Forum 7 SMK3L (Riza S Prawina - 55721110002)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Riza Septia Prawina_55721110002

Soal :

1. PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN ???

2. PEMASANGAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN ???

3. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN ????

Jawaban:

1. PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

1. Setiap perencanaan tempat kerja harus mempertimbangkan syarat-syarat dan ketentuan-


ketentuan upaya penanggulangan kebakaran baik proteksi secara pasif maupun aktif.

 Proteksi kebakaran pasif adalah suatu teknik desain tempat kerja untuk membatasi
atau menghambat penyebaran api, panas dan gas baik secara vertikal maupun
horizontal dengan mengatur jarak antara bangunan, memasang dinding pembatas
yang tahan api, menutup setiap bukaan dengan media yang tahan api atau dengan
mekanisme tertentu;
 Proteksi kebakaran aktif adalah penerapan suatu desain sistem atau instalasi deteksi,
alarm dan pemadan kebakaran pada suatu bagunan tempat kerja yang sesuai dan
handal sehingga pada bangunan tempat kerja tersebut mandiri dalam hal sarana untuk
menghadapi bahaya kebakaran.

2. Perencanaan instalasi proteksi kebakaran harus mengacu pada peraturan dan standar yang
berlaku dan dibuat oleh orang atau badan hukum yang telah mendapat penunjukkan.
3. Pegawai Pengawas yang telah ditunjuk sebagai pengawas spesialis bidang
penanggulangan kebakaran bertugas memeriksa berkas perencanaan system proteksi
kebakaran dan berwewenang menetapkan syarat-syarat perubahan atau perbaikan yang
dipandang perlu.
4. Berkas rencana sistem proteksi kebakaran meliputi antara lain:

 Uraian kriteria desain;


Riza Septia Prawina_55721110002

 Gambar perencanaan;
 Spesifikasi teknik.

Masing-masing dibuat rangkap 3 (tiga) dan setelah diperiksa oleh pegawai pengawas
yang berwewenang kemudian dikirimkan kepada Direktur PNKK untuk diterbitkan
pengesahan/persetujuan gambar rencana tersebut.

2. PEMASANGAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

1. Pelaksanaan pemasangan instalasi proteksi kebakaran harus sesuai dengan gambar yang
telah disyahkan dan dilaksanakan oleh instalatir yang telah ditunjuk.
2. Semua perlengkapan-perlengkapan instalasi yang dipasang harus sesuai spesifikasi teknik
yang telah disetujui.
3. Setelah pekerjaan pemasangan instalasi selesai dilaksanakan harus diadakan pemeriksaan
dan pengujian setempat yang diikuti oleh semua pihak yang terikat antara lain:
Riza Septia Prawina_55721110002

 Kontraktor (Instalator);
 Perencanaan (Konsultan);
 Pemilik (Pemberi kerja);
 Pengelola (Building Manager);
 Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan (Spesialisasi penanggulangan kebakaran).

4. Setelah pemeriksaan dan pengujian secara keseluruhan selesai dilaksanakan kemudian


dilakukan evaluasi bersama-sama. Pegawai pengawas ketenagakerjaan memberikan
komentar dan syarat-syarat yang dipandang perlu berdasarkan temuan-temuan dalam
periksaan dan pengujian yang dilakukan.
5. Gambar purna bangun (As built drawing) harus dibuat secara lengkap beserta Berita
Acara hasil pemeriksaan dan pengujian dikirimkan kepada Direktur PNKK untuk
diterbitkan pengesahannya.
6. Pemilik, pengurus, kontraktor atau instalator bertanggung jawab terhadap pemenuhan
syarat-syarat yang ditetapkan oleh Direktur PNKK sesuai kesepakatan yang telah
disetujui dalam perjanjian kontrak.

3. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

1. Klasifikasi hunian. Klasifikasi jenis hunian akan menentukan persyaratan standar teknik
system proteksi kebakaran yang harus diterapkan.
2. Sumber ignition. Perhatikan potensi apa saja yang dapat menjadi sumber pemicu
kebakaran dan perhatikan apakah alat pengaman yang diperlukan telah sesuai. Kapan
diadakan pemeriksaan terakhir dan apakah syarat-syara yang diberikan telah
dilaksanakan.
3. Bahan-bahan yang mudah terbakar/meledak. Perhatikan jenis-jenis bahan yang diolah,
dikerjakan atau disimpan. Kenali sifat fisik dan sifat-sifat kimianya. Apakah mengandung
potensi mudah terbakar atau meledak. Apakah ada prosedur keselamatan kerja dan
dilaksanakan dengan benar.
4. Kompartemen. Amati keadaan lingkungan tempat kerja terhadap maslah penyebaran api,
panas, asap. Apakah telah ada upaya untuk mengendalikannya.
Riza Septia Prawina_55721110002

5. Pintu darurat. Amati jalur evakuasi, pintu ke luar atau tangga darurat. Apakah ada
rintangan yang dapat mengganggu, apakah ada petunjuk arah, apakah ada penerangan
darurat. Panjang jarak tempuh mencapai pintu keluar tidak melebihi 36 meter untuk
risiko ringan, 30 meter untuk risiko sedang dan 24 meter untuk risiko berat.
Riza Septia Prawina_55721110002
Riza Septia Prawina_55721110002

6. Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Apakah alat pemadan api ringan telah sesuai jenis
dan cukup jumlahnya. Apakah penempatannya mudah dilihat dan mudah dijangkau serta
mudah untuk diambil. Periksa pula masa efektif bahan pemadamnya serta masa uji
tabungnya.
7. Instalasi alarm.

a Periksa apakah memiliki pengesahan, ada dokumen teknis seperti gambar pemasang,
katalog, dan petunjuk pemeliharaan;
b Periksa hasil pemeriksaan terakhir, apakah syarat-syarat yang diberikan sebelumnya
telah dilaksanakan;
c Periksalah indikator pada panel kontrol dalam status stand by;
d Lakukan test fungsi perlengkapan pada panel. Apakah semua perlengkapan dan
indikator bekerja dengan baik. Apakah telah dipasang penandaan zone alarm;
e Lakukan test fungsi kerja sistem dengan mengaktifkan tombol manual dandetektor
pada setiap zona alarm sambil mencocokkan gambar dengan pelaksanaannnya.
Amati konfirmasi indikasi lokal alarm dan indikasi pada panel, apakah berfungsi dan
sesuai dengan nomor zonanya. Amati pula apakah kekerasan suara alarm dapat
didengar pada jarak terjauh pada zona tersebut.
f Lakukan test open circuit dengan cara membuka resistor pada rangkaian detektor
terakhir. Amati konfirmasi pada panel, apakah ada indikasi foult alarm;
g Catat semua penyimpangan yang ditemukan.

8. Instalasi Hydran dan Springkler.


Riza Septia Prawina_55721110002

a periksalah apakah memiliki pengesahan, ada dokumen teknis seperti gambar


pemasangan, katalog, dan petunjuk pemeliharaan;
b periksa hasil pemeriksaan terakhir, apakah syarat-syarat yang diberikan sebelumnya
telah dilaksanakan;
c Periksalah indikator pada panel kontrol apakah dalam status stand by;
d Periksa ruang pompa dan catat data-data teknik pompa, motor penggerak dan
perlengkapan yang ada, panel kontrolnya dan lain-lain;
e Periksa sistem persediaan air apakah dapat menjamin kebutuhan air untuk operasi
pemadaman dalam waktu sesuai standar waktu tertentu;
f Lakukan test kerja pompa dengan membuka kerangan uji yang disediakan dalam
ruang pompa dan amati tekanan pompa.

Langkah-langkah pengujian pompa sebagai berikut:

1) Catat tekanan stand by;


2) Catat tekanan pompa pacu jalan;
3) Tutup kembali kerangan uji dan catat tekanan pompa pacu stop;
4) Buka kembali kerangan uji sampai pompa utama jalan dan catat tekanannya;
5) Amati beberapa saat tekanan operasi pompa utama dan catat;
6) Tutup kembali karangan uji dan pompa utama biarkan tetap jalan. Catat tekanannya dan
amati safety valve bekerja atau tidak;
7) Test pompa cadangan. Catat tekanan start dan tekanan operasionalnya seperti langkah
pengujian pompa utama.
Riza Septia Prawina_55721110002
Riza Septia Prawina_55721110002

g Evaluasi pompa.

Pompa hydran harus mempunyai karakteristik tekanan minimal 4,5 kg/cm2 dan laju
aliran minimal 500 US GPM. Cocokkan spesifikasi pompa berdasarkan katalog dengan
hasil uji coba. Periksa sirkit pengendalian pompa antara lain:

1) Suplai daya listrik harus ditarik dari sisi suplai dari panel utama dengan
menggunakan saklar sendiri;
2) Kabel penghantar yang dipakai harus jenis kabel tahan api atau dapat diizinkan
menggunakan kabel lain dengan syarat harus dipasang dalam pipa berulir;
3) Pada sirkit instalasi pemadam kebakaran tidak diizinkan adanya pembebanan lain
yang tidak berhubungan dengan keperluan pelayanan pompa;
4) Alat pengaman sirkit pompa harus mempunyai karakteristik mampu dialiri arus
125% beban penuh secara terus menerus dan pada 600% beban penuh membuka
tidak kurang dari 20 detik tetapi tidak lebih dari 50 detik;
5) Antara motor dan sirkit kendali tidak diizinkan dipasang pengaman beban lebih.
Riza Septia Prawina_55721110002

h Pengujian operasional hydran.

1) Buka titik hydran terdekat dengan pompa. Ukur tekanan pada mulut pancar dengan
pipa pitot dan catat tekanan pada manometer di ruang pompa;
2) Buka titik hydran kedua yaitu titik hydran terjauh dan titik pengujian pertama tetap
terbuka. Ukur tekanan pada mulut pancar dan tekanan manometer di ruang pompa;
3) Buka titik hydran ketiga yaitu titik hydran pertengahan dan titik hydran pertama dan
kedua tetap terbuka. Ukur tekanan pada mulut pancar dan tekanan manometer di
ruang pompa.

i Evaluasi pengujian operasional.

Syarat yang diminta adalah tekanan terberat tidak lebih dari 7 kg/cm2 dan tekanan pada
titik terjauh tidak kurang dari 4,5 kg/cm2.

9. Instalasi khusus

Pada obyek-obyek tertentu ada kalanya memerlukan sistem proteksi kebakaran secara
khusus dengan media tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik obyek yang
bersangkutan. Kriteria penilaian instalasi khusus harus berpedoman pada standar yang
berlaku dan spesifikasi teknis peralatan dari pabrik pembuatnya.

Anda mungkin juga menyukai