Jurnal Economina: Dani Pramesti Setiowati, Novia Tatyana Salsabila, Idel Eprianto
Jurnal Economina: Dani Pramesti Setiowati, Novia Tatyana Salsabila, Idel Eprianto
Jurnal Economina: Dani Pramesti Setiowati, Novia Tatyana Salsabila, Idel Eprianto
PENDAHULUAN
Laba merupakan salah satu sumber informasi dalam laporan keuangan. Menurut PSAK
No. 1 (2015:3) tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan suatu informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi pengguna
laporan keuangan. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung dalam
laporan keuangan dan merupakan suatu informasi yang sangat penting bagi pihak internal
maupun eksternal perusahaan.
doi.org/10.55681/economina.v2i8.724 2137
JURNAL ECONOMINA 2 (8) 2023 doi.org/10.55681/economina.v2i8.724
Menurut Yahaya et al., (2020) manajemen laba adalah upaya yang dilakukan oleh pihak
manajemen untuk mempengaruhi atau memanipulasi laba yang dilaporkan dengan
menggunakan metode akuntansi tertentu atau mempercepat transaksi pengeluaran atau
pendapatan, atau menggunakan metode lain yang dirancang untuk mempengaruhi laba jangka
pendek. Tindakan yang dilakukan manajer ketika menggunakan pertimbangan dalam laporan
keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan memiliki tujuan
memanipulasi besaran laba kepada kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi
hasil perjanjian (kontrak) tergantung pada angka-angka yang dihasilkan.
Manajemen laba atau yang sering disebut earning management. Menurut Santana dan
Wirakusuma (2016) manajemen laba adalah proses yang disengaja, dengan batasan standar
akuntansi keuangan unuk mengatur pelaporan laba pada tingkat tertentu. Manajemen laba
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengubah metode akuntansi dan mengubah estimasi
dan kebijakan akuntansinya. Manajemen laba merupakan masalah yang sering muncul dalam
setiap perusahaan. Permasalah ini sulit untuk dihindari karena menyangkut adanya
keuntungan individu semata dan juga keuntungan perusahaan. Manajer melakukan
manajemen laba bertujuan untuk mewujudkan kepentingan pribadinya, yaitu dengan cara
mengatur besarnya laba yang akan dilaporkan ke stakeholder. Manajer yang mengelolah
perusahaan akan lebih menguasai tentang informasi mengenai perusahaan dibandingkan
dengan pihak lainnya. Menurut Scott (2015: 447) menyatakan ada beberapa bentuk dalam
manajemen laba, yaitu: (1) Taking a bath; (2) Income minimization; (3) Income maximization;
dan (4) Income smoothing. Manajemen laba dilakukan dengan cara melaporkan besaran laba
yang dimanipulasi kepada para pemegang saham yang nantinya hasil perjanjian dapat
dipengaruhi pada angka – angka akuntansi yang dilaporkan. Menurut Scott (2012) melakukan
manajemen laba dengan beberapa motivasi, yaitu: (1) Perencanaan Bonus; (2) Kontrak
Hutang Jangka Panjang; (3) Motivasi Politik; (4) Motivasi Pajak; (5) Pergantian CEO; dan (6)
Penawaran Saham Perdana.
Salah satu fenomena manajemen laba terjadi pada PT Garuda Indonesia Tbk di tahun
2018 silam. Saat itu perseroan melaporkan untung US $5 juta atau setara Rp 70,02 miliar.
Padahal, setelah ada penyesuaian pencatatan, maskapai penerbangan ini merugi US $175
juta atau setara Rp 2,45 triliun. Alhasil, total sanksi denda yang harus diterima manajemen
Garuda saat itu mencapai Rp 1,25 miliar. Sanksi denda tersebut tak hanya diterima oleh
Garuda Indonesia sebagai entitas perusahaan, tapi juga pada pengurus perseroan, baik direksi
maupun komisaris (www.cnbcindonesia.com). Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi manajemen laba pada penelitian ini diantaranya adalah ukuran perusahaan,
leverage, dan profitabilitas.
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi manajemen
laba. Dimana ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai tolak ukur dalam membedakan
besar atau kecilnya suatu perusahaan (Rahdal, 2017). Semakin besar suatu perusahaan maka
perusahaan harus mampu dalam memenuhi ekspektasi dari investor atau pemegang saham
karena ukuran perusahaan sangat mempengaruhi terjadinya manajemen laba.
Menurut Brigham dan Houston (2010:4) ukuran perusahaan adalah ukuran besar
kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan atau dinilai oleh total aset, total penjualan,
jumlah laba, beban pajak dan lain-lain. Sedangkan menurut Hartono (2008:14) ukuran
perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan dapat dihitung dengan total aktiva/ besar
harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva. Dengan
begitu ukuran perusahaan adalah skala dimana perusahaan dapat digolongkan dalam ukuran
besar atau kecilnya perusahaan tersebut dengan mengukur total aktiva, log size, harga pasar
saham, dan lain-lain. UU No. 20 Tahun 2008 menggolongkan ukuran perusahaan ke dalam 4
kategori yaitu (1) Usaha Mikro, (2) Usaha Kecil, (3) Usaha Menengah, dan (4) Usaha Besar.
Variabel lain yang mempengaruhi manajemen laba yaitu leverage. Leverage adalah
tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap (utang dan saham preferen) digunakan
dalam struktur modal suatu perusahaan (Brigham dan Houston, 2013). Rasio leverage dapat
menajadi tolak ukur dalam melihat perilaku manajer dalam manajemen laba sebagai salah
satu usaha peningkatan laba perusahaan. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan
membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage
yaitu keadaan dimana perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk
melepaskan beban utang tersebut (Astuti et al., 2017). Tingkat leverage yang tinggi akan
menyebabkan risiko kebangkrutan, sehingga manajemen laba adalah salah satu cara untuk
memanipulasi laporan keuangan agar terlihat menarik dimata investor (Suheny, 2019).
Leverage adalah hutang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai asetnya
dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya (Gunawan et al 2015). Jika suatu
perusahaan mengalami kebangkrutan maka modal yang pertama kali digunakan untuk
melunasi segala hutang perusahaan, jadi semakin banyak modal perusahaan akan semakin
baik di mata investor. Sebaliknya, apabila hutang perusahaan lebih banyak maka akan terlihat
jelek dimata investor, untuk menghindari hal ini penggunaaan hutang akan dilakukan dalam
menajemen laba bagi perusahaan yang memiliki banyak hutang. Rasio leverage dihitung
menggunakan indikator Debt Equity Ratio (DER). Tujuan perusahaan menggunakan leverage
adalah untuk melihat seberapa besar modal hutang perusahaan digunakan untuk menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan, selain itu juga dapat menjelaskan hubungan antara total aset dan
saham biasa, atau menggunakan hutang untuk meningkatkan keuntungan menggunakan
modal (Agustina et al 2023).
Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya
lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi
dalam bentuk manajemen laba sehingga perusahaan yang memiliki leverage tinggi cenderung
mengatur laba yang dilaporkan dengan menaikkan atau menurunkan laba periode masa datang
ke periode saat ini.
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan
oleh perusahaan (Brigham dan Houston, 2018). Perusahaan memiliki tujuan yang ingin
dicapai yaitu mendapatkan laba atau keuntungan semaksimal mungkin. Mendapatkan laba
yang maksimal sudah menjadi tuntutan perusahaan maka perusahaan dapat bertindak untuk
kepentingan ketentraman pemilik, karyawan serta menumbuhkan mutu baru produk dan
membuat investasi baru (Sakdiyah et al., 2020). Akan tetapi, tingkat profitabilitas yang terlalu
tinggi akan memberikan kesimpulan bagi investor bahwa perusahaan memiliki tingkat laba
yang tinggi. Hal ini menimbulkan kecurigaan investor terhadap perusahaan seperti adanya
monopoli, serta akan meningkatkan ekspektasi dan tuntutan investor terhadap perusahaan.
Oleh karena itu manajer akan berusaha membuat laba perusahaan tetap stabil setiap tahunnya
dengan melakukan manajemen laba (Jeniffer dan Sudirgo, 2019).
Rasio profitabilitas merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan dalam penilaian
yang dilakukan oleh para investor terhadap kinerja perusahaan guna dalam pengambilan
keputusan investasi yang akan dilakukan. Rasio ini dapat digunakan untuk membandingkan
antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, mengutamakan pada laporan neraca
dan laporan laba rugi. Dapat melakukan pengukuran untuk beberapa periode. Yang bertujuan
untuk melihat perkembangan perusahaan dalam rentan waktu tertentu, baik menurun atau
meningkat, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Profitabilitas pada suatu
perusahaan ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi,
pada dasarnya ialah rasio ini menunjukan efesiensi perusahaan (Nursophia et al, 2023).
Semakin tinggi ROA yang dihasilkan perusahaan, semakin tinggi pula laba bersih yang
dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam total aset. Maka sebaliknya, jika semakin
rendah ROA yang dihasilkan maka semakin rendah pula laba bersih yang dihasilkan dari
setiap dana yang tertanam dalam total aset. Menurut Kasmir (2017:196) hasil pengukurannya
dapat dijadikan evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah manajemen telah berkerja
secara efektif atau tidak. Menurut Kasmir (2017:199) jenis – jenis rasio profitabilitas yang
bisa digunakan yaitu: (1) Profit Margin (Profit Margin on Sales); (2) Return On Investment
(ROI) atau Return On Asset (ROA); (3) Return On Equity (ROE); dan (4) Laba per Lembar
Saham (Earning Per Share).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran
perusahaan, leverage, dan profitabilitas secara simultan dan parsial terhadap praktek
manajemen laba pada perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas
guna membangun hipotesis untuk riset selanjutnya yaitu:
1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Manajemen Laba?
2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Manajemen Laba?
3. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Manajemen Laba?
METODE PENELITIAN
Artikel ilmiah ini ditulis dengan menggunakan metode kualitatif dan penelitian
kepustakaan atau (Library Research). Menyelidiki teori dan hubungan atau pengaruh antar
variabel dalam buku dan jurnal online yang bersumber dari Mendeley, Google Cendekia,
SINTA Kemendikbud, dan media online lainnya.
Ukuran Perusahaan
(X1) H1
H3
Profitabilitas
(X3)
DAFTAR PUSTAKA
AGUSTINA, Irene; EPRIANTO, Idel; PRAMUKTY, Rachmat. Pengaruh Leverage dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Property dan Real Estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2017-2021. JURNAL
ECONOMINA, 2023, 2.2: 464-475.
AKBAR, Umar; YUNININGSIH, Yuniningsih. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Manajemen Laba pada Perusahaan Sub Sektor Tekstil dan Garmen pada Bursa Efek
Indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 2022, 6.2: 576-582.
ASTARI, A. A. M. R.; SURYANAWA, I. Ketut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2017, 20.1: 290-319.
CAHYANTO, YOSEPH ANASTASIUS DIDIK; MADELYN, MICHELLE MARIA.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA PADA
PERUSAHAAN NON-KEUANGAN DI INDONESIA. E-Jurnal Akuntansi TSM,
2022, 2.2: 559-576.