548 .075 .587 7.350 .000
KTK -.329 .073 -.231 -4.490 .000
a. Dependent Variable: PP
Sumber: data primer yang diolah, 2013
sebagai berikut:
Pajak.
sebesar 3,310. Hal ini berarti Ha1 diterima sehingga dapat dikatakan
keadilan < 0,05 (0,001 < 0,05) dan nilai thitung > 1,97 (3,310 > 1,97).
110
pajak dianggap suatu hal yang etis ataupun tidak etis tergantung
111
dan hal lainnya. Kedua, keadilan dalam penerapan ketentuan
oleh pemerintah.
Penggelapan Pajak
nilai t sebesar - 2,115. Hal ini berarti Ha2 diterima sehingga dapat
112
dikatakan bahwa sistem perpajakan berpengaruh negatif dan
dimiliki variabel sistem perpajakan < 0,05 (0,036 < 0,05) dan nilai
thitung > 1,97 (- 2,115 > 1,97). Hasil penelitian ini konsisten dengan
113
3) Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh Diskriminasi Terhadap
Penggelapan Pajak.
sebesar 7,350. Hal ini berarti Ha3 diterima sehingga dapat dikatakan
diskriminasi < 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai t hitung > 1,97 (7,350 >
pajak.
114
4) Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh Kemungkinan Terdeteksi
sebesar 0,000 dan nilai t sebasar - 4,490. Hal ini berarti Ha4 diterima
kecurangan < 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai t hitung > 1,97 (- 4,490 >
yang dilakukan tinggi maka dia akan cenderung untuk patuh terhadap
yang besar cukup efektif untuk menekan tax evasion Wajib Pajak. Hal
115
terhadap tindakan yang mereka lakukan. Tekanan psikologis ini
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu dan Hastuti
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho,
sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H o diterima
Tabel 4.13
Hasil Uji Statistik F (Simultan)
a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
Regression 51.603 4 12.901 74.982 .000
1 Residual 20.990 122 .172
Total 72.593 126
a. Dependent Variable: PP
b. Predictors: (Constant), KTK, KP, SP, DP
Sumber: data primer yang diolah, 2013
F diperoleh nilai Fhitung sebesar 74,982 > Ftabel sebesar 2,45 dengan
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil
dari 0,05 maka Ha5 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa keadilan,
116
pemerintah perlu melakukan perbaikan sistem yang lebih baik lagi dan
menerapkan suatu keadilan bagi Wajib Pajak dalam hal perpajakan dan
Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
a
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2.780 .364
KP .251 .076 .263
1 SP -.159 .075 -.112
DP .548 .075 .587
KTK -.329 .073 -.231
a. Dependent Variable: PP
Sumber: data primer yang diolah, 2013
signifikan sebesar 0,251, hal ini berarti jika variabel keadilan bertambah
117
satuan atau sebesar 25,1%. Koefisien regresi pada variabel sistem
perpajakan berarah negatif dan signifikan sebesar - 0,159, hal ini berarti
sebesar 0,548 satuan atau sebesar 54,8%. Koefisien regresi pada variabel
berkurang sebesar 0,329 satuan atau sebesar 32,9% Berdasarkan hasil uji
Tabel 4.15
Hasil Uji Determinasi ( Adjusted
b
R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
a
1 .843 .711 .701 .41479 1.311
a. Predictors: (Constant), KTK, KP, SP, DP
b. Dependent Variable: PP
Sumber: data primer yang diolah, 2013
118
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi
yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0,701. Hal ini berarti
119
C. Interpretasi
berikut:
signifikan kurang dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semakin tingginya
hal yang etis ataupun tidak etis tergantung bagaimana pemerintah mengelola
pajak.
120
2. Pengaruh Sistem Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak
berdasarkan nilai signifikan kurang dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa
penggelapan pajak.
Umum dan Tata Cara Perpajakan (penjelasan bagian umum angka 3) sistem
121
3. Pengaruh Diskriminasi Terhadap Penggelapan Pajak
nilai signifikan kurang dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semakin
luar negeri yang terkait dengan kepemilikan NPWP merupakan suatu bentuk
semua wajib pajak baik yang mempunyai NPWP maupun yang tidak
mempunyai NPWP.
Pajak
berdasarkan nilai signifikan kurang dari 0,05. Hal ini membuktian bahwa
Andreas (2002), Ayu dan Hastuti (2009) dan Ayu (2011) dimana
122
korelasi negatif yang signifikan terhadap penggelapan pajak. Ketika
kecurangan melalui pemeriksaan pajak yang dilakukan tinggi maka dia akan
cenderung untuk patuh terhadap aturan perpajakan dalam hal ini berati tidak
jika ketika diperiksa dan ternyata melakukan kecurangan maka dana yang
akan dikeluarkan untuk membayar denda akan jauh lebih besar daripada
123
BAB V
A. Kesimpulan
penggelapan pajak. Responden penelitian ini berjumlah 127 orang Wajib Pajak
pada wilayah Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan
penggelapan pajak. Hal ini mendukung penelitian Ayu dan Hastuti (2009),
124
negatif terhadap penggelapan pajak. Hal ini mendukung penelitian Andreas
(2002), Ayu dan Hastuti (2009) dan Ayu (2011) yang menyatakan bahwa
sebesar 0,587.
B. Implikasi
evasion). Hal ini menunjukan, bahwa pemerintah harus lebih baik dalam
ada, sehingga tercipta suatu keadaan yang harmonis dan stabil dalam
pajak yang ada harus lebih meningkatkan kinerja, mutu, kualitas, disiplin dan
125
integritas tinggi yang berkaitan dengan moral yang dituntut dari setiap aparat
Ditjen Pajak dengan bersikap jujur dan bersih dari tindakan - tindakan tercela
kepatuhan pajak secara sukarela (voluntary tax compliance) yang tinggi. Oleh
karena demikian, maka target penerimaan pajak Negara bisa meningkat demi
C. Saran
penggelapan pajak pada wilayah Jakarta maka perlu adanya analisa dan
langsung
126
DAFTAR PUSTAKA
Hartman, Laura P dan Desjardins. 2008. “Business Ethics: decision Making for
Personal Integrity and Social Responsibility”. New York.
Hartono, Jogiyanto. 2004. “Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman”. Yogyakarta, BPFE.
Izza, Nur Ika Alfi dan Ardi Hamzah. “Etika Penggelapan Pajak Perspektif
Agama: Sebuah Studi Interpretatif ”. Surabaya.
Masri, Indah dan Dwi Martani. 2012. “ Pengaruh Tax Avoidence Terhadap Cost
of Debt”. PPJK 20, Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
127
McGee, Robert W. 2006. “Three Views on the Ethics of Tax Evasion”, Journal of
Business Ethics 2006, pp. 15-35.
Priyatno, Dwi. 2008 . “Mandiri Belajar SPSS”, Cet-1, Jakarta. PT. Buku Kita.
Resmi, Siti. 2009. “ Perpajakan Teori dan Kasus”, Jakarta, Salemba Empat.
Rosdiana Haula dan Edi Slamet Irianto. 2011. “Pengantar Ilmu Pajak, Kebijakan
dan Implementasi di Indonesia “. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.
Sekaran, Uma. 2000. “Research Methods for Business Third Edition”. USA, John
Wiley & Sons, Inc.
128
Setiawan, Maria Justina. 2008. “Sekilas Tentang Manajemen Pajak”. Jurnal
Administrasi Bisnis Volume 4 No.2: halaman 174-178 (ISSN:0216-
1249). FISIP-UNPAR.
Velasquez, Manuel G. 2002. “Business Ethics: Consepts and Cases Fift Edition”.
New Jersey, Mc. Pearson Education.
www.ikpi.or.id/sites/default/files/peraturan_pajak/SE_29.PJ_.2011.pdf
www.pbtaxand.com/uploads/regulation/SE_07_PJ_2012.pdf
www.ortax.org
www.pajak.go.id
www.antaranews.com
129
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
KUESIONER
PENGARUH KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, DISKRIMINASI DAN
KEMUNGKINAN TERDETEKSI KECURANGAN TERHADAP
PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK
(TAX EVASION)
NIM: 208082000026
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
130
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, Mei 2013
Kepada YTH.
Bapak/Ibu Responden
Di tempat
NIM : 208082000026
Hormat Saya,
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Reskino, SE., Ak., M.Si Irma Suryani Rahman
131
Petunjuk: mohon jawaban atas pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda
centang (√) pada jawaban yang paling tepat menurut pendapat
Bapak/Ibu/Saudara.
IDENTITAS RESPONDEN
Beri tanda( x ) atau ( √ ) pada identitas pengenal Bapak,/Ibu/Saudara
1. Nama : ……………………………………………….
4. PendidikanTerakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya
Pegawai Negeri
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda centang (√) pada
jawaban yang sesuai dengan keadaan, pendapat dan perasaan Anda yang
sebenarnya.
3. Netral (N)
132
KEADILAN PAJAK
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Penggelapan pajak dianggap etis meskipun dana
yang bersumber dari pajak digunakan untuk
membangun fasilitas umum yang bersifat penting.
2. Penggelapan pajak dianggap etis meskipun uang
yang bersumber dari pajak telah digunakan secara
baik dan benar
3. Penggelapan pajak dianggap etis meskipun tarif
pajaknya rendah
4. Penggelapan pajak dianggap etis jika orang yang
memiliki penghasilan tinggi, maka kewajiban
perpajakannya juga tinggi
5. Penggelapan pajak dianggap etis jika pemerintah
tidak adil dalam penyusunan undang-undang
perpajakan
6. Penggelapan pajak dianggap etis jika pihak fiskus
atau Direktorat Jenderal Perpajakan (DJP) tidak adil
dalam melaksanakan ketentuan perpajakan
SISTEM PERPAJAKAN
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Penggelapan pajak dianggap etis jika sistem
perpajakan yang ada tidak adil
2. Penggelapan pajak dianggap etis jika tarif pajak yang
dikenakan oleh Wajib Pajak (WP) tidak sesuai
dengan tingkat penghasilan WP.
3. Menurut saya, uang pajak yang terkumpul harus
dikelola dengan bijaksana
4. Menurut saya, prosedur sistem perpajakan yang ada
memberikan kemudahan oleh WP dalam
menyetorkan pajaknya
5. Menurut saya, Direktorat jenderal perpajakan (Ditjen
Pajak) sudah memberikan sosialisasi yg baik untuk
kemudahan akses penyetoran pajak
133
DISKRIMINASI PAJAK
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Penggelapan pajak dianggap etis jika pemerintah
melakukan pendiskriminasian atas agama yang saya
anut, ras dan kebudayaan saya.
2. Penggelapan pajak dianggap etis jika pemerintah
memenjarakan orang dikarenakan pendapat
politiknya.
3. Menurut saya, zakat diperbolehkan sebagai faktor
pengurang pajak merupakan suatu bentuk
diskriminasi
4. Menurut saya, kebijakan fiskal luar negeri terkait
dengan kepemilikan NPWP merupakan bentuk
diskriminasi
134
ETIKA PENGGELAPAN PAJAK
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Menurut saya, penggelapan pajak etis apabila
tarif pajaknya terlalu tinggi
2. Penggelapan pajak etis apabila uang pajak yang
terkumpul tidak dikelola untuk membiayai
pengeluaran umum
3. Menurut saya, penggelapan etis apabila saya tidak
merasakan manfaat dari uang pajak yang saya
setor
4. WP akan melakukan penggelapan pajak apabila
hukum yang ada lemah
5. Menurut saya, penggelapan pajak etis apabila
terdapat diskriminasi dalam perpajakan
6. Jika kinerja pemerintah khususnya aparatur
perpajakan buruk dan tingginya angka korupsi
terhadap dana perpajakan, maka masyarakat/WP
akan enggan dalam membayar pajak
7. Jika kinerja pemerintahan khususnya aparatur
perpajakan baik, komunikatif dan inspiratif
terhadap masyarakat/WP, maka masyarakat/WP
akan membayar kewajiban pajaknya dengan
perasaan senang
8. Penggelapan pajak dianggap etis jika WP yang
memiliki penghasilan sama besar, maka kewajiban
membayar pajaknya juga sama
----------TERIMA KASIH----------
135
Lampiran 2: Data Mentah Hasil Jawaban Responden
Keadilan
136
No KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 Total Rata - Rata
48 4 4 4 4 4 4 24 4,00
49 2 2 3 2 2 2 13 2,17
50 1 2 2 1 1 2 9 1,50
51 3 3 3 3 3 3 18 3,00
52 1 1 1 1 1 1 6 1,00
53 2 2 1 2 2 2 11 1,83
54 1 2 1 1 1 2 8 1,33
55 1 2 1 1 1 2 8 1,33
56 3 3 1 3 3 3 16 2,67
57 1 2 2 1 1 2 9 1,50
58 2 2 2 2 2 2 12 2,00
59 1 1 1 1 1 1 6 1,00
60 1 2 2 1 1 2 9 1,50
61 2 3 3 3 2 3 16 2,67
62 4 4 4 4 4 4 24 4,00
63 2 2 2 2 2 2 12 2,00
64 1 4 4 4 1 4 18 3,00
65 3 2 2 2 3 2 14 2,33
66 1 2 2 2 1 2 10 1,67
67 2 3 3 3 2 3 16 2,67
68 1 1 1 2 1 1 7 1,17
69 1 2 2 2 1 2 10 1,67
70 3 2 2 3 3 2 15 2,50
71 1 2 2 3 1 2 11 1,83
72 2 3 3 3 2 3 16 2,67
73 1 2 1 3 1 2 10 1,67
74 1 2 1 3 1 2 10 1,67
75 4 1 2 4 4 1 16 2,67
76 4 2 2 3 4 2 17 2,83
77 2 2 4 2 2 2 14 2,33
78 4 4 4 4 4 4 24 4,00
79 2 2 3 3 2 2 14 2,33
80 1 3 2 3 1 3 13 2,17
81 3 3 3 3 3 3 18 3,00
82 1 1 1 1 1 1 6 1,00
83 4 2 1 4 4 2 17 2,83
84 2 2 1 2 2 2 11 1,83
85 2 2 1 2 2 2 11 1,83
86 3 3 1 3 3 3 16 2,67
87 1 2 2 1 1 2 9 1,50
88 2 2 1 2 2 2 11 1,83
89 2 1 1 2 2 1 9 1,50
90 2 2 1 2 2 2 11 1,83
91 3 3 4 3 3 3 19 3,17
92 2 4 4 2 2 4 18 3,00
93 2 2 3 2 2 2 13 2,17
94 1 2 2 1 1 2 9 1,50
95 2 5 3 3 2 5 20 3,33
96 2 1 1 1 4 4 13 2,17
97 4 2 1 1 5 4 17 2,83
98 1 2 1 2 4 4 14 2,33
137
No KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 Total Rata - Rata
99 1 2 1 2 4 5 15 2,50
100 3 3 1 3 4 4 18 3,00
101 1 2 2 3 5 4 17 2,83
102 2 2 1 1 5 5 16 2,67
103 1 1 1 1 4 5 13 2,17
104 1 2 1 1 4 3 12 2,00
105 4 2 2 4 4 4 20 3,33
106 4 4 2 3 3 4 20 3,33
107 2 3 3 2 4 4 18 3,00
108 4 4 4 4 4 4 24 4,00
109 2 2 4 3 4 3 18 3,00
110 1 2 3 3 5 5 19 3,17
111 5 5 5 3 5 4 27 4,50
112 1 1 4 1 5 5 17 2,83
113 2 2 3 1 4 4 16 2,67
114 1 2 4 2 4 3 16 2,67
115 1 2 3 2 4 4 16 2,67
116 5 5 4 3 3 3 23 3,83
117 1 2 3 3 4 4 17 2,83
118 2 2 4 1 4 3 16 2,67
119 1 1 4 1 3 4 14 2,33
120 3 2 1 1 4 4 15 2,50
121 3 3 4 2 5 4 21 3,50
122 4 4 4 4 4 4 24 4,00
123 3 2 3 3 4 5 20 3,33
124 3 2 2 3 4 5 19 3,17
125 3 3 3 3 5 5 22 3,67
126 3 1 1 1 4 4 14 2,33
127 3 2 1 1 4 4 15 2,50
138
Sistem Perpajakan
139
No SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 Total Rata - Rata
51 4 4 4 3 4 19 3,80
52 4 4 4 1 4 17 3,40
53 4 4 4 2 4 18 3,60
54 4 5 5 1 5 20 4,00
55 4 4 4 1 4 17 3,40
56 3 3 3 3 4 16 3,20
57 4 4 4 1 4 17 3,40
58 4 5 4 2 5 20 4,00
59 5 4 5 5 5 24 4,80
60 4 4 4 4 4 20 4,00
61 4 3 4 4 4 19 3,80
62 3 3 3 3 3 15 3,00
63 4 4 4 4 4 20 4,00
64 4 5 4 4 5 22 4,40
65 3 3 2 2 4 14 2,80
66 3 4 3 3 4 17 3,40
67 4 4 4 4 4 20 4,00
68 2 4 4 4 4 18 3,60
69 3 4 3 4 3 17 3,40
70 5 5 5 4 5 24 4,80
71 5 4 4 4 4 21 4,20
72 2 2 3 4 2 13 2,60
73 4 3 4 4 4 19 3,80
74 4 4 4 5 4 21 4,20
75 5 4 3 5 4 21 4,20
76 4 3 3 3 4 17 3,40
77 4 4 2 2 3 15 3,00
78 3 3 3 4 3 16 3,20
79 3 3 3 3 3 15 3,00
80 2 2 3 3 3 13 2,60
81 3 2 2 4 4 15 3,00
82 3 3 2 3 4 15 3,00
83 4 4 4 4 4 20 4,00
84 4 4 3 4 5 20 4,00
85 4 4 3 4 4 19 3,80
86 1 2 5 4 3 15 3,00
87 3 3 4 5 4 19 3,80
88 2 2 1 5 4 14 2,80
89 3 3 2 4 4 16 3,20
90 3 3 3 4 4 17 3,40
91 4 3 4 4 4 19 3,80
92 4 4 4 4 4 20 4,00
93 2 4 3 4 4 17 3,40
94 3 4 4 4 4 19 3,80
95 4 4 3 4 3 18 3,60
96 3 3 3 4 4 17 3,40
97 3 3 3 4 4 17 3,40
98 2 3 3 4 4 16 3,20
99 4 5 4 4 4 21 4,20
100 3 4 4 4 4 19 3,80
101 4 4 5 4 4 21 4,20
140
No SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 Total Rata - Rata
102 4 4 4 4 3 19 3,80
103 4 4 4 4 4 20 4,00
104 3 4 5 4 3 19 3,80
105 4 4 4 4 4 20 4,00
106 4 4 4 3 3 18 3,60
107 3 4 4 4 4 19 3,80
108 4 4 4 4 4 20 4,00
109 4 4 4 4 5 21 4,20
110 3 4 4 5 3 19 3,80
111 4 4 4 4 4 20 4,00
112 4 4 4 4 4 20 4,00
113 4 4 4 4 4 20 4,00
114 3 4 4 4 2 17 3,40
115 1 4 4 5 4 18 3,60
116 3 4 4 4 4 19 3,80
117 5 5 4 3 4 21 4,20
118 4 5 5 3 4 21 4,20
119 5 5 5 4 5 24 4,80
120 5 5 5 4 4 23 4,60
121 3 3 4 5 2 17 3,40
122 5 5 5 3 4 22 4,40
123 4 4 4 4 4 20 4,00
124 4 5 5 5 4 23 4,60
125 5 4 5 5 4 23 4,60
126 5 5 4 5 4 23 4,60
127 5 5 5 5 5 25 5,00
141
Diskriminasi
142
No DP1 DP2 DP3 DP4 Total Rata - Rata
51 3 3 3 3 12 3,00
52 1 1 1 1 4 1,00
53 2 2 1 1 6 1,50
54 1 2 1 2 6 1,50
55 1 2 1 2 6 1,50
56 5 5 1 3 14 3,50
57 1 2 2 3 8 2,00
58 2 2 1 1 6 1,50
59 1 1 1 1 4 1,00
60 1 2 1 1 5 1,25
61 2 3 4 2 11 2,75
62 4 4 4 4 16 4,00
63 2 2 3 3 10 2,50
64 1 4 2 3 10 2,50
65 3 2 3 3 11 2,75
66 1 2 1 1 5 1,25
67 2 3 1 1 7 1,75
68 1 1 1 2 5 1,25
69 1 2 1 2 6 1,50
70 5 2 1 3 11 2,75
71 1 2 2 3 8 2,00
72 2 5 1 1 9 2,25
73 1 2 1 1 5 1,25
74 1 2 1 1 5 1,25
75 4 1 2 4 11 2,75
76 4 2 2 3 11 2,75
77 2 2 4 2 10 2,50
78 4 4 4 4 16 4,00
79 2 2 3 3 10 2,50
80 1 2 2 3 8 2,00
81 3 3 3 3 12 3,00
82 1 1 1 1 4 1,00
83 4 2 1 1 8 2,00
84 2 2 1 2 7 1,75
85 2 2 1 2 7 1,75
86 3 3 1 3 10 2,50
87 1 2 2 3 8 2,00
88 2 2 1 1 6 1,50
89 2 1 1 1 5 1,25
90 2 2 1 1 6 1,50
91 3 3 4 2 12 3,00
92 2 4 4 4 14 3,50
93 2 2 3 3 10 2,50
94 1 2 2 3 8 2,00
95 2 3 3 3 11 2,75
96 2 1 1 1 5 1,25
97 4 2 1 1 8 2,00
98 1 2 1 2 6 1,50
99 1 2 1 2 6 1,50
100 3 3 1 3 10 2,50
101 1 2 2 3 8 2,00
143
No DP1 DP2 DP3 DP4 Total Rata - Rata
102 2 2 1 1 6 1,50
103 1 1 1 1 4 1,00
104 1 2 1 1 5 1,25
105 4 2 2 4 12 3,00
106 4 4 2 3 13 3,25
107 2 3 3 2 10 2,50
108 4 4 4 4 16 4,00
109 2 2 4 3 11 2,75
110 1 2 3 3 9 2,25
111 3 3 3 3 12 3,00
112 1 1 4 1 7 1,75
113 2 2 3 1 8 2,00
114 1 2 4 2 9 2,25
115 1 2 3 2 8 2,00
116 5 5 4 3 17 4,25
117 1 2 3 3 9 2,25
118 2 2 4 1 9 2,25
119 1 1 4 1 7 1,75
120 1 2 1 1 5 1,25
121 2 3 4 2 11 2,75
122 4 4 4 4 16 4,00
123 2 2 3 3 10 2,50
124 1 2 2 3 8 2,00
125 5 5 3 3 16 4,00
126 1 1 1 1 4 1,00
127 2 2 1 1 6 1,50
144
Kemungkinan Terdeteksian Kecurangan
145
No KTK1 KTK2 KTK3 KTK4 KTK5 Total Rata - Rata
51 4 4 4 5 4 21 4,20
52 4 4 4 4 4 20 4,00
53 4 4 4 4 4 20 4,00
54 4 4 4 4 4 20 4,00
55 4 4 4 5 4 21 4,20
56 4 4 4 4 4 20 4,00
57 4 4 4 4 4 20 4,00
58 5 5 4 4 5 23 4,60
59 4 4 5 5 4 22 4,40
60 4 4 4 4 4 20 4,00
61 4 4 4 4 4 20 4,00
62 4 4 4 4 4 20 4,00
63 4 4 4 4 4 20 4,00
64 4 4 4 4 4 20 4,00
65 5 4 5 4 4 22 4,40
66 4 4 5 4 4 21 4,20
67 4 5 4 4 2 19 3,80
68 4 4 4 4 1 17 3,40
69 4 5 4 4 3 20 4,00
70 4 4 5 5 1 19 3,80
71 4 4 4 4 2 18 3,60
72 2 3 4 2 1 12 2,40
73 4 4 4 5 1 18 3,60
74 3 4 3 2 3 15 3,00
75 3 4 4 4 1 16 3,20
76 4 5 5 4 2 20 4,00
77 5 5 4 5 5 24 4,80
78 4 4 4 3 4 19 3,80
79 4 4 4 4 4 20 4,00
80 4 3 4 4 3 18 3,60
81 4 4 4 4 4 20 4,00
82 4 4 5 4 4 21 4,20
83 2 2 4 2 2 12 2,40
84 3 3 4 3 3 16 3,20
85 4 4 4 3 4 19 3,80
86 3 4 4 3 4 18 3,60
87 3 4 4 3 4 18 3,60
88 4 4 4 4 4 20 4,00
89 5 4 4 4 4 21 4,20
90 3 4 4 3 4 18 3,60
91 4 4 4 4 4 20 4,00
92 5 5 4 4 5 23 4,60
93 4 5 5 5 5 24 4,80
94 3 3 3 4 3 16 3,20
95 3 2 4 2 2 13 2,60
96 4 4 4 3 4 19 3,80
97 4 3 4 3 3 17 3,40
98 3 3 3 3 3 15 3,00
99 2 4 2 2 4 14 2,80
100 3 3 4 2 3 15 3,00
101 4 4 4 3 4 19 3,80
146
No KTK1 KTK2 KTK3 KTK4 KTK5 Total Rata - Rata
102 4 4 4 3 4 19 3,80
103 4 4 4 5 4 21 4,20
104 4 4 5 4 4 21 4,20
105 5 5 5 4 5 24 4,80
106 5 5 5 3 5 23 4,60
107 4 4 5 4 4 21 4,20
108 4 4 4 5 4 21 4,20
109 4 4 4 3 4 19 3,80
110 4 4 4 4 4 20 4,00
111 4 4 4 5 4 21 4,20
112 4 4 4 4 4 20 4,00
113 4 4 4 3 4 19 3,80
114 4 4 4 4 4 20 4,00
115 4 4 4 4 4 20 4,00
116 4 4 4 5 4 21 4,20
117 4 4 3 4 4 19 3,80
118 4 4 4 3 4 19 3,80
119 4 4 4 4 4 20 4,00
120 4 4 4 4 4 20 4,00
121 4 4 4 4 4 20 4,00
122 4 4 4 4 4 20 4,00
123 4 4 4 3 4 19 3,80
124 4 5 5 4 3 21 4,20
125 5 5 5 5 4 24 4,80
126 4 4 4 3 4 19 3,80
127 5 5 5 4 4 23 4,60
147
Penggelapan Pajak
No PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7 PP8 TOTAL Rata - Rata
1 2 2 2 2 2 2 2 3 17 2,13
2 4 4 4 2 4 4 4 4 30 3,75
3 2 2 2 3 2 2 2 2 17 2,13
4 1 1 1 1 1 1 1 2 9 1,13
5 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3,00
6 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1,00
7 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2,00
8 1 1 1 1 1 1 1 2 9 1,13
9 1 1 1 1 1 1 1 2 9 1,13
10 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3,00
11 1 1 1 1 1 1 1 2 9 1,13
12 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2,00
13 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1,00
14 1 1 1 1 1 1 1 2 9 1,13
15 4 4 2 4 4 4 4 2 28 3,50
16 4 4 1 4 4 4 4 4 29 3,63
17 2 2 3 2 2 2 2 3 18 2,25
18 2 2 1 2 2 2 2 2 15 1,88
19 2 2 4 2 2 2 2 2 18 2,25
20 1 1 2 3 1 1 1 2 12 1,50
21 2 2 2 3 2 2 2 2 17 2,13
22 1 1 2 4 1 1 1 1 12 1,50
23 2 2 3 4 2 2 2 2 19 2,38
24 1 1 2 2 1 1 1 2 11 1,38
25 1 1 2 2 1 1 1 2 11 1,38
26 5 5 1 3 5 1 5 3 28 3,50
27 1 1 2 3 1 2 1 2 13 1,63
28 2 3 2 4 2 2 4 2 21 2,63
29 1 5 4 4 1 4 4 1 24 3,00
30 1 3 3 1 1 3 4 2 18 2,25
31 2 4 4 2 2 4 4 3 25 3,13
32 4 5 4 4 4 4 5 4 34 4,25
33 2 3 2 2 2 2 3 2 18 2,25
34 1 4 1 1 1 1 4 2 15 1,88
35 3 4 3 3 3 3 4 3 26 3,25
36 1 5 1 1 1 1 5 1 16 2,00
37 2 4 2 2 2 2 4 2 20 2,50
38 1 3 1 1 1 1 3 2 13 1,63
39 1 4 1 1 1 1 5 2 16 2,00
40 3 5 3 3 3 3 5 3 28 3,50
41 1 3 1 1 1 1 4 2 14 1,75
42 2 4 1 2 2 1 5 2 19 2,38
43 1 4 1 1 1 1 5 1 15 1,88
44 1 4 1 1 1 1 4 2 15 1,88
45 4 4 2 4 4 2 3 2 25 3,13
46 4 5 2 4 4 2 5 4 30 3,75
47 2 4 4 2 2 4 3 3 24 3,00
48 4 5 4 4 4 4 4 4 33 4,13
49 2 5 3 2 2 3 4 2 23 2,88
50 1 3 2 1 1 2 3 2 15 1,88
148
No PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7 PP8 TOTAL Rata - Rata
50 1 3 2 1 1 2 3 2 15 1,88
51 3 4 3 3 3 3 4 3 26 3,25
52 1 5 1 1 1 1 5 1 16 2,00
53 2 5 1 2 2 1 4 2 19 2,38
54 1 5 1 1 1 1 5 2 17 2,13
55 1 4 1 1 1 3 3 2 16 2,00
56 3 4 1 3 3 5 5 5 29 3,63
57 1 4 2 1 1 4 4 2 19 2,38
58 2 4 2 2 2 4 4 2 22 2,75
59 1 4 1 1 1 3 3 1 15 1,88
60 1 5 2 1 1 3 3 2 18 2,25
61 2 3 3 3 2 4 4 3 24 3,00
62 4 4 4 4 4 4 5 4 33 4,13
63 2 2 2 2 2 4 4 2 20 2,50
64 1 4 4 4 1 5 4 4 27 3,38
65 3 2 2 2 3 5 4 2 23 2,88
66 1 2 2 2 1 5 5 2 20 2,50
67 2 3 3 3 2 4 4 3 24 3,00
68 1 1 1 2 1 4 4 1 15 1,88
69 1 2 2 2 1 4 4 2 18 2,25
70 3 2 2 3 5 3 5 2 25 3,13
71 1 2 2 3 1 4 4 2 19 2,38
72 2 3 3 3 2 5 5 5 28 3,50
73 1 2 1 3 1 4 3 2 17 2,13
74 1 2 1 3 1 4 4 2 18 2,25
75 4 4 2 4 4 4 5 1 28 3,50
76 4 3 2 3 4 5 5 2 28 3,50
77 2 2 4 2 2 4 5 2 23 2,88
78 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
79 2 3 3 3 2 4 4 2 23 2,88
80 1 3 2 3 3 5 5 2 24 3,00
81 3 3 3 3 3 4 4 3 26 3,25
82 1 1 1 1 1 5 5 1 16 2,00
83 4 4 1 4 4 4 4 2 27 3,38
84 2 2 1 2 2 3 4 2 18 2,25
85 2 2 1 2 2 5 4 2 20 2,50
86 3 3 1 3 3 5 5 3 26 3,25
87 1 2 2 1 3 5 5 2 21 2,63
88 2 2 1 2 3 4 5 2 21 2,63
89 2 1 1 2 3 4 4 1 18 2,25
90 2 2 1 2 3 5 5 2 22 2,75
91 3 3 4 3 2 4 5 3 27 3,38
92 2 4 4 2 3 3 4 4 26 3,25
93 2 2 3 2 3 4 4 2 22 2,75
94 1 2 2 1 3 3 4 2 18 2,25
95 2 5 3 3 1 4 3 3 24 3,00
96 2 1 1 1 2 4 4 1 16 2,00
97 4 2 1 1 1 4 4 2 19 2,38
98 1 2 1 2 1 5 5 2 19 2,38
99 1 2 1 2 2 5 4 2 19 2,38
100 3 3 1 3 4 4 4 3 25 3,13
149
No PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7 PP8 TOTAL Rata - Rata
101 1 3 2 3 2 4 4 2 21 2,63
102 2 1 1 1 1 4 4 2 16 2,00
103 1 1 1 1 3 4 4 1 16 2,00
104 1 1 1 1 3 4 4 2 17 2,13
105 4 4 2 4 2 4 4 2 26 3,25
106 4 3 2 3 5 4 4 4 29 3,63
107 2 2 3 2 3 4 4 3 23 2,88
108 4 4 4 4 3 4 4 4 31 3,88
109 2 2 4 3 4 4 4 2 25 3,13
110 1 2 3 3 2 4 4 2 21 2,63
111 5 5 5 3 4 4 4 3 33 4,13
112 1 1 4 1 4 4 4 1 20 2,50
113 2 2 1 1 4 4 4 2 20 2,50
114 1 2 2 2 4 4 4 2 21 2,63
115 1 1 2 2 3 4 4 2 19 2,38
116 5 5 3 3 4 4 4 5 33 4,13
117 1 1 3 3 3 5 5 2 23 2,88
118 2 2 1 1 3 5 5 2 21 2,63
119 1 1 1 1 4 5 5 1 19 2,38
120 3 3 1 1 4 5 5 2 24 3,00
121 3 3 2 2 4 4 4 3 25 3,13
122 4 4 4 4 3 4 4 4 31 3,88
123 3 3 3 3 3 4 4 2 25 3,13
124 3 3 3 3 4 4 4 2 26 3,25
125 3 3 3 3 4 5 5 5 31 3,88
126 3 3 1 1 4 4 4 1 21 2,63
127 3 3 1 1 3 4 4 2 21 2,63
150
Lampiran 3: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Keadilan
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.788 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KP1 2.09 1.137 127
KP2 2.31 .932 127
KP3 2.19 1.132 127
KP4 2.28 1.036 127
KP5 3.02 1.365 127
KP6 3.18 1.178 127
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
KP1 12.98 15.936 .597 .742
KP2 12.76 17.309 .576 .752
KP3 12.89 17.146 .450 .777
KP4 12.80 16.921 .545 .755
KP5 12.06 15.052 .541 .760
KP6 11.90 15.982 .560 .751
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
15.08 22.645 4.759 6
151
Sistem Perpajakan
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.852 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
SP1 3.87 .820 127
SP2 3.99 .707 127
SP3 3.98 .776 127
SP4 4.04 .660 127
SP5 4.05 .615 127
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
SP1 16.06 4.917 .699 .814
SP2 15.94 5.202 .753 .798
SP3 15.94 5.211 .653 .825
SP4 15.89 5.543 .693 .815
SP5 15.88 6.105 .541 .851
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
19.93 8.130 2.851 5
152
Diskriminasi
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.767 4
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
DP1 2.04 1.157 127
DP2 2.31 .930 127
DP3 2.06 1.111 127
DP4 2.24 1.027 127
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
DP1 6.61 5.907 .592 .699
DP2 6.34 6.527 .671 .666
DP3 6.58 6.356 .534 .731
DP4 6.41 6.863 .495 .748
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.65 10.580 3.253 4
153
Kemungkinan Terdeteksian Kecurangan
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.813 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KTK1 4.11 .633 127
KTK2 4.18 .597 127
KTK3 4.18 .510 127
KTK4 4.08 .803 127
KTK5 3.91 .909 127
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
KTK1 16.35 4.500 .822 .715
KTK2 16.28 4.903 .700 .754
KTK3 16.28 5.602 .516 .803
KTK4 16.39 4.413 .608 .777
KTK5 16.55 4.392 .496 .829
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20.46 7.108 2.666 5
154
Penggelapan Pajak
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.810 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PP1 2.09 1.137 127
PP2 2.83 1.292 127
PP3 2.09 1.084 127
PP4 2.28 1.036 127
PP5 2.36 1.186 127
PP6 3.24 1.355 127
PP7 3.72 1.186 127
PP8 2.31 .930 127
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
PP1 18.83 27.240 .704 .763
PP2 18.09 29.166 .434 .804
PP3 18.83 30.203 .462 .798
PP4 18.65 29.500 .560 .785
PP5 18.56 27.741 .619 .775
PP6 17.68 28.824 .428 .807
PP7 17.20 29.397 .472 .797
PP8 18.61 29.953 .596 .783
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20.92 36.883 6.073 8
155
Lampiran 4: Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KP 127 1.00 4.50 2.5131 .79342
SP 127 2.60 5.00 3.9638 .53120
DP 127 1.00 4.25 2.1614 .81317
KTK 127 2.40 5.00 4.0929 .53321
PP 127 1.00 4.25 2.6178 .75903
Valid N (listwise) 127
Correlations
PP KP SP DP KTK
PP 1.000 .697 -.203 .780 -.204
KP .697 1.000 .081 .775 .048
Pearson Correlation SP -.203 .081 1.000 -.077 .292
DP .780 .775 -.077 1.000 .080
KTK -.204 .048 .292 .080 1.000
PP . .000 .011 .000 .011
KP .000 . .183 .000 .295
Sig. (1-tailed) SP .011 .183 . .194 .000
DP .000 .000 .194 . .184
KTK .011 .295 .000 .184 .
PP 127 127 127 127 127
KP 127 127 127 127 127
N SP 127 127 127 127 127
DP 127 127 127 127 127
KTK 127 127 127 127 127
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted Std. Error of Durbin-Watson
R Square the Estimate
a
1 .843 .711 .701 .41479 1.311
a. Predictors: (Constant), KTK, KP, SP, DP
b. Dependent Variable: PP
a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
Regression 51.603 4 12.901 74.982 .000
1 Residual 20.990 122 .172
Total 72.593 126
a. Dependent Variable: PP
b. Predictors: (Constant), KTK, KP, SP, DP
156
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 2.780 .364 7.640 .000
KP .251 .076 .263 3.310 .001 .376 2.660
1 SP -.159 .075 -.112 -2.115 .036 .852 1.174
DP .548 .075 .587 7.350 .000 .372 2.688
KTK -.329 .073 -.231 -4.490 .000 .896 1.117
a. Dependent Variable: PP
157
158
Lampiran 5: Surat Riset Penelitian
159
160
161
162